Bagian 6

"Kenapa Bapak belum pulang Bu?" tanya Ussy yang hampir tak melihat Bapaknya sebatang hidung pun.

"Ibu juga tidak tahu Nak, gak biasanya Bapak pulang selarut gini! Ibu jadi khawatir!" jawab Ibu dengan wajah penuh kecemasan sembari menempelkan plester kepada lutut Ussy.

Ussy memegang tangan Ibu seraya berucap, "Mungkin sebentar lagi Bapak pulang, semoga Bapak cepat pulang dengan selamat ya Bu," Upaya Ussy untuk menenangkan Ibu.

Luna yang mendadak bangun karena mendengar perbincangan Ibu dan Ussy, Saat Luna melihat Kakaknya yang sedang duduk bersampingan dengan Ibu dan kondisi Ussy dengan beberapa luka yang telah dibalut perban dan dahi yang memar membuat Luna terkejut dan berlari seraya memeluk erat Kakaknya dengan terus menangis.

"Kakak Ussy kenapa?! Kenapa Kakak bisa seperti ini? Siapa yang tega melakukannya? Biar Una balas!" ucapnya sambil terus mengalirkan air mata.

Lantas Ussy dengan lembut menjawab sembari mengusap air mata Luna, "Tidak ada yang perlu di khawatirkan, Kakak hanya terjatuh dijalan. Sebentar lagi juga sembuh,".

Tangis Luna membuat si Bungsu Lily ikut terganggu tidurnya hingga terbangun, seperti hal nya reaksi Luna ketika melihat Ussy. Khawatir akan kondisi Ussy. Sekali lagi Ussy menjelaskan dan berupaya tegar di hadapan Luna dan Lily.

Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu, Ibu langsung membukanya agar Bapak tidak lama menunggu. Namun pikir Ibu salah yang mengetuk bukanlah Bapak. Melainkan Pak Romi, adalah Ketua RT (Rukun Tetangga) di kampung tempat tinggal Ussy.

"Permisi Bu, saya mau memberitahu bahwa Bapak Johar, suami Ibu kecelakaan dan sekarang sedang ada di rumah sakit!" tutur Pak Romi.

Ibu terkejut bukan kepayang, lututnya lemas, badannya gemetar mendengar berita buruk tersebut. Seketika tubuh Ibu terjatuh kebawah, sangat tidak mempercayai apa yang telah terjadi pada Bapak.

Kondisi Ussy yang sedang sakit dengan berat menghampiri Ibu yang menjerit menangis, dengan sekuat tenaga Ussy untuk mendekati Ibu dan mengetahui apa yang telah terjadi. Tangan Ussy memeluk Ibu. Hati Ussy sesak dan tidak menerima kenyataan ini.

Dengan segera Ussy, Ibu, dan dua Adiknya diantar oleh pak Romi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Bapak. Bapak terbaring lemah dengan selang infus yang mengalir. Mata bapak terpejam seakan sedang tidur dengan pulas. Ussy tak mampu menahan

air matanya lagi, Ussy memeluk Bapak.

"MENGAPA INI TERJADI PADA KU TUHAN?!" gerutu kesal Ussy dalam hati, mengepal tangannya. Dengan air mata yang berjatuhan.

Suasana haru ketika melihat Bapak terbaring lemah, raga dan hati hancur berkeping. Sakit yang dirasa terlalu dalam hari ini. Ibu termenung melihat Bapak yang masih menutup matanya, tangannya selalu digenggam oleh Ibu. Sesekali menitikan air mata.

"Bapak... Cepatlah sadar..."ucap Ibu berulang kali dengan tersedu.

Ussy berusaha kuat, merangkul kedua Adik yang terus menangis. Lantas pak Romi menjelaskan kronologis kejadian Bapak Ussy.

"Tidak sengaja salah satu warga melihat Bapak Johar tergeletak di bahu jalan, dengan Becak yang terguling. Lalu warga melaporkan ke saya. Dan segera membawa kepada tim medis," setelah menjelaskan kejadian, Pak RT langsung berpamitan pulang dan memberikan sedikit bantuan terhadap keluarga Ussy.

Dokter masuk dengan Stethoscope menggantung di leher, memeriksa keadaan Bapak. Setelah itu dokter meminta salah satu keluarga untuk ke ruangannya, memberikan penjelasan penyakit yang diderita Bapak.

Ibu bangkit dari duduknya dan mengikuti dokter. Ketika mendengarnya Ussy langsung membuntuti dokter dan Ibu. Setelah mendengar hasil catatan medis, bahwa Bapak mengidap penyakit jantung dan beberapa komplikasi sehingga menyebabkan Stroke ringan.

Maka dari itu dokter meminta agar Bapak dirawat secara Intensif. Namun Ibu menolak dan meminta untuk berobat jalan saja, karena Ibu takut tidak mampu membayar biaya Administrasi perawatan. Dokter menyetujui dengan syarat setiap seminggu sekali Bapak harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Sebenarnya jantung Bapak sudah lama sakit namun tidak dirasa olehnya, dan lambat laun jantungnya semakin sakit. Hingga saat hendak pulang kerumah jantung Bapak kambuh lagi, sakitnya bukan main! Sulit mengatur nafas, hingga terjatuh becaknya dan tergeletak pingsan.

Bapak perlahan membuka matanya, Luna dan Lily yang berada didekat Bapak langsung tersenyum seraya berucap, "Bapak sudah bangun!".

Tidak lama Ussy dan Ibu kembali masuk ruangan rawat Bapak, Luna dan Lily segera memberitahu bahwa Bapak sudah bangun.

Benar saja apa yang dikatakan Dokter, Bapak membuka mata namun seluruh tubuhnya terbujur kaku, bibirnya bisu tak bisa menggerak lidah yang sulit mengucap kata. Hanya bisa berkedip mata. Ibu menangis melihat keadaan Bapak, Ussy dengan tegar mengucap semua akan baik-baik saja dan akan kembali seperti semula. Upaya untuk menenangkan Ibu.

***

Harus berapa lama aku bertahan..

Segala cerita sudah tertelan..

Pahit rasa sudah merasa..

Manis pun tinggal rasa..

Entah seberapa kuat hati menerima..

Raga menolak untuk kuat..

Tapi takdir berucap kamu mampu berjalan tepat..

Asal teguh pendirian..

Tersenyumlah meski hati meringis kesakitan..

Yakinlah bintang akan segera bertebaran..

---

Ussy pulang kerja lebih awal, langsung menjenguk Bapak sekaligus menjemput Luna dan Lily. Ussy membawa satu porsi bubur, dan 2 bungkus nasi yang diberi Ella. Ussy membuka pintu perlahan, terlihat Ibu yang terus berdo'a agar Bapak segera sembuh.

Ussy memberikan suap demi suap sendok bubur kepada Bapak dengan pikiran yang berkecamuk. Bagaimana mungkin Ussy meninggalkan Bapak dengan kondisi seperti ini? Rasa bingung kembali menghantui pikirnya, sempat terbesit agar tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dari pada meninggalkan keluarganya seperti ini.

Tapi sayang beasiswa yang dicapai dengan perjuangan begitu gigih akan terbuang percuma begitu saja. Pikirnya terus menerus berputar bagai lingkaran setan yang tiada henti.

Tidak lama ibu mendekati Ussy seraya bertanya mengapa terlihat begitu cemas. Ussy hanya menggelengkan kepalanya, menutupi segala beban pikir, upaya agar tidak menambah beban pikiran Ibu.

"Syukur kalau kamu tidak apa-apa, Ibu pulang dulu ya. Ibu titip Bapak, Ibu mau mengambil beberapa pakaian tetangga untuk di cuci, supaya ada tambahan." Ujar Ibu, namun Ussy melarang untuk ibu mencuci pakaian lagi.

Ussy khawatir ibu sakit kelelahan. Namun Ibu bersikukuh hingga tidak mampu Ussy menahannya, akhirnya Ussy mengalah membiarkan Ibu pulang dan mencuci pakaian tetangga. Setelah Ibu pergi dari ruangan, tangan Bapak berupaya keras menggapai tangan Ussy dan berjuang mengucap beberapa kalimat.

"Ussy harus tetap kuliah, jangan khawatirkan Bapak!" Ucap Bapak dengan terpatah-patah karena Stroke yang membuat Bapak tidak bisa berbicara dengan lancar.

Ussy memeluk Bapak dengan tangisan yang deras, Bapak tahu apa yang dipikirkan sang Anak sulung. Meski awalnya Ussy menolak dan hanya fokus untuk kesembuhan Bapak saja, namun Bapak tetap Support Anaknya agar tetap gigih menganyam pendidikan.

"Ussy harus jadi bintang yang bersinar terang." petuah Bapak yang memberikan semangat Ussy kembali berkobar, Senyum haru terlihat jelas.

"Ussy yakin Ussy akan menjadi Bintang teramat terang bagi Bapak dan keluarga kecil Ussy. Ussy janji.. " tekadnya dalam benak.

NOTE: Arti Bintang disini adalah menjadi orang sukses dan berguna bagi kehidupan.

Terpopuler

Comments

Nabila Kim

Nabila Kim

ceritanya bagusss

2020-10-28

0

Nara Ns🐈

Nara Ns🐈

mau lagi

2020-10-28

0

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

seru thor... 🌮🌮🌮

ijin promo donk,

jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE"

kisah cinta beda agama 🌮🌮🌮

ditunggu like and comment nya ya 🙏😊

2020-10-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!