Bab 13

DDDDRRRTTT... DDDDRRRTTT...

"Dari tadi ponsel mu berdering Dewa. Kenapa kamu tidak menjawabnya?" wanita itu adalah Tania yang tengah duduk di sebelahnya.

Kemudian Dewa melirik ponselnya, setelah itu ia kembali dengan rokoknya.

DDDDRRRTTT... DDDDRRRTTT...

"Siapa tau penting, tidak ada salahnya kalau kamu menjawab panggilan itu".

Dewa lalu menyambar ponselnya, namun bukannya Dewa menjawab panggilan tersebut, ia malah mematikan ponselnya agar tak satu orang pun mengganggunya.

Tania pun tersenyum dan membiarkan Dewa mematikan ponselnya.

"Oh iya Dewa, apa selama ini kamu memiliki kekasih?".

Dewa melihatnya.

"Semalam seorang wanita datang mencari mu kemari. Katanya dia kekasih mu, apa itu benar?".

Dewa membuang nafas, ia tidak tau siapa wanita yang Tania maksud saat ini. Tetapi ia sama sekali tidak penasaran, karna ia sudah tau betul semua wanita yang pernah dekat dengannya akan mengakui kalau dia adalah kekasihnya. Lalu Dewa melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, ia kemudian bangkit berdiri dari atas kursi hendak pergi meninggalkan Tania kalau saja wanita itu tidak menahannya.

"Kamu mau kemana Dewa? Kamu mau pulang?".

"Mmmm" jawab Dewa dengan gumaman.

Setelan itu Tania membiarkannya pergi hingga sang Dewa menghilang dari ambang pintu sana. Dan setibanya Dewa dirumah, ia melihat mobil Dela terparkir disana, ia menebak kalau Dela berada di rumahnya.

"Dewa! Kamu sudah datang?" Nana tersenyum memanggilnya dari belakang. Lalu Dewa memutar tubuhnya menghadap Nana, "Kamu baik-baik saja? Aku sangat mengkhawatirkan kamu sampai aku datang menemui mu di club xx tapi aku tidak berhasil menemukan mu disana".

Mendengar ucapan Nana, Dewa langsung tau kalau wanita yang tadi Tania maksud adalah Nana yang tengah berdiri di hadapannya itu.

"Jadi kamu?".

"Hhhmm? Kenapa Dewa?".

Dewa tersenyum sinis dan itu membuat Nana mengernyitkan dahi kenapa Dewa terlihat sangat menakutkan lagi.

"Ada apa Dewa? Aku tidak bermaksud apa-apa, tolong jangan salah paham dulu. Aku kesana datang mencari mu karna aku sangat mengkhawatirkan mu, aku takut sesuatu terjadi kepada mu. Itu saja Dewa, tidak lebih dari itu".

"Terus, kenapa kamu masih ada dirumah ku? Sekarang kamu sudah melihat ku dan aku baik-baik saja. Sebaiknya kamu pergi".

Sejenak Nana terdiam.

"Maafkan aku Dewa kalau aku sudah lancang dan tidak tau diri. Tapi ini menyangkut nyawa ku Dewa, tolong terima aku tinggal dirumah ini untuk sementara waktu dan beberapa hari kedepannya sampai aku menemukan rumah kontrakan baru".

"Aku tidak peduli".

"Please Dewa.. Ayolah tolong aku mmmm. Aku sangat membutuhkan pertolongan mu, karna itu aku datang kemari dan aku yakin kalau kamu akan membantu ku".

Dewa tidak perduli, ia lalu masuk ke dalam rumahnya pergi meninggalkan Nana begitu saja tanpa memberikan jawaban.

"Ck, dia pergi begitu saja. Terus, apa yang harus aku lakukan? Sebenarnya Dewa memberikan aku izin tinggal disini atau tidak?".

Begitu Dewa naik ke lantai atas ia melihat pintu kamarnya sedang terbuka dan orang yang melakukannya adalah Dela yang tengah berada di dalam kamar mandi. Dewa lalu masuk ke dalam, ia melihat pakaian dalam Dela tergeletak begitu saja diatas ranjang dan ia yakin kalau Dela saat ini sedang mencoba untuk merayunya.

Ceklek!

"Dewa, kamu sudah pulang Dewa?" Dela tersenyum senang berlari ke pelukan sang Dewa dengan tubuh polos tanpa sehelai benangpun. "Uummcchh.. Uummcchh.. Kamu dari mana saja Dewa? Kenapa kamu baru pulang? Dan kemana saja kamu pergi? Bahkan kamu tidak menjawab panggilan ku. Apa kamu tidak merindukan ku?".

Dewa tersenyum, "Kamu menunggu ku?".

"Benar, aku menunggu mu tapi kamu tak kunjung kembali pulang" jawab Dela mencium bibir itu kembali. "Aku benar-benar sangat mengkhawatirkan kamu Dewa dan aku sangat merindukan mu".

Kemudian Dewa melepas pelukan Dela, lalu membawa tubuh Dela diatas ranjang. Dengan senyum mengembang di wajah Dela, ia menebak kalau mereka akan bercinta, tetapi tebakannya salah, Dewa malah menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Jangan terlalu sering telanjang seperti ini, kamu bisa masuk angin".

"Apa?" Dela terkejut. "Kamu bilang aku masuk angin?".

"Mmmm, jika kamu tidak mau memakai pakaian mu, setidaknya tutupi tubuh mu dengan selimut ini. Aku tidak mau terjadi apa-apa dengan mu, tolong kamu jaga tubuh mu dengan baik" Dewa memasuki kamar mandi membersihkan tubuhnya dan Dela yang ditinggal begitu saja, ia beberapa kali memberikan umpatan dalam hati kepada Dewa.

"Sial! Sial! Jika sifat Dewa berubah seperti ini, aku yakin kalau Dewa sedang ada rasa dengan wanita lain. Tapi siapa wanita itu? Kenapa mereka harus merebut Dewa dari ku setelah sekian tahun aku mengejar cintanya. Tapi apa yang aku dapatkan? Dewa sama sekali tidak perduli dengan perasaan ku, dia hanya butuh dengan tubuh ku saja saat dia perlu aarrkkhhh.. Aaarrrkkkhh..".

Dengan sangat marah Dela membuang selimut yang menutupi tubuhnya diatas lantai.

"Tidak! Aku tidak akan membiarkan wanita manapun merebut kamu dari ku Dewa. Aku sangat mencintaimu, aku tidak bisa kehilangan mu dan aku akan melakukan segala cara untuk mendapatkan kamu seutuhnya".

Tidak lama setelah itu Dewa keluar dengan handuk putih melilit di lingkaran pinggangnya sehingga roti sobek sang Dewa begitu sangat menggoda kedua mata Dela.

"Jangan melihat ku seperti itu, sebaiknya kamu pulang saja. Aku sedang tidak ingin di ganggu oleh siapa pun".

Dela pura-pura sedih, ia menunjukkan wajah penuh dengan kekecewaan, tetapi itu semua tidak terpengaruh bagi sang Dewa.

"Kamu sangat jahat Dewa. Bagaimana bisa kamu mengatakan itu kepada ku setelah satu malaman aku menunggu kepulangan mu? Kamu benar-benar egois Dewa, kamu benar-benar tidak berperasaan terhadap ku. Dan sekarang kamu tega mengusir ku dari sini?".

Dewa menatapnya, "Maaf jika aku membuat mu marah. Tapi untuk saat ini aku benar-benar sedang tidak ingin di ganggu oleh siapapun. Karna itu tolong mengerti dengan apa yang aku katakan".

Dela meneteskan air mata, meskipun kata-kata itu begitu sangat menusuk hati, Dela masih belum berniat pergi dari sana, dan ia malah menangis sesenggukan membuat Dewa merasa pusing hanya mendengar suaranya saja.

"Kamu jahat Dewa hiks.. hiks.. Kamu sangat jahat Dewa, kamu tega mengusir ku dari rumah ini. Kamu sama sekali tidak sayang lagi kepada ku, kamu sudah menganggap ku seperti orang lain saja. Padahal aku sudah memberikan seluruh jiwa dan raga ku kepada mu. Tapi apa balasannya Dewa? Kamu malah membalas ku seperti ini hiks.. hiks..".

Dewa kemudian menghapus air matanya, "Maaf! Tapi air mata ini tidak akan membuat ku berpaling dari apa yang baru saja aku katakan".

DDDDUUAARRRR...

Bagaikan disambar petir Dela membulatkan kedua matanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!