Bab 12

Begitu Nana keluar dari dalam, ia tidak tau bagaimana caranya ia pulang kerumah Dewa karena jam sudah menunjukkan pukul 1 subuh. Kemudian Nana mendudukkan diri disalah satu kursi yang berada di pinggir jalan, ia terlihat begitu sangat pusing akibat alkohol yang ia teguk sudah menghabiskan beberapa gelas banyaknya.

"Akh, aku merasa sangat pusing sekali" ia melihat sekitarnya berharap ia akan mendapatkan kendaraan, tetapi jalanan sudah sepi dan tidak ada satu kendaraan pun lewat dari sana.

"Apa sebaiknya aku menghubungi Thomas saja? Sedang apa dia sekarang?".

Nana mengeluarkan ponselnya menekan nomor Thomas siapa tau ia bisa datang menjemput dirinya.

DDDDRRRTTT... DDDDRRRTTT...

"Tidak dijawab".

DDDDRRRTTT... DDDDRRRTTT...

"Hhhmm... Sepertinya Thomas sudah istirahat dan aku masih ada disini?" Nana melihat club itu kembali. "Tapi aku yakin kalau Dewa ada disana, hanya saja aku tidak bisa menemukannya dan sedang apa dia sekarang?".

Hingga seseorang berdiri dihadapan Nana, ia lalu bertanya. "Kamu butuh bantuan ku?" dan orang itu adalah pria yang kemarin membuat Nana ketakutan. "Jangan khawatir, aku bukan orang jahat seperti yang kamu pikirkan".

Nana mengeleng kepala, "Tidak! Aku tidak butuh bantuan mu, terima kasih" mau bagaimana pun Nana tidak akan semudah itu percaya kepada orang lain, ditambah orang itu adalah pria yang pernah membuat ia ketakutan sampai-sampai ia tidak tau mau berkata apa lagi. "Maaf, aku harus pergi".

"Tunggu sebentar!" si pria itu langsung menahan lengan Nana dan itu membuat Nana semakin ketakutan. "Kamu yakin tidak membutuhkan bantuan ku? Aku bisa mengantar mu ke kontrakan".

"Apa?" Nana mengingat kejadian siang tadi dimana rumahnya yang tampak berantakan seperti seseorang telah masuk ke dalam sana mencari harta karun. "Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu bisa berada disini? Dan bagaimana...

Si pria itu tersenyum, "Yah, kamu pikir aku ini orang jahat? Aku hanya lewat saja dari jalan ini melihat mu sedang duduk seorang diri seperti sedang menunggu seseorang. Tetapi saat aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 1 subuh, aku yakin kamu pasti membutuhkan bantuan ku".

"Tidak! Aku tidak mempercayainya. Kamu pergi saja dan aku tidak butuh bantuan kamu. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih banyak. Permisi!".

"Tunggu!" lagi-lagi si pria itu menahan langkah kaki Nana. Kemudian ia melihat sekitarnya membuat Nana merasa semakin curiga kalau pria itu hendak ingin mencurinya sampai-sampai si pria itu tidak sadar kalau Nana baru saja melarikan diri dari dirinya.

Hingga Nana sekarang berada di tempat yang tidak ia tau dimana tempat itu sekarang berada.

"Aaakkhh... Pria itu membuat ku semakin lelah" Nana menarik nafas secara perlahan. "Aku sangat yakin kalau dia tidak ketepatan datang kemari, tetapi aku sangat yakin kalau sesuatu ada yang mencurigakan. Tapi aku tidak tau tujuan dia apa sebenarnya? Aku tidak mengenalnya dan aku baru beberapa minggu tinggal di Indonesia. Lalu apa tujuan dia sebenarnya?".

Nana melihat sekelilingnya lagi, ia benar-benar merasa sangat ketakutan hingga Nana melihat sebuah toserba atau mini market sedang buka selama 24 jam.

"Ya Tuhan, akhirnya..." Nana tersenyum senang, ia segera berlari masuk ke dalam mini market tersebut melihat si tukang kasir berkata.

"Selamat datang, selamat berbelanja".

"Terima kasih" kemudian ia mencari makanan yang bisa ia makan seperti mie instan dan juga cemilan lainnya. Setelah Nana mendapatkannya, ia segera membayar dan bertanya dimana ia bisa mendapatkan air panas untuk menyeduh mie instan tersebut.

Tidak lama setelah Nana mendapatkannya, ia lalu keluar dari dalam dan memilih memakannya di meja yang terletak di luar karna ia tidak hanya sendiri saja disana, melainkan ada beberapa orang lagi.

Nana lalu meniup, ia terlihat begitu sangat lapar sekali. Ditambah aroma mie instan tersebut yang begitu sangat menggoda seleranya membuat ia langsung melahapnya dengan sangat lahap sampai-sampai Nana seketika lupa kejadian yang baru saja menimpa dirinya.

"Mmmm, rasanya sangat enak sekali. Aku menyukainya".

.

Hingga pergi harinya tiba, Nana membuka kedua mata yang tertidur di depan toserba tersebut. Lalu melihat sekitarnya, ia tidak menyadari kalau matahari sudah naik dan orang-orang telah secara bergantian masuk ke dalam mini market untuk berbelanja kebutuhan mereka.

"Hhooaamm... Akh, tubuh ku terasa pegal sekali" Nana merentangkan kedua tangannya. "Sebaiknya aku pulang saja, aku yakin kalau Dewa sudah pulang kerumahnya" Nana bergegas pergi dari sana. Kemudian ia menghentikan salah satu taksi dan menyuruh si supir tersebut menuju kediaman sang Dewa yang berada di kawasan xx.

Dan sesampainya mereka disana, Nana turun dari dalam taksi dan menyuruh si supir pergi. Nana lalu tersenyum, semoga tebakannya kalau Dewa sudah berada disana. Ia pun segera masuk ke dalam, namun tebakannya tidak sesuai dengan harapannya, disana ia malah bertemu dengan Dela yang juga sedang menunggu kepulangan sang Dewa.

"Kamu?" Dela sedikit terkejut. "Sedang apa kamu disini? Ke-kenapa kamu...

"Saya sedang menunggu tuan Dewa mbak" jawab Nana tersenyum tipis. "Terus bagaimana dengan mbak? Sedang apa mbak Dela ada disini?".

Dela tertawa sinis merasa tidak suka saat Nana malah balik bertanya, "Kamu tidak perlu tau, sebaiknya kamu pergi saja karna Dewa tidak ada dirumahnya".

"Benarkah? Apakah mbak sudah memastikan kalau tuan Dewa tidak ada di rumah ini?".

Semakin kesal, Dela menatap Nana dengan tajam. "Yah, apa kamu tidak mendengarkan apa yang tadi aku katakan? Aku sudah bilang kalau Dewa tidak ada rumahnya, jangan kebanyakan membantah orang yang lebih tinggi dari mu. Sekarang kamu sebaiknya pergi saja deh, aku sedang tidak ingin melihat mu".

Nana terdiam sambil memikirkan kalau ia tidak bisa memberitahu Dela kalau ia tinggal dirumah tersebut. Dan jikalau Dela tau, wanita itu bisa akan marah dan meminta Dewa untuk mengusirnya dari sana.

"Kenapa kamu masih berdiri disitu? Sana pergi!".

"Baiklah nona, kalau begitu saya permisi dulu. Akh iya, tolong beritahu tuan Dewa kalau saya mencarinya, ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan beliau".

"Mmmm.. Sana cepat pergi. Lama amat sih".

Begitu Nana pergi, Dela mengalihkan seluruh arah pandangan matanya mencoba mencari keberadaan Dewa saat ini. Tetapi ia tak kunjung menemukan pria itu dan juga pelayan dirumah itu tidak satupun diantara mereka yang tau dimana Dewa saat ini.

Dela kemudian naik ke lantai atas kembali, ia lalu masuk begitu saja dan menikmati semua fasilitas di dalam kamar tersebut.

"Sambil menunggu Dewa, ada baiknya aku hubungi saja dia lagi. Siapa tau Dewa langsung menjawabnya".

DDDDRRRTTT... DDDDRRRTTT...

"Masih belum di jawab".

DDDDRRRTTT... DDDDRRRTTT...

Terpopuler

Comments

Ony Syahroni

Ony Syahroni

aku blm tau jalan cerita thor mungkin aku yg lemod thor

2023-11-18

1

Gian Dido

Gian Dido

cerita yg membagongkan.........

2023-09-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!