Sudah 3 jam lamanya Nana menunggu, tapi sang Dewa belum juga pulang dan ia selalu membuka pintu kamar saat ia mendengar suara langkah kaki.
Lalu Nana menyambar ponselnya, ia belum menerima satu pun balasan dari Dewa dan itu membuat Nana beberapa kali mendengus kesal dimana keberadaannya saat ini.
Hingga Nana berpikir untuk mencari keberadaan Dewa, tetapi ia bingung juga kemana ia harus pergi mencarinya.
"Atau.. Sebaiknya aku mencari.. Akh tunggu dulu, kenapa aku tidak bertanya kepada Thomas saja?" Nana menekan nomor ponsel Thomas, tidak lama setelah itu Thomas menjawab membuat Nana tersenyum senang.
"Ada apa Nana?".
"Kamu sedang dimana sekarang Thomas? Kenapa kamu tidak menjawab panggilan ku dari siang tadi? Apa kamu sedang sibuk?".
"Mmmm.. Maafkan aku, aku tidak tau kalau kamu menelpon ku".
"Hehehehe... Tidak apa-apa Thomas tidak usah meminta maaf seperti itu. Lalu sekarang kamu dimana? Kamu bersama dengan Dewa?".
"Tidak, aku tidak sedang bersama dengannya. Ada apa?".
"Oh, aku pikir Dewa sedang bersama dengan mu. Aku hanya mengkhawatirkan dia saja, sejak dari tadi dia belum pulang kerumah".
"Ini malam Minggu, dia tidak akan pulang kerumah".
"Benarkah?".
"Mmmm".
"Kalau begitu, taukah kamu dia dimana sekarang ini? Kalau kamu tau, tolong beritahu aku Thomas".
Thomas terdiam sejenak, setelah itu ia memberitahu Nana dimana sang Dewa sekarang ini berada. Dengan senyum mengembang di wajah Nana, ia langsung mengucapkan terima kasih banyak kepadanya secara bersamaan mematikan ponselnya.
"Jadi Dewa sekarang berada di club xx. Baiklah Dewa, aku akan kesana menghampiri mu, karna kata pepatah cinta itu butuh perjuangan meskipun kamu menganggap ku konyol atau selebihnya. Tapi aku benar-benar tulus dengan perasaan ku, dan itu terjadi saat pertama kali kita bertemu".
Nana lalu keluar dari dalam kamar, ia melihat para pelayan disana melihat kepadanya yang hanya dibalas senyuman olehnya.
"Permisi! Aku keluar sebentar yah menemui tuan Dewa".
Mereka tidak menjawab dan mereka hanya membiarkan Nana pergi begitu saja tanpa bertanya kemana ia akan pergi.
Hingga sekarang ia tiba di depan club tersebut, ia pun segera masuk ke dalam langsung mendengarkan musik yang begitu sangat kencang hampir membuat gendang kedua telinga Nana tuli.
"Astaga! Kenapa musiknya harus sekencang ini?" Nana menyentuh kedua telinganya, ia benar-benar merasa tuli dan beberapa kali memberikan udara disana melalui nafas. "Terus, dimana keberadaan dia sekarang? Aku sudah melihat kesana kemari tapi aku belum menemukan dia".
Tidak sampai disana saja, Nana terus-menerus mencari keberadaan sang Dewa hingga ia bertemu dengan seorang pria bertubuh kekar menahan lingkaran pinggangnya.
"Hallo cantik!" pria itu tersenyum menggoda.
Sedangkan Nana yang merasa risih di perlakukan seperti itu, ia pun segera melepaskan tangan si pria bertubuh besar tersebut dengan raut wajah kesal bercampur marah.
"Kamu apa-apaan berani menyentuh ku?".
Si pria tersebut bukannya merasa bersalah, ia malah semakin tersenyum lebar hendak menyentuh pipi mulus Nana kalau saja Nana tidak menghempaskan tangan si pria yang sudah lancang itu.
"Saya tidak mengenal mu siapa. Jangan coba-coba berani menyentuh ku, kalau tidak...
"Kalau tidak kenapa cantik" potong si pria itu menarik dagu Nana sedikit cukup kuat. "Jangan berani-berani mengancam ku kalau kamu masih ingin hidup keluar dari club ini".
Nana merasa takut, ia benar-benar terlihat sudah merasa sangat ketakutan. "Lepaskan aku, aku tidak mengenal mu siapa dan jangan berani-berani macam-macam juga dengan saya. Kalau tidak, saya akan melaporkan kamu ke kantor polisi".
"Kantor polisi? Hahahaha.." si pria itu semakin kuat menarik dagu Nana. "Kalau begitu, lakukan dari sekarang apakah polisi yang begitu sangat kamu percayai itu akan datang kemari atau tidak. Ayo, telpon sekarang juga. Tapi satu hal yang perlu kamu tau nona cantik, mereka tidak akan pernah datang kemari meskipun kamu ber-cungkir balik hahahaha".
Nana kemudian berusaha melepaskan tangan si pria itu, tetapi cekatan si pria tersebut sudah lebih kuat dari kekuatan yang Nana memiliki.
"Lepaskan aku baji*Ngan! Lepaskan aku! Aku tidak tau kamu siapa tapi kenapa kamu melakukan ini kepada ku? Lepaskan aku sekarang juga! Aku tidak punya urusan dengan mu".
"Hahahaha... Aku tidak akan melepaskan kamu nona cantik sebelum kita bersenang-senang. Hahahaha, bukankah begitu?" si pria bertubuh kekar itu mencoba untuk merayu Nana, tetapi rasa marah dan benci Nama kepadanya membuat Nana ingin membunuhnya sampai ia kehilangan nafas kehidupan. Namun itu semua tidak mungkin Nana lakukan hanya seorang diri, ia sangat membutuhkan bantuan orang lain.
"Ya Tuhan, siapa pun orangnya tolong selamatkan aku dari orang gila ini. Aku sangat takut, aku sangat takut sekali kalau sampai sesuatu terjadi dengan ku" ucap Nana dalam hati sembari menahan rasa takut ya.
Kemudian seseorang bertanya dari belakang mereka. "Ada apa ini? Dan kamu, kenapa kamu berada disini? Bukankah aku sudah menyuruh mu pergi?" wanita itu adalah Tania, wanita yang begitu sangat populer di club tersebut.
Lalu si pria itu tersenyum mengejek.
"Kamu masih belum mendengar ku?".
"Baiklah, aku akan pergi sekarang juga dari sini".
Tidak lama setelah si pria tersebut pergi meninggalkan mereka. Tania langsung melihat Nana dengan senyum tipis, "Kamu siapa? Kamu baik-baik saja?" tanyanya.
"Terima kasih sudah menyelamatkan aku, aku baik-baik saja".
"Syukurlah" Tania pergi meninggalkan Nana, namun Nana yang berpikir siapa tau Tania mengenal sang Dewa, ia segera menahan langkah kakinya dan bertanya. "Maaf, boleh aku tau nama mu siapa atau.. Kamu mengenal pria ini?" Nana menunjukkan layar ponsel membuat Tania langsung melihatnya dengan kening mengerut. "Melihat dari ekspresi wajah mu, aku yakin kamu pasti mengenal beliau kan?".
"Benar, saya mengenalnya. Lalu kenapa kamu mencarinya?".
Nana mengangguk, "Aku mengenalnya karna itu aku datang kemari untuk bertemu dengan dia. Boleh kamu beritahu aku dimana dia sekarang?".
Tania melihat sekitarnya, "Kamu kekasihnya?".
"Hhhmm? Akh iya, aku kekasihnya hehehehe.. Ayo beritahu aku dimana dia sekarang, aku sangat mengkhawatirkannya".
"Tapi maaf, saya tidak bisa memberitahu mu dan sebaiknya kamu pergi saja dari sini sebelum kamu menyesalinya".
"Maksud kamu" lagi-lagi Nana menahan langkah kaki Tania. "Aku tidak mengerti maksud kamu. Coba kamu beritahu aku dengan jelas".
Tania mulai terlihat kesal, karna mau bagaimana pun, mereka harus menjaga privasi pelanggan mereka dari orang lain. Ditambah Nana, baru saja mengatakan kalau dia adalah kekasih sang Dewa yang sekarang ini berada di dalam kamar bersama dengan wanita lainnya.
"Hey, kenapa kamu diam? Aku mohon, tolong beritahu aku dimana Dewa. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengannya".
"Maaf, tapi saya tidak bisa memberitahu mu" Tania langsung pergi dan Nana hanya bisa diam dalam bisunya menatap punggung Tania menjauh darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments