Yudha melihat kedua orang yang sedang berpelukan dari kejauhan itu, seketika bibirnya tersenyum mengembang.
"Di balik semua kejadian ini sepertinya sebentar lagi ada yang mau jadian." batin Yudha dengan kedua tangan ia masukkan ke dalam saku celana.
Yudha kemudian menghela nafasnya dengan panjang dan masih menatap mereka.
"Syukurlah, Satya kau sudah mau membuka diri dan kembali lagi dekat dengan seorang wanita. Ku yakin hari-hari mu mungkin lebih berwarna lagi nanti, di banding kemarin-kemarin kau yang lebih sering menyendiri dan sibuk dengan bekerja." batin Yudha lagi sambil tersenyum sampai menggelengkan kepala. Ia pun jalan menghampiri kedua orang itu.
Tak..Tak...Tak....
Ketika sudah sampai, Yudha sengaja berdehem kepada mereka. Agar mereka tahu ada dirinya yang sedang melihat.
"Ehem, mau sampai kapan kalian berpelukan?" ucap Yudha dengan tangan bersidekap pada dada.
Keduanya menoleh asal suara, ada Yudha yang sedang memanggil.
Yudha menautkan satu alisnya ke atas menatap heran pada kedua orang itu.
"Kenapa kalian menatap ku seperti itu?" tanya Yudha, namun mereka diam tidak menjawab.
Yudha tersenyum simpul dan menatap kondisi langit di atas.
"Ah, awan sudah mulai pekat nih, sepertinya mau hujan sore ini. Kalian berdua itu lebih baik ke rumah sakit saja lah, obati luka kalian terlebih dahulu baru nanti kembali bermesraan." ucap Yudha yang telah melihat keadaan langit dan tak lupa Ia tersenyum ejek melihat kedua orang itu yang merasa ketawan terciduk bermesraan.
Satya yang mendengar, ia mendengus kesal dan menatap tajam mata Yudha. Ia tidak senang jika dirinya di ledek. Satya pun langsung melepas pelukan Nada dan menatap dengan penuh harap sambil kedua tangan memegang pada pundak gadis itu.
"Nada, kau mau kan ikut dengan ku?" Pinta Satya. Kemudian ia beranjak dari duduknya untuk berdiri.
"Ta...tapi..." jawab Nada namun terputus karena Satya langsung menggapai telapak tangan Nada dan menariknya untuk berdiri juga.
"Woaah, argghhh. ." Nada tersentak kaget hingga tubuhnya bertubrukan dengan tubuh besar Satya hingga keduanya seperti berpelukan kembali. Nada pun langsung menengadahkan kepalanya menatap Satya.
"Sudahlah, kau tahu kan ini semua karena dirimu juga hingga aku sampai terluka parah, kau harus bertanggung jawablah mengobati lukaku ini." ucap Satya santai yang masih posisinya memeluk Nada dengan mata menatap ke depan.
Nada mengerjabkan matanya berkali-kali mendengar ucapan Satya tadi.
"Apa maksudnya?" batin Nada dengan mengernyitkan dahi
"Apa yang kau lihat? Kau ingin aku cium lagi!" sindir Satya yang matanya melihat ke bawah menatap Nada yang nampak berpikir.
"Haahh.. Haahh..Hhmmm.." gugup Nada langsung tersipu malu dan melepas pelukan Satya mengingat ia tadi berciuman.
"Tuh kan aku bilang apa, sekarang dia jadi bucin kan." batin Yudha dengan tertawa cekikikan sampai-sampai ia menutup mulutnya sendiri. Karena ia melihat interaksi mereka seperti terlihat lucu.
Satya langsung mengandeng paksa Nada untuk mengikuti dirinya dan menghampiri Yudha.
"Yud, kau pulang sendiri saja, mana kunci mobil ku?" tanya Satya dengan tangan menengadah.
"Ini..." ucap Yudha langsung menyerahkan kunci mobil pada Satya dengan wajah ia masih menahan tawa. Kemudian Satya dan Nada langsung meninggalkannya.
"Eh, eh.. kalian mau kemana?" panggil Yudha yang menoleh ke belakang melihat Satya langsung pergi saja mengandeng Nada.
"Bukan urusan mu!" jawab Satya datar dan tangan masih menggandeng tangan gadis itu.
Satya tak menghiraukan ucapan Yudha. Ia terus jalan menggandeng Nada menuju mobilnya.
Nada sendiri kepalanya menoleh ke belakang merasa tak enak hati, ia tidak pamit dengan Yudha karena tadi dia juga membantu dirinya di taman. Nada pun hanya melambaikan tangannya saja sambil tersenyum manis pada Yudha dari kejauhan.
"Dasar tidak sopan!" gerutu Yudha dengan mulut mencebik kesal. Namun saat melihat Nada tersenyum manis pada nya, ia pun juga balas senyum dengan gadis itu.
"Kau tidak usah tebar pesona pada dia, dia itu sudah punya istri dan tiga anak! Kau mau nanti di labrak oleh istrinya!" ucap Satya dengan ketus yang sekilas tadi ia melihat Nada tersenyum manis pada Yudha.
"I..ya pak.." jawab Nada patuh
Satya yang melihat Nada seperti itu, ia tersenyum menyeringai. Satya sengaja membawa gadis itu bersamanya. Karena ia tahu keadaan masih belum aman dan Bima masih berkeliaran di luar. Di khawatirkan, Nada bisa di culik oleh mantan kekasihnya itu. Jadi Satya pikir, lebih baik ia akan membawanya saja gadis itu ke rumahnya.
"Kau lah yang mengendarai mobil ku." pinta Satya sambil melempar kunci mobil itu asal ke tangan Nada, saat telah sampai di dekat mobil.
"Hah..." Nada langsung menangkapnya karena kaget
"Kenapa keberatan?" tanya Satya
"Tidak."Jawab Nada namun ia diam seperti sedang memikirkan
"Lalu aku bagaimana pulangnya? Hari sudah mulai gelap juga."batin Nada mengeluh dengan mengernyitkan dahi.
Satya sebelum masuk mobil ia melirik Nada yang nampak berpikir, ia tersenyum simpul dan menggelengkan kepalanya melihat Nada yang terkadang wajah nya nampak seperti orang bodoh, namun ia sangat menyukainya seperti itu.
Setelah puas melihatnya, ia pun langsung masuk ke dalam mobil sambil memegang perutnya yang masih terasa sakit.
Braaak....
Pintu di tutup kencang agar sengaja membuyarkan lamunan Nada yang masih berpikir.
Haahh...
Nada langsung masuk ke dalam mobil, melihat Satya sudah masuk terlebih dahulu.
🍃🍃🍃
Ckiiiiiiiitttttt....
Mobil jenasah telah berhenti di depan pekarangan rumah keluarga orang yang meninggal tersebut. Bima yang melihat supir dan perawat sedang lengah sambil mengobrol, ia dengan cepat keluar dari pintu mobil itu dengan pelan-pelan.
Kreeeet....
Brakk....
Bunyi suara pintu mobil di tutup pelan.
"Kau tadi dengar suara tidak?" tanya sopir itu pada perawat dan ia merasa merinding ketakutan
"Iya tadi aku mendengar sesuatu tetapi sedari tadi kita berangkat tidak ada orang di belakang" jawab perawat itu.
"Tidak mungkin kalau?" keduanya menoleh kebelakang dan berteriak bersamaan.
"Arghh....."
Bima yang sudah keluar dari mobil jenasah itu, ia langsung melepas maskernya dan bernafas dengan lega. Karena ia melihat tempat masih di kota yang sama dan tak jauh ia tinggali. Bima berpikir, ia masih bisa memantau kekasihnya itu dari sini dan ia berencana ingin membunuh pria yang ia benci itu. Ia pun langsung tersenyum menyeringai.
-
- Bersambung 🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor semoga bima cpt ketahuan biar cpt dimasuki ke rmh sakit jiwa
2023-07-08
1
Tri Oktifatun
Satya mulai deh modus biar deket trs sm Nada 😁😁
2023-07-08
1
@haerani-d
ayo pak pol, jagain neng nada nya sekalian pendekatan 😚
2023-07-08
1