Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja

Dug...

"Haaah...Haaahh..." kepala Yudha menabrak stir kemudi hingga nafasnya tersengal, beruntungnya ia tidak ada luka serius pada wajahnya untungnya hanya syok saja. Ia pun masih posisi yang sama seperti dahi menyender di atas kemudi untuk menetralkan jantungnya.

Sedangkan kedua orang yang berada di kursi belakang, jarak mereka benar-benar sangat intim sekali. Ini kedua kalinya mereka dengan posisi seperti itu, tetapi ini semua murni karena kecelakaan tiba-tiba mobil mendadak belok stir kemudi dengan kencang. Nada pun otomatis menubruk tubuh besar Satya. Namun, tangan kanan Nada tak sengaja menyenggol sesuatu berharga yang berada di pangkal paha Satya. Ia tidak tahu saja telah menggencet tongkat kecil dari balik celana milik Satya, hingga pria itu sendiri sampai teriak mengerang merasa kesakitan.

"Aaaaargh...Hmph..." teriak Nada dan Satya bersamaan, namun tiba-tiba mereka seperti berpagutan.

Mereka berpagutan juga, karena kepala Nada menubruk kepala Satya. Hingga yang tadinya, Satya teriak mengerang kesakitan seketika mulutnya terbungkam. Karena mulut Nada juga teriak kaget dan mulutnya terbuka dan jadilah mereka sama-sama seperti berpagutan karena bertabrakan.

"Hmmpphh..."

Keduanya pun saling membulatkan kedua bola mata, karena tersentak kaget tiba-tiba mereka berpagutan. Satya yang dalam kondisi kesakitan asetnya karena tergencet oleh tangan Nada, ia pun terpaksa dengan lemas menerima ciuman dari Nada hingga ia memejamkan matanya untuk menahan rasa sakit pada asetnya itu. Entahlah, ini sebuah rezeki atau ketiban sial bagi Satya namun di saat yang sangat tidak tepat baginya. Ia juga pria normal merasakan dirinya di sentuh oleh lawan jenis tubuhnya merasa terangsang, walaupun dengan cara yang tersiksa.

Namun jika Nada yang berada di atas tubuh besar Satya, ia pun juga langsung lemah tak berdaya. Ia tidak bisa beranjak dari atas tubuh besar Satya, karena ini ciuman pertama baginya yang ia lakukan dalam keadaan sadar, dan ia sendiri sepertinya merasa nyaman di atas tubuh besar pria itu. Memang dari awal pun saat mabuk Nada sudah terlalu nyaman di atas tubuh pria itu, tetapi ia saja yang tidak mengetahuinya.

Sedangkan manusia yang sedang berada duduk didepan, seketika matanya melongo dan menatap tak percaya seperti orang bodoh. Yudha yang merasa jantungnya sudah kembali normal. Ia pun menoleh ke belakang, ingin melihat kondisi mereka berdua. Karena tadi, ia mendengar mereka saling berteriak, Saat ia tiba-tiba membelok stir kemudi gara-gara ia melihat ada seekor kucing garong lewat di depan mobilnya tanpa permisi. Namun saat ia lihat ke belakang seketika mulut pria itu menganga tersentak kaget, Yudha melihat adegan intim lagi di antara mereka berdua.

"Astaga, sedang apa mereka?" batin Yudha dengan mulut masih menganga dan mengernyitkan dahi.

Yudha langsung menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Benar-benar kelewatan sekali, seperti tidak ada tempat saja mereka!" batin Yudha lagi sambil geram dan menggeleng-gelengkan kan kepalanya. Sebenarnya ia iri dengan kedua orang itu yang selalu membuat jiwa pria itu meronta menginginkan sesuatu, namun sayang nya sang istri ada di rumah dan hanya bisa mengelus dada saja melihat kedua orang itu. Ia pun langsung mencoba berdehem, agar mereka tersadar ada yang melihat di hadapannya.

"Eheeem..."

Satya yang baru tersadar akan suara deheman dari sahabatnya, ia pun membuka matanya seketika dan melepas pagutannya itu. Ia juga langsung menyingkirkan tubuh Nada dari atas tubuhnya, yang masih terlihat belum sadar juga si Nada yang masih nyaman akan berciuman.

"Menyingkir lah kau dari atas tubuh ku ini!" bentak Satya dengan mendorong tubuh Nada pelan.

"Argh..." Nada teriak tersentak kaget dan baru tersadar. Ia sekarang berada di atas pangkuan Satya setelah di dorong oleh pria itu.

"Turun kau dan pergi dari sini!" teriak Satya dangan mata melotot tajam melihat Nada masih di atas pangkuan nya.

Nada pun memejamkan matanya sesaat mendengar teriakkan Satya yang begitu menggelegar. Ia pun baru tersadar akan posisinya yang salah berada di atas pangkuan pria itu. Lalu ia turun perlahan dari atas pangkuan Satya, dan melihat sekeliling tempat ia berada karena Satya memintanya keluar.

"Ta.. tapi.." balas Nada dengan menoleh wajah Satya yang masih marah.

"Aku bilang turun!" bentak Satya dengan mata melotot tajam lagi.

"Bos, sudahlah." titah Yudha yang merasa tak enak melihat gadis itu di marahinya.

"Kau diam!" gertak Satya melirik tajam pada Yudha.

"Ba...baik...aku akan keluar." ucap Nada nampak lesu. Ia pun langsung membuka pintu mobil dan menutup nya kembali

Dag...

Padahal sebentar lagi ia mau sampai masuk gang dekat rumahnya, saat ia melihat sekilas di dalam mobil. Namun dengan terpaksa, ia pun jalan kaki saja menuruti perintah Satya daripada ia dia marahi terus.

Sebelum Nada pergi meninggalkan mobil itu, ia jalan putar balik ke tempat arah tempat duduk Satya berada. Ia ingin menyempatkan untuk meminta maaf pada pria itu. Ia pun mencoba mengetuk jendela pintu mobil dari luar.

Tok...tok...

Satya langsung membuka kaca jendela mobil perlahan, ketika Nada mengetuknya

"Hm, ada apa?" tanya Satya dengan wajah menatap malas.

"Aa..aku minta maaf karena kejadian hal tadi, Pak? Sungguh, aku tidak..." ucap Nada terputus karena Satya telah menutup kembali jendelanya dan mobil pun langsung pergi meninggalkan Nada

Kreeeetttt....

Bruuuuummm.......

"Siaal...! "gumam Nada sambil melihat mobil itu sudah jalan pergi jauh.

"Aku kan ingin minta maaf karena tak sengaja. "gumam Nada lagi dengan mulut mencebik kesal.

Nada dengan kesal, ia menendang botol asal ke jalan melihat botol itu ada di sembarang tempat.

"Ahh tadi itu apa?" batin Nada nampak berpikir dengan melihat telapak tangan kanannya dan meragakan seperti mengepal, mengingat ia tadi menyentuh sesuatu pada tubuh Satya.

"Haahhh, astaga aku telah menyentuhnya!" ucap Nada tersentak kaget, hingga ia menutup mulutnya dengan kedua tangan dan mengerjabkan matanya berkali-kali merasa tak percaya telah memegang sesuatu.

Glek...

Nada sampai menelan salivanya sendiri hingga ia bergidik ngeri, pasti gadis itu sedang membayanginya.

"Astaga! Tidak-tidak pergi kau dasar pikiran kotor, jangan membuat kepala ku terngiang-ngiang memikirkan mu!" ucap Nada berbicara sendiri, ia pun langsung memukul pelan kepalanya agar tersadar dari lamunan dan lebih baik ia jalan menuju masuk gang dalam rumahnya agar bisa melupakannya.

Tak..Tak..Tak....

🍃🍃🍃

Bruuuuuuummm....

Mobil telah melaju dengan kecepatan sedang karena Satya yang meminta Yudha untuk menjalankan mobil tersebut mengingat gadis itu merujuk untuk minta maaf. Namun, ia sekilas melihat ke belakang terlebih dahulu apakah gadis bersama nya itu benar sudah jalan pulang atau belum? karena sebenarnya ia juga merasa tak enak hati karena membentaknya.

"Ah, Syukurlah ternyata dia sudah pulang." batin Satya merasa lega

Yudha yang tak sengaja melihat sekilas bosnya menoleh ke belakang melalui spion mobil. Ia pun mengetahui bos nya itu merasa tidak enak dengan gadis itu dan sepertinya merasa khawatir.

"Tuh, kan ku bilang apa dia itu sebenarnya jatuh cinta, tapi dia tidak mau mengakuinya, ya kan?" batin Yudha dengan menyunggingkan senyum. Ia pun sengaja bertanya mengenai kejadian hal tadi

''Bos, bagaimana tadi?? sepertinya kau sangat menikmatinya?" ledek Yudha dengan kedua alis matanya ia naik turunkan ke atas bawah melalui spion mobil sembari, ia fokus mengendarai mobilnya kembali.

"Berhenti kau berbicara!! lanjutkan saja fokus di jalan. Ini semua pasti gara-gara kau yang mengendarai mobil tidak fokuskan? Kau lihat saja sendiri hampir saja kita kecelakaan untung semuanya tidak apa-apa?" jelas Satya dengan melihat wajah Yudha dari spion mobil kejauhan.

"Sebenarnya itu semua gara-gara kau yang terlalu berisik dengan si nona itu! aku kan jadi tidak konsentrasi mengendarai mobil!" gumam Yudha sambil mengendarai mobil

"Apa kau bilang?" ucap Satya tak terima dengan mata menatap sengit melihat spion mobil.

"Tiidaaakk...." sahut Yudha yang tak ingin panjang lebar menjelaskan dengan pria pemarah itu

"Haish, dasar pemarah!" batin Yudha yang melihat wajah Satya sekilas dari spion mobil.

Satya yang mengingat kejadian hal tadi, mereka saling berpagutan. Ia pun langsung menyunggingkan senyum, namun seketika senyumnya itu luntur merasa asetnya masih nyut-nyutan kesakitan habis di gencet oleh tangan gadis itu.

ia melihat sesuatu dari balik celananya yang tadinya tegang seketika lemas tak berdaya setelah kepergian Nada. Ia pun langsung mengusap nya dengan pelan.

"Hah, sungguh gadis yang aneh dan sangat merepotkan sekali! untung si jhoni ku tidak patah karena dia! " batin Satya dengan mulut mencebik kesal.

Pria itu pun lalu menghembuskan nafasnya dengan panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar agar melupakan kejadian hal tadi.

"Semoga saja aku tidak lagi bertemu dengan nya, membuat ku selalu sial saja." batin Satya lagi.

Bruuuuuuummm.....

-

- Bersambung 🍃

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

sabaaar yuda

2024-04-03

0

dewidewie

dewidewie

benar benar atasan yang biadap ya Yudha , tak tahu apa ada orang di depannya

2023-07-06

1

Tri Oktifatun

Tri Oktifatun

Nada ada2 aja 😅😅

2023-07-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pengkhianatan
2 Bab 2 - Penyesalan
3 Bab 3 - Pertemuan Pertama
4 Bab 4 - Wanita Atau Waria
5 Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6 Bab 6 - Gadis Gila
7 Bab 7 - Benar-Benar Gila
8 Bab 8 - Rezeki & Sial
9 Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10 Bab 10 - Curahan Hati
11 Bab 11 - Curahan Hati Juga
12 Bab 12 - Pulang Bersama
13 Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14 Bab 14 - Bertemu Mantan
15 Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16 Bab 16 - Tamparan Keras
17 Bab 17 - Cemburu Buta
18 Bab 18 - Serangan Pertama
19 Bab 19 - Melarikan diri
20 Bab 20 - Pelukan Pertama
21 Bab 21 - Satu Atap
22 Bab 22 - Ciuman Panas
23 Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24 Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25 Bab 25 - Bima Kecelakaan
26 Bab 26 - Pencarian Bima
27 Bab 27 - Pesimis
28 Bab 28 - Satu atap lagi
29 Bab 29 - Malam mencekam
30 Bab 30 - Mimpi Buruk
31 Bab 31 - Bima kembali
32 Bab 32 - Kabar Buruk
33 Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34 Bab Pengumuman Novel Baru
35 Bab 34 - Tinggal Bersama
36 Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37 Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38 Bab 37 - Motif Sebenarnya
39 Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40 Bab 39 - Cemburu ku
41 Bab 40 - Satya Resek
42 Bab 43 - Keakraban mereka
43 Bab 42 - Pertama kali memasak
44 Bab 43 - Permainan di mulai
45 Bab 44 - Bertemu kembali
46 Bab 45 - Tamparan keras
47 Bab 46 - Penyusup
48 Bab 47 - Sandera
49 Bab 48 - Hadiah dari Satya
50 Bab 49 - Apa yang terjadi?
51 Bab 50 - Rapuh
52 Bab 51 - Terungkap
53 Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54 Bab 53 - Masa Tenggang
55 Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56 Bab 55 - Pengakuan palsu
57 Bab 56 - Terungkap
58 Bab 57 - Penyerangan Markas
59 Bab 58 - Sebuah melodi?
60 Bab 59 - Rekaman
61 Bab 60 - Berkhirkah?
62 Bab 61 - Kembali Pulang
63 Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64 Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65 Bab 64 - Tertembak kah?
66 Bab 65 - Tertembak
67 Bab 66 - Kabar Buruk
68 Bab 67 - Kecelakaan
69 Bab 68 - Dilema
70 Bab 69 - Rumor
71 Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72 Bab 71 - Perdebatan kecil
73 Bab 72 - Untuk yang pertama
74 Bab 73 - Ketahuan Kan?
75 Bab 74 - Di minta janji
76 Bab 75 - Pergi Berkunjung
77 Bab 76 - Liburan Perdana
78 Bab 77 - Drama Pagi ini
79 Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80 Bab 79 - Kecelakaan
81 Bab 80 - Kemarahan Satya
82 Bab 81 - Nada Pergi
83 Bab 82 - Berpisah
84 Bab 83 - Satya Mabuk
85 Bab 84 - Berita Bahagia
86 Bab 85 - Serangan Fajar
87 Pengumuman Novel Baru
88 Bab 86 - You Are Mine
89 Bab 87 - Posesif
90 Bab 88 - Tamparan Keras
91 Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92 Bab 90 - Mengejutkan
93 Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94 Bab 92 - Penangguhan
95 Bab 93 - Pers dari Satya
96 Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97 Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98 Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99 Bab 97 - Mencari Tahu
100 Bab 98 - Memberikan Kabar
101 Bab 99 - Sebuah Memori
102 Bab 100 - Ingatan Kembali
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 - Pengkhianatan
2
Bab 2 - Penyesalan
3
Bab 3 - Pertemuan Pertama
4
Bab 4 - Wanita Atau Waria
5
Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6
Bab 6 - Gadis Gila
7
Bab 7 - Benar-Benar Gila
8
Bab 8 - Rezeki & Sial
9
Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10
Bab 10 - Curahan Hati
11
Bab 11 - Curahan Hati Juga
12
Bab 12 - Pulang Bersama
13
Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14
Bab 14 - Bertemu Mantan
15
Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16
Bab 16 - Tamparan Keras
17
Bab 17 - Cemburu Buta
18
Bab 18 - Serangan Pertama
19
Bab 19 - Melarikan diri
20
Bab 20 - Pelukan Pertama
21
Bab 21 - Satu Atap
22
Bab 22 - Ciuman Panas
23
Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24
Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25
Bab 25 - Bima Kecelakaan
26
Bab 26 - Pencarian Bima
27
Bab 27 - Pesimis
28
Bab 28 - Satu atap lagi
29
Bab 29 - Malam mencekam
30
Bab 30 - Mimpi Buruk
31
Bab 31 - Bima kembali
32
Bab 32 - Kabar Buruk
33
Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34
Bab Pengumuman Novel Baru
35
Bab 34 - Tinggal Bersama
36
Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37
Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38
Bab 37 - Motif Sebenarnya
39
Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40
Bab 39 - Cemburu ku
41
Bab 40 - Satya Resek
42
Bab 43 - Keakraban mereka
43
Bab 42 - Pertama kali memasak
44
Bab 43 - Permainan di mulai
45
Bab 44 - Bertemu kembali
46
Bab 45 - Tamparan keras
47
Bab 46 - Penyusup
48
Bab 47 - Sandera
49
Bab 48 - Hadiah dari Satya
50
Bab 49 - Apa yang terjadi?
51
Bab 50 - Rapuh
52
Bab 51 - Terungkap
53
Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54
Bab 53 - Masa Tenggang
55
Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56
Bab 55 - Pengakuan palsu
57
Bab 56 - Terungkap
58
Bab 57 - Penyerangan Markas
59
Bab 58 - Sebuah melodi?
60
Bab 59 - Rekaman
61
Bab 60 - Berkhirkah?
62
Bab 61 - Kembali Pulang
63
Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64
Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65
Bab 64 - Tertembak kah?
66
Bab 65 - Tertembak
67
Bab 66 - Kabar Buruk
68
Bab 67 - Kecelakaan
69
Bab 68 - Dilema
70
Bab 69 - Rumor
71
Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72
Bab 71 - Perdebatan kecil
73
Bab 72 - Untuk yang pertama
74
Bab 73 - Ketahuan Kan?
75
Bab 74 - Di minta janji
76
Bab 75 - Pergi Berkunjung
77
Bab 76 - Liburan Perdana
78
Bab 77 - Drama Pagi ini
79
Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80
Bab 79 - Kecelakaan
81
Bab 80 - Kemarahan Satya
82
Bab 81 - Nada Pergi
83
Bab 82 - Berpisah
84
Bab 83 - Satya Mabuk
85
Bab 84 - Berita Bahagia
86
Bab 85 - Serangan Fajar
87
Pengumuman Novel Baru
88
Bab 86 - You Are Mine
89
Bab 87 - Posesif
90
Bab 88 - Tamparan Keras
91
Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92
Bab 90 - Mengejutkan
93
Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94
Bab 92 - Penangguhan
95
Bab 93 - Pers dari Satya
96
Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97
Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98
Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99
Bab 97 - Mencari Tahu
100
Bab 98 - Memberikan Kabar
101
Bab 99 - Sebuah Memori
102
Bab 100 - Ingatan Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!