Bab 19 - Melarikan diri

Bima tertawa sumbang menatap Satya yang sedang menodongkan pistol pada dahi dirinya.

"Cih? Ternyata kau seorang polisi." ejek Bima dengan bibir tersenyum miring.

Mata Satya melotot tajam merasa Bima dengan tenangnya, dia tidak takut akan ancaman senjata yang di berikan. Satya pun dengan berani menekankan lagi pistol dari tangannya yang akan siap di tembakkan pada kepala Bima.

Kreeeet....

"Kapan pun aku akan siap menembak mu!! Lebih baik kau menyerah lah atau kau mati sia-sia!" ucap Satya geram dan menekankan melihat Bima dengan wajah masih sangat tenang mengahadapi situasi genting pada diri pria itu.

Bima sama sekali tidak takut dengan ancaman yang di berikan pada Satya, memang jiwa psikopat itu tertanam dari sejak ia kecil dan tidak akan bisa di sembuhkan. Ia justru senang menghadapi lawan dengan cara diam tenang namun sangat menghanyutkan tiba-tiba saja orang yang berada didekatnya langsung kehilangan nyawa bila ada yang mengusiknya. Apalagi ini semua ditambah dengan kehadiran gadis cantik dan periang seperti Nada, ia pun memiliki obsesi lebih ingin memiliki Nada seutuhnya dan tidak ingin ada orang yang menyentuh selain dirinya.

"Baiklah aku akan memberikan mu kesempatan hidup. Suatu saat aku akan menghabisi mu dan keluarga mu seluruhnya." batin Bima dengan tersenyum menyeringai.

Sedangkan Nada yang melihat, ia menutup matanya. Karena melihat wajah Satya mengerikan bila marah seperti ingin menembak langsung Bima.

Kreeeetttt...

Satya menekan pelatuk pistol itu kembali seperti akan siap menembaknya.

"Kau benar-benar ingin mau mati rupanya!! Baiklah." ucap Satya geram melihat wajah Bima yang masih saja tersenyum, ia pun tak sabar ingin melepaskan tembakannya pada dahi pria itu. Namun saat melepas tembakan, Bima bisa menghindar dan menendang perut Satya yang tadi tertusuk.

Dor.....

Bugh.....

Dor.....

Satya jatuh terpental hingga pistol yang berada di tangannya menembak ke udara.

"Argh... " teriak Satya mengerang kesakitan memegang perutnya.

Bima yang melihat Satya terjatuh, ia tersenyum menyeringai. Dengan sigap ia langsung lari meninggalkan taman tersebut.

Tak....Tak.....Tak....

"Sial dia kabur...!! Tidak akan kubiarkan kau!" geram Satya sambil memegang perut yang sakit. Satya mencoba berdiri dari duduknya dan lari menuju Bima yang sudah pergi kabur jauh.

"Pak Satya!" teriak Nada yang melihat Satya yang sudah pergi.

Tak berselang lama Satya lari, mobil polisi dan ambulance yang tak jauh dari kampus datang sudah berada di taman karena tadi mereka mendengar suara tembakan.

Wiuw...Wiuw....Wiuw..

Braaak.....

Yudha keluar dari di pintu mobil dan menutup kembali dengan kencang, ia jalan melihat kekacauan di taman ada yang terluka dan ada seorang wanita yang sudah jatuh tergeletak seperti tak sadarkan diri. Benar dugaan Yudha ada hal yang tidak beres di taman semenjak Satya meninggalkannya, Ia gagal mengatasinya karena tadi ia fokus menangani kasus kecelakaan. Para polisi pun yang lain berpencar sedang mencari komandannya dan pelaku penganiayaan kedua wanita ini, sedangkan petugas perawat lainnya membopong tubuh Shinta ke ambulance untuk di bawa ke Rumah sakit.

Yudha yang melihat Nada sedang duduk meringkuk di jalan sambil menangis sesenggukan. Ia langsung menghampiri dan jongkok mensejajarkan gadis itu.

"Nona Nada ada apa yang terjadi? Maaf tadi aku terlambat cepat datang kemari hingga semua terjadi kekacauan bahkan jatuh korban." ucap Yudha nampak menyesal melihat Nada masih menangis sesenggukan.

Hiks...Hiks ...Hiks..

Nada menengadahkan kepala melihat sahabat Satya berada dekat di hadapannya, Nada pun langsung menghambur pelukannya pada tubuh Yudha.

"Pak Yudha!" ucapnya, ia menangis sesenggukan hingga tidak bisa berkata apa-apa akan kejadian ini.

"Astaga Nada, Jangan seperti ini aku takut terlihat isteri ku" batin Yudha tersiksa namun kalut melihat Nada sedih sambil memegang bahu gadis itu untuk menenangkan.

🍃🍃🍃

Di lain tempat Satya berlari mengejar Bima yang masih terlihat. Keduanya sedang lari melewati gang-gang sempit.

Tak ...Tak ...Tak...

"Berhenti kau! Atau aku akan menembak mu ditempat!" teriak Satya.

Bima tidak menghiraukan, ia terus berlari untuk menyelamatkan diri.

Tak...Tak...Tak...

Satya tanpa berpikir panjang ia langsung melepaskan tembakan ke arah Bima, walaupun di gang jalanan umum terlihat masih sepi dari orang-orang yang lewat.

Dor...Dor..Dor..

Tembakan meleset mengenai jalanan dan tembok karena Bima menunduk sambil berlari.

Bima yang sedang lari, ia melihat ada beberapa tong sampah berderet di hadapannya. Sambil tersenyum menyeringai ia pun langsung menjatuhkan beberapa tong sampah tersebut untuk menghalangi lari Satya yang mengejar dirinya.

Dung...Dung..Dung....

"Sial!" geram Satya. Ia melihat tong sampah berjejer bergelinding di jalanan membuat ia sulit jalan karena tempat berada di gang sempit dan khawatir akan kehilangan jejak pria itu.

Bima yang telah melewati gang sempit dan panjang itu, ia melihat ada sebuah mobil jenasah di depan halaman rumah sakit kebetulan mobil tersebut pintu belakangnya terbuka. Ia tak butuh berpikir panjang lagi dan langsung lari saja menuju mobil tersebut untuk masuk ke dalam seakan-akan ia sendiri keluarga orang yang meninggal di dalam mobil jenasah itu.

Mobil pun jalan meninggalkan rumah sakit.

Bruuuuuuummm.....

Satya yang sudah berhasil melewati tong sampah besar dan keluar dari gang sempit. Ia tadi melihat sekelebat bayangan Bima yang berada di lobby rumah sakit. Satya langsung menuju masuk ke arah lobby Rumah sakit namun saat masuk nihil tidak ada Bima.

Satya melihat sekeliling area rumah sakit dengan mata menyorot tajam dan kedua tangan bertolak pada pinggang.

Sedangkan di dalam mobil jenasah, Bima melihat Satya yang sedang mencari dirinya dengan kebingungan di rumah sakit, ia pun langsung tersenyum menyeringai.

"Dasar bodoh..." gumam Bima datar, tak lupa ia memakai topi dan masker yang selalu ia bawa kemanapun berada untuk menutupi identitasnya sembari ia melihat kondisi sopir dan dan petugas perawat yang lain agar tak terlihat dirinya berada duduk di belakang.

Bima tahu, pasti ia akan menjadi buronan nanti dan baiknya ia akan kabur mencari tempat persembunyian yang aman.

Satya telah keluar dari lobby rumah sakit setelah ia mencari Bima di sekeliling dalam rumah sakit sampai ke ruangan pun ia sudah telusuri namun ia tidak mendapatkan.

"Bhuugh.... "

Satya memukul tembok pagar halaman rumah rumah sakit, ia turut menyesal pada saat itu ia tidak menembakkan langsung Bima.

Bhugh....Bhugh...

Satya memukul kembali tembok itu hingga banyak orang yang melihat Bima seperti orang gila karena pakaiannya Satya juga nampak lusuh dan ada sedikit bercak darah di baju akibat pertarungan sengit tadi. Namun Satya tak menghiraukan orang sekitar yang melihatnya dengan lemas, ia kembali jalan ke taman untuk bertemu dengan Nada.

Tak berselang lama para polisi yang lain atau bawahannya Satria datang untuk memberikan informasi pada komandannya.

"Lapor komandan, Mohon maaf kami kehilangan kekasih nona Nada yang bernama Bima Ksatria, tetapi kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pelaku penganiayaan itu dengan mencari bukti CCTV tempat tadi pelaku itu lari." ucap Polisi itu.

"Baiklah, kau teruskan kerjanya dan kabarkan bila berhasil menemukan" Jawab Satya datar dan kembali jalan namun ia berhenti jalan mengingat ada sesuatu yang belum ia infokan. Ia pun menoleh kebelakang memberikan informasi itu pada bawahannya.

"Aah sekali lagi, kau buat dia daftar orang di cari untuk disebar ke seluruh penjuru kota. Dan tutup semua akses jalan untuk dia baik perjalanan darat, laut maupun udara. Di khawatir kan ia pergi berpergian ke luar negeri." pinta Satya lagi.

"Baik komandan." ucap polisi itu. dengan hormat

"Hm..." sahut Satya.

Satya pun langsung jalan meninggalkan anak buah nya dengan jalan lemas tak semangat. Karena ia memikirkan telah gagal menangkap pelaku penganiayaan di hadapannya, di tambah luka perut di tusuk Bima masih sakit dan mengeluarkan darah.

Saat Satya telah sampai di taman, Nada melihat dari kejauhan Satya yang nampak lemas tak berdaya. Ia yakin pria itu telah gagal menangkap mantan kekasihnya itu.

"Pak Satya..."Panggil Nada yang masih berdiri setelah tadi melihat kepergian ambulance membawa Shinta ke rumah sakit. Sekarang ia melihat Satya jalan dengan menatap kosong nampak lemas tak berdaya.

Satya yang mendengar ia di panggil, ia pun melihat Nada berada di hadapannya dari kejauhan dan Satya pun langsung lari pelan menghambur pelukan pada tubuh Nada.

"Argghhhhh...." Nada tersentak kaget tiba-tiba Satya memeluknya.

"Maafkan aku, karena telah gagal." ucap Satya datar.

Nada menerima pelukan dari Satya dan memapahkan pria itu untuk duduk di kursi taman berada di dekatnya. Saat keduanya duduk, kemudian Nada mengusap pelan bahu Satya untuk menenangkan, ia pun juga sedang kalut dengan sahabatnya Shinta yang sedang kritis dan dirinya juga Satya.

"Sabar pak Satya..." jawab Nada lirih pelan namun menenangkan.

-

- Bersambung 🍃

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

jd ngeriii sm si bima

2024-04-04

0

Tri Oktifatun

Tri Oktifatun

lanjuutt kak othor.. makin seru nih

2023-07-07

1

@haerani-d

@haerani-d

ada tegang nya jadi deg-degan..
lanjut kak, semangat..

2023-07-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pengkhianatan
2 Bab 2 - Penyesalan
3 Bab 3 - Pertemuan Pertama
4 Bab 4 - Wanita Atau Waria
5 Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6 Bab 6 - Gadis Gila
7 Bab 7 - Benar-Benar Gila
8 Bab 8 - Rezeki & Sial
9 Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10 Bab 10 - Curahan Hati
11 Bab 11 - Curahan Hati Juga
12 Bab 12 - Pulang Bersama
13 Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14 Bab 14 - Bertemu Mantan
15 Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16 Bab 16 - Tamparan Keras
17 Bab 17 - Cemburu Buta
18 Bab 18 - Serangan Pertama
19 Bab 19 - Melarikan diri
20 Bab 20 - Pelukan Pertama
21 Bab 21 - Satu Atap
22 Bab 22 - Ciuman Panas
23 Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24 Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25 Bab 25 - Bima Kecelakaan
26 Bab 26 - Pencarian Bima
27 Bab 27 - Pesimis
28 Bab 28 - Satu atap lagi
29 Bab 29 - Malam mencekam
30 Bab 30 - Mimpi Buruk
31 Bab 31 - Bima kembali
32 Bab 32 - Kabar Buruk
33 Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34 Bab Pengumuman Novel Baru
35 Bab 34 - Tinggal Bersama
36 Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37 Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38 Bab 37 - Motif Sebenarnya
39 Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40 Bab 39 - Cemburu ku
41 Bab 40 - Satya Resek
42 Bab 43 - Keakraban mereka
43 Bab 42 - Pertama kali memasak
44 Bab 43 - Permainan di mulai
45 Bab 44 - Bertemu kembali
46 Bab 45 - Tamparan keras
47 Bab 46 - Penyusup
48 Bab 47 - Sandera
49 Bab 48 - Hadiah dari Satya
50 Bab 49 - Apa yang terjadi?
51 Bab 50 - Rapuh
52 Bab 51 - Terungkap
53 Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54 Bab 53 - Masa Tenggang
55 Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56 Bab 55 - Pengakuan palsu
57 Bab 56 - Terungkap
58 Bab 57 - Penyerangan Markas
59 Bab 58 - Sebuah melodi?
60 Bab 59 - Rekaman
61 Bab 60 - Berkhirkah?
62 Bab 61 - Kembali Pulang
63 Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64 Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65 Bab 64 - Tertembak kah?
66 Bab 65 - Tertembak
67 Bab 66 - Kabar Buruk
68 Bab 67 - Kecelakaan
69 Bab 68 - Dilema
70 Bab 69 - Rumor
71 Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72 Bab 71 - Perdebatan kecil
73 Bab 72 - Untuk yang pertama
74 Bab 73 - Ketahuan Kan?
75 Bab 74 - Di minta janji
76 Bab 75 - Pergi Berkunjung
77 Bab 76 - Liburan Perdana
78 Bab 77 - Drama Pagi ini
79 Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80 Bab 79 - Kecelakaan
81 Bab 80 - Kemarahan Satya
82 Bab 81 - Nada Pergi
83 Bab 82 - Berpisah
84 Bab 83 - Satya Mabuk
85 Bab 84 - Berita Bahagia
86 Bab 85 - Serangan Fajar
87 Pengumuman Novel Baru
88 Bab 86 - You Are Mine
89 Bab 87 - Posesif
90 Bab 88 - Tamparan Keras
91 Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92 Bab 90 - Mengejutkan
93 Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94 Bab 92 - Penangguhan
95 Bab 93 - Pers dari Satya
96 Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97 Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98 Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99 Bab 97 - Mencari Tahu
100 Bab 98 - Memberikan Kabar
101 Bab 99 - Sebuah Memori
102 Bab 100 - Ingatan Kembali
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 - Pengkhianatan
2
Bab 2 - Penyesalan
3
Bab 3 - Pertemuan Pertama
4
Bab 4 - Wanita Atau Waria
5
Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6
Bab 6 - Gadis Gila
7
Bab 7 - Benar-Benar Gila
8
Bab 8 - Rezeki & Sial
9
Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10
Bab 10 - Curahan Hati
11
Bab 11 - Curahan Hati Juga
12
Bab 12 - Pulang Bersama
13
Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14
Bab 14 - Bertemu Mantan
15
Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16
Bab 16 - Tamparan Keras
17
Bab 17 - Cemburu Buta
18
Bab 18 - Serangan Pertama
19
Bab 19 - Melarikan diri
20
Bab 20 - Pelukan Pertama
21
Bab 21 - Satu Atap
22
Bab 22 - Ciuman Panas
23
Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24
Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25
Bab 25 - Bima Kecelakaan
26
Bab 26 - Pencarian Bima
27
Bab 27 - Pesimis
28
Bab 28 - Satu atap lagi
29
Bab 29 - Malam mencekam
30
Bab 30 - Mimpi Buruk
31
Bab 31 - Bima kembali
32
Bab 32 - Kabar Buruk
33
Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34
Bab Pengumuman Novel Baru
35
Bab 34 - Tinggal Bersama
36
Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37
Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38
Bab 37 - Motif Sebenarnya
39
Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40
Bab 39 - Cemburu ku
41
Bab 40 - Satya Resek
42
Bab 43 - Keakraban mereka
43
Bab 42 - Pertama kali memasak
44
Bab 43 - Permainan di mulai
45
Bab 44 - Bertemu kembali
46
Bab 45 - Tamparan keras
47
Bab 46 - Penyusup
48
Bab 47 - Sandera
49
Bab 48 - Hadiah dari Satya
50
Bab 49 - Apa yang terjadi?
51
Bab 50 - Rapuh
52
Bab 51 - Terungkap
53
Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54
Bab 53 - Masa Tenggang
55
Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56
Bab 55 - Pengakuan palsu
57
Bab 56 - Terungkap
58
Bab 57 - Penyerangan Markas
59
Bab 58 - Sebuah melodi?
60
Bab 59 - Rekaman
61
Bab 60 - Berkhirkah?
62
Bab 61 - Kembali Pulang
63
Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64
Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65
Bab 64 - Tertembak kah?
66
Bab 65 - Tertembak
67
Bab 66 - Kabar Buruk
68
Bab 67 - Kecelakaan
69
Bab 68 - Dilema
70
Bab 69 - Rumor
71
Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72
Bab 71 - Perdebatan kecil
73
Bab 72 - Untuk yang pertama
74
Bab 73 - Ketahuan Kan?
75
Bab 74 - Di minta janji
76
Bab 75 - Pergi Berkunjung
77
Bab 76 - Liburan Perdana
78
Bab 77 - Drama Pagi ini
79
Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80
Bab 79 - Kecelakaan
81
Bab 80 - Kemarahan Satya
82
Bab 81 - Nada Pergi
83
Bab 82 - Berpisah
84
Bab 83 - Satya Mabuk
85
Bab 84 - Berita Bahagia
86
Bab 85 - Serangan Fajar
87
Pengumuman Novel Baru
88
Bab 86 - You Are Mine
89
Bab 87 - Posesif
90
Bab 88 - Tamparan Keras
91
Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92
Bab 90 - Mengejutkan
93
Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94
Bab 92 - Penangguhan
95
Bab 93 - Pers dari Satya
96
Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97
Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98
Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99
Bab 97 - Mencari Tahu
100
Bab 98 - Memberikan Kabar
101
Bab 99 - Sebuah Memori
102
Bab 100 - Ingatan Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!