Satya diam, ia mencerna kata-kata Nada barusan, dengan mendekati tubuh Nada dan tangan menahan satu pergelangan tangan gadis itu ke atas bersama tas yang ia dipukulinya. Pria itu menatap tajam wajah Nada dengan seksama. Ia tak terima, jika dirinya dibilang telah menodai gadis itu. Apalagi dirinya sampai dipukul keras hingga berkali-kali.
"Aku tidak melakukannya!" desis Satya dengan mata menilik tajam pada mata Nada.
Nada yang melihat wajah Satya seperti sangat murka, ia pun tak mau kalah karena dirinya pun juga sama merasa dirugikan.
"Cih! lepaskan tangan kotor mu itu! jangan mencari kesempatan untuk menyentuh ku!" bentak Nada dengan mata melotot tajam melihat tangannya digenggam kuat oleh Satya dan menatap sinis pria itu lagi.
Satya langsung melepas pergelangan tangan gadis itu dengan kasar dan membalas tatapan sinis juga pada gadis itu.
"Hah..." Nada melepas pandangannya sesaat. Kemudian ia kembali menatap pria itu dengan kedua tangan bersidekap pada dada.
"Mau alasan apa lagi yang kau ucapkan? Ku lihat tadi kau baru saja memakai pakaian di depan ku. Bukan berarti, kau pasti yang telah menikmati tubuhku bukan, Hm?" ucap Nada dengan santai dan satu alis ia tautkan ke atas seakan ia menantang pria itu.
Satya yang mendengar, Ia membelalakkan kedua bola matanya. Ia berpikir, pasti gadis itu telah melihat tubuhnya saat ia berpakaian. Dan Satya pun juga geregetan akan perkataan Nada, ia ingin sekali menyumpal mulut gadis itu karena berbicara dengan seenaknya.
"Berhentilah kau berbicara omong kosong padaku! aku sama sekali tidak pernah menyentuh tubuhmu bahkan sejengkal pun aku tidak pernah!" Sergah Satya yang tak terima ucapan gadis itu dengan kedua tangan bertolak pada pinggang dan menatap tajam.
"Oh, Lalu kenapa kau membawa aku kesini hingga pakaian ku sangat berantakan sekali? kalau bukan berarti, pasti kau lah yang....?" ucap Nada yang tak terima namun terputus bicaranya karena Satya telah mendorong pelan tubuh Nada ke tembok.
"Arghh..." Nada tersentak kaget akan perlakuan Satya yang tiba-tiba, hingga tas kecil dari tangannya pun terjatuh.
Greb...
"Coba kau ingatkan kembali? apakah kau lupa? Jika dirimu lah yang telah menggodaku semalam, hm?" bisik Satya pada telinga Nada dengan kedua tangannya menahan tangan gadis itu ke tembok, seperti tidak bisa pergi kemana-mana.
Nada membelalakkan kedua bola matanya mendengar ucapan pria itu.
"Hampir saja, tubuh besar ku ini ingin kau nikmati semata saja sendiri. Tetapi aku tetap kok bertahan menolak has*rat mu walaupun aku ingin sekali." bisik Satya lagi dengan senyum menyeringai. Ia sengaja mengerjainya, agar gadis itu sadar dan tidak terus menyudutkannya.
Deg...
Jantung Nada seketika berdebar kencang, ia tidak mungkin melakukan hal bodoh dengan pria tak dikenalnya. Bahkan ciuman saja ia belum pernah melakukan sama sekali dengan kekasihnya. Ia jadi berpikir apakah ia yang telah duluan melakukan malam panas dengan pria itu?
"Fiuuuh..."Satya sengaja meniup udara pelan-pelan pada telinga Nada. Agar gadis itu sadar akan lamunannya.
Kulit Nada seketika meremang dan nafasnya tiba-tiba tercekat, karena ia telah merasakan hembusan nafas Satya yang hangat menerpa pada pipinya. Ia pun menoleh wajah Satya yang sedang menatap dirinya dengan sangat dekat dan intens.
"Tampan..." batin Nada yang terpesona menatap manik mata Satya. Ia baru menyadari pria dihadapannya itu sangatlah tampan, hingga ia sendiri sampai menahan nafas berada di dekatnya.
"Kenapa kau diam, hm? Tadi saja kau banyak bicara menantang ku?" ucap Satya dengan santai dan mata menatap lekat wajah gadis itu.
Nada masih diam, ia hanya membalas tatapan mata Satya yang intens menatap dirinya, entah kenapa ia jadi gugup di depan pria itu dan tidak bisa berbicara.
"Oh ya, tadi apa kau bilang? kau melihat ku berpakaian?" tanya Satya lagi dengan kedua tangan masih menahan tangan gadis itu ke atas.
Tiba-tiba ada suara pintu seperti dibuka oleh seseorang, hingga kedua orang yang sedang berada dipojokkan tembok pun, mereka tidak mendengarnya.
Kreeeggg....
Yudha dengan santainya masuk ke dalam ruangan, namun ia heran melihat bosnya itu dari kejauhan sedang mengungkung tubuh Nada ke arah tembok hingga jarak kedua orang itu terlihatlah sangat dekat.
"Sedang apa tuh bos?" batin Yudha dengan mengernyitkan dahi menatap heran dan penasaran.
Satya pun sengaja berdehem, agar mereka tersadar dirinya telah masuk ruangan.
"Ehem..."
Satya menoleh kebelakang, mendengar suara sahabatnya datang telah menggangunya. Ia pun langsung melepas pergelangan tangan Nada dengan kasar dan membalikkan badan.
"Mau apa kau datang kemari?'' tanya Satya dengan menatap malas pada sahabatnya sambil kedua tangan bertolak pada pinggang. Ia masih kesal dengan sahabatnya laknat itu karena semalam.
Sedangkan Nada yang telah lepas dari kungkungan tubuh besar Satya, ia pun langsung menghirup udara dengan sebanyak-banyaknya, karena sedari tadi ia menahan nafas di depan pria itu.
"Bos, Apa kau semalam masih kurang dan kenapa sekarang kau ingin melakukannya lagi dengan dia? Ingat bos sekarang jam kerja!" tanya Yudha dengan santai dan tak lupa dengan senyum ejeknya. Ia juga melirik ke arah Nada yang berada di belakang Satya. Seperti biasa pria itu kalau bicara seenaknya saja dengan bosnya sendiri.
"Sudah ku bilang kau tidak usah ikut campur dengan urusan pribadi ku!" bentak Satya dengan menatap malas wajah Satya
"Wah, si bos ada kemajuan nih dengan dia, hahahahha!" ledek Yudha dengan senyum ejek dan kedua alis ia naik turunkan ke atas bawah.
Nada yang mendengar ucapan Yudha sedari tadi, ia pun kembali geram dengan Satya. Ia berpikir berarti dirinya yang telah di nodai oleh pria itu. Nada pun bersiap mengambil tas yang terjatuh dari lantai itu untuk memukuli Satya dari belakang.
"Hei, kau jangan sembarangan bicara akan ku potong tunjangan mu itu!" omel Satya pada Yudha yang masih kedua tangan bertolak pada pinggang, namun tiba-tiba ia mendapatkan pukulan telak dari belakang.
Plak....
"Dasar yah...kau lah yang telah dulu menyetubuhiku kan, hah!" bentak Nada dengan raut wajah marah setelah memukul bahu lebar Satya
"Auwh!" pekik Satya yang kesakitan dan menoleh kebelakang, namun gadis itu kembali memukul keras tubuh Satya.
"Dasar kau pembohong berani-beraninya kau mengelabui ku enak saja, hm!" geram Nada yang tak terima dirinya telah dibohongi oleh pria itu sembari memukul terus berkali-kali pada tubuh Satya.
Plak... Plak... Plak...
"Aauwh!" pekik Satya kesakitan sambil menghalau kedua tangan nya dari pukulan Nada dengan tas.
"Bos ada apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Yudha cemas melihat bosnya di pukul berkali-kali oleh gadis itu.
"ini semua gara-gara kau yang terlalu banyak bicara, cepat ponselmu keluarkan beri dia video dari mu yang semalam." balas Satya dengan kesal pada Yudha, sembari mengahalau kedua tangannya yang terus dipukuli oleh gadis itu dengan tas. Ia bisa saja melawannya namun ia tahu diri dihadapannya adalah seorang wanita.
Yudha yang tadinya bingung, Ia pun dengan cepat mengetahui ada sesuatu hal yang tidak beres hingga gadis itu tiba-tiba menggila memukuli Satya terus-menerus. Ia pun dengan cepat langsung merogoh ponselnya dari dalam saku celana dan menarik kencang salah satu tangan gadis itu untuk duduk di kursi.
"Dasar pecun*dang! kau masih saja tidak mau mengakui nya. Aku laporkan kau kepada polisi, sebagai kasus pemerkosaan yah, hah!" bentak Nada dengan memukul bahu lebar Satya berkali-kali.
Plak...Plak...Plak.....
"Arghhhh...." pekik Satya kesakitan sambil mengahalau kedua tangannya dari tas.
Tiba-tiba Yudha datang menghampiri gadis itu, untuk menahan tangan gadis itu agar tidak memukuli bosnya.
"Arghhh! Apa yang kau lakukan? kau ingin aku pukuli juga, hah!" bentak Nada pada Yudha yang melihat tangannya di pegang oleh pria itu
"Maaf, Nona ini tugas." balas Yudha dengan menundukkan kepalanya sopan, Tanpa aba-aba lagi ia pun langsung menarik gadis itu ke kursi.
"Argh, apa yang kau lakukan padaku?" teriak Nada tersentak kaget
Kreeeet...
Gadis itu telah duduk di atas kursi, ia langsung disodorkan ponsel dari Yudha ke tangan dirinya.
"Hm..." Nada menengadahkan kepala nya ke atas menatap bingung pada Yudha.
"Coba kau tarik nafas dulu nona dan lihat lah apa yang sebenarnya nya terjadi." sahut Yudha dengan menggerakkan dagunya ke arah ponsel untuk memberitahu sebenarnya kepada gadis itu.
Nada tak mempedulikan ucapan Yudha ia dengan santai nya langsung membuka ponsel milik pria itu.
Sedangkan Satya, sedari tadi ia menggerakkan bahunya yang sedikit sakit akibat pukulan keras dari Nada. Setelah merasa agak baikan, ia pun jalan menuju kursi kebesarannya yang berhadapan dengan Nada yang sedang membuka ponsel.
Nada yang melihat apa yang terjadi sebenarnya, ia terperangah hingga mengerjabkan matanya berkali-kali dihadapan ponsel Yudha untuk memastikan apakah benar ia sendiri atau tidak yang melakukan hal menjijikan itu di video.
"Sekarang siapa yang akan berani melaporkan kepada polisi, Hmmmm??" tantang Satya dengan mata menatap tajam gadis itu sembari ia mengeluarkan kartu identitas miliknya dari kantung kemeja dan dilemparkan ke atas meja pas di hadapan Nada.
Tak....
Nada pun tersentak kaget apa yang diberikan tiba-tiba oleh pria itu, ia pun melihat sekilas wajah Satya dan langsung melihat kartu identitas itu dengan seksama yang berada di atas meja.
"Satya Wiguna kepala kepolisian sektor kota xxx." gumam Nada dengan menatap heran kartu itu sambil berpikir.
"Haaaah..." Nada sampai menutupi mulutnya dan membelalakkan kedua bola mata. Nada baru tersadar, ia yang sudah terperangah karena tak percaya apa yang ia lihat video dirinya sendiri tadi. Sekarang ia ditambah dibuat kaget karena dirinya sekarang berurusan dengan seorang polisi di hadapannya.
-
-
*Jangan lupa bintang atau vote nya kakakku 🥰
- Bersambung 🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Dewi Anggya
malunya si nada😄😄
2024-04-02
0
Syarhana Batjo
ceritanya menarik.
2023-09-03
0
Iis Triningsih
makin seru... lanjut thor
2023-06-22
0