Bab 9 - Identitas Sebenarnya

Satya diam, ia mencerna kata-kata Nada barusan, dengan mendekati tubuh Nada dan tangan menahan satu pergelangan tangan gadis itu ke atas bersama tas yang ia dipukulinya. Pria itu menatap tajam wajah Nada dengan seksama. Ia tak terima, jika dirinya dibilang telah menodai gadis itu. Apalagi dirinya sampai dipukul keras hingga berkali-kali.

"Aku tidak melakukannya!" desis Satya dengan mata menilik tajam pada mata Nada.

Nada yang melihat wajah Satya seperti sangat murka, ia pun tak mau kalah karena dirinya pun juga sama merasa dirugikan.

"Cih! lepaskan tangan kotor mu itu! jangan mencari kesempatan untuk menyentuh ku!" bentak Nada dengan mata melotot tajam melihat tangannya digenggam kuat oleh Satya dan menatap sinis pria itu lagi.

Satya langsung melepas pergelangan tangan gadis itu dengan kasar dan membalas tatapan sinis juga pada gadis itu.

"Hah..." Nada melepas pandangannya sesaat. Kemudian ia kembali menatap pria itu dengan kedua tangan bersidekap pada dada.

"Mau alasan apa lagi yang kau ucapkan? Ku lihat tadi kau baru saja memakai pakaian di depan ku. Bukan berarti, kau pasti yang telah menikmati tubuhku bukan, Hm?" ucap Nada dengan santai dan satu alis ia tautkan ke atas seakan ia menantang pria itu.

Satya yang mendengar, Ia membelalakkan kedua bola matanya. Ia berpikir, pasti gadis itu telah melihat tubuhnya saat ia berpakaian. Dan Satya pun juga geregetan akan perkataan Nada, ia ingin sekali menyumpal mulut gadis itu karena berbicara dengan seenaknya.

"Berhentilah kau berbicara omong kosong padaku! aku sama sekali tidak pernah menyentuh tubuhmu bahkan sejengkal pun aku tidak pernah!" Sergah Satya yang tak terima ucapan gadis itu dengan kedua tangan bertolak pada pinggang dan menatap tajam.

"Oh, Lalu kenapa kau membawa aku kesini hingga pakaian ku sangat berantakan sekali? kalau bukan berarti, pasti kau lah yang....?" ucap Nada yang tak terima namun terputus bicaranya karena Satya telah mendorong pelan tubuh Nada ke tembok.

"Arghh..." Nada tersentak kaget akan perlakuan Satya yang tiba-tiba, hingga tas kecil dari tangannya pun terjatuh.

Greb...

"Coba kau ingatkan kembali? apakah kau lupa? Jika dirimu lah yang telah menggodaku semalam, hm?" bisik Satya pada telinga Nada dengan kedua tangannya menahan tangan gadis itu ke tembok, seperti tidak bisa pergi kemana-mana.

Nada membelalakkan kedua bola matanya mendengar ucapan pria itu.

"Hampir saja, tubuh besar ku ini ingin kau nikmati semata saja sendiri. Tetapi aku tetap kok bertahan menolak has*rat mu walaupun aku ingin sekali." bisik Satya lagi dengan senyum menyeringai. Ia sengaja mengerjainya, agar gadis itu sadar dan tidak terus menyudutkannya.

Deg...

Jantung Nada seketika berdebar kencang, ia tidak mungkin melakukan hal bodoh dengan pria tak dikenalnya. Bahkan ciuman saja ia belum pernah melakukan sama sekali dengan kekasihnya. Ia jadi berpikir apakah ia yang telah duluan melakukan malam panas dengan pria itu?

"Fiuuuh..."Satya sengaja meniup udara pelan-pelan pada telinga Nada. Agar gadis itu sadar akan lamunannya.

Kulit Nada seketika meremang dan nafasnya tiba-tiba tercekat, karena ia telah merasakan hembusan nafas Satya yang hangat menerpa pada pipinya. Ia pun menoleh wajah Satya yang sedang menatap dirinya dengan sangat dekat dan intens.

"Tampan..." batin Nada yang terpesona menatap manik mata Satya. Ia baru menyadari pria dihadapannya itu sangatlah tampan, hingga ia sendiri sampai menahan nafas berada di dekatnya.

"Kenapa kau diam, hm? Tadi saja kau banyak bicara menantang ku?" ucap Satya dengan santai dan mata menatap lekat wajah gadis itu.

Nada masih diam, ia hanya membalas tatapan mata Satya yang intens menatap dirinya, entah kenapa ia jadi gugup di depan pria itu dan tidak bisa berbicara.

"Oh ya, tadi apa kau bilang? kau melihat ku berpakaian?" tanya Satya lagi dengan kedua tangan masih menahan tangan gadis itu ke atas.

Tiba-tiba ada suara pintu seperti dibuka oleh seseorang, hingga kedua orang yang sedang berada dipojokkan tembok pun, mereka tidak mendengarnya.

Kreeeggg....

Yudha dengan santainya masuk ke dalam ruangan, namun ia heran melihat bosnya itu dari kejauhan sedang mengungkung tubuh Nada ke arah tembok hingga jarak kedua orang itu terlihatlah sangat dekat.

"Sedang apa tuh bos?" batin Yudha dengan mengernyitkan dahi menatap heran dan penasaran.

Satya pun sengaja berdehem, agar mereka tersadar dirinya telah masuk ruangan.

"Ehem..."

Satya menoleh kebelakang, mendengar suara sahabatnya datang telah menggangunya. Ia pun langsung melepas pergelangan tangan Nada dengan kasar dan membalikkan badan.

"Mau apa kau datang kemari?'' tanya Satya dengan menatap malas pada sahabatnya sambil kedua tangan bertolak pada pinggang. Ia masih kesal dengan sahabatnya laknat itu karena semalam.

Sedangkan Nada yang telah lepas dari kungkungan tubuh besar Satya, ia pun langsung menghirup udara dengan sebanyak-banyaknya, karena sedari tadi ia menahan nafas di depan pria itu.

"Bos, Apa kau semalam masih kurang dan kenapa sekarang kau ingin melakukannya lagi dengan dia? Ingat bos sekarang jam kerja!" tanya Yudha dengan santai dan tak lupa dengan senyum ejeknya. Ia juga melirik ke arah Nada yang berada di belakang Satya. Seperti biasa pria itu kalau bicara seenaknya saja dengan bosnya sendiri.

"Sudah ku bilang kau tidak usah ikut campur dengan urusan pribadi ku!" bentak Satya dengan menatap malas wajah Satya

"Wah, si bos ada kemajuan nih dengan dia, hahahahha!" ledek Yudha dengan senyum ejek dan kedua alis ia naik turunkan ke atas bawah.

Nada yang mendengar ucapan Yudha sedari tadi, ia pun kembali geram dengan Satya. Ia berpikir berarti dirinya yang telah di nodai oleh pria itu. Nada pun bersiap mengambil tas yang terjatuh dari lantai itu untuk memukuli Satya dari belakang.

"Hei, kau jangan sembarangan bicara akan ku potong tunjangan mu itu!" omel Satya pada Yudha yang masih kedua tangan bertolak pada pinggang, namun tiba-tiba ia mendapatkan pukulan telak dari belakang.

Plak....

"Dasar yah...kau lah yang telah dulu menyetubuhiku kan, hah!" bentak Nada dengan raut wajah marah setelah memukul bahu lebar Satya

"Auwh!" pekik Satya yang kesakitan dan menoleh kebelakang, namun gadis itu kembali memukul keras tubuh Satya.

"Dasar kau pembohong berani-beraninya kau mengelabui ku enak saja, hm!" geram Nada yang tak terima dirinya telah dibohongi oleh pria itu sembari memukul terus berkali-kali pada tubuh Satya.

Plak... Plak... Plak...

"Aauwh!" pekik Satya kesakitan sambil menghalau kedua tangan nya dari pukulan Nada dengan tas.

"Bos ada apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Yudha cemas melihat bosnya di pukul berkali-kali oleh gadis itu.

"ini semua gara-gara kau yang terlalu banyak bicara, cepat ponselmu keluarkan beri dia video dari mu yang semalam." balas Satya dengan kesal pada Yudha, sembari mengahalau kedua tangannya yang terus dipukuli oleh gadis itu dengan tas. Ia bisa saja melawannya namun ia tahu diri dihadapannya adalah seorang wanita.

Yudha yang tadinya bingung, Ia pun dengan cepat mengetahui ada sesuatu hal yang tidak beres hingga gadis itu tiba-tiba menggila memukuli Satya terus-menerus. Ia pun dengan cepat langsung merogoh ponselnya dari dalam saku celana dan menarik kencang salah satu tangan gadis itu untuk duduk di kursi.

"Dasar pecun*dang! kau masih saja tidak mau mengakui nya. Aku laporkan kau kepada polisi, sebagai kasus pemerkosaan yah, hah!" bentak Nada dengan memukul bahu lebar Satya berkali-kali.

Plak...Plak...Plak.....

"Arghhhh...." pekik Satya kesakitan sambil mengahalau kedua tangannya dari tas.

Tiba-tiba Yudha datang menghampiri gadis itu, untuk menahan tangan gadis itu agar tidak memukuli bosnya.

"Arghhh! Apa yang kau lakukan? kau ingin aku pukuli juga, hah!" bentak Nada pada Yudha yang melihat tangannya di pegang oleh pria itu

"Maaf, Nona ini tugas." balas Yudha dengan menundukkan kepalanya sopan, Tanpa aba-aba lagi ia pun langsung menarik gadis itu ke kursi.

"Argh, apa yang kau lakukan padaku?" teriak Nada tersentak kaget

Kreeeet...

Gadis itu telah duduk di atas kursi, ia langsung disodorkan ponsel dari Yudha ke tangan dirinya.

"Hm..." Nada menengadahkan kepala nya ke atas menatap bingung pada Yudha.

"Coba kau tarik nafas dulu nona dan lihat lah apa yang sebenarnya nya terjadi." sahut Yudha dengan menggerakkan dagunya ke arah ponsel untuk memberitahu sebenarnya kepada gadis itu.

Nada tak mempedulikan ucapan Yudha ia dengan santai nya langsung membuka ponsel milik pria itu.

Sedangkan Satya, sedari tadi ia menggerakkan bahunya yang sedikit sakit akibat pukulan keras dari Nada. Setelah merasa agak baikan, ia pun jalan menuju kursi kebesarannya yang berhadapan dengan Nada yang sedang membuka ponsel.

Nada yang melihat apa yang terjadi sebenarnya, ia terperangah hingga mengerjabkan matanya berkali-kali dihadapan ponsel Yudha untuk memastikan apakah benar ia sendiri atau tidak yang melakukan hal menjijikan itu di video.

"Sekarang siapa yang akan berani melaporkan kepada polisi, Hmmmm??" tantang Satya dengan mata menatap tajam gadis itu sembari ia mengeluarkan kartu identitas miliknya dari kantung kemeja dan dilemparkan ke atas meja pas di hadapan Nada.

Tak....

Nada pun tersentak kaget apa yang diberikan tiba-tiba oleh pria itu, ia pun melihat sekilas wajah Satya dan langsung melihat kartu identitas itu dengan seksama yang berada di atas meja.

"Satya Wiguna kepala kepolisian sektor kota xxx." gumam Nada dengan menatap heran kartu itu sambil berpikir.

"Haaaah..." Nada sampai menutupi mulutnya dan membelalakkan kedua bola mata. Nada baru tersadar, ia yang sudah terperangah karena tak percaya apa yang ia lihat video dirinya sendiri tadi. Sekarang ia ditambah dibuat kaget karena dirinya sekarang berurusan dengan seorang polisi di hadapannya.

-

-

*Jangan lupa bintang atau vote nya kakakku 🥰

- Bersambung 🍃

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

malunya si nada😄😄

2024-04-02

0

Syarhana Batjo

Syarhana Batjo

ceritanya menarik.

2023-09-03

0

Iis Triningsih

Iis Triningsih

makin seru... lanjut thor

2023-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pengkhianatan
2 Bab 2 - Penyesalan
3 Bab 3 - Pertemuan Pertama
4 Bab 4 - Wanita Atau Waria
5 Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6 Bab 6 - Gadis Gila
7 Bab 7 - Benar-Benar Gila
8 Bab 8 - Rezeki & Sial
9 Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10 Bab 10 - Curahan Hati
11 Bab 11 - Curahan Hati Juga
12 Bab 12 - Pulang Bersama
13 Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14 Bab 14 - Bertemu Mantan
15 Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16 Bab 16 - Tamparan Keras
17 Bab 17 - Cemburu Buta
18 Bab 18 - Serangan Pertama
19 Bab 19 - Melarikan diri
20 Bab 20 - Pelukan Pertama
21 Bab 21 - Satu Atap
22 Bab 22 - Ciuman Panas
23 Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24 Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25 Bab 25 - Bima Kecelakaan
26 Bab 26 - Pencarian Bima
27 Bab 27 - Pesimis
28 Bab 28 - Satu atap lagi
29 Bab 29 - Malam mencekam
30 Bab 30 - Mimpi Buruk
31 Bab 31 - Bima kembali
32 Bab 32 - Kabar Buruk
33 Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34 Bab Pengumuman Novel Baru
35 Bab 34 - Tinggal Bersama
36 Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37 Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38 Bab 37 - Motif Sebenarnya
39 Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40 Bab 39 - Cemburu ku
41 Bab 40 - Satya Resek
42 Bab 43 - Keakraban mereka
43 Bab 42 - Pertama kali memasak
44 Bab 43 - Permainan di mulai
45 Bab 44 - Bertemu kembali
46 Bab 45 - Tamparan keras
47 Bab 46 - Penyusup
48 Bab 47 - Sandera
49 Bab 48 - Hadiah dari Satya
50 Bab 49 - Apa yang terjadi?
51 Bab 50 - Rapuh
52 Bab 51 - Terungkap
53 Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54 Bab 53 - Masa Tenggang
55 Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56 Bab 55 - Pengakuan palsu
57 Bab 56 - Terungkap
58 Bab 57 - Penyerangan Markas
59 Bab 58 - Sebuah melodi?
60 Bab 59 - Rekaman
61 Bab 60 - Berkhirkah?
62 Bab 61 - Kembali Pulang
63 Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64 Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65 Bab 64 - Tertembak kah?
66 Bab 65 - Tertembak
67 Bab 66 - Kabar Buruk
68 Bab 67 - Kecelakaan
69 Bab 68 - Dilema
70 Bab 69 - Rumor
71 Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72 Bab 71 - Perdebatan kecil
73 Bab 72 - Untuk yang pertama
74 Bab 73 - Ketahuan Kan?
75 Bab 74 - Di minta janji
76 Bab 75 - Pergi Berkunjung
77 Bab 76 - Liburan Perdana
78 Bab 77 - Drama Pagi ini
79 Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80 Bab 79 - Kecelakaan
81 Bab 80 - Kemarahan Satya
82 Bab 81 - Nada Pergi
83 Bab 82 - Berpisah
84 Bab 83 - Satya Mabuk
85 Bab 84 - Berita Bahagia
86 Bab 85 - Serangan Fajar
87 Pengumuman Novel Baru
88 Bab 86 - You Are Mine
89 Bab 87 - Posesif
90 Bab 88 - Tamparan Keras
91 Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92 Bab 90 - Mengejutkan
93 Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94 Bab 92 - Penangguhan
95 Bab 93 - Pers dari Satya
96 Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97 Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98 Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99 Bab 97 - Mencari Tahu
100 Bab 98 - Memberikan Kabar
101 Bab 99 - Sebuah Memori
102 Bab 100 - Ingatan Kembali
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 - Pengkhianatan
2
Bab 2 - Penyesalan
3
Bab 3 - Pertemuan Pertama
4
Bab 4 - Wanita Atau Waria
5
Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6
Bab 6 - Gadis Gila
7
Bab 7 - Benar-Benar Gila
8
Bab 8 - Rezeki & Sial
9
Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10
Bab 10 - Curahan Hati
11
Bab 11 - Curahan Hati Juga
12
Bab 12 - Pulang Bersama
13
Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14
Bab 14 - Bertemu Mantan
15
Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16
Bab 16 - Tamparan Keras
17
Bab 17 - Cemburu Buta
18
Bab 18 - Serangan Pertama
19
Bab 19 - Melarikan diri
20
Bab 20 - Pelukan Pertama
21
Bab 21 - Satu Atap
22
Bab 22 - Ciuman Panas
23
Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24
Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25
Bab 25 - Bima Kecelakaan
26
Bab 26 - Pencarian Bima
27
Bab 27 - Pesimis
28
Bab 28 - Satu atap lagi
29
Bab 29 - Malam mencekam
30
Bab 30 - Mimpi Buruk
31
Bab 31 - Bima kembali
32
Bab 32 - Kabar Buruk
33
Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34
Bab Pengumuman Novel Baru
35
Bab 34 - Tinggal Bersama
36
Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37
Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38
Bab 37 - Motif Sebenarnya
39
Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40
Bab 39 - Cemburu ku
41
Bab 40 - Satya Resek
42
Bab 43 - Keakraban mereka
43
Bab 42 - Pertama kali memasak
44
Bab 43 - Permainan di mulai
45
Bab 44 - Bertemu kembali
46
Bab 45 - Tamparan keras
47
Bab 46 - Penyusup
48
Bab 47 - Sandera
49
Bab 48 - Hadiah dari Satya
50
Bab 49 - Apa yang terjadi?
51
Bab 50 - Rapuh
52
Bab 51 - Terungkap
53
Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54
Bab 53 - Masa Tenggang
55
Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56
Bab 55 - Pengakuan palsu
57
Bab 56 - Terungkap
58
Bab 57 - Penyerangan Markas
59
Bab 58 - Sebuah melodi?
60
Bab 59 - Rekaman
61
Bab 60 - Berkhirkah?
62
Bab 61 - Kembali Pulang
63
Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64
Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65
Bab 64 - Tertembak kah?
66
Bab 65 - Tertembak
67
Bab 66 - Kabar Buruk
68
Bab 67 - Kecelakaan
69
Bab 68 - Dilema
70
Bab 69 - Rumor
71
Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72
Bab 71 - Perdebatan kecil
73
Bab 72 - Untuk yang pertama
74
Bab 73 - Ketahuan Kan?
75
Bab 74 - Di minta janji
76
Bab 75 - Pergi Berkunjung
77
Bab 76 - Liburan Perdana
78
Bab 77 - Drama Pagi ini
79
Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80
Bab 79 - Kecelakaan
81
Bab 80 - Kemarahan Satya
82
Bab 81 - Nada Pergi
83
Bab 82 - Berpisah
84
Bab 83 - Satya Mabuk
85
Bab 84 - Berita Bahagia
86
Bab 85 - Serangan Fajar
87
Pengumuman Novel Baru
88
Bab 86 - You Are Mine
89
Bab 87 - Posesif
90
Bab 88 - Tamparan Keras
91
Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92
Bab 90 - Mengejutkan
93
Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94
Bab 92 - Penangguhan
95
Bab 93 - Pers dari Satya
96
Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97
Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98
Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99
Bab 97 - Mencari Tahu
100
Bab 98 - Memberikan Kabar
101
Bab 99 - Sebuah Memori
102
Bab 100 - Ingatan Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!