Jantung pria itu tiba-tiba berdebar kencang, dari kejauhan pria yang sedang investigasi kasus kecelakaan tak jauh dari taman tersebut, mendengar suara teriakan seorang pria yang memanggil gadis yang ia sering terngiang dalam benaknya.
"Nada, ada apa dengan dia?" gumam Satya yang nampak panik dan matanya menyorot mencari asal suara tersebut.
Ia menyorot matanya dengan tajam, melihat seluruh penjuru tempat. Namun, tiba-tiba sorot matanya berhenti ada Nada yang sedang di intimidasi oleh seorang pria, namun sepertinya ia melihat seperti kekasih gadis itu. Satya pun tak butuh berpikir panjang ia langsung menghampiri mereka mengingat, merasa ada yang tidak beres dengan diri Nada.
"Yud, Sementara kau urus kasus ini sampai tuntas. Ada hal penting yang harus aku urusi sekarang juga." ucap Satya datar sembari jalan memberi kamera pada Yudha dan mata masih menatap pria yang terus mendekati Nada dari kejauhan.
"Laporkan semua pada ku jika kau sudah beres." ucap Satya lagi setelah memberikan kamera itu ke tangan Yudha.
"Memang kau mau kemana?" tanya Yudha bingung melihat sahabatnya, tiba-tiba seperti itu namun Sahabatnya tetap tak menjawab, ia telah jalan menuju pria yang terus mendekati Nada dari kejauhan.
Yudha pun sekilas melihat dari kejauhan, Satya yang sedang jalan terus menuju kesana.
"Oh ternyata ini hal penting baginya" batin Yudha dengan senyum bibir yang mengembang.
🍃🍃🍃
Bima dengan wajah penuh emosi tidak terima mendengar ucapan Nada seperti itu, seakan dia ialah barang yang bisa di berikan siapapun.
Nada pun menatap tajam melihat Bima yang terus mendekatinya. Sepertinya ia mengucapkannya tidak tepat, melihat raut wajah Bima yang sangat marah dan siap akan mencengkram dirinya.
"Kau mau apa? Hah.!" ucap Nada yang terus mendorong dada Bima dan menatap sengit pria itu hingga tak sadar tubuh Nada telah berada di tembok taman dan di himpit badan besar Bima.
Buuuukkkk.....
"Argggh..." teriak Nada kaget ketakutan hingga kepala menoleh ke samping dan memejamkan matanya. Tiba-tiba Bima memukul kencang di tembok tepat di samping kepala Nada.
Bima yang melihat raut wajah Nada yang seperti ketakutan, ia berusaha berhenti menyudutkan Nada. Ia tidak ingin gadis itu takut dengan dirinya dan tahu akan sifat aslinya yang sebenarnya sangat tempramen.
Bima mencoba menghela nafasnya dengan panjang untuk menghilangkan situasi emosi dalam dirinya dan bisa berbicara tenang dengan Nada.
"Benar yang dikatakan Shinta. Hasrat ku sebagai lelaki sangatlah tinggi. Kamu tidak pernah mengerti kalau aku mau menyentuh mu lebih, hanya mau sebatas pelukan dan pegangan tangan saja. Bahkan kamu juga tidak mau di ajak berciuman, jadi wajar kan bila aku tergoda dengan rayuan Shinta? Apalagi dia bisa memberikan ku kenikmatan tiada tara yang tidak bisa pernah kamu berikan?" Ucap Bima dengan santai namun sangat menekankan.
Dada Nada seketika terasa di hantam palu besar rasanya seperti sakit dan sesak. Ternyata selama ini dia salah mengira bahwa Bima masih bertahan karena dia memang tulus cintanya. Namun, yang di perkirakan ternyata salah besar dia hanya memuaskan hasratnya saja semata dengan wanita lain di belakang Nada.
"Baguslah mulai dari sekarang kamu bisa bersenang-senang dengan wanita itu tanpa bersembunyi-sembunyi lagi seperti ini!" ucap Nada yang kembali menoleh wajah Bima. Ia berbicara dengan tenang setenang mungkin walaupun dalam hatinya ia sangat sakit.
"Ah, dan sekali lagi? Kau jangan pernah menjilat ludah mu sendiri bahwa kau lah yang telah lebih dulu memutuskan aku Bima!! Jadi, akulah yang sangat berterima kasih padamu sudah tidak masuk dalam jerat cinta oleh mu!" ucap Nada dengan menepuk pelan pundak Bima dengan santai dan ia mencoba menyingkirkan sesuatu yang ada di pundak Bima seolah-olah seperti ada debu pada baju pria itu. Seakan-akan seperti pamit untuk terakhir kali darinya, ia sudah tidak ingin berurusan lagi dengan pria itu.
Nada pun tersenyum manis dan langsung jalan dengan angkuh hingga menyenggol lengan besar Bima. Ia sudah tidak tahan lagi menahan tangis yang sedari tadi ia tahan mendengar pernyataan dari kedua orang yang ia benci. Bahkan ia sendiri rasanya ingin pingsan berada di tempat itu namun ia berusaha menahan kuat beban tubuhnya.
Di tengah jalan Nada berhenti, untuk mengucek matanya dan menghapus sisa air mata yang turun, namun tiba-tiba Satya datang dengan merangkul pinggang Nada yang masih tidak sadar ada dirinya berada di dekat gadis itu. Sedangkan Nada masih saja terus mengucek matanya padahal di sampingnya ada Satya yang sedang merangkul pinggang Nada.
"Ternyata kau bisa sedih juga yah?" ucap Satya pelan, Sebenarnya ia sudah mendengar semua ucapan pada pria yang terus menyudutkan Nada, maka dari itu ia sebagai pria juga tidak tega jika gadis yang sebenarnya ia sukai itu telah dilukai hatinya. Karena ia juga pernah merasakannya juga.
Nada menengadahkan kepala, mendengar ada seorang pria yang dekat dan mengajak bicara padanya.
"Pak Satya!" teriak Nada yang tak percaya melihat ada Satya berada di dekatnya.
"Hm..." sahut Satya tersenyum dan menatap sendu melihat gadis itu masih terus mengeluarkan air mata.
Bima langsung membalikkan badan mendengar Nada yang sedang memanggil seorang pria.
"Nada....!!!" panggil Bima
Ini kesempatan emas bagi Nada, ia ingin membalas mantan kekasihnya itu mumpung ada pak polisi tampan itu berada di dekatnya, ia sudah tidak memikirkan harga diri lagi karena ia sudah terlanjur sangat sakit hati sekali pada mereka.
"Pak Satya, apakah kau mau ingin bercinta dengan ku?" lirih Nada yang tak sadar karena ia sudah kesal dan sangat sakit hati karena hal tadi.
"Tentu, dengan senang hati." ucap Satya dengan tenang sembari ia merangkup pipi gadis itu dan menatap nanar wajah gadis itu yang telah menangisi seorang pria yang telah menyia-nyiakan gadis cantik seperti Nada. Ia pun dengan perlahan mendekati pipi Nada untuk mencium bekas air mata terlebih dahulu yang masih membekas, namun Nada hanya diam saja tak ada penolakan darinya, ia dengan tulus menerima ciuman dari Satya.
Merasa ada persetujuan dari Nada, bibir Satya pun turun ke bawah menyusuri bibir manis yang sudah membuat ia candu saat pertama kali ia berciuman dengan gadis itu. Perlahan bibir ia mengecup bibir merah ranum millik Nada, namun kali ini ia mencoba menghilangkan ego karena ciuman ini untuk menghilangkan bekas luka yang tergores pada gadis itu.
Cup... Cup... Cup...
Kedua orang yang berada di belakang seketika membelalakkan matanya, mendengar ucapan Nada dan pria asing di hadapannya. Ditambah mereka melihat pemandangan yang mengotori matanya, karena pria itu telah berciuman mesra dengan Nada.
"Siapa dia? pria tampan lagi? Apa Jangan-jangan Nada ternyata sugar baby lagi?" batin Shinta yang tak menyangka Nada telah di cium oleh seorang pria tampan. Ia pun menatap dengan sinis pada kedua orang yang sedang berciuman itu, hingga Shinta sendiri merasa iri dengan Nada yang telah mendapatkan seorang pria tampan lagi.
Sedangkan di sudut tembok, Nafas Bima sangat memburu. Karena telah melihat adegan ciuman pria asing itu dengan Nada. Ia merasa tak terima jika gadis yang ia cintai itu telah di sentuh oleh orang lain bahkan ia sendiri saja belum pernah menyentuh bibir ranum milik Nada yang terlihat menggoda di banding bibir milik Shinta. Ia pun langsung mengepal kuat buku-buku tangannya dengan kencang.
"Sialaaaaan...!" batin Bima dengan raut wajah memerah dan penuh dengan emosi. Rasanya ia ingin sekali membunuh pria itu sekarang juga.
-
- Bersambung 🍃
Jangan lupa kakakku penilaian bintang dan Vote Nya ya
Terima kasih 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Dewi Anggya
laaah maem sosoooor aj pk pol😂😂
2024-04-04
0
Tri Oktifatun
eh pak polisi sadar gak tuh nyosor Nada 🤭
2023-07-05
1
Iis Triningsih
semangat ntuk lanjut.
2023-07-04
1