Bab 16 - Tamparan Keras

Jantung pria itu tiba-tiba berdebar kencang, dari kejauhan pria yang sedang investigasi kasus kecelakaan tak jauh dari taman tersebut, mendengar suara teriakan seorang pria yang memanggil gadis yang ia sering terngiang dalam benaknya.

"Nada, ada apa dengan dia?" gumam Satya yang nampak panik dan matanya menyorot mencari asal suara tersebut.

Ia menyorot matanya dengan tajam, melihat seluruh penjuru tempat. Namun, tiba-tiba sorot matanya berhenti ada Nada yang sedang di intimidasi oleh seorang pria, namun sepertinya ia melihat seperti kekasih gadis itu. Satya pun tak butuh berpikir panjang ia langsung menghampiri mereka mengingat, merasa ada yang tidak beres dengan diri Nada.

"Yud, Sementara kau urus kasus ini sampai tuntas. Ada hal penting yang harus aku urusi sekarang juga." ucap Satya datar sembari jalan memberi kamera pada Yudha dan mata masih menatap pria yang terus mendekati Nada dari kejauhan.

"Laporkan semua pada ku jika kau sudah beres." ucap Satya lagi setelah memberikan kamera itu ke tangan Yudha.

"Memang kau mau kemana?" tanya Yudha bingung melihat sahabatnya, tiba-tiba seperti itu namun Sahabatnya tetap tak menjawab, ia telah jalan menuju pria yang terus mendekati Nada dari kejauhan.

Yudha pun sekilas melihat dari kejauhan, Satya yang sedang jalan terus menuju kesana.

"Oh ternyata ini hal penting baginya" batin Yudha dengan senyum bibir yang mengembang.

🍃🍃🍃

Bima dengan wajah penuh emosi tidak terima mendengar ucapan Nada seperti itu, seakan dia ialah barang yang bisa di berikan siapapun.

Nada pun menatap tajam melihat Bima yang terus mendekatinya. Sepertinya ia mengucapkannya tidak tepat, melihat raut wajah Bima yang sangat marah dan siap akan mencengkram dirinya.

"Kau mau apa? Hah.!" ucap Nada yang terus mendorong dada Bima dan menatap sengit pria itu hingga tak sadar tubuh Nada telah berada di tembok taman dan di himpit badan besar Bima.

Buuuukkkk.....

"Argggh..." teriak Nada kaget ketakutan hingga kepala menoleh ke samping dan memejamkan matanya. Tiba-tiba Bima memukul kencang di tembok tepat di samping kepala Nada.

Bima yang melihat raut wajah Nada yang seperti ketakutan, ia berusaha berhenti menyudutkan Nada. Ia tidak ingin gadis itu takut dengan dirinya dan tahu akan sifat aslinya yang sebenarnya sangat tempramen.

Bima mencoba menghela nafasnya dengan panjang untuk menghilangkan situasi emosi dalam dirinya dan bisa berbicara tenang dengan Nada.

"Benar yang dikatakan Shinta. Hasrat ku sebagai lelaki sangatlah tinggi. Kamu tidak pernah mengerti kalau aku mau menyentuh mu lebih, hanya mau sebatas pelukan dan pegangan tangan saja. Bahkan kamu juga tidak mau di ajak berciuman, jadi wajar kan bila aku tergoda dengan rayuan Shinta? Apalagi dia bisa memberikan ku kenikmatan tiada tara yang tidak bisa pernah kamu berikan?" Ucap Bima dengan santai namun sangat menekankan.

Dada Nada seketika terasa di hantam palu besar rasanya seperti sakit dan sesak. Ternyata selama ini dia salah mengira bahwa Bima masih bertahan karena dia memang tulus cintanya. Namun, yang di perkirakan ternyata salah besar dia hanya memuaskan hasratnya saja semata dengan wanita lain di belakang Nada.

"Baguslah mulai dari sekarang kamu bisa bersenang-senang dengan wanita itu tanpa bersembunyi-sembunyi lagi seperti ini!" ucap Nada yang kembali menoleh wajah Bima. Ia berbicara dengan tenang setenang mungkin walaupun dalam hatinya ia sangat sakit.

"Ah, dan sekali lagi? Kau jangan pernah menjilat ludah mu sendiri bahwa kau lah yang telah lebih dulu memutuskan aku Bima!! Jadi, akulah yang sangat berterima kasih padamu sudah tidak masuk dalam jerat cinta oleh mu!" ucap Nada dengan menepuk pelan pundak Bima dengan santai dan ia mencoba menyingkirkan sesuatu yang ada di pundak Bima seolah-olah seperti ada debu pada baju pria itu. Seakan-akan seperti pamit untuk terakhir kali darinya, ia sudah tidak ingin berurusan lagi dengan pria itu.

Nada pun tersenyum manis dan langsung jalan dengan angkuh hingga menyenggol lengan besar Bima. Ia sudah tidak tahan lagi menahan tangis yang sedari tadi ia tahan mendengar pernyataan dari kedua orang yang ia benci. Bahkan ia sendiri rasanya ingin pingsan berada di tempat itu namun ia berusaha menahan kuat beban tubuhnya.

Di tengah jalan Nada berhenti, untuk mengucek matanya dan menghapus sisa air mata yang turun, namun tiba-tiba Satya datang dengan merangkul pinggang Nada yang masih tidak sadar ada dirinya berada di dekat gadis itu. Sedangkan Nada masih saja terus mengucek matanya padahal di sampingnya ada Satya yang sedang merangkul pinggang Nada.

"Ternyata kau bisa sedih juga yah?" ucap Satya pelan, Sebenarnya ia sudah mendengar semua ucapan pada pria yang terus menyudutkan Nada, maka dari itu ia sebagai pria juga tidak tega jika gadis yang sebenarnya ia sukai itu telah dilukai hatinya. Karena ia juga pernah merasakannya juga.

Nada menengadahkan kepala, mendengar ada seorang pria yang dekat dan mengajak bicara padanya.

"Pak Satya!" teriak Nada yang tak percaya melihat ada Satya berada di dekatnya.

"Hm..." sahut Satya tersenyum dan menatap sendu melihat gadis itu masih terus mengeluarkan air mata.

Bima langsung membalikkan badan mendengar Nada yang sedang memanggil seorang pria.

"Nada....!!!" panggil Bima

Ini kesempatan emas bagi Nada, ia ingin membalas mantan kekasihnya itu mumpung ada pak polisi tampan itu berada di dekatnya, ia sudah tidak memikirkan harga diri lagi karena ia sudah terlanjur sangat sakit hati sekali pada mereka.

"Pak Satya, apakah kau mau ingin bercinta dengan ku?" lirih Nada yang tak sadar karena ia sudah kesal dan sangat sakit hati karena hal tadi.

"Tentu, dengan senang hati." ucap Satya dengan tenang sembari ia merangkup pipi gadis itu dan menatap nanar wajah gadis itu yang telah menangisi seorang pria yang telah menyia-nyiakan gadis cantik seperti Nada. Ia pun dengan perlahan mendekati pipi Nada untuk mencium bekas air mata terlebih dahulu yang masih membekas, namun Nada hanya diam saja tak ada penolakan darinya, ia dengan tulus menerima ciuman dari Satya.

Merasa ada persetujuan dari Nada, bibir Satya pun turun ke bawah menyusuri bibir manis yang sudah membuat ia candu saat pertama kali ia berciuman dengan gadis itu. Perlahan bibir ia mengecup bibir merah ranum millik Nada, namun kali ini ia mencoba menghilangkan ego karena ciuman ini untuk menghilangkan bekas luka yang tergores pada gadis itu.

Cup... Cup... Cup...

Kedua orang yang berada di belakang seketika membelalakkan matanya, mendengar ucapan Nada dan pria asing di hadapannya. Ditambah mereka melihat pemandangan yang mengotori matanya, karena pria itu telah berciuman mesra dengan Nada.

"Siapa dia? pria tampan lagi? Apa Jangan-jangan Nada ternyata sugar baby lagi?" batin Shinta yang tak menyangka Nada telah di cium oleh seorang pria tampan. Ia pun menatap dengan sinis pada kedua orang yang sedang berciuman itu, hingga Shinta sendiri merasa iri dengan Nada yang telah mendapatkan seorang pria tampan lagi.

Sedangkan di sudut tembok, Nafas Bima sangat memburu. Karena telah melihat adegan ciuman pria asing itu dengan Nada. Ia merasa tak terima jika gadis yang ia cintai itu telah di sentuh oleh orang lain bahkan ia sendiri saja belum pernah menyentuh bibir ranum milik Nada yang terlihat menggoda di banding bibir milik Shinta. Ia pun langsung mengepal kuat buku-buku tangannya dengan kencang.

"Sialaaaaan...!" batin Bima dengan raut wajah memerah dan penuh dengan emosi. Rasanya ia ingin sekali membunuh pria itu sekarang juga.

-

- Bersambung 🍃

Jangan lupa kakakku penilaian bintang dan Vote Nya ya

Terima kasih 😊

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

laaah maem sosoooor aj pk pol😂😂

2024-04-04

0

Tri Oktifatun

Tri Oktifatun

eh pak polisi sadar gak tuh nyosor Nada 🤭

2023-07-05

1

Iis Triningsih

Iis Triningsih

semangat ntuk lanjut.

2023-07-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pengkhianatan
2 Bab 2 - Penyesalan
3 Bab 3 - Pertemuan Pertama
4 Bab 4 - Wanita Atau Waria
5 Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6 Bab 6 - Gadis Gila
7 Bab 7 - Benar-Benar Gila
8 Bab 8 - Rezeki & Sial
9 Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10 Bab 10 - Curahan Hati
11 Bab 11 - Curahan Hati Juga
12 Bab 12 - Pulang Bersama
13 Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14 Bab 14 - Bertemu Mantan
15 Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16 Bab 16 - Tamparan Keras
17 Bab 17 - Cemburu Buta
18 Bab 18 - Serangan Pertama
19 Bab 19 - Melarikan diri
20 Bab 20 - Pelukan Pertama
21 Bab 21 - Satu Atap
22 Bab 22 - Ciuman Panas
23 Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24 Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25 Bab 25 - Bima Kecelakaan
26 Bab 26 - Pencarian Bima
27 Bab 27 - Pesimis
28 Bab 28 - Satu atap lagi
29 Bab 29 - Malam mencekam
30 Bab 30 - Mimpi Buruk
31 Bab 31 - Bima kembali
32 Bab 32 - Kabar Buruk
33 Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34 Bab Pengumuman Novel Baru
35 Bab 34 - Tinggal Bersama
36 Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37 Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38 Bab 37 - Motif Sebenarnya
39 Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40 Bab 39 - Cemburu ku
41 Bab 40 - Satya Resek
42 Bab 43 - Keakraban mereka
43 Bab 42 - Pertama kali memasak
44 Bab 43 - Permainan di mulai
45 Bab 44 - Bertemu kembali
46 Bab 45 - Tamparan keras
47 Bab 46 - Penyusup
48 Bab 47 - Sandera
49 Bab 48 - Hadiah dari Satya
50 Bab 49 - Apa yang terjadi?
51 Bab 50 - Rapuh
52 Bab 51 - Terungkap
53 Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54 Bab 53 - Masa Tenggang
55 Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56 Bab 55 - Pengakuan palsu
57 Bab 56 - Terungkap
58 Bab 57 - Penyerangan Markas
59 Bab 58 - Sebuah melodi?
60 Bab 59 - Rekaman
61 Bab 60 - Berkhirkah?
62 Bab 61 - Kembali Pulang
63 Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64 Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65 Bab 64 - Tertembak kah?
66 Bab 65 - Tertembak
67 Bab 66 - Kabar Buruk
68 Bab 67 - Kecelakaan
69 Bab 68 - Dilema
70 Bab 69 - Rumor
71 Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72 Bab 71 - Perdebatan kecil
73 Bab 72 - Untuk yang pertama
74 Bab 73 - Ketahuan Kan?
75 Bab 74 - Di minta janji
76 Bab 75 - Pergi Berkunjung
77 Bab 76 - Liburan Perdana
78 Bab 77 - Drama Pagi ini
79 Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80 Bab 79 - Kecelakaan
81 Bab 80 - Kemarahan Satya
82 Bab 81 - Nada Pergi
83 Bab 82 - Berpisah
84 Bab 83 - Satya Mabuk
85 Bab 84 - Berita Bahagia
86 Bab 85 - Serangan Fajar
87 Pengumuman Novel Baru
88 Bab 86 - You Are Mine
89 Bab 87 - Posesif
90 Bab 88 - Tamparan Keras
91 Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92 Bab 90 - Mengejutkan
93 Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94 Bab 92 - Penangguhan
95 Bab 93 - Pers dari Satya
96 Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97 Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98 Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99 Bab 97 - Mencari Tahu
100 Bab 98 - Memberikan Kabar
101 Bab 99 - Sebuah Memori
102 Bab 100 - Ingatan Kembali
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 - Pengkhianatan
2
Bab 2 - Penyesalan
3
Bab 3 - Pertemuan Pertama
4
Bab 4 - Wanita Atau Waria
5
Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6
Bab 6 - Gadis Gila
7
Bab 7 - Benar-Benar Gila
8
Bab 8 - Rezeki & Sial
9
Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10
Bab 10 - Curahan Hati
11
Bab 11 - Curahan Hati Juga
12
Bab 12 - Pulang Bersama
13
Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14
Bab 14 - Bertemu Mantan
15
Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16
Bab 16 - Tamparan Keras
17
Bab 17 - Cemburu Buta
18
Bab 18 - Serangan Pertama
19
Bab 19 - Melarikan diri
20
Bab 20 - Pelukan Pertama
21
Bab 21 - Satu Atap
22
Bab 22 - Ciuman Panas
23
Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24
Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25
Bab 25 - Bima Kecelakaan
26
Bab 26 - Pencarian Bima
27
Bab 27 - Pesimis
28
Bab 28 - Satu atap lagi
29
Bab 29 - Malam mencekam
30
Bab 30 - Mimpi Buruk
31
Bab 31 - Bima kembali
32
Bab 32 - Kabar Buruk
33
Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34
Bab Pengumuman Novel Baru
35
Bab 34 - Tinggal Bersama
36
Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37
Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38
Bab 37 - Motif Sebenarnya
39
Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40
Bab 39 - Cemburu ku
41
Bab 40 - Satya Resek
42
Bab 43 - Keakraban mereka
43
Bab 42 - Pertama kali memasak
44
Bab 43 - Permainan di mulai
45
Bab 44 - Bertemu kembali
46
Bab 45 - Tamparan keras
47
Bab 46 - Penyusup
48
Bab 47 - Sandera
49
Bab 48 - Hadiah dari Satya
50
Bab 49 - Apa yang terjadi?
51
Bab 50 - Rapuh
52
Bab 51 - Terungkap
53
Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54
Bab 53 - Masa Tenggang
55
Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56
Bab 55 - Pengakuan palsu
57
Bab 56 - Terungkap
58
Bab 57 - Penyerangan Markas
59
Bab 58 - Sebuah melodi?
60
Bab 59 - Rekaman
61
Bab 60 - Berkhirkah?
62
Bab 61 - Kembali Pulang
63
Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64
Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65
Bab 64 - Tertembak kah?
66
Bab 65 - Tertembak
67
Bab 66 - Kabar Buruk
68
Bab 67 - Kecelakaan
69
Bab 68 - Dilema
70
Bab 69 - Rumor
71
Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72
Bab 71 - Perdebatan kecil
73
Bab 72 - Untuk yang pertama
74
Bab 73 - Ketahuan Kan?
75
Bab 74 - Di minta janji
76
Bab 75 - Pergi Berkunjung
77
Bab 76 - Liburan Perdana
78
Bab 77 - Drama Pagi ini
79
Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80
Bab 79 - Kecelakaan
81
Bab 80 - Kemarahan Satya
82
Bab 81 - Nada Pergi
83
Bab 82 - Berpisah
84
Bab 83 - Satya Mabuk
85
Bab 84 - Berita Bahagia
86
Bab 85 - Serangan Fajar
87
Pengumuman Novel Baru
88
Bab 86 - You Are Mine
89
Bab 87 - Posesif
90
Bab 88 - Tamparan Keras
91
Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92
Bab 90 - Mengejutkan
93
Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94
Bab 92 - Penangguhan
95
Bab 93 - Pers dari Satya
96
Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97
Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98
Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99
Bab 97 - Mencari Tahu
100
Bab 98 - Memberikan Kabar
101
Bab 99 - Sebuah Memori
102
Bab 100 - Ingatan Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!