Tik...Tik...Tik ..Tik..Tik...
Suara mesin tik menggema di dalam sebuah ruangan tersebut, seorang petugas sedang membuat data dan mengintrogasi gadis yang semalam membuat ulah dengan bosnya,
Sedangkan Satya, sedari tadi ia tersenyum menyeringai sambil berdiri disamping petugas dan tangan bersidekap pada dada melihat wajah nampak lesu Nada yang sedang duduk di interogasi oleh petugas ruangan ini.
"Nada Rima Handoko benarkah nama lengkap mu itu?" tanya Petugas itu sambil mengetik di sebuah mesin Tik.
"Iya..." balas Nada singkat dan sesekali ia melihat wajah Satya dihadapannya yang sangat menyebalkan seperti meledek dirinya.
"Dimana kedua orang tua mu?" tanya petugas lagi.
"Sudah meninggal." jawab asal Nada
Petugas tersebut mengecek keaslian data tersebut di komputer
"Hah! tapi di sini ku lihat data penduduk, kedua orang tua mu masih hidup?" tanya petugas heran.
"Aku tidak tahu." jawabnya singkat lagi
"Hei, kau jangan membuat pernyataan palsu, ada pasal jika kau berani berbohong, bisa- bisa kau masuk penjara lag!i" jelas Satya sambil melirik sinis wajah Nada dan tangan masih bersidekap pada dada.
Nada hanya menatap malas pada wajah pria itu, ia tidak takut paling hanya gertakan saja.
"Aku tidak tahu!" jawab Nada lagi dengan singkat.
"Hm, Pekerjaanmu Nona?" tanya petugas itu lagi, namun pria itu baru saja melihat wajah Nada dihadapannya, hingga mata petugas itu terus menatap Nada tanpa kedip dan terkadang tersenyum sendiri.
"Aku mahasiswi tingkat 5 di universitas xxx" balas Nada datar.
"Ouh, anda seorang mahasiswi." gumam petugas itu sambil tersenyum-senyum sendiri lagi kemudian kembali mengetik.
Satya yang melihat gelagat mencurigakan pada anak buahnya itu, ia pun langsung menegurnya.
"Hei, kau kerja lah yang profesional! mata lihat layar saja tidak usah lihat kemana-mana! Mau ku potong kau gaji mu?" gertak Satya sambil menyenggol sikunya ke arah kepala petugas yang sedang duduk dan ia menatap tajam
"Bb... baik bos." jawab petugas itu gugup. Kemudian ia melanjutkan lagi pekerjaannya untuk menatap layar dan tidak melihat gadis cantik itu lagi.
"Kau juga pakai jaket nih pakaian mu itu sangat terbuka, kau senang yah tubuhmu dilihat oleh banyak orang?" sindir Satya dengan mata menatap sinis sembari melempar jaket denim miliknya ke arah wajah Nada.
"Argh... "geram Nada dengan tatapan kesal ia menerima jaket milik pria itu yang terlempar pada wajahnya dan langsung memakainya.
"Sial! Ku yakin kau pasti juga terpesona sudah melihat tubuh indah ku ini semalam!!" batin Nada dengan mulut mencebik kesal sambil melihat Satya dengan menatap sinis pada dirinya. Ia jadi mengingat video dirinya yang telah berbuat menjijikan dengan pria itu. Ia yakin pria itu pasti sudah melihat tubuhnya saat ia mabuk.
"Wah, si bos sudah mulai posesif nih!" sindir Yudha dengan santai sambil jalan melewati mereka bertiga sembari membawa berkas-berkas di tangannya untuk disimpan Pada lemari.
"Kau lebih baik diam saja sana!" bentak Satya dengan melirik tajam wajah Yudha yang menyebalkan saat pria itu lewat.
"Hahaha, dasar si bos! Ku yakin kau pasti akan jadi budak cintanya dia bos" ledek Yudha lagi sembari memasukkan berkas pada lemari.
Satya geram mendengarnya, hingga kedua tangannya ia kepal dengan kuat. Ia ingin rasanya lempar pria itu ke pluto agar dia tak selalu banyak bicara.
Nada hanya tertawa geli mendengar guyonan Yudha yang terus meledek Bosnya dan melihat Satya kesal.
Petugas itu melanjutkan lagi pekerjaannya setelah melihat kedua orang itu terus berdebat.
"Hm, Nona Nada kenapa saat tengah malam, anda berada di jalan raya yang sepi dan maaf pakaian anda sangat menggoda kaum para pria." tanya petugas itu dengan hati-hati dan mata sedikit mendelik genit di hadapan Nada
Satya melirik tajam lagi pada anak buahnya, yang sekilas ia melihat genit dengan Nada dan ia juga mendengar kata tak pantas membuat pertanyaan pada gadis itu. Yang sebenarnya gadis itu sudah mulai mencuri hati pada si duda lapuk ini.
Braaakkk.....
Satya menggebrak meja di hadapan anak buahnya, hingga ketiga orang yang berada dalam ruang tersentak kaget dan melihat wajah Satya yang sedang marah.
"Kau tanya lah yang jelas!! dan mata mu lihat saja ke layar saja!" bentak Satya dengan mata menatap tajam pada anak buahnya. Ia sudah kesal tadi sama Yudha dan sekarang di tambah kesal lagi sama anak buahnya satu ini. Pria itu seperti tak rela jika gadis yang mulai mencuri hatinya itu di sukai oleh banyak orang.
"Tuh kan, apa aku bilang? ia sudah mulai posesif." gumam Yudha membenarkan dalam hati sambil ia tertawa geli sembari ia memasukkan berkas ke dalam lemari.
Kau! apakah kau wanita pekerja sek*s malam itu?" tanya Satya to the point saja dan melihat wajah Nada dengan seksama.
Nada membelalakkan kedua bola matanya mendengar pertanyaan Satya.
"Tidak! aku bukan wanita seperti itu yang kau nilai!" balas Nada dengan menatap sengit dan langsung berdiri juga di hadapan Satya
"Kalau begini, biar dia saja yang kerja dari tadi salah terus" batin petugas itu dengan mata melirik malas wajah bosnya yang sedang menginterogasi Nada.
Suasana nampak tegang, kedua orang itu saling menatap nyalang hingga kedua orang pria yang berada di dalam ruangan hanya bisa diam dan menguping saja.
"Benarkah? kau bukan berarti wanita yang membutuhkan uang lalu bekerja di malam hari untuk melakukan pekerjaan laknat itu?" tanya Satya serius dan menatap intens wajah Nada. Ia juga sebenarnya ingin mengetahui hal kebenarannya, ia berharap semoga gadis dihadapannya itu ialah wanita baik bisa menjaga diri.
"Tidak... Tidak... aku bilang tidak!" teriak Nada dengan kesal, lalu gadis itu mengeluarkan sebuah dompet dari dalam tasnya dan mengambil sebuah kartu black card dan langsung dilemparkan di atas meja.
Tak.....
"Aku punya uang tanpa batas dari kartu itu. Kartu itu pemberian orang tua ku waktu aku kecil." ucap Nada namun terhenti karena menghela nafas panjang untuk menceritakan kedua orang tuanya.
"Aku punya uang dari kartu itu. Aku tidak pernah kekurangan uang sedikitpun hingga aku sampai melakukan pekerjaan laknat itu.Ku tahu orang tua ku masih ada tetapi mereka sudah tidak mempedulikan ku lagi!" jawab Nada dengan menunduk kepalanya untuk menutupi kesedihan
"Aku lah juga yang telah meninggalkan mereka berdua, saat aku remaja aku pergi ingin hidup mandiri. Karena orang tua ku keduanya telah bercerai dan tidak mempedulikan lagi." jelas Nada lagi dengan menunduk. Ia jadi mengingat kedua orang tuanya ribut dulu.
Satya tak tega melihat sorot mata Nada yang nampak sedih, karena mengingat kedua orangtuanya. Ia yakini, sebenarnya Nada adalah wanita baik-baik.
"Baiklah aku memahami mu." jawab Satya memaklumi gadis itu nampak sedih dan tidak membicarakan masalah status lagi.
Namun dalam benak Satya ada yang ingin ia tanyakan lagi mengenai gadis itu semalam.
"Lalu kenapa kau berada di tengah jalan dan mabuk saat malam itu?" tanya Satya lagi dengan menatap intens wajah Nada
Nada menoleh wajah Satya dan mendengar pertanyaan pria itu.
"A..aku.. aku habis di campakkan oleh kekasihku makanya aku mabuk" balas Nada gugup. Ia jadi ingat akan kekasihnya yang melihat langsung adegan laknat yang di lakukan pada mereka. Dan seketika air mata gadis itu mengembang di dasar pelupuk matanya. Ia yang sudah mengingat kedua orang tuanya bercerai tadi sekarang di tambah mengingat lagi dengan kekasihnya yang berkhianat. Hati gadis itu pun rapuh.
-
- Bersambung 🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Dewi Anggya
seruu
2024-04-02
0
dewidewie
lanjut kak
2023-06-24
0
Tri Oktifatun
lanjuutt kak othor
2023-06-24
0