Bab 10 - Curahan Hati

Tik...Tik...Tik ..Tik..Tik...

Suara mesin tik menggema di dalam sebuah ruangan tersebut, seorang petugas sedang membuat data dan mengintrogasi gadis yang semalam membuat ulah dengan bosnya,

Sedangkan Satya, sedari tadi ia tersenyum menyeringai sambil berdiri disamping petugas dan tangan bersidekap pada dada melihat wajah nampak lesu Nada yang sedang duduk di interogasi oleh petugas ruangan ini.

"Nada Rima Handoko benarkah nama lengkap mu itu?" tanya Petugas itu sambil mengetik di sebuah mesin Tik.

"Iya..." balas Nada singkat dan sesekali ia melihat wajah Satya dihadapannya yang sangat menyebalkan seperti meledek dirinya.

"Dimana kedua orang tua mu?" tanya petugas lagi.

"Sudah meninggal." jawab asal Nada

Petugas tersebut mengecek keaslian data tersebut di komputer

"Hah! tapi di sini ku lihat data penduduk, kedua orang tua mu masih hidup?" tanya petugas heran.

"Aku tidak tahu." jawabnya singkat lagi

"Hei, kau jangan membuat pernyataan palsu, ada pasal jika kau berani berbohong, bisa- bisa kau masuk penjara lag!i" jelas Satya sambil melirik sinis wajah Nada dan tangan masih bersidekap pada dada.

Nada hanya menatap malas pada wajah pria itu, ia tidak takut paling hanya gertakan saja.

"Aku tidak tahu!" jawab Nada lagi dengan singkat.

"Hm, Pekerjaanmu Nona?" tanya petugas itu lagi, namun pria itu baru saja melihat wajah Nada dihadapannya, hingga mata petugas itu terus menatap Nada tanpa kedip dan terkadang tersenyum sendiri.

"Aku mahasiswi tingkat 5 di universitas xxx" balas Nada datar.

"Ouh, anda seorang mahasiswi." gumam petugas itu sambil tersenyum-senyum sendiri lagi kemudian kembali mengetik.

Satya yang melihat gelagat mencurigakan pada anak buahnya itu, ia pun langsung menegurnya.

"Hei, kau kerja lah yang profesional! mata lihat layar saja tidak usah lihat kemana-mana! Mau ku potong kau gaji mu?" gertak Satya sambil menyenggol sikunya ke arah kepala petugas yang sedang duduk dan ia menatap tajam

"Bb... baik bos." jawab petugas itu gugup. Kemudian ia melanjutkan lagi pekerjaannya untuk menatap layar dan tidak melihat gadis cantik itu lagi.

"Kau juga pakai jaket nih pakaian mu itu sangat terbuka, kau senang yah tubuhmu dilihat oleh banyak orang?" sindir Satya dengan mata menatap sinis sembari melempar jaket denim miliknya ke arah wajah Nada.

"Argh... "geram Nada dengan tatapan kesal ia menerima jaket milik pria itu yang terlempar pada wajahnya dan langsung memakainya.

"Sial! Ku yakin kau pasti juga terpesona sudah melihat tubuh indah ku ini semalam!!" batin Nada dengan mulut mencebik kesal sambil melihat Satya dengan menatap sinis pada dirinya. Ia jadi mengingat video dirinya yang telah berbuat menjijikan dengan pria itu. Ia yakin pria itu pasti sudah melihat tubuhnya saat ia mabuk.

"Wah, si bos sudah mulai posesif nih!" sindir Yudha dengan santai sambil jalan melewati mereka bertiga sembari membawa berkas-berkas di tangannya untuk disimpan Pada lemari.

"Kau lebih baik diam saja sana!" bentak Satya dengan melirik tajam wajah Yudha yang menyebalkan saat pria itu lewat.

"Hahaha, dasar si bos! Ku yakin kau pasti akan jadi budak cintanya dia bos" ledek Yudha lagi sembari memasukkan berkas pada lemari.

Satya geram mendengarnya, hingga kedua tangannya ia kepal dengan kuat. Ia ingin rasanya lempar pria itu ke pluto agar dia tak selalu banyak bicara.

Nada hanya tertawa geli mendengar guyonan Yudha yang terus meledek Bosnya dan melihat Satya kesal.

Petugas itu melanjutkan lagi pekerjaannya setelah melihat kedua orang itu terus berdebat.

"Hm, Nona Nada kenapa saat tengah malam, anda berada di jalan raya yang sepi dan maaf pakaian anda sangat menggoda kaum para pria." tanya petugas itu dengan hati-hati dan mata sedikit mendelik genit di hadapan Nada

Satya melirik tajam lagi pada anak buahnya, yang sekilas ia melihat genit dengan Nada dan ia juga mendengar kata tak pantas membuat pertanyaan pada gadis itu. Yang sebenarnya gadis itu sudah mulai mencuri hati pada si duda lapuk ini.

Braaakkk.....

Satya menggebrak meja di hadapan anak buahnya, hingga ketiga orang yang berada dalam ruang tersentak kaget dan melihat wajah Satya yang sedang marah.

"Kau tanya lah yang jelas!! dan mata mu lihat saja ke layar saja!" bentak Satya dengan mata menatap tajam pada anak buahnya. Ia sudah kesal tadi sama Yudha dan sekarang di tambah kesal lagi sama anak buahnya satu ini. Pria itu seperti tak rela jika gadis yang mulai mencuri hatinya itu di sukai oleh banyak orang.

"Tuh kan, apa aku bilang? ia sudah mulai posesif." gumam Yudha membenarkan dalam hati sambil ia tertawa geli sembari ia memasukkan berkas ke dalam lemari.

Kau! apakah kau wanita pekerja sek*s malam itu?" tanya Satya to the point saja dan melihat wajah Nada dengan seksama.

Nada membelalakkan kedua bola matanya mendengar pertanyaan Satya.

"Tidak! aku bukan wanita seperti itu yang kau nilai!" balas Nada dengan menatap sengit dan langsung berdiri juga di hadapan Satya

"Kalau begini, biar dia saja yang kerja dari tadi salah terus" batin petugas itu dengan mata melirik malas wajah bosnya yang sedang menginterogasi Nada.

Suasana nampak tegang, kedua orang itu saling menatap nyalang hingga kedua orang pria yang berada di dalam ruangan hanya bisa diam dan menguping saja.

"Benarkah? kau bukan berarti wanita yang membutuhkan uang lalu bekerja di malam hari untuk melakukan pekerjaan laknat itu?" tanya Satya serius dan menatap intens wajah Nada. Ia juga sebenarnya ingin mengetahui hal kebenarannya, ia berharap semoga gadis dihadapannya itu ialah wanita baik bisa menjaga diri.

"Tidak... Tidak... aku bilang tidak!" teriak Nada dengan kesal, lalu gadis itu mengeluarkan sebuah dompet dari dalam tasnya dan mengambil sebuah kartu black card dan langsung dilemparkan di atas meja.

Tak.....

"Aku punya uang tanpa batas dari kartu itu. Kartu itu pemberian orang tua ku waktu aku kecil." ucap Nada namun terhenti karena menghela nafas panjang untuk menceritakan kedua orang tuanya.

"Aku punya uang dari kartu itu. Aku tidak pernah kekurangan uang sedikitpun hingga aku sampai melakukan pekerjaan laknat itu.Ku tahu orang tua ku masih ada tetapi mereka sudah tidak mempedulikan ku lagi!" jawab Nada dengan menunduk kepalanya untuk menutupi kesedihan

"Aku lah juga yang telah meninggalkan mereka berdua, saat aku remaja aku pergi ingin hidup mandiri. Karena orang tua ku keduanya telah bercerai dan tidak mempedulikan lagi." jelas Nada lagi dengan menunduk. Ia jadi mengingat kedua orang tuanya ribut dulu.

Satya tak tega melihat sorot mata Nada yang nampak sedih, karena mengingat kedua orangtuanya. Ia yakini, sebenarnya Nada adalah wanita baik-baik.

"Baiklah aku memahami mu." jawab Satya memaklumi gadis itu nampak sedih dan tidak membicarakan masalah status lagi.

Namun dalam benak Satya ada yang ingin ia tanyakan lagi mengenai gadis itu semalam.

"Lalu kenapa kau berada di tengah jalan dan mabuk saat malam itu?" tanya Satya lagi dengan menatap intens wajah Nada

Nada menoleh wajah Satya dan mendengar pertanyaan pria itu.

"A..aku.. aku habis di campakkan oleh kekasihku makanya aku mabuk" balas Nada gugup. Ia jadi ingat akan kekasihnya yang melihat langsung adegan laknat yang di lakukan pada mereka. Dan seketika air mata gadis itu mengembang di dasar pelupuk matanya. Ia yang sudah mengingat kedua orang tuanya bercerai tadi sekarang di tambah mengingat lagi dengan kekasihnya yang berkhianat. Hati gadis itu pun rapuh.

-

- Bersambung 🍃

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

seruu

2024-04-02

0

dewidewie

dewidewie

lanjut kak

2023-06-24

0

Tri Oktifatun

Tri Oktifatun

lanjuutt kak othor

2023-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pengkhianatan
2 Bab 2 - Penyesalan
3 Bab 3 - Pertemuan Pertama
4 Bab 4 - Wanita Atau Waria
5 Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6 Bab 6 - Gadis Gila
7 Bab 7 - Benar-Benar Gila
8 Bab 8 - Rezeki & Sial
9 Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10 Bab 10 - Curahan Hati
11 Bab 11 - Curahan Hati Juga
12 Bab 12 - Pulang Bersama
13 Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14 Bab 14 - Bertemu Mantan
15 Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16 Bab 16 - Tamparan Keras
17 Bab 17 - Cemburu Buta
18 Bab 18 - Serangan Pertama
19 Bab 19 - Melarikan diri
20 Bab 20 - Pelukan Pertama
21 Bab 21 - Satu Atap
22 Bab 22 - Ciuman Panas
23 Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24 Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25 Bab 25 - Bima Kecelakaan
26 Bab 26 - Pencarian Bima
27 Bab 27 - Pesimis
28 Bab 28 - Satu atap lagi
29 Bab 29 - Malam mencekam
30 Bab 30 - Mimpi Buruk
31 Bab 31 - Bima kembali
32 Bab 32 - Kabar Buruk
33 Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34 Bab Pengumuman Novel Baru
35 Bab 34 - Tinggal Bersama
36 Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37 Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38 Bab 37 - Motif Sebenarnya
39 Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40 Bab 39 - Cemburu ku
41 Bab 40 - Satya Resek
42 Bab 43 - Keakraban mereka
43 Bab 42 - Pertama kali memasak
44 Bab 43 - Permainan di mulai
45 Bab 44 - Bertemu kembali
46 Bab 45 - Tamparan keras
47 Bab 46 - Penyusup
48 Bab 47 - Sandera
49 Bab 48 - Hadiah dari Satya
50 Bab 49 - Apa yang terjadi?
51 Bab 50 - Rapuh
52 Bab 51 - Terungkap
53 Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54 Bab 53 - Masa Tenggang
55 Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56 Bab 55 - Pengakuan palsu
57 Bab 56 - Terungkap
58 Bab 57 - Penyerangan Markas
59 Bab 58 - Sebuah melodi?
60 Bab 59 - Rekaman
61 Bab 60 - Berkhirkah?
62 Bab 61 - Kembali Pulang
63 Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64 Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65 Bab 64 - Tertembak kah?
66 Bab 65 - Tertembak
67 Bab 66 - Kabar Buruk
68 Bab 67 - Kecelakaan
69 Bab 68 - Dilema
70 Bab 69 - Rumor
71 Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72 Bab 71 - Perdebatan kecil
73 Bab 72 - Untuk yang pertama
74 Bab 73 - Ketahuan Kan?
75 Bab 74 - Di minta janji
76 Bab 75 - Pergi Berkunjung
77 Bab 76 - Liburan Perdana
78 Bab 77 - Drama Pagi ini
79 Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80 Bab 79 - Kecelakaan
81 Bab 80 - Kemarahan Satya
82 Bab 81 - Nada Pergi
83 Bab 82 - Berpisah
84 Bab 83 - Satya Mabuk
85 Bab 84 - Berita Bahagia
86 Bab 85 - Serangan Fajar
87 Pengumuman Novel Baru
88 Bab 86 - You Are Mine
89 Bab 87 - Posesif
90 Bab 88 - Tamparan Keras
91 Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92 Bab 90 - Mengejutkan
93 Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94 Bab 92 - Penangguhan
95 Bab 93 - Pers dari Satya
96 Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97 Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98 Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99 Bab 97 - Mencari Tahu
100 Bab 98 - Memberikan Kabar
101 Bab 99 - Sebuah Memori
102 Bab 100 - Ingatan Kembali
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 - Pengkhianatan
2
Bab 2 - Penyesalan
3
Bab 3 - Pertemuan Pertama
4
Bab 4 - Wanita Atau Waria
5
Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6
Bab 6 - Gadis Gila
7
Bab 7 - Benar-Benar Gila
8
Bab 8 - Rezeki & Sial
9
Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10
Bab 10 - Curahan Hati
11
Bab 11 - Curahan Hati Juga
12
Bab 12 - Pulang Bersama
13
Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14
Bab 14 - Bertemu Mantan
15
Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16
Bab 16 - Tamparan Keras
17
Bab 17 - Cemburu Buta
18
Bab 18 - Serangan Pertama
19
Bab 19 - Melarikan diri
20
Bab 20 - Pelukan Pertama
21
Bab 21 - Satu Atap
22
Bab 22 - Ciuman Panas
23
Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24
Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25
Bab 25 - Bima Kecelakaan
26
Bab 26 - Pencarian Bima
27
Bab 27 - Pesimis
28
Bab 28 - Satu atap lagi
29
Bab 29 - Malam mencekam
30
Bab 30 - Mimpi Buruk
31
Bab 31 - Bima kembali
32
Bab 32 - Kabar Buruk
33
Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34
Bab Pengumuman Novel Baru
35
Bab 34 - Tinggal Bersama
36
Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37
Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38
Bab 37 - Motif Sebenarnya
39
Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40
Bab 39 - Cemburu ku
41
Bab 40 - Satya Resek
42
Bab 43 - Keakraban mereka
43
Bab 42 - Pertama kali memasak
44
Bab 43 - Permainan di mulai
45
Bab 44 - Bertemu kembali
46
Bab 45 - Tamparan keras
47
Bab 46 - Penyusup
48
Bab 47 - Sandera
49
Bab 48 - Hadiah dari Satya
50
Bab 49 - Apa yang terjadi?
51
Bab 50 - Rapuh
52
Bab 51 - Terungkap
53
Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54
Bab 53 - Masa Tenggang
55
Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56
Bab 55 - Pengakuan palsu
57
Bab 56 - Terungkap
58
Bab 57 - Penyerangan Markas
59
Bab 58 - Sebuah melodi?
60
Bab 59 - Rekaman
61
Bab 60 - Berkhirkah?
62
Bab 61 - Kembali Pulang
63
Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64
Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65
Bab 64 - Tertembak kah?
66
Bab 65 - Tertembak
67
Bab 66 - Kabar Buruk
68
Bab 67 - Kecelakaan
69
Bab 68 - Dilema
70
Bab 69 - Rumor
71
Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72
Bab 71 - Perdebatan kecil
73
Bab 72 - Untuk yang pertama
74
Bab 73 - Ketahuan Kan?
75
Bab 74 - Di minta janji
76
Bab 75 - Pergi Berkunjung
77
Bab 76 - Liburan Perdana
78
Bab 77 - Drama Pagi ini
79
Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80
Bab 79 - Kecelakaan
81
Bab 80 - Kemarahan Satya
82
Bab 81 - Nada Pergi
83
Bab 82 - Berpisah
84
Bab 83 - Satya Mabuk
85
Bab 84 - Berita Bahagia
86
Bab 85 - Serangan Fajar
87
Pengumuman Novel Baru
88
Bab 86 - You Are Mine
89
Bab 87 - Posesif
90
Bab 88 - Tamparan Keras
91
Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92
Bab 90 - Mengejutkan
93
Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94
Bab 92 - Penangguhan
95
Bab 93 - Pers dari Satya
96
Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97
Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98
Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99
Bab 97 - Mencari Tahu
100
Bab 98 - Memberikan Kabar
101
Bab 99 - Sebuah Memori
102
Bab 100 - Ingatan Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!