Bab 18 - Serangan Pertama

"Kau disini, jangan pergi kemana-mana!" bisik Satya.

Satya langsung melepas pelukan Nada, ia berlari menuju Shinta yang di sekap oleh Bima.

"Pak Satya!" teriak Nada.

Satya tak mendengar panggilan Nada, ia jalan mendekati Bima perlahan. Ia menatap tajam pria itu yang terus menekankan pisaunya pada leher Shinta.

"Benar-benar kau pria sangat kejam!" geram Satya sambil mengepal kuat tangannya.

"Berhenti kau melukai wanita itu! ucap Satya marah.

"To...tolong aku...!" rintih Shinta yang merasa kesakitan

"Cih! kau ternyata mau bermain dengan ku, yah? baik lah kita akan bermain bersama-sama." ucap Bima dengan santai, Ia langsung saja menebas leher Shinta, hingga wanita itu jatuh tersungkur ke jalan.

Satya membelalakkan matanya melihat tindakan Bima yang sangat kejam, ia kalah cepat menghalangi Bima yang telah membunuh Shinta.

"Aaaargh..." teriak Shinta hingga wanita itu jatuh tak sadarkan diri.

Bruuuggh......

"Shintaaa...!" teriak Nada menangis histeris ketakutan. Ia tidak bisa menghampiri Shinta. Karena Bima masih berada di dekat Shinta yang jatuh terkapar di sana.

"Shinta, tolong bangun lah maafkan aku Shinta." tangis Nada pecah sampai menutup mulut dengan kedua tangannya.

"Benar-benar kau manusia biadab!" geram Satya dengan menatap tajam Bima setelah melihat Shinta sudah jatuh tak sadarkan diri.

Bima tersenyum menyeringai melihat sekilas Shinta yang sudah jatuh terkapar di jalan dan sekarang ia menatap tajam wajah Satya sambil menjilat darah yang menetes dari pisau yang ia tebas.

"Sepertinya aku salah membunuh seseorang, yang harusnya aku bunuh itu adalah kau!! Dasar pec*undang..!!" geram Bima dengan wajah murka ia pun langsung menyerang tubuh Satya.

Satya membelalakkan matanya, merasa dirinya akan di serang oleh Bima. Ia langsung bersiap-siap menerima serangan dari Bima.

Bima menyerang menggunakan pisau tersebut ke arah Satya. Namun Satya terus menghindar dengan gerakan kepala ke kiri dan ke kanan agar tak terkena tusukan pisau dari Bima.

Nada yang melihat mereka berkelahi, ia pun menangis histeris hingga menutup mulutnya.

Hiks...Hiks....Hiks..

"Tidaaaak!" tangis Nada sampai menggelengkan kepala.

Kya....Kya...Kyaaaa.......

Satya terus menendang Bima namun Bima menangkisnya, begitu pula Bima juga menendang Satya dan Satya menangkisnya. Mereka saling menendang dan memukul bersamaan karena mereka sama-sama pandai berkelahi.

Bugh... Bugh.... Bugh....

Suasana di taman nampak tegang, berhubung taman kampus tersebut berada di belakang, jadi orang-orang pun yang di sana tidak ada yang mengetahui bahwa di sana ada pertarungan sengit.

Bugh..Bugh... Bugh...

"Aaaaaargh..." teriak Satya yang jatuh tersungkur di jalan, karena perut sebelah kirinya tertusuk oleh pisau dari Bima, Beruntung hanya sedikit yang tertusuk tidak dalam.

"Arghhhh...!!" Satya meringis kesakitan sambil memegang perutnya dan melihat darah yang sudah bersimbah pada bajunya.

Dengan senyum menyeringai, Bima langsung mendekati tubuh Satya yang masih memegangi perut.

"Sampai berjumpa lagi kita di neraka!" gumam Bima dengan santai dan senyum menyeringai, ia langsung menodong pisau ke arah Satya yang sedang jatuh duduk tersungkur.

"Tidak..Tidak akan...!!" teriak Nada dengan menangis histeris melihat Bima ingin menusuk Satya, Nada pun langsung lari menghampiri tubuh Satya untuk memeluknya. Namun Bima yang mendekati tubuh Satya, ia tak sengaja melihat Nada dan ia telah menggores lengan Nada hingga gadis itu terjatuh.

Dag....

"Arggghgh..." Nada terjatuh mengerang kesakitan sampai memegang lengannya yang berdarah akibat sayatan pisau dari Bima.

"Nadaaaa....!!!" Teriak Satya.

Tak...

Bima menjatuhkan pisau dari tangannya ke tanah, melihat gadis yang ia cintai itu jatuh terkena sayatan pisau akibat darinya.

"Tidak, Aku tidak melukai wanita ku!" gumam Bima menggelengkan kepalanya melihat Nada meringis kesakitan.

Satya menatap tajam melihat Bima menjatuhkan pisaunya. Ia pun memiliki kesempatan untuk langsung menyerang Bima dengan memukulnya hingga pria itu jatuh tersungkur.

"Sialan kau.!" geram Satya tak terima

Bugh....

"Argghhhhh..." Teriak Bima

"Sampai kapan pun aku tidak akan menyerahkan Nada ku untuk dirimu!" gumam Satya sembari jalan menghampiri Bima yang telah terjatuh ke tanah dengan memegangi perutnya yang sakit.

Begitu sampai di hadapan Bima, satya tersenyum menyeringai. Ia langsung mengambil senjata pistol dari balik saku celana.

"Tek..Tak..." bunyi suara peletukan pistol siap di tembakan

Satya mengarahkan pistol tersebut pada dahi Bima dan menunjukan kartu identitasnya yang ia ambil dari saku baju, agar pria itu menyerahkan diri.

"Menyerah lah atau aku tembak!" ucap Satya menekankan dengan mata menatap sengit

"Satya Wiguna kepala kepolisian sektor kota xxx." batin Yudha melihat kartu identitas tersebut, kemudian ia menatap tajam Satya dengan senyum menyeringai.

-

- Bersambung 🍃

Terpopuler

Comments

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi ya serem bgt bima km tuh hrs masuk rmh skt jiwa

2023-07-06

1

Tri Oktifatun

Tri Oktifatun

Ayo Satya kamu harus bisa melawan psikopat itu

2023-07-06

1

@haerani-d

@haerani-d

dih! benar-benar cocok jadi pasien RSJ si Bima ini 😅

2023-07-06

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pengkhianatan
2 Bab 2 - Penyesalan
3 Bab 3 - Pertemuan Pertama
4 Bab 4 - Wanita Atau Waria
5 Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6 Bab 6 - Gadis Gila
7 Bab 7 - Benar-Benar Gila
8 Bab 8 - Rezeki & Sial
9 Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10 Bab 10 - Curahan Hati
11 Bab 11 - Curahan Hati Juga
12 Bab 12 - Pulang Bersama
13 Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14 Bab 14 - Bertemu Mantan
15 Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16 Bab 16 - Tamparan Keras
17 Bab 17 - Cemburu Buta
18 Bab 18 - Serangan Pertama
19 Bab 19 - Melarikan diri
20 Bab 20 - Pelukan Pertama
21 Bab 21 - Satu Atap
22 Bab 22 - Ciuman Panas
23 Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24 Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25 Bab 25 - Bima Kecelakaan
26 Bab 26 - Pencarian Bima
27 Bab 27 - Pesimis
28 Bab 28 - Satu atap lagi
29 Bab 29 - Malam mencekam
30 Bab 30 - Mimpi Buruk
31 Bab 31 - Bima kembali
32 Bab 32 - Kabar Buruk
33 Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34 Bab Pengumuman Novel Baru
35 Bab 34 - Tinggal Bersama
36 Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37 Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38 Bab 37 - Motif Sebenarnya
39 Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40 Bab 39 - Cemburu ku
41 Bab 40 - Satya Resek
42 Bab 43 - Keakraban mereka
43 Bab 42 - Pertama kali memasak
44 Bab 43 - Permainan di mulai
45 Bab 44 - Bertemu kembali
46 Bab 45 - Tamparan keras
47 Bab 46 - Penyusup
48 Bab 47 - Sandera
49 Bab 48 - Hadiah dari Satya
50 Bab 49 - Apa yang terjadi?
51 Bab 50 - Rapuh
52 Bab 51 - Terungkap
53 Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54 Bab 53 - Masa Tenggang
55 Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56 Bab 55 - Pengakuan palsu
57 Bab 56 - Terungkap
58 Bab 57 - Penyerangan Markas
59 Bab 58 - Sebuah melodi?
60 Bab 59 - Rekaman
61 Bab 60 - Berkhirkah?
62 Bab 61 - Kembali Pulang
63 Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64 Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65 Bab 64 - Tertembak kah?
66 Bab 65 - Tertembak
67 Bab 66 - Kabar Buruk
68 Bab 67 - Kecelakaan
69 Bab 68 - Dilema
70 Bab 69 - Rumor
71 Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72 Bab 71 - Perdebatan kecil
73 Bab 72 - Untuk yang pertama
74 Bab 73 - Ketahuan Kan?
75 Bab 74 - Di minta janji
76 Bab 75 - Pergi Berkunjung
77 Bab 76 - Liburan Perdana
78 Bab 77 - Drama Pagi ini
79 Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80 Bab 79 - Kecelakaan
81 Bab 80 - Kemarahan Satya
82 Bab 81 - Nada Pergi
83 Bab 82 - Berpisah
84 Bab 83 - Satya Mabuk
85 Bab 84 - Berita Bahagia
86 Bab 85 - Serangan Fajar
87 Pengumuman Novel Baru
88 Bab 86 - You Are Mine
89 Bab 87 - Posesif
90 Bab 88 - Tamparan Keras
91 Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92 Bab 90 - Mengejutkan
93 Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94 Bab 92 - Penangguhan
95 Bab 93 - Pers dari Satya
96 Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97 Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98 Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99 Bab 97 - Mencari Tahu
100 Bab 98 - Memberikan Kabar
101 Bab 99 - Sebuah Memori
102 Bab 100 - Ingatan Kembali
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 - Pengkhianatan
2
Bab 2 - Penyesalan
3
Bab 3 - Pertemuan Pertama
4
Bab 4 - Wanita Atau Waria
5
Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6
Bab 6 - Gadis Gila
7
Bab 7 - Benar-Benar Gila
8
Bab 8 - Rezeki & Sial
9
Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10
Bab 10 - Curahan Hati
11
Bab 11 - Curahan Hati Juga
12
Bab 12 - Pulang Bersama
13
Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14
Bab 14 - Bertemu Mantan
15
Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16
Bab 16 - Tamparan Keras
17
Bab 17 - Cemburu Buta
18
Bab 18 - Serangan Pertama
19
Bab 19 - Melarikan diri
20
Bab 20 - Pelukan Pertama
21
Bab 21 - Satu Atap
22
Bab 22 - Ciuman Panas
23
Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24
Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25
Bab 25 - Bima Kecelakaan
26
Bab 26 - Pencarian Bima
27
Bab 27 - Pesimis
28
Bab 28 - Satu atap lagi
29
Bab 29 - Malam mencekam
30
Bab 30 - Mimpi Buruk
31
Bab 31 - Bima kembali
32
Bab 32 - Kabar Buruk
33
Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34
Bab Pengumuman Novel Baru
35
Bab 34 - Tinggal Bersama
36
Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37
Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38
Bab 37 - Motif Sebenarnya
39
Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40
Bab 39 - Cemburu ku
41
Bab 40 - Satya Resek
42
Bab 43 - Keakraban mereka
43
Bab 42 - Pertama kali memasak
44
Bab 43 - Permainan di mulai
45
Bab 44 - Bertemu kembali
46
Bab 45 - Tamparan keras
47
Bab 46 - Penyusup
48
Bab 47 - Sandera
49
Bab 48 - Hadiah dari Satya
50
Bab 49 - Apa yang terjadi?
51
Bab 50 - Rapuh
52
Bab 51 - Terungkap
53
Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54
Bab 53 - Masa Tenggang
55
Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56
Bab 55 - Pengakuan palsu
57
Bab 56 - Terungkap
58
Bab 57 - Penyerangan Markas
59
Bab 58 - Sebuah melodi?
60
Bab 59 - Rekaman
61
Bab 60 - Berkhirkah?
62
Bab 61 - Kembali Pulang
63
Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64
Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65
Bab 64 - Tertembak kah?
66
Bab 65 - Tertembak
67
Bab 66 - Kabar Buruk
68
Bab 67 - Kecelakaan
69
Bab 68 - Dilema
70
Bab 69 - Rumor
71
Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72
Bab 71 - Perdebatan kecil
73
Bab 72 - Untuk yang pertama
74
Bab 73 - Ketahuan Kan?
75
Bab 74 - Di minta janji
76
Bab 75 - Pergi Berkunjung
77
Bab 76 - Liburan Perdana
78
Bab 77 - Drama Pagi ini
79
Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80
Bab 79 - Kecelakaan
81
Bab 80 - Kemarahan Satya
82
Bab 81 - Nada Pergi
83
Bab 82 - Berpisah
84
Bab 83 - Satya Mabuk
85
Bab 84 - Berita Bahagia
86
Bab 85 - Serangan Fajar
87
Pengumuman Novel Baru
88
Bab 86 - You Are Mine
89
Bab 87 - Posesif
90
Bab 88 - Tamparan Keras
91
Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92
Bab 90 - Mengejutkan
93
Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94
Bab 92 - Penangguhan
95
Bab 93 - Pers dari Satya
96
Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97
Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98
Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99
Bab 97 - Mencari Tahu
100
Bab 98 - Memberikan Kabar
101
Bab 99 - Sebuah Memori
102
Bab 100 - Ingatan Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!