"Kau disini, jangan pergi kemana-mana!" bisik Satya.
Satya langsung melepas pelukan Nada, ia berlari menuju Shinta yang di sekap oleh Bima.
"Pak Satya!" teriak Nada.
Satya tak mendengar panggilan Nada, ia jalan mendekati Bima perlahan. Ia menatap tajam pria itu yang terus menekankan pisaunya pada leher Shinta.
"Benar-benar kau pria sangat kejam!" geram Satya sambil mengepal kuat tangannya.
"Berhenti kau melukai wanita itu! ucap Satya marah.
"To...tolong aku...!" rintih Shinta yang merasa kesakitan
"Cih! kau ternyata mau bermain dengan ku, yah? baik lah kita akan bermain bersama-sama." ucap Bima dengan santai, Ia langsung saja menebas leher Shinta, hingga wanita itu jatuh tersungkur ke jalan.
Satya membelalakkan matanya melihat tindakan Bima yang sangat kejam, ia kalah cepat menghalangi Bima yang telah membunuh Shinta.
"Aaaargh..." teriak Shinta hingga wanita itu jatuh tak sadarkan diri.
Bruuuggh......
"Shintaaa...!" teriak Nada menangis histeris ketakutan. Ia tidak bisa menghampiri Shinta. Karena Bima masih berada di dekat Shinta yang jatuh terkapar di sana.
"Shinta, tolong bangun lah maafkan aku Shinta." tangis Nada pecah sampai menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Benar-benar kau manusia biadab!" geram Satya dengan menatap tajam Bima setelah melihat Shinta sudah jatuh tak sadarkan diri.
Bima tersenyum menyeringai melihat sekilas Shinta yang sudah jatuh terkapar di jalan dan sekarang ia menatap tajam wajah Satya sambil menjilat darah yang menetes dari pisau yang ia tebas.
"Sepertinya aku salah membunuh seseorang, yang harusnya aku bunuh itu adalah kau!! Dasar pec*undang..!!" geram Bima dengan wajah murka ia pun langsung menyerang tubuh Satya.
Satya membelalakkan matanya, merasa dirinya akan di serang oleh Bima. Ia langsung bersiap-siap menerima serangan dari Bima.
Bima menyerang menggunakan pisau tersebut ke arah Satya. Namun Satya terus menghindar dengan gerakan kepala ke kiri dan ke kanan agar tak terkena tusukan pisau dari Bima.
Nada yang melihat mereka berkelahi, ia pun menangis histeris hingga menutup mulutnya.
Hiks...Hiks....Hiks..
"Tidaaaak!" tangis Nada sampai menggelengkan kepala.
Kya....Kya...Kyaaaa.......
Satya terus menendang Bima namun Bima menangkisnya, begitu pula Bima juga menendang Satya dan Satya menangkisnya. Mereka saling menendang dan memukul bersamaan karena mereka sama-sama pandai berkelahi.
Bugh... Bugh.... Bugh....
Suasana di taman nampak tegang, berhubung taman kampus tersebut berada di belakang, jadi orang-orang pun yang di sana tidak ada yang mengetahui bahwa di sana ada pertarungan sengit.
Bugh..Bugh... Bugh...
"Aaaaaargh..." teriak Satya yang jatuh tersungkur di jalan, karena perut sebelah kirinya tertusuk oleh pisau dari Bima, Beruntung hanya sedikit yang tertusuk tidak dalam.
"Arghhhh...!!" Satya meringis kesakitan sambil memegang perutnya dan melihat darah yang sudah bersimbah pada bajunya.
Dengan senyum menyeringai, Bima langsung mendekati tubuh Satya yang masih memegangi perut.
"Sampai berjumpa lagi kita di neraka!" gumam Bima dengan santai dan senyum menyeringai, ia langsung menodong pisau ke arah Satya yang sedang jatuh duduk tersungkur.
"Tidak..Tidak akan...!!" teriak Nada dengan menangis histeris melihat Bima ingin menusuk Satya, Nada pun langsung lari menghampiri tubuh Satya untuk memeluknya. Namun Bima yang mendekati tubuh Satya, ia tak sengaja melihat Nada dan ia telah menggores lengan Nada hingga gadis itu terjatuh.
Dag....
"Arggghgh..." Nada terjatuh mengerang kesakitan sampai memegang lengannya yang berdarah akibat sayatan pisau dari Bima.
"Nadaaaa....!!!" Teriak Satya.
Tak...
Bima menjatuhkan pisau dari tangannya ke tanah, melihat gadis yang ia cintai itu jatuh terkena sayatan pisau akibat darinya.
"Tidak, Aku tidak melukai wanita ku!" gumam Bima menggelengkan kepalanya melihat Nada meringis kesakitan.
Satya menatap tajam melihat Bima menjatuhkan pisaunya. Ia pun memiliki kesempatan untuk langsung menyerang Bima dengan memukulnya hingga pria itu jatuh tersungkur.
"Sialan kau.!" geram Satya tak terima
Bugh....
"Argghhhhh..." Teriak Bima
"Sampai kapan pun aku tidak akan menyerahkan Nada ku untuk dirimu!" gumam Satya sembari jalan menghampiri Bima yang telah terjatuh ke tanah dengan memegangi perutnya yang sakit.
Begitu sampai di hadapan Bima, satya tersenyum menyeringai. Ia langsung mengambil senjata pistol dari balik saku celana.
"Tek..Tak..." bunyi suara peletukan pistol siap di tembakan
Satya mengarahkan pistol tersebut pada dahi Bima dan menunjukan kartu identitasnya yang ia ambil dari saku baju, agar pria itu menyerahkan diri.
"Menyerah lah atau aku tembak!" ucap Satya menekankan dengan mata menatap sengit
"Satya Wiguna kepala kepolisian sektor kota xxx." batin Yudha melihat kartu identitas tersebut, kemudian ia menatap tajam Satya dengan senyum menyeringai.
-
- Bersambung 🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya serem bgt bima km tuh hrs masuk rmh skt jiwa
2023-07-06
1
Tri Oktifatun
Ayo Satya kamu harus bisa melawan psikopat itu
2023-07-06
1
@haerani-d
dih! benar-benar cocok jadi pasien RSJ si Bima ini 😅
2023-07-06
3