Bab 12 - Pulang Bersama

Nada yang mendengar penuturan dari Satya, ia pun menengadahkan kepalanya. Ia melihat Satya yang sudah berada di dekatnya, dengan menatap dirinya lekat sembari membawa sapu tangan milik pria itu untuk diberikan padanya. Namun gadis itu hanya diam saja, ia tidak menerima uluran sapu tangan itu. Justru ia terpaku melihat ketampanan wajah Satya yang sangat paripurna untuk dipandang. Tak heran jika nafas Nada tiba-tiba begitu tercekat berada di dekatnya sampai-sampai ia sendiri menahan nafas dan jantungnya pun ikut berdetak kencang.

Dug...Dug... Dug....Dug...

"Sial! ini jantung kenapa tidak bisa di kondisikan?" batin Nada yang merasa tersiksa karena tersihir akan pesona pria di hadapannya. Ia masih termangu menatap wajah Satya yang begitu tampan sampai-sampai, ia melupakan pipinya sendiri yang masih basah karena kesedihannya tadi.

Satya menautkan satu alisnya ke atas melihat sikap aneh pada Nada yang terus melihat dirinya seperti orang bodoh. Kemudian dalam benaknya, ia memiliki ide ingin mengerjai gadis itu dengan sesuatu, ia pun langsung tersenyum menyeringai.

Plek.....

Satya menoyorkan sapu tangannya itu pada dahi Nada, hingga kepala gadis itu sedikit mundur ke belakang dan mengerjabkan matanya berkali-kali karena sentuhan tangan Satya pada dahi dirinya.

"Kau itu sebenarnya cantik, tapi sayang terlihat bodoh." desis Satya pada telinga Nada, kemudian pria itu pergi meninggalkan Nada begitu saja yang terlihat tampak masih diam dan bodoh.

"Hah..." gumam Nada tak percaya dan masih diam menatap kepergian Satya hingga mulutnya menganga.

Sapu tangan milik Satya pun sudah jatuh ke lantai, Namun Nada masih tertegun akan ucapan Satya tadi hingga gadis itu mengerjabkan lagi matanya berkali-kali mendengar ucapan pria itu, Kemudian Nada menarik nafasnya dalam-dalam karena tadi ia sempat menahan nafas berada di dekatnya.

"Apa yang tadi dia bilang?" gumam Nada dengan tangan menunjuk ke arah Satya yang sedang jalan.

"Aku cantik?" gumam Nada yang kemudian menunjuk dirinya dan tak lupa senyum bodohnya itu terukir pada bibir mungilnya. Gadis itu pun tiba-tiba melupakan kesedihannya tadi karena ia terkesima melihat wajah Satya dari dekat.

Satya sedang jalan menuju loker untuk mengambil tas karena ia ingin bersiap untuk pulang. Ia tidak ingin melanjutkan interogasi pada gadis itu, karena gadis itu sudah menceritakan kisah cinta dan hidupnya dan itu tidak menunjukan bukti apa-apa mengenai ia sebagai wanita pelanggan di malam hari, justru yang ada bukti-bukti kebodohannya saja yang dia ditunjukan mengingat semalam ia hampir diperdaya oleh gadis itu.

Yudha yang sedari tadi melihat interaksi mereka berdua pun, ia menahan tawa dan jalan menghampiri Nada yang sedang diam berpikir.

"Nona kurasa kau sudah mulai jatuh cinta dengan tuan kaku itu tuh, yah? hm?" bisik Yudha pada telinga Nada kemudian ia menggerakkan dagu ke arah Satya yang sedang ada di ruang loker.

"Haah..." sahut Nada yang masih tampak bengong seperti orang bodoh

"Haduh nona, kau itu memang terlihat bodoh sekali sih? untung cantik!" gumam Yudha sambil tertawa mengingat ucapan Satya tadi. Yudha pun meninggalkan Nada yang masih diam dan menatap kosong ke depan

"Hahaha, tapi kalian memang cocok loh! Ku yakin tuan kaku itu juga menyukai mu." ucap Yudha lagi sembari jalan menyusul Satya ke loker untuk pulang dan terdengar oleh Nada yang sedari tadi nampak bengong.

"Apa dia juga menyukai ku??" gumam Nada dengan mengernyitkan dahinya, ia berpikir mendengar ucapan Yudha tadi. Kemudian ia pun mengingat status ia berada di kantor polisi ini.

"Haah, Pak Polis! Bagaimana dengan ku ini?? apa kah kau akan memenjarakan ku?" tanya Nada dari kejauhan.

Satya dan Yudha yang berada di loker menoleh ke belakang bersamaan.

"Buat apa kami memenjarakan mu memenuhi sel saja." gumam Satya dengan malas, namun tidak terdengar oleh Nada yang berada di tempat jauh darinya.

"Tidak, Kau pulang saja kami sudah periksa tidak ada bukti bahwa kau wanita malam. Tetapi aku peringatkan pada mu jangan pernah menyakiti dirimu hingga kau mabuk sampai di tengah jalan seperti malam itu. Kau tahu sendiri akan akibatnya!!" jelas Satya sembari jalan menuju tempat Nada berdiri.

Minum adalah hobinya Nada hanya sekedar untuk menghilangkan rasa penat dan stress tapi kalau sampai mabuk ia tidak pernah kecuali kebablasan seperti semalam.

"Lalu aku pulang bagaimana?" tanya Nada dengan menunjuk dirinya dengan telunjuk tangan.

"Dan bagaimana dengan mobilku?" gumam Nada lagi dengan menundukkan kepala, tak lupa pada wajah memelas nya itu mengingat harta ia satu-satunya walaupun masih kredit.

"Bos kita pulang bareng dia saja?kasian dia." bisik Yudha yang menghampiri Satya dari belakang.

"Kan bisa dia menggunakan taxi." balas Satya santai da menoleh wajah Yudha berada di belakang

"Kau tidak lihat wajah dia nampak kasian sekali? Mana sendirian pula?" bisik Yudha lagi dengan menggerakkan dagunya ke arah Nada yang masih menundukkan kepala.

"Memang kenapa?" tanya Satya dengan heran dan menoleh wajah Yudha.

"Ih, kau tidak peka sekali! Kau lihat saja pakaiannya dia sangat terbuka, kalau jadi santapan para pria hidung belang lagi di jalanan bagaimana? aku juga pria normal melihat gadis cantik dan lugu seperti dia, apalagi dengan pakaian terbuka seperti itu. Aku pun juga mau punya istri seperti dia." ujar Yudha sambil berkhayal dan tersenyum sendiri, ia sengaja mengarang cerita agar pria di sampingnya itu peka.

Satya mengernyitkan dahi, melihat tingkah menyebalkan pada sahabatnya itu. Kemudian ia sengaja menyenggol kan sikutnya pada dada Yudha agar ia tidak banyak berkhayal memikirkan gadis di hadapannya itu.

"Auuuwh!" pekik Yudha dengan suara pelan sambil memegangi dadanya yang kesakitan.

"Hah, merepotkan sekali!!" gerutu Satya yang melihat Nada masih menundukkan kepala. Kemudian ia memasukkan kedua tangannya pada saku celana dan menghampiri lagi gadis itu

"Kau ikut saja dengan ku!! Sekarang mobil mu berada di bengkel lain kali mobilmu itu rajin di gantikan oli biar tidak mogok!" perintah Satya menjelaskan, hingga Nada yang mendengar menoleh menatap Satya.

"Haah.." gumam Nada yang yang menatap Satya namun dihiraukan oleh pria itu.

Satya pun langsung meninggal Nada yang masih berpikir dan ke tempat menuju parkir di ikuti oleh Yudha di belakangnya yang masih memegangi dadanya karena kesakitan.

"Huh dasar, Ku yakin kau sudah mulai posesif kan!!" batin Yudha dengan mulut mencebik kesal pada Satya yang sedang jalan di depan, sambil ia memegangi dadanya yang kesakitan.

"Reno kami pulang, kau jaga Kantor ini dengan aman" pamit Satya pada anak buahnya.

"Siap bos." ucap Petugas tadi yang menginterogasi Nada sambil berdiri hormat pada bos nya yang sudah jalan.

"Tunggu!!!" panggil Nada dengan suara kencang namun tak dihiraukan oleh mereka yang sudah jalan nampak jauh.

Nada pun dengan terpaksa mengikuti mereka dan jalan pulang bersama.

🍃🍃🍃

Di mobil suasana nampak hening, Yudha sedang mengendarai mobil mengantar terlebih bosnya pulang. Karena ia supir sekaligus asisten selama Satya bekerja.

Namun di kursi belakang, Nada sedari tadi sambil mengepal kedua tangannya di atas paha seperti orang gugup. Ia bosan merasa di cuek kan, ia pun mencoba sedikit mencuri-curi pandang melihat Satya di sampingnya yang nampak diam terus menatap jendela yang sedang memandangi pemandangan luar.

Satya pun melirik dengan sudut mata melihat kegelisahan gadis itu disampingnya.

"Ku tahu aku ini sangat tampan. Kau jangan lah memandangi ku seperti itu terus!" gumam Satya dengan percaya diri dan kembali memandangi pemandangan luar melalui jendela

Nada yang merasa ketawan telah melirik pria itu, ia pun dengan malu-malu ingin melihat Satya lagi. Karena ia senang telah mendengar Satya sudah mulai berbicara lagi pada nya.

"Hm, terima kasih banyak Pak Satya sudah mengantarkan ku pulang maaf aku sudah merepotkan mu." ucap Nada nampak malu-malu dan memberanikan diri menyebutkan nama pada Satya.

"Hm..." balas Satya singkat dan tersenyum datar menoleh sesaat pada Nada. Ia pun kembali melihat pemandangan luar lagi di jalanan.

Suasana hening kembali.

Ini yang Nada benci di cuek kan, membuat ia menjadi bosan dan mengantuk di jalan. Ia pun mencari ide untuk mengajak ngobrol pada pria yang irit bicara itu untuk membahas adegan panas yang dilakukan oleh mereka semalam. Nada pun tersenyum jahat dan menoleh wajah Satya yang masih memandangi jendela.

Dengan percaya diri, ia duduk sedikit mendekati ke arah Satya, yang membuat Satya bingung akan sikap tiba-tiba Nada

"Mau apa kau??" tanya Satya dengan menatap heran pada Nada sembari ia menggeser kan duduknya ke pojokkan pintu.

"Pak Satya aku mau bertanya pada mu. Aku ingin tahu setelah aku berciuman pada mu lalu aku tidur, Apakah kau melakukan sesuatu pada ku?" bisik Nada memberanikan diri mendekati Satya yang sedari tadi banyak diam. Ia pun juga ingin tahu hal sebenarnya terjadi saat malam itu.

Satya yang mendengar, ia pun kesal dengan pertanyaan ambigu pada gadis itu.

"Aku tidak melakukan apapun pada mu!" Teriak Satya kesal mendengarnya. Sontak Yudha yang sedang mengendarai sedikit mendengar teriakan Satya, ia pun melihat sekilas melalui spion mobilnya.

"Ada apa dengan mereka?" batin Yudha bertanya sendiri dan berpikir

"Sungguh? lalu kenapa baju ku sudah terbuka sekali. Apakah kau yang membukanya?" tanya Nada penasaran sampai tubuhnya sengaja mendekati lagi tubuh Satya, hingga pria itu merasa tidak ada lgi tempat untuk mundur. Ia mengingat di video itu, sebelumnya dress ia sudah melorot sampai di pinggang. Lagi-lagi Yudha yang di depan mendengar obrolan mereka berdua di belakang hingga ia mengintip mereka melalui spion mobil.

"Tidak! Itu kau sendiri yang membuka nya.. " teriak Satya lagi membuat Yudha yang mengendarai terus tidak fokus karena melihat sekilas wajah Satya yang nampak geram. Satya kesal dengan Nada yang masih membahas kejadian malam itu.

"Ku tak yakin kau tak melakukan apapun, dengan pakaianku yang sudah terbuka. Lalu kau tidur dimana semalam??" tanya Nada penasaran

"Lalu kenapa juga yah, saat tidur aku merasa nyaman sekali berasa tidur memeluk guling di kasur" gumam Nada dengan mengernyitkan dahinya yang nampak berpikir sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Hahh...aku....haaah aku." gumam Satya yang nampak gugup, mengingat saat itu ia tidur bersama dan memeluk gadis itu dengan erat. Namun, posisi itu mengingatkan dirinya hampir mencium aset berharga pada tubuh gadis itu.

"Kau pasti telah melakukan dengan ku kan, ya kan?" tanya Nada dengan menunjuk tangannya pada dada Satya, ia sengaja menyudutkannya lagi melihat reaksi gugup pada pria itu yang nampak aneh.

"Tidaaaaak.. Aku tidak melakukannya... !! teriak Satya lagi hingga Yudha yang sedang mengendarai mobil tidak fokus dan tak sengaja ia membanting stir kemudi kearah samping karena ada kucing lewat.

Meooooooonggggg....

Ckiiiiiiiitttttt.........

"Aaaaaaaaaaarrrrrghhh.....!" Teriak Nada dan Satya bersamaan di kursi belakang hingga Nada menubruk tubuh besar Satya karena mobil tiba-tiba belok stir kemudi

Dug....

-

- Bersambung 🍃

Terpopuler

Comments

dewidewie

dewidewie

memang cinta itu membuat orang menjadi bodoh Satya 🤭🤣🤣🤣

2023-07-06

1

dewidewie

dewidewie

nada mulai jatuh cinta ni ye

2023-07-06

0

pristi wantini

pristi wantini

ku tunggu lanjutannya thor semoga sehat selalu

2023-06-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pengkhianatan
2 Bab 2 - Penyesalan
3 Bab 3 - Pertemuan Pertama
4 Bab 4 - Wanita Atau Waria
5 Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6 Bab 6 - Gadis Gila
7 Bab 7 - Benar-Benar Gila
8 Bab 8 - Rezeki & Sial
9 Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10 Bab 10 - Curahan Hati
11 Bab 11 - Curahan Hati Juga
12 Bab 12 - Pulang Bersama
13 Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14 Bab 14 - Bertemu Mantan
15 Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16 Bab 16 - Tamparan Keras
17 Bab 17 - Cemburu Buta
18 Bab 18 - Serangan Pertama
19 Bab 19 - Melarikan diri
20 Bab 20 - Pelukan Pertama
21 Bab 21 - Satu Atap
22 Bab 22 - Ciuman Panas
23 Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24 Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25 Bab 25 - Bima Kecelakaan
26 Bab 26 - Pencarian Bima
27 Bab 27 - Pesimis
28 Bab 28 - Satu atap lagi
29 Bab 29 - Malam mencekam
30 Bab 30 - Mimpi Buruk
31 Bab 31 - Bima kembali
32 Bab 32 - Kabar Buruk
33 Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34 Bab Pengumuman Novel Baru
35 Bab 34 - Tinggal Bersama
36 Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37 Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38 Bab 37 - Motif Sebenarnya
39 Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40 Bab 39 - Cemburu ku
41 Bab 40 - Satya Resek
42 Bab 43 - Keakraban mereka
43 Bab 42 - Pertama kali memasak
44 Bab 43 - Permainan di mulai
45 Bab 44 - Bertemu kembali
46 Bab 45 - Tamparan keras
47 Bab 46 - Penyusup
48 Bab 47 - Sandera
49 Bab 48 - Hadiah dari Satya
50 Bab 49 - Apa yang terjadi?
51 Bab 50 - Rapuh
52 Bab 51 - Terungkap
53 Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54 Bab 53 - Masa Tenggang
55 Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56 Bab 55 - Pengakuan palsu
57 Bab 56 - Terungkap
58 Bab 57 - Penyerangan Markas
59 Bab 58 - Sebuah melodi?
60 Bab 59 - Rekaman
61 Bab 60 - Berkhirkah?
62 Bab 61 - Kembali Pulang
63 Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64 Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65 Bab 64 - Tertembak kah?
66 Bab 65 - Tertembak
67 Bab 66 - Kabar Buruk
68 Bab 67 - Kecelakaan
69 Bab 68 - Dilema
70 Bab 69 - Rumor
71 Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72 Bab 71 - Perdebatan kecil
73 Bab 72 - Untuk yang pertama
74 Bab 73 - Ketahuan Kan?
75 Bab 74 - Di minta janji
76 Bab 75 - Pergi Berkunjung
77 Bab 76 - Liburan Perdana
78 Bab 77 - Drama Pagi ini
79 Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80 Bab 79 - Kecelakaan
81 Bab 80 - Kemarahan Satya
82 Bab 81 - Nada Pergi
83 Bab 82 - Berpisah
84 Bab 83 - Satya Mabuk
85 Bab 84 - Berita Bahagia
86 Bab 85 - Serangan Fajar
87 Pengumuman Novel Baru
88 Bab 86 - You Are Mine
89 Bab 87 - Posesif
90 Bab 88 - Tamparan Keras
91 Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92 Bab 90 - Mengejutkan
93 Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94 Bab 92 - Penangguhan
95 Bab 93 - Pers dari Satya
96 Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97 Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98 Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99 Bab 97 - Mencari Tahu
100 Bab 98 - Memberikan Kabar
101 Bab 99 - Sebuah Memori
102 Bab 100 - Ingatan Kembali
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 - Pengkhianatan
2
Bab 2 - Penyesalan
3
Bab 3 - Pertemuan Pertama
4
Bab 4 - Wanita Atau Waria
5
Bab 5 - Gara-Gara Mabuk
6
Bab 6 - Gadis Gila
7
Bab 7 - Benar-Benar Gila
8
Bab 8 - Rezeki & Sial
9
Bab 9 - Identitas Sebenarnya
10
Bab 10 - Curahan Hati
11
Bab 11 - Curahan Hati Juga
12
Bab 12 - Pulang Bersama
13
Bab 13 - Sentuhan Tak Sengaja
14
Bab 14 - Bertemu Mantan
15
Bab 15 - Pengakuan Sebenarnya
16
Bab 16 - Tamparan Keras
17
Bab 17 - Cemburu Buta
18
Bab 18 - Serangan Pertama
19
Bab 19 - Melarikan diri
20
Bab 20 - Pelukan Pertama
21
Bab 21 - Satu Atap
22
Bab 22 - Ciuman Panas
23
Bab 23 - Tamu Tak Terduga
24
Bab 24 - Mulai Tumbuh Rasa
25
Bab 25 - Bima Kecelakaan
26
Bab 26 - Pencarian Bima
27
Bab 27 - Pesimis
28
Bab 28 - Satu atap lagi
29
Bab 29 - Malam mencekam
30
Bab 30 - Mimpi Buruk
31
Bab 31 - Bima kembali
32
Bab 32 - Kabar Buruk
33
Bab 33 - Pergi ke pemakaman
34
Bab Pengumuman Novel Baru
35
Bab 34 - Tinggal Bersama
36
Bab 35 - Ketemu calon Ibu Mertua
37
Bab 36 - Ungkapan Hati Terdalam
38
Bab 37 - Motif Sebenarnya
39
Bab 38 - Bertemu Sang Mantan
40
Bab 39 - Cemburu ku
41
Bab 40 - Satya Resek
42
Bab 43 - Keakraban mereka
43
Bab 42 - Pertama kali memasak
44
Bab 43 - Permainan di mulai
45
Bab 44 - Bertemu kembali
46
Bab 45 - Tamparan keras
47
Bab 46 - Penyusup
48
Bab 47 - Sandera
49
Bab 48 - Hadiah dari Satya
50
Bab 49 - Apa yang terjadi?
51
Bab 50 - Rapuh
52
Bab 51 - Terungkap
53
Bab 52 - Cinta atau Obsesi
54
Bab 53 - Masa Tenggang
55
Bab 54 - Lagi-lagi dia?
56
Bab 55 - Pengakuan palsu
57
Bab 56 - Terungkap
58
Bab 57 - Penyerangan Markas
59
Bab 58 - Sebuah melodi?
60
Bab 59 - Rekaman
61
Bab 60 - Berkhirkah?
62
Bab 61 - Kembali Pulang
63
Bab 62 - Kejutan Tak Terduga
64
Bab 63 - Kejutan tak terduga lagi?
65
Bab 64 - Tertembak kah?
66
Bab 65 - Tertembak
67
Bab 66 - Kabar Buruk
68
Bab 67 - Kecelakaan
69
Bab 68 - Dilema
70
Bab 69 - Rumor
71
Bab 70 - Kembali ke rutinitas
72
Bab 71 - Perdebatan kecil
73
Bab 72 - Untuk yang pertama
74
Bab 73 - Ketahuan Kan?
75
Bab 74 - Di minta janji
76
Bab 75 - Pergi Berkunjung
77
Bab 76 - Liburan Perdana
78
Bab 77 - Drama Pagi ini
79
Bab 78 - Upaya Pembunuhan
80
Bab 79 - Kecelakaan
81
Bab 80 - Kemarahan Satya
82
Bab 81 - Nada Pergi
83
Bab 82 - Berpisah
84
Bab 83 - Satya Mabuk
85
Bab 84 - Berita Bahagia
86
Bab 85 - Serangan Fajar
87
Pengumuman Novel Baru
88
Bab 86 - You Are Mine
89
Bab 87 - Posesif
90
Bab 88 - Tamparan Keras
91
Bab 89 - Upaya Balas Dendam
92
Bab 90 - Mengejutkan
93
Bab 91 - Amnesia Disosiatif
94
Bab 92 - Penangguhan
95
Bab 93 - Pers dari Satya
96
Bab 94 - Seorang Kurir Datang
97
Bab 95 - Upaya Pembunuhan
98
Bab 96 - Sebuah Teka Teki
99
Bab 97 - Mencari Tahu
100
Bab 98 - Memberikan Kabar
101
Bab 99 - Sebuah Memori
102
Bab 100 - Ingatan Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!