BAB 4 (Part 3)

"Oh my God... what the fuc*k?" ucapku, membulatkan mata.

Greysie terkejut melihat kondisi rumahku yang sangat berantakan, seolah baru saja kemasukan maling. Sepertinya seseorang telah menggeledah rumah ini. Barang-barang berserakan di mana-mana.

"Aku harus," aku melirik Greysie, "memeriksa sesuatu," batinku.

"Grey, kamu ke kamar aja dulu, aku mau memeriksa sesuatu," kataku padanya.

"Hmm, oke," jawab Greysie.

---

Di dalam sebuah ruangan, aku berjalan perlahan, melihat sekeliling, dan mulai mencari sebuah tombol. Setelah menemukannya, aku langsung menekannya. Pintu yang warnanya sama dengan dinding rumah ini terbuka, dan terlihat ada satu pintu lagi. Aku memasukkan pin pada sistem pintu kedua tersebut, lalu pintunya terbuka.

Setelah selesai memeriksa ruangan rahasia itu, aku merasa lega dan segera menutup kembali pintunya. Aku berjalan keluar ruangan, lalu menelepon seseorang.

Telepon tersambung.

"Bi, bibi lagi sibuk nggak? Kalau nggak, boleh kesini nggak, bi?" tanyaku lewat telepon.

"Gak neng, bibi udah nungguin telepon dari neng," jawab bibi.

"Iya maaf, bi, aku baru sempat nelpon lagi," balasku.

"Iya gak apa-apa, neng, bibi kesana sekarang," ucap bibi.

Bibi Nur dulunya adalah ART di keluargaku. Setelah keluargaku meninggal, bibi Nur lah yang telah menjagaku. Bibi Nur bukan lagi ART kami setelah bisnis ayahku bangkrut, namun dia sering mengunjungi kami dan membantu ibuku.

Satu jam kemudian, Bibi Nur tiba di luar rumahku dan membuka pintu.

"Assalamu'alaikum, neng," ujar Bibi Nur, membuka pintu.

"Wa'alaikumsalam, bi," jawabku, melihat ke arahnya.

Bibi Nur terkejut melihat rumahku yang berantakan, sementara aku dan Greysie masih membersihkan barang-barang yang berserakan.

"Neng, ini kok berantakan banget? Ada maling ya, neng?" tanya bibi, penasaran.

"Hm, nggak tahu juga, bi. Soalnya aku baru sampai hari ini," jawabku.

"Hm, sini bibi bantu bersihin," ujar Bibi, mengambil sapu dari tanganku.

"Neng Greysie, apa kabar?" tanya bibi.

"Aku baik, bibi, gimana?" tanya balik Greysie.

"Alhamdulillah, bibi juga baik-baik aja," jawab bibi.

"Alhamdulillah," balas Greysie, lalu tersenyum.

Bibi mulai membantu kami membersihkan rumahku. Aku sedikit melamun saat melihat foto keluarga.

"Neng, bibi mau tanya, Lia gimana di sekolah?" tanya bibi padaku.

"Ah?," tersadar, "em... aku lihat dia baik-baik aja, bi. Lia juga punya banyak teman. Bentar lagi bakalan ujian kenaikan kelas, bi. Lebih baik Lia ambil cuti dari ngajar les lukis. Aku udah bilangin ke Lia supaya libur aja dulu, kan masih ada guru les lain, tapi katanya dia masih mau genapin bulan buat nabung," jelasku pada bibi.

"Hm, nanti bakal bibi bilangin ke Lia. Makasih ya neng udah jagain Lia dan terima Lia buat kerja di tempatnya neng," balas bibi.

"Aku yang makasih, bi. Bibi udah jagain aku dari kecil, bahkan sampai sekarang. Lia juga anak yang berbakat dan udah pernah dapat penghargaan. Aku yakin dia bakal sukses besar dengan karya-karyanya nanti," sambungku.

"Iya, aamiin. Bibi juga makasih, ayah dan ibu neng dulu udah bantu biayain rumah sakit suami bibi, sekarang neng juga bantu Lia terus. Bibi bakalan ingat terus kebaikan neng dan keluarga neng," balas bibi. Aku tersenyum pada bibi.

Empat jam kemudian, pukul 20:17 malam. Bibi sedang memasak di dapur, tak lama kemudian suara bel rumah berbunyi.

Ting nung..., ting nung...

Aku sedang duduk di ruang tamu saat mendengar bel rumah berbunyi, kemudian aku pergi untuk membukakan pintunya.

"Hai, kok baru dateng?" tanyaku, menyuruhnya masuk.

"Maaf kak, tadi aku ke tempat les bentar," jawab Lia, berjalan masuk.

Nur Iliana adalah anak dari Bibi Nur. Lia juga merupakan salah satu guru les lukis yang bekerja di tempatku. Dia sudah mendapatkan beberapa penghargaan atas karya lukisannya.

"Hm, kakak kan udah bilang, kamu libur aja dulu, bentar lagi kan udah mau ujian," balasku.

"Hm, hehehe," ucap Lia tertawa.

"Hai, Lia," sapa Greysie.

"Hai kak," balas Lia, menyapa.

Di dapur, Bibi Nur berhenti dari aktivitasnya, lalu berjalan keluar menghampiri kami.

"Lia di sini?" tanya bibi.

"Iya, hehe, aku nelpon Lia tadi supaya ke sini," ucapku, berjalan ke arah dapur.

"Udah masak, bi? Kita makan bareng ya," ujarku, melihat mereka.

"Ooh.., iya neng, udah. Bibi siapin dulu," jawab bibi, berjalan ke dapur.

"Biar kita bantu siapin, bi," pintaku.

"Gak usah, neng. Bibi aja yang siapin," balas bibi.

"Gak apa-apa, bi. Kita juga mau bantuin," sahut Greysie, menarik tangan Lia.

"Ayo, Lia," ajak Greysie.

Kami mulai mengatur meja makan dan menyiapkan semuanya. Aku tersenyum saat melihat mereka karena teringat kembali kenangan bersama keluargaku. Setelah selesai mengatur meja makan, aku dan Greysie duduk di kursinya, tetapi bibi dan Lia hanya berdiri dan melihat kami.

"Bibi sama Lia kok cuma berdiri?" melihat mereka, "Duduk, bi, Lia?" ujarku, menarik tangan Lia, menyuruhnya duduk.

"Iya, ayo duduk sini, Lia. Bibi juga sini," sambung Greysie, memanggil bibi dan Lia.

"Bibi dan Lia nanti makan di dapur aja, neng," jawab Bibi.

"Nur Iliana?" panggilku, melihatnya. Ia menatapku dengan senyuman canggung.

Kemudian aku berdiri, berjalan menghampiri Bibi Nur, memegang pundaknya, dan menyuruhnya duduk, begitu juga dengan Lia.

"Ok, gini kan bagus," ujarku, berjalan kembali ke tempatku.

Greysie tersenyum melihatku. Ia tahu kalau aku tidak terlalu menyukai basa-basi, lebih baik langsung diselesaikan dengan tindakan.

"Neng mau ini gak? Biar bibi ambilin," tanya bibi, menawarkan makanan padaku.

"Hm," aku tersenyum, "Gak apa-apa, bi. Sumpah, aku bisa ambil sendiri kok," jawabku.

"Em, neng Greysie?" tanya bibi, juga menawarkan makanan.

"Aku juga bisa ambil sendiri kok," jawab Greysie, tersenyum pada bibi. Namun, Wajah Lia terlihat sedih.

"Lia kenapa?" tanyaku.

"Bentar lagi ujian, berarti kak Lista dan kak Grey udah mau lulus, dong?" jawab Lia, sedih.

"Kamu sedih karena kita lulus duluan?" ledek Greysie.

"Bukan gitu, kak. Maksudnya tuh..." jawab Lia, cemberut.

"Emang kenapa, Lia?" tanyaku lembut.

"Kalau gak ada kakak berdua, aku jadi sendiri," jawabnya.

"Kok sendiri? Temen kamu kan banyak, kakak lihat," jelasku.

"Iya, kak, tapi... kalau gak ada kak Lista dan kak Grey, jadi gak seru," jelas Lia.

"Hm..." melihat Lia, "Kan setahun lagi kamu juga bakal lulus, dan... bisa langsung nyusul kita kuliah," sahut Greysie, tersenyum.

"Hm," mengerutkan bibir, "Setahun tuh rasanya lama banget, kak," balas Lia. Aku dan Greysie tertawa mendengarnya.

Malam ini, kami tertawa bahagia, layaknya keluarga harmonis pada umumnya. Setelah selesai makan, aku meminta bibi dan Lia untuk menginap karena sudah terlalu malam untuk pulang.

"Bibi sama Lia tidur di kamar ayah dan bunda aja," pintaku.

"Gak apa-apa, neng. Bibi dan Lia biar tidur di kamar bibi yang dulu aja," balas bibi.

"Hm, kalau bibi gak mau, Lia aja," ucapku, menarik tangan Lia.

"Lia tidur di kamar Tiya aja ya," ujarku, mengantarnya ke kamar Tiya.

"Emm...," melihat bibi, "eee," ucap Lia bingung.

Di dalam kamar Tiya, aku menyuruh Lia untuk duduk di tempat tidur.

"Okey," kataku berjalan pelan. "Aku ke kamar aku ya," pamitku padanya.

"Mm, iya, makasih kak," sambung Lia. Aku tersenyum sambil menutup pintu kamar.

Sementara itu, di dalam kamarku, Greysie sudah tertidur. Aku melihatnya dan memperbaiki posisi tidurnya, tetapi dia malah terbangun.

"Lah, kok bangun?" tanyaku.

"Hmf, aku belum terlalu tidur, jadi kebangun," jawab Greysie.

"Aku bangunin kamu, ya? Sorry, Grey, kamu tidur lagi aja," pintaku padanya.

"Mm, gak apa-apa," balas Greysie, matanya masih terlihat ngantuk.

"Hm," ucapku, beranjak turun dari tempat tidur, lalu mengambil kotak P3K. Setelah itu, aku langsung mengganti perban di tangan Greysie.

Besoknya, di ruang tamu, aku malah melamun karena merasa bingung mengenai rumahku yang berantakan kemarin, tapi tak ada apapun yang hilang.

"Apa yang mereka cari di rumah ini?" mengerutkan alis, "Apa jangan-jangan mereka udah tahu yang sebenarnya?" gumamku, menyilangkan tangan.

Beberapa saat kemudian, waktu sudah menunjukkan pukul 06:55 pagi. Greysie sudah bersiap-siap dan kami bertiga pun berangkat ke sekolah.

"Grey, biar aku yang nyetir," ucapku. Greysie mengangguk.

"Lia," melihatnya, "Ayo naik," panggilku, melambai padanya.

---

Di perjalanan, sebuah mobil hitam bermerek Toyota Vellfire tiba-tiba mendahului mobil kami dan berhenti tepat di depan kami. Aku terkejut dan segera menghentikan mobil.

Ceeeeeiiiiitt.........!

Greysie terlihat bingung, sementara Lia tampak ketakutan. Sekelompok orang yang mengenakan jas hitam dan memiliki wajah terlatih keluar dari mobil tersebut. Mereka terlihat seperti orang-orang yang bekerja untuk seseorang dengan status tinggi. Mereka mendekati kami dan menyuruh kami untuk keluar dari mobil.

"Tok, tok, tok, tok," kaca mobil diketuk dengan kasar.

"Lia, kamu tetap di dalam, jangan keluar," pintaku, lalu aku melirik ke Greysie. Dia mengangguk.

Setelah kami keluar dari mobil, mereka langsung menyergap kami dan berusaha membawa kami pergi. Begitu kami sampai di depan pintu mobil mereka, Greysie memberi isyarat padaku untuk melawan.

Pertarungan sengit pun terjadi. Mereka cukup kuat, sehingga kami sedikit kewalahan. Melawan tujuh orang terlatih sekaligus memang cukup melelahkan, namun kami menikmatinya. Sudah lama kami tidak bertarung dengan serius seperti ini; biasanya, pertarungan terasa sangat membosankan.

Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk membuat kami merasa kewalahan, tetapi karena kami menikmati pertarungan ini, kami dengan mudah membalikkan keadaan. Mereka terluka cukup parah, dan sebagian sudah tak sadarkan diri. Aku berjalan perlahan mendekati salah satu dari mereka, meraih rambutnya, dan memaksanya duduk dengan posisi berdiri di atas lutut.

Wajahku mendekat ke telinganya, dan aku membisikan sesuatu padanya sambil tersenyum miring. Tangan masih memegang erat rambutnya.

Tatapanku yang tajam membuat tubuhnya gemetar. Aku langsung menghempaskan tubuhnya, sementara mereka yang masih sadar mengangkat teman-teman mereka yang sudah tak sadarkan diri dan segera pergi dari sana.

Di dalam mobil, Lia tampak bingung melihat kami yang tersenyum, seolah menikmati pertarungan. Aku dan Greysie saling menatap, lalu kami masuk ke dalam mobil.

"Kakak nggak apa-apa?" tanya Lia khawatir.

"Kita oke kok," jawab Greysie sambil tersenyum.

"Kamu nggak apa-apa?" tanyaku pada Lia.

"Aku nggak apa-apa, tapi kalian yang luka," jawab Lia.

"Kita nggak apa-apa kok, cuma luka sedikit," jawabku sambil meliriknya lewat kaca mobil.

"Kita obatin luka kakak berdua dulu ya," pinta Lia.

"Gak apa-apa, Lia. Kita oke kok. Takutnya nanti kita telat lagi," balas Greysie.

Aku pun langsung menyalakan mobil. Sementara itu, Lia masih terlihat bingung dengan banyak pertanyaan yang mengganjal di benaknya.

"Kak, tadi itu... mereka siapa?" tanya Lia penasaran. Aku meliriknya lewat kaca mobil.

"Hm, kita juga nggak tahu, Lia. Kayaknya ada orang yang nggak suka sama kita," jawab Greysie.

"Em, sepertinya mereka juga yang berantakin rumah Kak Lista kemarin?" tanya Lia lagi.

"Mm... mungkin," jawabku sambil mengangkat bahu dan merapatkan bibir. "I think."

---

Sesampainya di sekolah, kami berjalan masuk ke dalam kelas. Saat kami tepat berada di pintu kelas, Cassie tiba-tiba berdiri dan menatap kami dengan wajah terkejut. Kami saling berpandangan dan langsung menghampirinya.

"Kamu gak apa-apa?" tanyaku.

"Iya, nggak apa-apa," jawab Cassie sambil tersenyum. "Emm, aku... aku ke toilet dulu," lanjutnya, lalu berjalan keluar kelas.

Greysie menatapku dan mengangkat bahu serta kedua alisnya. Aku juga bingung, karena Cassie terlihat sangat terkejut saat melihat kami tadi.

Cassie masih tersenyum saat berjalan keluar dari kelas. Kami melihatnya berjalan.

Begitu Cassie sudah berada tepat di luar kelas, ia berhenti, dan senyumannya langsung menghilang. Tatapan matanya berubah serius.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

ミフタン

ミフタン

untung jago bela diri😁

2023-07-19

1

tintakering

tintakering

Bintang lima sudah mendarat thor👍

2023-07-06

1

tintakering

tintakering

mencurigakan🤔

2023-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Cast Introduction
2 BAB 1 (Part 1)
3 BAB 1 (Part 2)
4 BAB 1 (Part 3)
5 BAB 2 (Part 1)
6 BAB 2 (Part 2)
7 BAB 2 (Part 3)
8 BAB 3 (Part 1)
9 BAB 3 (Part 2)
10 BAB 3 (Part 3)
11 BAB 4 (Part 1)
12 BAB 4 (Part 2)
13 BAB 4 (Part 3)
14 BAB 5 (Part 1)
15 BAB 5 (Part 2)
16 BAB 5 (Part 3)
17 BAB 6 (Part 1)
18 BAB 6 (Part 2)
19 BAB 6 (Part 3)
20 BAB 7 (Part 1)
21 BAB 7 (Part 2)
22 BAB 7 (Part 3)
23 BAB 8 (Part 1)
24 BAB 8 (Part 2)
25 BAB 8 (Part 3)
26 BAB 9 (Part 1)
27 BAB 9 (Part 2)
28 BAB 9 (Part 3)
29 BAB 10 (Part 1)
30 BAB 10 (Part 2)
31 BAB 10 (Part 3)
32 BAB 11 (Part 1)
33 BAB 11 (Part 2)
34 BAB 11 (Part 3)
35 BAB 12 (Part 1)
36 BAB 12 (Part 2)
37 BAB 12 (Part 3)
38 BAB 13 (Part 1)
39 BAB 13 (Part 2)
40 BAB 13 (Part 3)
41 BAB 14 (Part 1)
42 BAB 14 (Part 2)
43 BAB 14 (Part 3)
44 BAB 15 (Part 1)
45 BAB 15 (Part 2)
46 BAB 15 (Part 3)
47 BAB 16 (Part 1)
48 BAB 16 (Part 2)
49 BAB 16 (Part 3)
50 BAB 17 (Part 1)
51 BAB 17 (Part 2)
52 BAB 17 (Part 3)
53 BAB 18 (Part 1)
54 BAB 18 (Part 2)
55 BAB 18 (Part 3)
56 BAB 19 (Part 1)
57 BAB 19 (Part 2)
58 BAB 19 (Part 3)
59 BAB 20 (Part 1)
60 BAB 20 (Part 2)
61 BAB 20 (Part 3)
62 BAB 21 (Part 1)
63 BAB 21 (Part 2)
64 BAB 21 (Part 3)
65 BAB 22 (Part 1)
66 BAB 22 (Part 2)
67 BAB 22 (Part 3)
68 BAB 23 (Part 1)
69 BAB 23 (Part 2)
70 BAB 23 (Part 3)
71 BAB 24 (Part 1)
72 BAB 24 (Part 2)
73 BAB 24 (Part 3)
74 BAB 25 (Part 1)
75 BAB 25 (Part 2)
76 BAB 25 (Part 3)
77 BAB 26 (Part 1)
78 BAB 26 (Part 2)
79 BAB 26 (Part 3)
80 BAB 27 (Part 1)
81 BAB 27 (Part 2)
82 BAB 27 (Part 3)
83 BAB 28 (Part 1)
84 BAB 28 (Part 2)
85 BAB 28 (Part 3)
86 BAB 29 (Part 1)
87 BAB 29 (Part 2)
88 BAB 29 (Part 3)
89 BAB 30 (Part 1)
90 BAB 30 (Part 2)
91 BAB 30 (Part 3)
92 BAB 31 (Part 1)
93 BAB 31 (Part 2)
94 BAB 31 (Part 3)
95 BAB 32 (Part 1)
96 BAB 31 (Part 2)
97 BAB 31 (Part 3)
98 BAB 32 (Part 1)
99 BAB 32 (Part 2)
100 BAB 32 (Part 3)
101 BAB 33 (Part 1)
102 BAB 33 (Part 2)
103 BAB 33 (Part 3)
104 BAB 34 (Part 1)
105 BAB 34 (Part 2)
106 BAB 34 (Part 3)
107 BAB 35 (Part 1)
108 BAB 35 (Part 2)
109 BAB 35 (Part 3)
110 BAB 36 (Part 1)
111 BAB 36 (Part 2)
112 BAB 36 (Part 3)
113 BAB 37 (Part 1)
114 BAB 37 (Part 2)
115 BAB 37 (Part 3)
116 ~END~
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Cast Introduction
2
BAB 1 (Part 1)
3
BAB 1 (Part 2)
4
BAB 1 (Part 3)
5
BAB 2 (Part 1)
6
BAB 2 (Part 2)
7
BAB 2 (Part 3)
8
BAB 3 (Part 1)
9
BAB 3 (Part 2)
10
BAB 3 (Part 3)
11
BAB 4 (Part 1)
12
BAB 4 (Part 2)
13
BAB 4 (Part 3)
14
BAB 5 (Part 1)
15
BAB 5 (Part 2)
16
BAB 5 (Part 3)
17
BAB 6 (Part 1)
18
BAB 6 (Part 2)
19
BAB 6 (Part 3)
20
BAB 7 (Part 1)
21
BAB 7 (Part 2)
22
BAB 7 (Part 3)
23
BAB 8 (Part 1)
24
BAB 8 (Part 2)
25
BAB 8 (Part 3)
26
BAB 9 (Part 1)
27
BAB 9 (Part 2)
28
BAB 9 (Part 3)
29
BAB 10 (Part 1)
30
BAB 10 (Part 2)
31
BAB 10 (Part 3)
32
BAB 11 (Part 1)
33
BAB 11 (Part 2)
34
BAB 11 (Part 3)
35
BAB 12 (Part 1)
36
BAB 12 (Part 2)
37
BAB 12 (Part 3)
38
BAB 13 (Part 1)
39
BAB 13 (Part 2)
40
BAB 13 (Part 3)
41
BAB 14 (Part 1)
42
BAB 14 (Part 2)
43
BAB 14 (Part 3)
44
BAB 15 (Part 1)
45
BAB 15 (Part 2)
46
BAB 15 (Part 3)
47
BAB 16 (Part 1)
48
BAB 16 (Part 2)
49
BAB 16 (Part 3)
50
BAB 17 (Part 1)
51
BAB 17 (Part 2)
52
BAB 17 (Part 3)
53
BAB 18 (Part 1)
54
BAB 18 (Part 2)
55
BAB 18 (Part 3)
56
BAB 19 (Part 1)
57
BAB 19 (Part 2)
58
BAB 19 (Part 3)
59
BAB 20 (Part 1)
60
BAB 20 (Part 2)
61
BAB 20 (Part 3)
62
BAB 21 (Part 1)
63
BAB 21 (Part 2)
64
BAB 21 (Part 3)
65
BAB 22 (Part 1)
66
BAB 22 (Part 2)
67
BAB 22 (Part 3)
68
BAB 23 (Part 1)
69
BAB 23 (Part 2)
70
BAB 23 (Part 3)
71
BAB 24 (Part 1)
72
BAB 24 (Part 2)
73
BAB 24 (Part 3)
74
BAB 25 (Part 1)
75
BAB 25 (Part 2)
76
BAB 25 (Part 3)
77
BAB 26 (Part 1)
78
BAB 26 (Part 2)
79
BAB 26 (Part 3)
80
BAB 27 (Part 1)
81
BAB 27 (Part 2)
82
BAB 27 (Part 3)
83
BAB 28 (Part 1)
84
BAB 28 (Part 2)
85
BAB 28 (Part 3)
86
BAB 29 (Part 1)
87
BAB 29 (Part 2)
88
BAB 29 (Part 3)
89
BAB 30 (Part 1)
90
BAB 30 (Part 2)
91
BAB 30 (Part 3)
92
BAB 31 (Part 1)
93
BAB 31 (Part 2)
94
BAB 31 (Part 3)
95
BAB 32 (Part 1)
96
BAB 31 (Part 2)
97
BAB 31 (Part 3)
98
BAB 32 (Part 1)
99
BAB 32 (Part 2)
100
BAB 32 (Part 3)
101
BAB 33 (Part 1)
102
BAB 33 (Part 2)
103
BAB 33 (Part 3)
104
BAB 34 (Part 1)
105
BAB 34 (Part 2)
106
BAB 34 (Part 3)
107
BAB 35 (Part 1)
108
BAB 35 (Part 2)
109
BAB 35 (Part 3)
110
BAB 36 (Part 1)
111
BAB 36 (Part 2)
112
BAB 36 (Part 3)
113
BAB 37 (Part 1)
114
BAB 37 (Part 2)
115
BAB 37 (Part 3)
116
~END~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!