Kasih Sayang Yang Terpendam Kini Mulai Muncul Ke Permukaan~Semua Tentang Hana

Dengan langkah lesu Yoongi mendekati Hana.

Pria itu berjongkok dihadapan Hana dan mencoba untuk menatap wajahnya.

"Kau menangis ?"

"Tak bisakah Kau memukul ku saja ketika kau sedang sakit hati ?"

"Kau tahu Hana, hatiku jauh lebih sakit melihat dirimu seperti ini," semua ungkapan hati Yoongi hanya bisa ia ucapkan dalam hatinya sendiri.

Pria itu tetap diam tak merubah posisi badannya sembari mengusap lembut surai rambut Hana yang kian terisak.

"Ibu ..." lagi-lagi hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Hana.

"Kau harus bergerak cepat Irene,"

"Atau Hana akan benar-benar merebut Taehyung darimu," Jihyo datang dan duduk begitu saja dihadapan Irene.

"Apa maksudmu ?" Irene melirik Jihyo namun jarinya tetap sibuk memainkan ponsel.

"Kau tahu, Taehyung mengatakan bahwa ia ingin menikahi Hana di acara pertunangan ku dua hari yang lalu."

"Itu mustahil," Irene mengeluarkan nada ketus seolah menolak untuk percaya.

"Terserah jika Kau tak ingin percaya,"

"Tapi ingat, aku sudah memperingatkan !"

"Jangan sampai suatu saat kau menyesali semuanya," Jihyo beranjak pergi meninggalkan Irene yang masih terduduk di meja kantin kampus mereka.

"Apa Taehyung benar-benar segila itu ?" Irene bergumam seorang diri.

Rasa kecewa yang dialami Hana secara bertubi-tubi membuat senyum gadis itu perlahan memudar.

Ia benar-benar telah berwajah datar ketika sendirian.

Tak ada lagi perbincangan antara ia dan dirinya sendiri akhir-akhir ini.

"Duduklah di depan !"

"Aku bukan sopir mu," Yoongi berucap datar seraya memasukkan sebuah koper dalan bagasi mobilnya.

Hana menoleh dan kembali menutup pintu mobil bagian tengah.

Sepanjang perjalanan Hana hanya diam memandang keluar kaca.

Ia bahkan sama sekali tak menyadari bahwa Yoongi berkali-kali melempar tatapan mata padanya.

"Kau tak ingin tahu kita akan kemana ?" Yoongi mencoba untuk mencairkan suasana.

"Kakak yang menyetir jadi kakak pasti sudah menentukan tujuan nya,"

"Bagaimana jika aku membawamu pergi dan tak lagi kembali ke rumah itu ?"

Perlahan Hana mengalihkan pandangannya terhadap Yoongi kakak lelakinya.

"Setidaknya saya sudah menyiapkan beberapa pasang pakaian ganti untuk kakak," gadis itu menanggapi perkataan Yoongi dan kembali menatap keluar kaca mobil kakaknya.

"Sesekali pikirkan lah dirimu sendiri Hana !" Yoongi kembali berucap dengan meninggikan suaranya.

"Apa saya membuat kesalahan Kak ?" Hana bertanya dengan nada lemah serta mata yang telah berkaca-kaca.

"Maaf," gadis itu tertunduk.

"Maaf karena telah terlahir dan menjadi saudara yang tidak sempurna bagi kalian," gadis itu akhirnya terisak dan menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Yoongi menepikan mobilnya dan menginjak rem secara mendadak mendengar pernyataan dari mulut Hana.

Pria itu mendekap tubuh Hana.

"Maaf, Aku telah membuat mu takut."

Pria itu mengusap lembut air mata di pipi adik bungsunya.

Lama ia memandangi wajah sembab Hana dengan isak yang masih saja terdengar dengan ritme yang sama.

Hingga akhirnya ia memberikan sebuah kecupan lembut dibibir adik bungsunya.

Bukan hanya kecupan, Yoongi bahkan ******* bibir tipis Hana dan menuntut balasan hingga lidah keduanya saling bertautan.

Isak tangis Hana perlahan kian tak terdengar.

Gadis itu bingung, kenapa kakaknya melakukan hal itu.

Matanya terpejam tanpa memberikan perlawanan.

"Jangan menangis, aku selalu disini bersama mu,"

"Kau bisa memaki atau memukul diriku jika itu bisa membuat emosi mu tersalurkan."

"Jangan hanya tersenyum untuk orang lain,"

"Jangan membunuh gadis manis nan ceria kesayangan ku selama ini."

Yoongi mengakhiri aktivitas lidah nya dan merapikan surai Hana.

Gadis itu perlahan membuka matanya.

Membiarkan tatapan nya menyatu dengan mata sang Kakak.

Pria itu kembali mengecup mata sembab Hana.

"Tak akan lagi kubiarkan seseorang membuat luka di hatimu,"

"Kau hanya akan bersama ku Hana," kalimat itu kian menggebu terucap dalam hati Yoongi.

Mendengar Hana yang selalu menyebut kata Ibu, membuat Yoongi benar-benar membawa Hana mengunjungi Bibi GeumJa ke kampung halamannya.

Gadis itu bahkan tertidur selama perjalanan.

"Tuan Muda,"

Yoongi meletakkan jari telunjuk di bibirnya.

Bibi GeumJa pun mengerti dan terdiam saat itu juga.

"Biarkan saja terlebih dulu Bi,"

"Tolong siapkan air hangat untuk saya mandi."

Yoongi kembali duduk didalam mobil.

Pria itu tak berhenti memandangi wajah adiknya.

Ia tersenyum dan akhirnya mengusap lembut pipi Hana.

"Non Hana bisa tidur bersama bibi jika tidak keberatan," bibi GeumJa tersenyum dan menatap hangat anak asuhnya.

"Tidak Bi, dia sudah terlalu besar untuk itu !?" Yoongi menyahuti kalimat bibinya.

"Saya tidak ingin mengganggu waktu istirahat bibi,"

"Saya sudah cukup bahagia karena bisa bertemu dan makan masakan bibi disini."

Hana terlihat begitu bahagia bisa berada dirumah bibi asuhnya.

Gadis itu bahkan tak melepaskan pelukannya dari bibi GeumJa.

Yoongi turut tersenyum bahagia melihat Hana yang kembali ceria dan tersenyum lepas.

"Tak akan kubiarkan lelaki manapun merampas senyum indah itu dari bibirmu Hana," pria itu kembali berbicara pada dirinya sendiri.

Yoongi sengaja menonaktifkan ponselnya semenjak pergi bersama Hana.

Jihyo berpikir Yoongi melakukan perjalanan bisnis keluar kota.

Hal itu membuat gadis itu frustasi mencari keberadaan Hana.

Ia tak bisa melakukan apapun tanpa Hana.

"Kemana Kau sialan," gadis itu mengumpat seorang diri.

Bukan hanya Jihyo, Taehyung juga dibuat kelabakan karena ia mendapati lokasi Hana yang begitu jauh dari tempat tinggalnya.

Pria itu bahkan memutuskan untuk menemukan lokasi yang menunjukkan tempat Hana berada.

Ya, gelang persahabatan yang ia berikan pada Hana bukanlah sekedar gelang biasa.

Taehyung sengaja memasang alat pelacak pada gelang itu.

Pemikiran random nya ternyata tak begitu berakhir buruk.

Mengingat ancaman Irene yang tertuju pada Hana.

"Apa Irene benar-benar ingin mencelakakan Hana ?" pria itu berpikir keras dan bergegas membereskan kopernya.

Berkali-kali ia memeriksa ponselnya, tapi sama sekali tak ada notifikasi pesan ataupun panggilan dari Irene.

Malam itu Yoongi dan Hana bermalam dirumah bibi GeumJa.

Rumah bibi yang sederhana membuat Yoongi dan Hana harus berbagi ruangan.

Dua kasur lantai dalam satu ruangan disiapkan untuk tempat Yoongi dan Hana beristirahat.

"Kau sudah tidur Hana ?" Yoongi berucap perlahan dan bangkit dari tidurnya.

Tak ada jawaban.

Wajah teduh Hana membuatnya tak ingin mengalihkan pandangan.

"Apa Kau benar-benar lelah ?" Yoongi bergumam dengan memperhatikan bibir Hana.

"Aaaaaaggghhhh, aku bisa gila jika terus seperti ini Hana."

Yoongi memutuskan keluar ruangan.

Lelaki itu duduk di bilik tengah depan kamar Hana tertidur.

Ia menyalakan rokok dan menghisapnya.

"Bukan, Hana bukanlah adikku,"

"Tak salah bukan jika aku menyukainya ?"

"Rasa itu hampir tak bisa lagi ku tahan."

Yoongi duduk termenung sendirian pikirannya melayang.

"Aku mencintaimu Hana,"

"Maaf !"

"Aku benar-benar tak bisa menghentikan perasaan ini terhadap mu," pria itu kembali menunduk dan menghisap rokok ditangannya.

Pagi itu bibi mendapati Yoongi yang tertidur di bilik tengah.

"Tuan Muda memang sangat menyayangi Non Hana," bibi GeumJa berbicara dalam hati dan tersenyum serta berlalu menuju dapur kecilnya.

Hana membuka mata, gadis itu bangkit seketika saat mengetahui Yoongi tak berada pada kasur di sebelahnya.

Ia keluar dan terpaku melihat kakaknya yang meringkuk memejamkan mata pada sebuah bangku yang tak lebih besar dari tubuhnya.

Gadis itu kembali masuk mengambil selimut serta bantal untuk kakaknya.

"Apa semalam kakak bercerita sesuatu pada Bibi ?" Hana membuka percakapan dengan bibi pada pagi yang berkabut di pedesaan itu.

"Tidak Non,"

"Apa ada masalah ?" bibi GeumJa menatap Hana sembari membenarkan keranjang belanja ditangannya.

Sesaat Hana terdiam, ia tak tahu bagaimana cara menceritakan hal yang ia alami pada bibi.

"Saya tidak tahu bi,"

"Kakak banyak berubah akhir-akhir ini."

"Apa Kakak mengabari bibi sebelum datang kemari ?"

Topik pembicaraan kedua wanita itu adalah Yoongi dalam sepanjang perjalanan menuju pasar.

"Oppa malam ini menginap lah di rumah," Jihyo menyandarkan kepalanya dengan manja pada bahu Namjoon.

"Maaf Aku tidak bisa Jihyo," Namjoon tak menghiraukan Jihyo lelaki itu bahkan tetap sibuk berjalan kesana-kemari memeriksa beberapa lukisan di galeri.

"Apa Oppa tega membiarkan ku dirumah sendirian ?" gadis itu kembali mengejar Namjoon dan menyelaraskan langkah.

"Maksud mu ?" Namjoon terhenti ia bahkan menatap Jihyo sang tunangan.

"Kak Suga sedang dalam perjalanan bisnis keluar kota,"

"Sedangkan gadis sialan itu," Jihyo menghentikan kalimatnya saat Namjoon menatap datar dirinya.

"Maksud ku Hana,"

"Dia entah pergi kemana ?" Jihyo terlihat kikuk menghadapi Namjoon yang terdiam dan menampilkan wajah datar.

"Mungkin saja gadis itu kabur karena tak tahan dan iri terhadap pertunangan kita,"

"Dia itu memang tak tahu diri Oppa."

"Sejak kapan Hana tak berada dirumah ?" Namjoon mengerutkan keningnya, tampak kecemasan menyelimuti hatinya.

"Kenapa Oppa masih saja peduli padanya ?"

"Siapa sebenarnya tunangan Oppa ?" Jihyo tampak berucap dengan kesal.

"Baiklah, Aku akan menemanimu nanti malam."

"Benarkah ??" Jihyo mendekatkan wajahnya pada Namjoon, gadis itu seperti tak percaya dengan kalimat yang diucapkan Namjoon padanya.

Namjoon hanya tersenyum mengangguk, hal itu semakin membuat Jihyo yakin bahwa Namjoon juga mencemaskan dan telah luluh terhadap dirinya.

Tuan Kim mengunyah makanan seorang diri di meja makan.

Lelaki paruh baya itu juga tampak tak berselera dalam santap paginya.

"Aku pergi dulu Ayah."

"Aku harus menemukan Hana,"

"Aku benar-benar tak ingin kehilangannya."

"Ada apa dengannya Nak ?"

"Akan ku jelaskan nanti saat Aku kembali."

Ingatan Tuan kembali dan turut memikirkan apa sebenarnya yang terjadi pada Hana.

"Semoga gadis itu baik-baik saja," Tuan Kim berucap pada dirinya sendiri dalam hati.

Persahabatan Jihyo dan Irene kian lekat.

Semua karena Hana.

Mereka sepakat untuk menjatuhkan Hana karena sama-sama memiliki rasa iri dan benci terhadap Hana.

"Aku sungguh bahagia Irene," Jihyo tampak memeluk mantan musuhnya.

"Kau tahu Namjoon Oppa akan menginap dirumah nanti malam !"

"Benarkah ??" Irene melotot dan menoleh seketika.

Jihyo hanya menganggukkan kepala.

"Apa Kau sudah disentuh nya ?" Irene berucap antusias.

"Belum ada permainan apapun diantara kami,"

"Tapi pasti akan segera terjadi," Jihyo tersenyum dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Kau harus segera menggoda nya, buat Namjoon tak bisa melupakan malam pertama bersamamu,"

"Itu akan benar-benar menjadi senjata yang ampuh untuk menaklukkan dirinya."

Keduanya sama-sama tertawa dengan pembahasan binal nya.

"Non ada yang mencari Non Hana didepan," bibi GeumJa menghampiri Hana dan Yoongi yang tengah menikmati santap siang, wanita paruh baya itu juga terlihat sedikit takut dan kebingungan.

Hana dan Yoongi saling menatap pandangan mereka seolah saling melempar tanya, siapa gerangan yang menyusul dan mencari Hana.

"Aku bahkan tak memberi tahu siapapun bahwa aku membawa Hana kesini," Yoongi berbicara dalam hati.

"Kau tetaplah disini Hana," pria itu meneguk minuman dan beranjak pergi ke depan.

"Kau ?" Taehyung menatap Yoongi dengan curiga.

"Dimana Hana ?"

"Apa urusanmu kemari ?" Yoongi menjawab dengan singkat dan datar.

"Aku hanya ingin bertemu Hana,"

"Kau sengaja menyembunyikan nya ?" sorot mata tajam Taehyung terlihat memancing emosi Yoongi.

Buughh.

Sebuah pukulan dengan sengaja Yoongi layangkan pada pipi Taehyung.

"Pergi sekarang juga atau ku buat kau babak belur disini ?"

"Aku hanya akan pergi saat aku sudah bertemu Hana."

Senyum remeh dari wajah Taehyung semakin membuat Yoongi ingin menghajar pria itu.

Beruntung Hana buru-buru keluar saat Yoongi kembali mengangkat tangannya.

"Kak hentikan," Hana menahan tangan kakak lelakinya.

"Tuan Taehyung ada apa datang kemari ?"

"Bisakah kita berbicara sebentar Hana ?" Taehyung menggenggam dan menarik tangan Hana untuk mengikuti nya.

"Jangan menyentuhnya !" Yoongi meninggikan suara dan melepaskan genggaman Taehyung dari tangan Hana.

"Apa masalah mu sebenarnya ?" Taehyung kembali terpancing emosi dan menantang Yoongi.

"Cukup !"

"Baiklah jika kalian tetap ingin baku hantam, saya yang akan pergi."

Kedua pria itu terdiam seketika dan menggenggam tangan Hana.

Namjoon berkali-kali mencoba menghubungi Yoongi, tapi nihil.

Nomor ponsel sahabat nya itu selalu berada di luar jangkauan.

"Apa Yoongi Hyeong membawa Hana pergi bersamanya ?"

"Jika tidak dimana Hana berada ?" lelaki itu berdebat seorang diri dalam hati.

"Kau disini Joon ?" Tuan Kim tampak menyapa Namjoon yang terdiam bingung.

"Iya Ayah," pria itu akhirnya tersenyum.

"Menginap lah disini,"

"Supaya rumah ini tak terlalu sepi."

"Ada Taehyung yang menemani Ayah bukan ?" Namjoon kembali menimpali kalimat Tuan Kim.

"Adikmu pergi dari kemarin Joon,"

"Entah kapan dia akan pulang, Ayah melihatnya kembali membawa ransel besarnya."

"Oppa kita pulang sekarang,"

"Ibu telah memberikan izin untuk Oppa menginap dirumah," Jihyo tersenyum menatap Namjoon serta Tuan dan Nyonya Kim.

Namjoon tak mengeluarkan sepatah katapun selama didalam mobil.

Pria itu hanya fokus menatap jalan didepan.

Tak ada satupun kalimat yang keluar dari mulutnya bahkan ketika Jihyo menanyakan sesuatu padanya.

Jihyo yang kesal karena sikap acuh Namjoon selama perjalanan membuat nya membanting kasar pintu mobil.

"Ada apa dengan nya ?"

"Padahal tadi dia terlihat baik-baik saja !" gadis itu menggerutu seorang diri.

"Tenanglah Jihyo, kau harus sabar demi menangkap mangsa mu !" Jihyo kembali tersenyum mengingat dan menirukan perkataan Irene.

Jihyo memeluk dan mencoba mencium bibir Namjoon seketika saat pria itu memasuki rumahnya.

"Mmmmmpph"

"Apa yang kau lakukan ?" Namjoon mendorong kasar Jihyo hingga tubuhnya terjatuh di sofa.

"Apa salahnya Oppa, bukankah kita sudah bertunangan ?" Jihyo mengusap bibirnya perlahan.

"Apa Kau tidak malu melakukan hal semacam itu ?"

"Kau itu perempuan Jihyo,"

"Jagalah sedikit harga dirimu."

"Apa Kau juga sering melakukan hal seperti itu dengan lelaki lain sebelum diriku ?"

Pertanyaan Namjoon sontak membuat Jihyo terdiam.

"Apa itu benar ?"

"Kau menyebut dirimu lebih baik dari Hana ?"

"Ucapan mu ingin menjadi lebih baik dari Hana, apa itu omong kosong belaka ?" Namjoon kembali memberikan pertanyaan yang bertubi-tubi dan menyudutkan Jihyo.

"Oppa dengarkan aku lebih dulu,"

"Jadi aku akan tidur dimana ?" Namjoon tak memberikan kesempatan pada Jihyo untuk menyela ucapannya.

Gadis itu akhirnya menunjukkan kamar tamu pada Namjoon.

"Apa aku terlalu terburu-buru ?"

"Aaaaaaggghhhh, harusnya aku menahan diriku terlebih dulu !"

Episodes
1 Belajar di Taman~Kericuhan Di Meja Makan
2 Pertemuan Tak Terduga~Kesan Pertama Di Perpustakaan Kota
3 Kehadiran Wanita Istimewa~Kamar Sempit Di Kolong Tangga
4 Saudara Tak Di Anggap~Lelaki Dingin Itu Kakak Ku
5 Getaran Hati Dua Insan Manusia~Bahagia Dibalik Luka
6 Playboy Tampan Dengan Sejuta Rayuan
7 Rasa Manis Tangerin~Hening Taman Penawar Luka
8 Malam Pilu Kelabu~Berandal Yang Terasingkan
9 Untaian Kalimat Penyemangat~Siasat Sang Tuan Guru
10 Gadis Kecil Kesayangan~Perhatian Kecil Dari Sang Pelayan
11 Rasa Yang Salah~Kembalinya Sang Tuan Muda
12 Percikan Rasa Bahagia~Kehangatan Di Tengah Dinginnya Rintik Hujan
13 Kemelut Rasa Iri~Menyatu Karena Bahasa Kalbu
14 Runtuhnya Tembok Perselisihan~Ketulusan Tak Pernah Mengharapkan Imbalan
15 Mencintai Tak Harus Memiliki~Mengagumi Dalam Diam
16 Buaian Sesaat~Nafsu Tuan Guru
17 Ancaman Seorang Mantan~Makan Siang Yang Terlambat
18 Wanita Idaman 2 Bersaudara~Sahabat Tapi Cinta
19 Kasih Sayang Yang Terpendam Kini Mulai Muncul Ke Permukaan~Semua Tentang Hana
20 Wisata Masa Lalu~Bayangan Semu Sang Gadis Impian
21 Goresan Pada Luka Yang Sama Kian Terasa~Antara Nafsu Dan Amarah
22 Kesabaran Hati Seorang Berandal~Kehangatan Seorang Ayah
23 Pendekatan Perlahan
24 Obsesi Sang Kakak Lelaki
25 Sahabat Setia
26 Takdir Yang Tak Memberi Izin
27 Bunga Itu Telah Bermekaran Di Hati Sang Berandal
28 Pecahnya Keributan Di Club Malam
29 Curahan Hati Si Gadis Malang.
30 Canda Tawa Yang Kian Semanis Gula
31 Pria Tampan Sang Pembalut Luka
32 Harga Diri Yang Sesungguhnya ?
33 Isi Hati Sang Tuan Muda
34 Melepas Perlahan.
35 T-shirt Putih Basah Yang Menggoda
36 Gadis Tunangan Tuan Guru
37 Saudara Tanpa Ikatan Darah
38 Pria Lembut Sepupu Irene
39 Buliran Air Mata Penyesalan Sang Kakak Perempuan
40 Sentuhan Hana Yang Membuat Taehyung Menderita
41 Permohonan Seorang Park Jimin
42 Rintihan Manja Sang Pria Garang
43 Rumitnya Perasaan Yoongi
44 Sebuah Pesan Balasan
45 Obsesi Yang Berujung Pada Melukai
46 Sang Pemilik Hati
47 Kerinduan Sang Kakak Terhadap Adik Bungsunya
48 Mencintai, Menjaga Dan Menerima Dengan Sepenuh Hati
49 Ice Cream ???
50 Kepulangan Yang Tertunda
51 Yoongi Yang Kian Mencair
52 Kecupan Selamat Malam
53 Ketulusan Hati Sang Kakak Lelaki
54 Pikiran Konyol Sang Kakak Perempuan
55 Hana Dan Wanita Masa Lalu Tuan Kim
56 Manisnya Suasana Senja
57 Masa Lalu Yang Semakin Menjauh
58 Percakapan Hangat Antara Dua Bersaudara
59 Tuntutan Pernikahan Dari Kekasih Hati
60 Pria Muda Bergigi Kelinci
61 Nasi Goreng Istimewa Buatan Hana
62 Nasib Hana Ditangan Author !
63 Air Mata Sang Casanova
64 Kekasih Hana Yang Begitu Patuh.
65 Pajangan Yang Tak Begitu Enak Di Pandang
66 Keributan Di Rumah Sakit
67 Rasa Gugup Dalam Diri Hana
68 Perseteruan Antara Si Tampan Dan Si Gigi Kelinci
69 Rekaman CCTV
70 Hana Sang Pawang.
71 Dundi ?
72 Kecemburuan Itu Akhirnya Datang
73 Sebuah Perjalanan Panjang Keluarga
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Belajar di Taman~Kericuhan Di Meja Makan
2
Pertemuan Tak Terduga~Kesan Pertama Di Perpustakaan Kota
3
Kehadiran Wanita Istimewa~Kamar Sempit Di Kolong Tangga
4
Saudara Tak Di Anggap~Lelaki Dingin Itu Kakak Ku
5
Getaran Hati Dua Insan Manusia~Bahagia Dibalik Luka
6
Playboy Tampan Dengan Sejuta Rayuan
7
Rasa Manis Tangerin~Hening Taman Penawar Luka
8
Malam Pilu Kelabu~Berandal Yang Terasingkan
9
Untaian Kalimat Penyemangat~Siasat Sang Tuan Guru
10
Gadis Kecil Kesayangan~Perhatian Kecil Dari Sang Pelayan
11
Rasa Yang Salah~Kembalinya Sang Tuan Muda
12
Percikan Rasa Bahagia~Kehangatan Di Tengah Dinginnya Rintik Hujan
13
Kemelut Rasa Iri~Menyatu Karena Bahasa Kalbu
14
Runtuhnya Tembok Perselisihan~Ketulusan Tak Pernah Mengharapkan Imbalan
15
Mencintai Tak Harus Memiliki~Mengagumi Dalam Diam
16
Buaian Sesaat~Nafsu Tuan Guru
17
Ancaman Seorang Mantan~Makan Siang Yang Terlambat
18
Wanita Idaman 2 Bersaudara~Sahabat Tapi Cinta
19
Kasih Sayang Yang Terpendam Kini Mulai Muncul Ke Permukaan~Semua Tentang Hana
20
Wisata Masa Lalu~Bayangan Semu Sang Gadis Impian
21
Goresan Pada Luka Yang Sama Kian Terasa~Antara Nafsu Dan Amarah
22
Kesabaran Hati Seorang Berandal~Kehangatan Seorang Ayah
23
Pendekatan Perlahan
24
Obsesi Sang Kakak Lelaki
25
Sahabat Setia
26
Takdir Yang Tak Memberi Izin
27
Bunga Itu Telah Bermekaran Di Hati Sang Berandal
28
Pecahnya Keributan Di Club Malam
29
Curahan Hati Si Gadis Malang.
30
Canda Tawa Yang Kian Semanis Gula
31
Pria Tampan Sang Pembalut Luka
32
Harga Diri Yang Sesungguhnya ?
33
Isi Hati Sang Tuan Muda
34
Melepas Perlahan.
35
T-shirt Putih Basah Yang Menggoda
36
Gadis Tunangan Tuan Guru
37
Saudara Tanpa Ikatan Darah
38
Pria Lembut Sepupu Irene
39
Buliran Air Mata Penyesalan Sang Kakak Perempuan
40
Sentuhan Hana Yang Membuat Taehyung Menderita
41
Permohonan Seorang Park Jimin
42
Rintihan Manja Sang Pria Garang
43
Rumitnya Perasaan Yoongi
44
Sebuah Pesan Balasan
45
Obsesi Yang Berujung Pada Melukai
46
Sang Pemilik Hati
47
Kerinduan Sang Kakak Terhadap Adik Bungsunya
48
Mencintai, Menjaga Dan Menerima Dengan Sepenuh Hati
49
Ice Cream ???
50
Kepulangan Yang Tertunda
51
Yoongi Yang Kian Mencair
52
Kecupan Selamat Malam
53
Ketulusan Hati Sang Kakak Lelaki
54
Pikiran Konyol Sang Kakak Perempuan
55
Hana Dan Wanita Masa Lalu Tuan Kim
56
Manisnya Suasana Senja
57
Masa Lalu Yang Semakin Menjauh
58
Percakapan Hangat Antara Dua Bersaudara
59
Tuntutan Pernikahan Dari Kekasih Hati
60
Pria Muda Bergigi Kelinci
61
Nasi Goreng Istimewa Buatan Hana
62
Nasib Hana Ditangan Author !
63
Air Mata Sang Casanova
64
Kekasih Hana Yang Begitu Patuh.
65
Pajangan Yang Tak Begitu Enak Di Pandang
66
Keributan Di Rumah Sakit
67
Rasa Gugup Dalam Diri Hana
68
Perseteruan Antara Si Tampan Dan Si Gigi Kelinci
69
Rekaman CCTV
70
Hana Sang Pawang.
71
Dundi ?
72
Kecemburuan Itu Akhirnya Datang
73
Sebuah Perjalanan Panjang Keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!