Rasa Manis Tangerin~Hening Taman Penawar Luka

Raut wajah Jihyo nampak cerah malam itu.

Gadis molek itupun banyak bicara meskipun makanan memenuhi mulutnya.

"Habiskan dulu makanan dalam mulut mu"

"Baru kita bicara Jihyo ... !" Yoongi memperingatkan.

Jihyo mengangguk dengan bahagia.

"Jadi kita akan makan malam dirumahnya Kak ?" tanya Jihyo berbunga-bunga.

Yoongi mengangguk pelan,

"Tuan Kim mengundang kita !"

"Ingat ... jaga sikapmu !"

"Apa yang salah dengan sikapku ?" batin Jihyo

"Aku akan bawa mobil sendiri saja Kak"

"Baiklah asal jangan terlambat !"

Sementara kedua kakaknya menikmati makan malam, Hana justru selalu terlihat sibuk dengan segala perabot dapur.

"Makanlah terlebih dulu ... !" sela Yoongi yang masih tetap duduk dan memperhatikan adik perempuannya.

"Saya akan makan setelah menyelesaikan semuanya" ucap Hana tersenyum meskipun membelakangi Yoongi.

"Dimana Kau taruh jeruk pesanan ku Hana ?"

"Apa Kau lupa membelinya ?" lelaki itu tampak telah mengacak-acak lemari pendingin.

Hana menghentikan kegiatannya dan mendekati sang kakak.

"Kakak duduk lah terlebih dulu ..."

seperti anak kecil Yoongi menurut dan duduk kembali seperti perkataan Hana.

Tak lama gadis itu mengeluarkan kantong plastik berisi buah jeruk pesanan kakaknya.

"Disitu rupanya ?!"

"Aku sudah memeriksanya tadi kenapa tak bisa menemukan nya ?" ucap Yoongi sambil menggaruk kepala.

Hana tersenyum melihat tingkah langka sang kakak.

"Saya akan mencucinya terlebih dulu Kak !?" gadis itu selalu telaten melayani segala kebutuhan kedua kakaknya.

"Apa Kakak menginginkan saya untuk membuat kopi ?" ucap Hana seraya menyajikan jeruk di hadapan Yoongi.

"Tidak Hana, cukup ini saja sudah membuat Aku segar !"

"Duduklah Kau tak ingin mencoba nya ?"

"Tidak Kak, terimakasih ?"

"Kakak ... ?!

Hana berhenti tak melanjutkan kalimatnya.

"Ada masalah ?"

"Katakanlah ... !?"

"Mmmm ... Bolehkah Saya keluar akhir pekan ini ?"

"Ada teman yang mengajak Saya makan bersamanya !"

Yoongi terdiam dan masih menikmati jeruk di mulutnya.

"Tak apa jika Kakak tak mengizinkan saya"

"Saya bisa menolaknya ..." Hana berucap seketika saat Yoongi menampilkan wajah serius nya.

"Teman mu, lelaki atau perempuan ?" agak lama Yoongi baru memulai angkat bicara.

"Dia seorang lelaki Kak" Hana tertunduk tak berani menatap sang Kakak.

"Dia juga yang meminjami saya buku-buku yang telah dibakar oleh Kak Jihyo waktu itu" suara Hana melemah.

"Kamu yakin Dia lelaki baik ?"

Hana diam kembali

"Akan ku izinkan, tapi ...!!"

"Suruh Dia menemui ku terlebih dulu"

"Aku baru bisa mempercayai nya !"

"Kakak mengizinkan Saya untuk membawanya kemari ?"

"Tentu ...!?"

"Akan Saya sampaikan padanya nanti"

"Terimakasih sebelumnya Kak"

"Baiklah ... Aku tak menyangka dirimu memiliki teman istimewa"

Hana tersenyum lega mendengar izin yang diberikan oleh kakaknya.

"Tidur lah segera, ini sudah malam !?"

Hana mengangguk mengiyakan perkataan kakaknya.

Ia tersenyum bahagia karena perubahan sikap kakaknya yang semakin hangat.

"Bruuughh ... !?" seseorang terjatuh karena menabrak Hana.

"Tak bisakah kau berjalan dengan benar haaaa !!??" pria paruh baya itu berjalan sempoyongan.

"Maaf Tuan, tapi Tuan yang menabrak saya"

"Jadi maksud mu Aku yang salah ?"

Hana diam tak ingin menanggapi lelaki mabuk.

"Jika Kau bisa berjalan dengan benar Aku tak mungkin menabrak mu !!"

"Buuuuuughh ...!!"

Lelaki itu kembali tersungkur karena pukulan keras dari Namjoon.

"Jaga ucapan mu, Kau lah yang mabuk !!"

"Kenapa menyalahkan gadis ku ??" Namjoon turut meninggikan suara.

"Waaah ... gadis cacat seperti mu juga memiliki kekasih rupanya !?"

Tangan Namjoon mengepal sempurna.

Amarahnya membuat ia menghajar kembali lelaki yang telah merendahkan Hana.

"Hentikan Tuan, Saya mohon ... !?" Namjoon berhenti seketika saat Hana menahan lengannya.

"Sekali lagi Kau berani mengganggu nya ..."

"Akan ku pastikan lengan dan kakimu patah di tanganku"

Pria paruh baya itupun berlalu pergi dengan luka lebam karena luapan emosi Namjoon.

"Kau tak apa sayang !?" Namjoon sibuk memeriksa seluruh tubuh Hana.

"Tuan tenanglah, Saya baik-baik saja" senyum Hana menatap hangat manik mata lelaki yang mencemaskan nya.

"Haaaaaaghh ... syukurlah !?" Namjoon seketika memeluk kekasihnya.

"Maaf Tuan tapi Saya harus belanja sekarang."

"Mari ku temani"

"Tidak, Saya akan pergi sendiri saja !"

"Tuan tunggu lah disini."

"Tapi kenapa Hana ?"

"Bukan apa-apa, Saya hanya tidak ingin para wanita disana melirik serta terpesona pada Tuan," ucap Hana tersenyum.

"Darimana Kau belajar merangkai kalimat seperti itu Sayang ?" Namjoon tersipu dengan kalimat yang diutarakan gadisnya.

"Tunggu lah disini, Saya akan segera kembali."

"Apapun katamu akan ku turuti Hana."

"Bahkan manusia setengah sadar pun mencibir hubungan kita," Hana tersenyum getir

Ia pun berjalan meninggalkan Namjoon.

Dirasa lengkap dengan semua list belanjaan nya,

Hana segera kembali menemui sang kekasih yang setia menanti nya di kursi taman.

"Bagaimana ?"

"Kau sudah selesai sayang ?"

Hana mengangguk menyunggingkan senyum.

"Haruskah kita bicara sambil makan ?"

"Saya lebih senang kita berbicara disini Tuan"

"Perihal makan malam ... !?"

Namjoon terlihat sedikit tegang

"Saya boleh pergi bersama Tuan, tapi ..."

"Tuan harus menemui Kakak terlebih dahulu."

"Apa Tuan keberatan ?"

"Begitu kah ?"

"Jadi Kakakmu mengizinkan ku datang ke rumah ?"

"Iya Tuan, Kakak berkata seperti itu."

Namjoon tersenyum

"Itulah kabar yang ingin Aku dengar sayang."

"Tuan yakin ?"

"Tentu saja ... !"

"Kakak Saya, Dia sangat dingin pada orang asing."

"Waaah ... benarkah !?"

Hana mengangguk.

"Bagaimana jika Aku tak bisa menghadapi Kakak mu ?"

"Entah lah ... !?" Hana menjawab dengan entengnya.

"Setidaknya bantulah kekasih mu ini Sayang !"

Namjoon menyentuh pipi Hana.

"Baiklah ... akan ku sembunyikan Tuan dibelakang ku ketika Kakak memarahi Tuan."

Namjoon yang gemas dengan semua perkataan Hana, membuatnya kembali menciumi wajah kekasihnya.

"Kenapa Kau semanis ini Choi Hana ?"

Gadis itu hanya diam menatap Namjoon.

Ciuman lembut kembali Namjoon sematkan di bibir gadisnya.

Semenjak membuka mata Hana terlihat gelisah.

Ia cemas memikirkan bagaimana jika Yoongi kakaknya tidak menyukai Namjoon.

Pekerjaan rumahnya sedikit terbengkalai karena over thinking.

"Hana kemari lah ...!?"

Gadis itu tersadar dan segera menghampiri kakaknya di meja makan.

"Kakak butuh sesuatu ?!"

"Bukan ... untuk nanti sore mungkin Aku tidak bisa menemui teman mu !"

"Jadi Kau pergilah, tapi ingat jangan pulang terlalu malam !"

"Baik Kak, terimakasih."

"Kak Suga, mau kemana memang si tolol satu itu ?"

"Tak bisakah Kau melembutkan sedikit nada bicara mu itu Jihyo ?"

"Ingat Kau itu perempuan !!"

"Kakak berubah akhir-akhir ini !"

"Lebih sering menyalahkan ku."

"Kakak membebaskan gadis cacat itu kelayapan ??"

"Sudahlah Jihyo, tak apa membiarkan Hana keluar bersama temannya sesekali !"

"Apa Kakak yakin dia punya teman ?"

"Apa salahnya mempercayai Hana ?"

"Dia juga tak pernah membohongi kita kan selama ini ?" ucapan Yoongi sukses membuat Jihyo bungkam.

Hari menjelang sore Namjoon terlihat menjemput Hana di depan rumahnya.

Hana yang mendengar suara mobil berhenti pun bergegas melihatnya.

"Tuan benar-benar kemari ?"

"Tentu ... !?

"Kenapa Kau terlihat bingung seperti ini Sayang ?"

"Saya berpikir Tuan tidak akan datang"

"Apa yang Kau bicarakan Hana, Aku sudah berjanji bukan ?"

"Saya akan mengambil sweater sebentar," Hana terlihat hendak kembali memasuki rumahnya.

"Tunggu Sayang ... !?"

"Kau tak mengizinkan ku untuk masuk ?"

Namjoon terheran.

"Bukankah Kakakmu meminta ku untuk menemuinya terlebih dulu ?"

"Kakak ... kebetulan ada acara, jadi Ia tidak bisa menemui Tuan," ucap Hana menampilkan senyum kecewa.

"Waaah Apa dia tidak menyukai ku ??"

"Entah lah ... !!" Hana tersenyum muram.

"Tapi Aku beruntung ...!!"

"Maksud Tuan ?"

"Rumah sepi kan ?" Namjoon tersenyum genit.

"Tuan ... jangan berpikiran yang bukan-bukan !!" ucap Hana berlalu.

"Sayang ... Ayolah kau menyukai tempat sepi bukan ?" teriak Namjoon tersenyum puas karena berhasil menggoda gadisnya.

Setengah jam perjalanan Namjoon berhenti di sebuah butik.

"Kenapa kita berhenti disini Tuan ?"

"Hana ... bagiku Kau terlihat cantik memakai apapun."

"Aku hanya ingin dirimu terlihat semakin menawan di hadapan kedua orang tuaku."

Hana tertegun mendengar ucapan Namjoon.

"Aku tidak ingin main-main denganmu Sayang !" Namjoon mengelus surai Hana.

Gadis itu pun masih tersenyum bingung.

"Apa semua akan baik-baik saja ?" ia menanyakan hal itu dalam hatinya.

Untuk sekian kalinya Hana keluar masuk fitting room.

Hingga akhirnya sebuah gaun cantik elegan di dapatnya.

"Bagaimana Tuan ?"

"Ini sudah yang ke empat kalinya ?" ucap Hana tak enak hati dengan pelayan butik.

Namjoon justru diam membeku dan tak berkedip melihat penampilan Hana.

"Sempurna ... !? gumam Namjoon menyunggingkan senyum.

"Saya ambil yang ini !" serunya pada pelayan butik.

Waktu menunjukkan pukul 18.35 ketika Namjoon berhenti tepat didepan rumah orang tuanya.

Tampaknya lelaki itu sedikit terlambat.

Jantung Hana berdegup kencang, rasa takut serta ragu menyelimuti hatinya.

"Tak apa Sayang, Aku ada bersama mu ?!" Namjoon menggenggam erat tangan Hana.

"Apa semua akan baik-baik saja Tuan ?!"

"Apapun yang terjadi, jangan melepas genggaman tanganku Hana ?" Namjoon kembali mendekap tubuh gadis itu serta mencium keningnya.

Namjoon menghela nafas panjang sebelum akhirnya membawa Hana memasuki rumah mewah orang tuanya.

"Ibu, Ayah ... Namjoon datang !"

"Aaaiiigooo ... Akhirnya anak kesayangan Ibu datang juga ?!" Nyonya Kim segera beranjak memeluk putranya.

Terlihat Yoongi dan Jihyo juga hadir di sana.

"Siapa Dia Nak ?"

Semua mata kini tertuju pada Hana.

"Hana ?, Bagaimana bisa ?" gumam Jihyo

dengan sorot mata tajam menatap Hana.

"Ibu inilah gadis yang selama ini Namjoon ceritakan."

Hana tampak ragu namun ia mencoba untuk tenang dan memberi salam pada Nyonya Kim.

"Namjoon ... Kau bercanda kan Nak ?"

Seakan mendapat sebuah pukulan, dada Hana terasa sesak ketika tangan Nyonya Kim menampik salam darinya.

"Kamu tidak mungkin memilih gadis ini untuk menjadi calon istri mu kan Joon ?"

"Namjoon serius Bu, dia adalah gadis yang saya cintai selama ini !" lelaki itu masih mencoba tenang menghadapi Ibunya.

"Tidak Joon !!"

"Kamu mencintainya atau sekedar kasihan padanya ?"

"Ibu ... !!"

"Untuk Kamu, siapapun namamu !"

"Menjauh lah dari anak ku !"

"Dia hanya mempermainkan mu Nak !"

"Ibu tidak bisa menerima gadis cacat seperti mu untuk menjadi menantu ku !"

"Kau lihat gadis cantik yang duduk disana ?"

"Ibu telah menjodohkan Namjoon dengannya."

"Hentikan Ibuuu ... !!??" ucap Namjoon meninggikan suara.

Hana menunduk menyadari keributan yang telah terjadi karena nya.

"Tolong ... Apapun yang Ibu katakan, Aku mencintai nya !"

"Satu lagi Bu, namanya Hana."

"Hanya Hana kekasih Namjoon," suara Namjoon semakin bergetar menghadapi Ibunya.

Emosi Nyonya Kim tak terbendung mendengar semua kalimat yang keluar dari mulut Namjoon.

Satu tamparan keras darinya berhasil membuat Namjoon tak bersuara.

"Nyonya tolong maafkan Tuan Guru."

"Tuan Guru hanya bercanda, Saya hanyalah salah satu anak didiknya."

"Tuan Guru mengajak Saya kemari hanya sebagai hadiah kelulusan Saya di mata pelajarannya."

"Dan Saya minta maaf karena telah membuat semuanya salah paham."

"Saya permisi,"

Hana hendak berlalu tapi Namjoon masih menggenggam tangannya.

"Tidak Sayang, Aku mohon ?"

Hana menggeleng pelan.

"Maaf Tuan, tolong izinkan Saya pergi." Hana melepas kasar genggaman Namjoon.

Sekuat tenaga Hana berjalan keluar menjauh pergi dari rumah mewah itu.

Ia tak ingin memikirkan apapun, gadis itu hanya ingin segera tiba di kamarnya.

Namjoon yang ingin bergegas mengejar Hana terpaksa terhenti lelaki itu tertahan oleh sang Ayah.

"Joon ... Apa Kau ingin mempermalukan kami orang tuamu ?"

"Namjoon sangatlah mencintai nya Ayah,"

"Jadi tolong biarkan Namjoon mengejar nya !!"

"Tolong."

Namjoon pun melepas kasar tangan ayahnya pada lengannya.

"Joon ... Dengarkan Ibu."

"Kenapa Kau selalu main-main seperti ini ?"

"Kau tidak kasihan pada kami ?"

"Sadarlah Kim Namjoon !" ucap ibunya setengah berteriak.

"Diriku bukan Kim Namjoon Bu !"

"Bukan."

Namjoon melewati Ibunya begitu saja dan tetap keluar mengejar Hana.

Yoongi dan Jihyo kedua kakak Hana itu dibuat terkejut tak percaya dengan apa yang mereka saksikan.

"Kenapa Kau jadi sebodoh ini Hana ?" gadis itu memaki dirinya sendiri.

Sepanjang jalan air matanya mengalir begitu saja.

"Ayolah kita harus menemukan jalan pulang bukan ?" gadis itu tersenyum getir serta bercengkrama dengan dirinya sendiri dalam hati.

Hana menyusuri jalan hingga akhirnya mendapati halte bus didepannya.

Ia hanya diam di tengah ramainya orang-orang yang berlalu lalang.

Menunduk kan pandangan dan sesekali menyeka air matanya.

Namjoon pun menangis memperhatikan Hana yang berada di seberang jalan.

Rasa hati ingin segera memeluk kekasih hatinya.

Tapi lelaki itu tak ingin gegabah.

Ia tak ingin Hana semakin membencinya.

"Maaf kan Aku Sayang, maaf ?!"

Namjoon tetap mengikuti Hana dari kejauhan.

Ia selalu ingin memastikan Hana pulang dengan selamat.

Makan malam yang dinantikan Jihyo malam itu berakhir dengan sangat berantakan.

"Maaf kan Kami Nak Yoongi !"

"Ini semua diluar kendali," Tuan Kim menyampaikan rasa bersalahnya.

"Nak Jihyo kamu jangan ambil hati tentang hal yang baru saja terjadi."

"Ibu yakin Namjoon hanya bermain-main dengan gadis yang dibawanya kemari !"

"Percaya lah pada Ibu Nak."

Jihyo pun mengangguk tersenyum mencoba menyembunyikan rasa kecewanya terhadap Namjoon.

Hana berhenti melangkah ketika melewati taman dekat rumahnya.

Ia justru duduk dan mendongak kan kepala.

"Ibu, Ayah, Hana merindukan kalian."

"Gadismu ini terlihat menyedihkan bukan ?"

"Tapi Ayah dan Ibu tenang saja, Hana selalu bisa melalui semuanya," gadis itu tersenyum kembali.

"Sebelum Bibi GeumJa meninggalkan rumah, Bibi selalu bercerita tentang taman ini."

"Hana akan berhenti menangis setiap Ibu membawa Hana ke taman ini."

"Tapi untuk malam ini,"

"Maaf jika Hana sedikit menumpahkan air mata Bu !?"

"Entah kenapa dada Hana terasa sangat sesak !?"

"Padahal Hana telah terbiasa mendengar hal-hal semacam itu."

"Kali ini rasanya lebih sakit Bu."

Buliran air matanya kembali membasahi seluruh pipi.

Dari kejauhan seseorang tampak memperhatikan tangisan pilu Hana.

"Ada apa dengannya ??

"Gadis itu biasanya selalu terlihat ceria !"

"Apa Kau membutuhkan pelukan hangat ku ?"

Taehyung menghampiri Hana tiba-tiba.

"Apa yang Tuan lakukan disini ?" jawab Hana terkejut sembari mengusap air matanya.

"Aku mencari mu ... !"

"Pergilah Tuan, Saya ingin sendiri."

"Hey ... ini tempat umum Cantik !"

"Baiklah Saya yang akan pergi !"

"Tunggu Hana ... !" Taehyung memanggil dengan nada serius.

"Ini ... !!" lelaki itu memberikan coklat untuk Hana sementara gadis itu masih diam terisak.

"Makanlah, coklat sedikit membuat ku bahagia ketika Aku sedang kecewa !!" lelaki itu tersenyum.

"Aku harap itu akan bereaksi sama padamu !"

Taehyung kembali menatap mata sembab Hana.

"Apa kau mengalami hal berat hari ini ?"

"Itu bukan urusan Tuan !"

"Pulang lah ini sudah malam, tidak baik jika Kau berada disini sendirian."

Taehyung menyematkan coklat di tangan Hana dan mendorong pelan gadis itu untuk lanjut berjalan.

Hana sedikit tersenyum mengingat apa yang telah ia lakukan sebelumnya pada Taehyung dirumahnya.

Yoongi yang sengaja pamit lebih awal dari kediaman Tuan Kim pun turut mencari keberadaan adiknya.

Ia mulai mencemaskan Hana karena hari yang mulai larut.

Hingga akhirnya ia tiba dirumah dan mendapati Hana telah berada di depan kamarnya.

"Memang disinilah tempat ku."

"Tak salah jika Kakak selalu mengunci pintu ini ketika ada tamu !"

"Anggap saja hari ini hanya mimpi Hana, semua akan berjalan seperti biasa !?" gadis itu kembali tersenyum getir menatap pintu kamarnya.

Yoongi hanya bisa diam menyaksikan kejadian pilu yang menimpa adik bungsunya.

Senyum yang selalu ditampilkan Hana justru membuat nya turut terluka.

Episodes
1 Belajar di Taman~Kericuhan Di Meja Makan
2 Pertemuan Tak Terduga~Kesan Pertama Di Perpustakaan Kota
3 Kehadiran Wanita Istimewa~Kamar Sempit Di Kolong Tangga
4 Saudara Tak Di Anggap~Lelaki Dingin Itu Kakak Ku
5 Getaran Hati Dua Insan Manusia~Bahagia Dibalik Luka
6 Playboy Tampan Dengan Sejuta Rayuan
7 Rasa Manis Tangerin~Hening Taman Penawar Luka
8 Malam Pilu Kelabu~Berandal Yang Terasingkan
9 Untaian Kalimat Penyemangat~Siasat Sang Tuan Guru
10 Gadis Kecil Kesayangan~Perhatian Kecil Dari Sang Pelayan
11 Rasa Yang Salah~Kembalinya Sang Tuan Muda
12 Percikan Rasa Bahagia~Kehangatan Di Tengah Dinginnya Rintik Hujan
13 Kemelut Rasa Iri~Menyatu Karena Bahasa Kalbu
14 Runtuhnya Tembok Perselisihan~Ketulusan Tak Pernah Mengharapkan Imbalan
15 Mencintai Tak Harus Memiliki~Mengagumi Dalam Diam
16 Buaian Sesaat~Nafsu Tuan Guru
17 Ancaman Seorang Mantan~Makan Siang Yang Terlambat
18 Wanita Idaman 2 Bersaudara~Sahabat Tapi Cinta
19 Kasih Sayang Yang Terpendam Kini Mulai Muncul Ke Permukaan~Semua Tentang Hana
20 Wisata Masa Lalu~Bayangan Semu Sang Gadis Impian
21 Goresan Pada Luka Yang Sama Kian Terasa~Antara Nafsu Dan Amarah
22 Kesabaran Hati Seorang Berandal~Kehangatan Seorang Ayah
23 Pendekatan Perlahan
24 Obsesi Sang Kakak Lelaki
25 Sahabat Setia
26 Takdir Yang Tak Memberi Izin
27 Bunga Itu Telah Bermekaran Di Hati Sang Berandal
28 Pecahnya Keributan Di Club Malam
29 Curahan Hati Si Gadis Malang.
30 Canda Tawa Yang Kian Semanis Gula
31 Pria Tampan Sang Pembalut Luka
32 Harga Diri Yang Sesungguhnya ?
33 Isi Hati Sang Tuan Muda
34 Melepas Perlahan.
35 T-shirt Putih Basah Yang Menggoda
36 Gadis Tunangan Tuan Guru
37 Saudara Tanpa Ikatan Darah
38 Pria Lembut Sepupu Irene
39 Buliran Air Mata Penyesalan Sang Kakak Perempuan
40 Sentuhan Hana Yang Membuat Taehyung Menderita
41 Permohonan Seorang Park Jimin
42 Rintihan Manja Sang Pria Garang
43 Rumitnya Perasaan Yoongi
44 Sebuah Pesan Balasan
45 Obsesi Yang Berujung Pada Melukai
46 Sang Pemilik Hati
47 Kerinduan Sang Kakak Terhadap Adik Bungsunya
48 Mencintai, Menjaga Dan Menerima Dengan Sepenuh Hati
49 Ice Cream ???
50 Kepulangan Yang Tertunda
51 Yoongi Yang Kian Mencair
52 Kecupan Selamat Malam
53 Ketulusan Hati Sang Kakak Lelaki
54 Pikiran Konyol Sang Kakak Perempuan
55 Hana Dan Wanita Masa Lalu Tuan Kim
56 Manisnya Suasana Senja
57 Masa Lalu Yang Semakin Menjauh
58 Percakapan Hangat Antara Dua Bersaudara
59 Tuntutan Pernikahan Dari Kekasih Hati
60 Pria Muda Bergigi Kelinci
61 Nasi Goreng Istimewa Buatan Hana
62 Nasib Hana Ditangan Author !
63 Air Mata Sang Casanova
64 Kekasih Hana Yang Begitu Patuh.
65 Pajangan Yang Tak Begitu Enak Di Pandang
66 Keributan Di Rumah Sakit
67 Rasa Gugup Dalam Diri Hana
68 Perseteruan Antara Si Tampan Dan Si Gigi Kelinci
69 Rekaman CCTV
70 Hana Sang Pawang.
71 Dundi ?
72 Kecemburuan Itu Akhirnya Datang
73 Sebuah Perjalanan Panjang Keluarga
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Belajar di Taman~Kericuhan Di Meja Makan
2
Pertemuan Tak Terduga~Kesan Pertama Di Perpustakaan Kota
3
Kehadiran Wanita Istimewa~Kamar Sempit Di Kolong Tangga
4
Saudara Tak Di Anggap~Lelaki Dingin Itu Kakak Ku
5
Getaran Hati Dua Insan Manusia~Bahagia Dibalik Luka
6
Playboy Tampan Dengan Sejuta Rayuan
7
Rasa Manis Tangerin~Hening Taman Penawar Luka
8
Malam Pilu Kelabu~Berandal Yang Terasingkan
9
Untaian Kalimat Penyemangat~Siasat Sang Tuan Guru
10
Gadis Kecil Kesayangan~Perhatian Kecil Dari Sang Pelayan
11
Rasa Yang Salah~Kembalinya Sang Tuan Muda
12
Percikan Rasa Bahagia~Kehangatan Di Tengah Dinginnya Rintik Hujan
13
Kemelut Rasa Iri~Menyatu Karena Bahasa Kalbu
14
Runtuhnya Tembok Perselisihan~Ketulusan Tak Pernah Mengharapkan Imbalan
15
Mencintai Tak Harus Memiliki~Mengagumi Dalam Diam
16
Buaian Sesaat~Nafsu Tuan Guru
17
Ancaman Seorang Mantan~Makan Siang Yang Terlambat
18
Wanita Idaman 2 Bersaudara~Sahabat Tapi Cinta
19
Kasih Sayang Yang Terpendam Kini Mulai Muncul Ke Permukaan~Semua Tentang Hana
20
Wisata Masa Lalu~Bayangan Semu Sang Gadis Impian
21
Goresan Pada Luka Yang Sama Kian Terasa~Antara Nafsu Dan Amarah
22
Kesabaran Hati Seorang Berandal~Kehangatan Seorang Ayah
23
Pendekatan Perlahan
24
Obsesi Sang Kakak Lelaki
25
Sahabat Setia
26
Takdir Yang Tak Memberi Izin
27
Bunga Itu Telah Bermekaran Di Hati Sang Berandal
28
Pecahnya Keributan Di Club Malam
29
Curahan Hati Si Gadis Malang.
30
Canda Tawa Yang Kian Semanis Gula
31
Pria Tampan Sang Pembalut Luka
32
Harga Diri Yang Sesungguhnya ?
33
Isi Hati Sang Tuan Muda
34
Melepas Perlahan.
35
T-shirt Putih Basah Yang Menggoda
36
Gadis Tunangan Tuan Guru
37
Saudara Tanpa Ikatan Darah
38
Pria Lembut Sepupu Irene
39
Buliran Air Mata Penyesalan Sang Kakak Perempuan
40
Sentuhan Hana Yang Membuat Taehyung Menderita
41
Permohonan Seorang Park Jimin
42
Rintihan Manja Sang Pria Garang
43
Rumitnya Perasaan Yoongi
44
Sebuah Pesan Balasan
45
Obsesi Yang Berujung Pada Melukai
46
Sang Pemilik Hati
47
Kerinduan Sang Kakak Terhadap Adik Bungsunya
48
Mencintai, Menjaga Dan Menerima Dengan Sepenuh Hati
49
Ice Cream ???
50
Kepulangan Yang Tertunda
51
Yoongi Yang Kian Mencair
52
Kecupan Selamat Malam
53
Ketulusan Hati Sang Kakak Lelaki
54
Pikiran Konyol Sang Kakak Perempuan
55
Hana Dan Wanita Masa Lalu Tuan Kim
56
Manisnya Suasana Senja
57
Masa Lalu Yang Semakin Menjauh
58
Percakapan Hangat Antara Dua Bersaudara
59
Tuntutan Pernikahan Dari Kekasih Hati
60
Pria Muda Bergigi Kelinci
61
Nasi Goreng Istimewa Buatan Hana
62
Nasib Hana Ditangan Author !
63
Air Mata Sang Casanova
64
Kekasih Hana Yang Begitu Patuh.
65
Pajangan Yang Tak Begitu Enak Di Pandang
66
Keributan Di Rumah Sakit
67
Rasa Gugup Dalam Diri Hana
68
Perseteruan Antara Si Tampan Dan Si Gigi Kelinci
69
Rekaman CCTV
70
Hana Sang Pawang.
71
Dundi ?
72
Kecemburuan Itu Akhirnya Datang
73
Sebuah Perjalanan Panjang Keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!