Getaran Hati Dua Insan Manusia~Bahagia Dibalik Luka

Raut wajah Hana semakin menuntut jawaban dari ucapan Namjoon.

Gadis itu masih memperhatikan Tuan Guru yang mendadak terlihat bingung di hadapannya.

"Aku tidak tahu harus memulai darimana ..."

"Entah sejak kapan perasaan ini muncul !"

"Tapi ..., kamulah gadis pertama yang selalu berada di pikiranku setiap aku menutup mata !?"

"Maksud Tuan ?"

"Jadilah milikku ... !!"

"Menikah lah dengan ku Hana ...!?"

kalimat itu lepas begitu saja dari mulut Sang Guru.

Sementara Hana tak bergeming dibuatnya.

Perlahan Hana melepas genggaman tangan Namjoon.

"Maaf Tuan ... !?"

"Tuan pantas mendapatkan yang lebih baik daripada saya"

"Saya permisi" Hana hendak beranjak pergi tapi Namjoon menahan nya.

"Kamu jangan buru-buru memberikan jawaban !"

"Aku bisa menunggu"

"Tolong pikirkan terlebih dahulu ...!"

"Maaf Tuan saya tidak bisa" suara Hana bergetar.

"Tak adakah sedikit pun harapan untuk ku Hana ?"

"Tuan ..., saya minta maaf !?"

"Katakan Hana ..."

"Katakan jika kau tidak menaruh hati padaku !?"

"Aku ingin mendengarnya langsung dari bibir mu !?" lelaki itu kini telah memegang erat pundak gadis yang di taksir nya.

Tatapan mata serta wajah Namjoon yang sangat dekat berhasil membuat Hana salah tingkah.

"Tuan tolong jangan seperti ini ..."

"Aku mencintaimu Hana"

Tanpa ragu Namjoon mendekap tubuh Hana.

"Aku mohon izinkan aku menjagamu !"

"Aku tahu kamu pasti juga memiliki rasa yang sama denganku"

"Saya sama sekali tak memiliki rasa apapun pada Tuan !"

"Benarkah ?!"

"Lalu kenapa pipimu basah sayang"

"Lisan bisa saja berkhianat, tapi tidak untuk bahasa hati serta tubuh kita"

"Saya ..."

"Terimakasih ..." Namjoon sama sekali tak membiarkan Hana menyelesaikan kalimatnya.

"Terimakasih karena sudah menjatuhkan air mata untuk ku"

"Mungkin tidak sekarang kau mampu mengucapkannya ..."

"Aku akan tetap sabar untuk mendengar kalimat itu darimu !?"

Hana diam terpaku dalam dekapan Namjoon.

"Kenapa harus Tuan Guru ?"

"Apa yang terjadi padaku, kenapa aku membiarkan nya memeluk ku ?" pikiran Hana berkecamuk.

Tanpa ia sadari tangan Namjoon telah menangkup pada kedua pipinya.

"Aku faham ke khawatiran dalam dirimu Hana"

"Percayalah padaku ...!?"

"Kita akan menghadapi nya bersama"

"Asalkan kau percaya dan tetap menggenggam tanganku bagaimanapun keadaannya"

Hana menatap sendu lelaki itu.

Antara bingung dan bahagia tanpa sadar gadis itu mengangguk perlahan.

Namjoon tersenyum haru seraya mengelus surai Hana.

Ia bahagia mendapati reaksi gadis yang dicintainya.

Pelukan hangat kembali menghiasi pernyataan cinta Namjoon pada gadis yang semula menjadi anak didiknya.

Yoongi pulang ke rumah tapi tak mendapati siapa-siapa.

Beberapa berkas yang tertinggal membuat nya harus kembali menghampiri rumahnya.

Sepi.

Lelaki pucat itu pun mondar-mandir mencari sosok Hana.

Hana yang tak kunjung terlihat membuat nya melangkahkan kaki menuju kamar adiknya.

Ia mengetuk pintu namun tak ada jawaban.

"Hana ... !?"

"Kau di dalam ?" tangannya masih mengetuk pintu perlahan.

Tak kunjung mendapatkan jawaban membuat Yoongi sengaja membuka pintu kamar.

Ia kembali memperhatikan ruangan yang selama ini hampir tak pernah ia anggap ada.

Lelaki itu termenung dan duduk di ranjang tua tempat sang adik melepas segala penatnya.

Atensinya tertuju pada buku koyak yang terletak di atas meja kecil samping ranjang Hana.

"Kakak sudah pulang ?" sapa Hana yang mendapati Yoongi berada di kamarnya.

"Eeehmmm ..., Iya !" Yoongi terkejut seketika.

"Akan saya siapkan makanan secepatnya"

"Maaf ...tadi saya keluar sebentar"

"Kau tak perlu menyiapkannya"

"Aku hanya mampir sebentar ..."

"Ada beberapa berkas yang ketinggalan"

"Mmmm ... buku itu ?"

"Ada teman yang meminjamkan pada saya"

"Saya tidak akan mengambil apapun yang bukan milik saya"

"Saya memang cacat fisik, tapi tidak dengan etika"

"Kakak tenang saja !?"

"Bukan begitu maksud ku Hana" Hana menyunggingkan senyum di bibirnya.

"Kakak selalu mempercayai semua perkataannya bukan ?"

"Adik kesayangan mu Kak."

"Maaf jika saya terlalu banyak bicara "

Yoongi diam menyadari perbedaan perilaku yang ia berikan terhadap kedua adiknya.

"Jika Kakak sudah tidak menginginkan sesuatu, bisakah saya istirahat ?"

Yoongi mengiyakan begitu saja.

Lelaki itu berlalu dengan sedikit sesak di dada.

Entah kenapa perkataan Hana terasa menusuk dan melukai hatinya.

"Maafkan Aku Kak ..."

"Aku tidak bermaksud melawan mu ... !?

"Jujur Hana sakit sejak dulu !?"

"Tetaplah dingin padaku, supaya Aku tidak cemburu atas perbedaan perilaku mu terhadap ku" buliran air mata kembali membasahi pipi Hana.

Aku akan pulang larut malam ini Hana"

"Kau tidak perlu menunggu untuk menyiapkan makan malam"

"Jihyo juga ada kegiatan di asrama ...!"

"Kemungkinan Dia juga tidak akan pulang"

Yoongi membuka suara ditengah santap paginya.

"Kau masih tak ingin duduk dan makan bersama ku ?" ucapnya kembali memperhatikan Hana yang sibuk dengan peralatan dapur.

"Tidak Kak, terimakasih ..."

"Makanlah ..., Saya masih harus membereskan ini semua"

"Kau sudah tidak marah Hana ?!"

Yoongi tersenyum mendapat jawaban lembut dari adiknya.

"Sejak kapan saya marah padamu Kak"

"Apa saya berhak untuk itu ?" gadis itu kembali tersenyum.

Yoongi berangkat ke kantornya dengan perasaan lega.

"Hana ternyata bisa lebih dingin ketika menahan amarahnya" lelaki itu bergumam perlahan.

Hari itu Namjoon menanti Hana di taman biasa

Wajahnya semakin menyiratkan senyum bahagia ketika Hana datang menghampiri.

"Tuan disini ?"

"Apa kau akan belanja lama untuk hari ini ?"

"Hanya beberapa barang kebutuhan untuk besok pagi"

"Akan ku temani belanja"

"Tak ada penolakan !?" ucap Namjoon membungkam Hana.

Keduanya terlihat bahagia berjalan bersama, berkeliling untuk belanja.

"Semua sudah lengkap kan sayang"

Hana terkejut menatap Namjoon

"Kenapa harus kaget seperti itu ?"

"Ingat kau sudah menjadi kekasih ku sekarang"

"Tuan membuat Saya malu" Hana menunduk pipinya memerah bagaikan buah tomat.

"Ikutlah denganku ..." Namjoon kembali menggenggam tangan Hana.

"Kita mau kemana Tuan ?" Hana heran karena Namjoon mengajak nya berkendara dengan mobil.

"Haruskah kita ke Perpustakaan Kota sekarang ?"

"Mereka harus minta maaf padamu mu sayang"

"Tidak Tuan, Saya sudah melupakan semuanya"

"Jika Tuan tidak keberatan ..."

"Saya lebih ingin melihat pantai daripada perpustakaan"

Gadis itu sengaja mencari alasan supaya Namjoon tak mengajaknya untuk mengunjungi perpustakaan.

Ia tak ingin keributan yang sama kembali terulang di perpustakaan.

"Kau ingin berada di pantai ?"

Hana tersenyum mengiyakan.

"Baiklah ...!?"

"Kita ke pantai"

Sepanjang perjalanan Namjoon seakan enggan untuk melepas genggaman tangannya dari Hana meskipun ia sedang menyetir.

Suara deru ombak membuat Hana melupakan sejenak segala masalah hidupnya.

"Terimakasih Tuan ..."

Gadis itu berucap tanpa memperhatikan Namjoon yang selalu memandangi wajahnya.

"Kau bahagia ?"

Hana mengangguk kan kepalanya kegirangan.

"Ini sangat menyenangkan Tuan ...!?" jawabnya sembari sibuk memainkan pasir di kakinya.

"Sayang ...kapan kau akan memanggil ku seperti itu Hana ?" bisik Namjoon di telinga Hana.

"Tuan ... !!" Hana menoleh sekilas dan mendapati Namjoon telah memeluk pinggang ramping gadis itu.

"Aku selalu menyukai aroma tubuh mu"

Namjoon membuat Hana berbalik tepat didepan wajahnya.

"Maaf Tuan ..." gadis itu menunduk malu.

"Apa kau tak ingin menatapku ?"

"Tuan tolong jangan seperti ini"

"Kenapa ?"

"Tak ada orang disini Hana"

"Aku mengajak mu ke perpustakaan tempat aman dan tenang jika kita harus berdua'an"

"Tapi kau ...!?"

"Kau sengaja meminta ku untuk membawa mu ke tempat sepi seperti ini ...?!"

"Bagaimana jika aku tak mampu menahan diri ?"

"Saya akan memukul, jika Tuan macam-macam !!"

Gadis itu berucap ketus dengan nada serius.

"Kita lihat saja apa kau sekuat itu ?"

Namjoon semakin mendekatkan wajahnya untuk menggoda gadis yang dicintainya.

"Lihatlah pipimu telah merah sempurna sayang"

Namjoon terkekeh melihat Hana yang semakin salah tingkah.

"Aku mencintaimu Hana"

"Sangat ..."

Hana lagi-lagi terkesima dan kembali menatap wajah lelaki nya.

Berkali-kali ia menanyakan pada dirinya sendiri.

"Apakah harus seperti ini ?"

"Kenapa harus Tuan Guru ?"

Lamunan nya terhenti saat Namjoon mencium keningnya.

"Aku akan mencoba membuka semua pintu kebahagiaan untuk mu Hana"

"Itu janji ku ..." lelaki itu lagi-lagi ingin meyakinkan Hana atas hubungan mereka.

"Terimakasih untuk semuanya Tuan"

Namjoon tersenyum bahagia karena Hana kini telah membalas pelukannya.

Larut dalam suasana deburan ombak serta indah nya panorama alam membuat keduanya lupa waktu.

Hari mulai senja tanpa terasa.

"Tuan, kita harus pulang sekarang !?"

"Saya sudah terlalu lama di sini"

Gadis itu sedikit panik meskipun tak harus menyiapkan makan malam untuk kedua kakaknya.

"Bukankah kita akan camping di sini Hana ?" lagi-lagi Namjoon menggoda kekasihnya.

"Tuan ..., Saya mohon ?!"

"Baiklah ... Kau terlihat lucu ketika mengomel seperti itu"

"Kita makan terlebih dahulu "

"Baru ku antar kau pulang Hana"

"Tidak Tuan tolong kita langsung pulang"

"Saya takut kakak akan marah jika saya belum berada di rumah ketika mereka datang"

Namjoon mengelus surai rambut Hana.

Ia tersenyum dan kembali melajukan mobilnya.

"Terimakasih untuk hari ini"

"Seharusnya saya yang berucap seperti itu pada Tuan"

"Terimakasih telah membawa saya ke pantai"

"Begitu kah cara berterimakasih pada seorang kekasih ?!"

Hana yang hendak membuka pintu mobil kembali berbalik menatap lelakinya.

"Maksud Tuan ?"

Namjoon tersenyum memandang bibir Hana.

Hana yang merasakan aura mesum Namjoon kembali mencoba membuka paksa pintu mobil.

"Tuan tolong buka pintunya."

"Aku masih ingin bersamamu Hana , lagipula kedua kakakmu masih tak terlihat mobil nya"

"Berarti mereka belum pulang kan ?!"

"Jawab pertanyaan ku ... !?"

"Begitu kah cara berterimakasih pada seorang kekasih ?!"

"Saya tidak tahu ..." gadis itu lagi-lagi tertunduk. malu serta takut melihat ekspresi wajah Namjoon

"Saya tidak pernah memiliki kekasih Tuan ..."

"Saya ..."

"Cuuuuup ..." Namjoon mengecup sekilas bibir mungil Hana.

Hana membeku tak percaya.

"Tuan ..." pipinya sudah semakin merah merona.

"Rasanya sangat manis" ucap Namjoon tersenyum puas.

"Tuan telah mengambil nya tanpa persetujuan saya" Hana menyentuh bibirnya dengan tak percaya.

"Benarkah ini yang pertama kalinya ?!"

"Hanya Tuan satu-satunya lelaki aneh yang memperlakukan saya seperti ini"

"Jadi racun apa yang telah Kau tebar sehingga membuatku segila ini padamu Hana ?"

"Sudah Tuan ..., Saya mohon buka pintunya ?!"

Hana kembali merengek,

Namjoon yang gemas justru kembali mengecup seluruh wajah Hana sebelum akhirnya membukakan pintu untuk gadisnya.

"Masuklah ... !?"

"Tidur yang nyenyak dan mimpikan diriku"

Hana tersenyum mengangguk.

"Tolong hati-hati di jalan Tuan"

Hana berbalik dan melambaikan tangan.

Suasana hening di meja makan pagi itu membuat Yoongi yang sudah rapi terlihat heran.

"Dimana Jihyo ?"

"Kakak sepertinya ..." Hana berat melanjutkan kalimatnya.

"Dia mabuk lagi ?"

"Apa dia pulang sampai pagi Hana"

Hana menunduk tak berani menjawab pertanyaan Yoongi.

"Ada apa dengan anak itu ?"

Yoongi nampak emosi dan beranjak hendak ke kamar Jihyo, namun Hana menahan nya.

"Kakak makanlah terlebih dahulu"

"Ingat Kakak harus ke kantor sekarang ..."

Langkah Yoongi terhenti dan menuruti ucapan Hana.

Lelaki berwajah pucat itu kembali duduk dan melanjutkan sarapan.

"Jangan lupa membeli buah jeruk untuk ku Hana" ucap Yoongi yang terlihat mulai tenang.

"Aku berangkat sekarang !!!"

Hana mengangguk dan membawa kan tas milik Yoongi menuju mobil.

"Topeng malaikat mu itu terlalu buruk Hana" hardik Jihyo yang telah berdiri di hadapan Hana ketika ia membereskan meja.

"Kau mengadukan ku pada Kak Suga ?"

"Katakan ... !!"

Hana menggeleng perlahan.

"Jangan berbohong padaku ..."

"Tidak Kak, sungguh ..."

Bel pintu rumah berbunyi ketika perdebatan itu terjadi.

"Hai Cantik ... tapi siapa Kau ?"

"Dimana Jihyo ?" lelaki itu masuk rumah dengan seenaknya.

Hana sempat diam melihat lelaki yang tak pernah ia temui datang kerumahnya.

"Maaf Tuan siapa ?" sambut Hana ramah.

Episodes
1 Belajar di Taman~Kericuhan Di Meja Makan
2 Pertemuan Tak Terduga~Kesan Pertama Di Perpustakaan Kota
3 Kehadiran Wanita Istimewa~Kamar Sempit Di Kolong Tangga
4 Saudara Tak Di Anggap~Lelaki Dingin Itu Kakak Ku
5 Getaran Hati Dua Insan Manusia~Bahagia Dibalik Luka
6 Playboy Tampan Dengan Sejuta Rayuan
7 Rasa Manis Tangerin~Hening Taman Penawar Luka
8 Malam Pilu Kelabu~Berandal Yang Terasingkan
9 Untaian Kalimat Penyemangat~Siasat Sang Tuan Guru
10 Gadis Kecil Kesayangan~Perhatian Kecil Dari Sang Pelayan
11 Rasa Yang Salah~Kembalinya Sang Tuan Muda
12 Percikan Rasa Bahagia~Kehangatan Di Tengah Dinginnya Rintik Hujan
13 Kemelut Rasa Iri~Menyatu Karena Bahasa Kalbu
14 Runtuhnya Tembok Perselisihan~Ketulusan Tak Pernah Mengharapkan Imbalan
15 Mencintai Tak Harus Memiliki~Mengagumi Dalam Diam
16 Buaian Sesaat~Nafsu Tuan Guru
17 Ancaman Seorang Mantan~Makan Siang Yang Terlambat
18 Wanita Idaman 2 Bersaudara~Sahabat Tapi Cinta
19 Kasih Sayang Yang Terpendam Kini Mulai Muncul Ke Permukaan~Semua Tentang Hana
20 Wisata Masa Lalu~Bayangan Semu Sang Gadis Impian
21 Goresan Pada Luka Yang Sama Kian Terasa~Antara Nafsu Dan Amarah
22 Kesabaran Hati Seorang Berandal~Kehangatan Seorang Ayah
23 Pendekatan Perlahan
24 Obsesi Sang Kakak Lelaki
25 Sahabat Setia
26 Takdir Yang Tak Memberi Izin
27 Bunga Itu Telah Bermekaran Di Hati Sang Berandal
28 Pecahnya Keributan Di Club Malam
29 Curahan Hati Si Gadis Malang.
30 Canda Tawa Yang Kian Semanis Gula
31 Pria Tampan Sang Pembalut Luka
32 Harga Diri Yang Sesungguhnya ?
33 Isi Hati Sang Tuan Muda
34 Melepas Perlahan.
35 T-shirt Putih Basah Yang Menggoda
36 Gadis Tunangan Tuan Guru
37 Saudara Tanpa Ikatan Darah
38 Pria Lembut Sepupu Irene
39 Buliran Air Mata Penyesalan Sang Kakak Perempuan
40 Sentuhan Hana Yang Membuat Taehyung Menderita
41 Permohonan Seorang Park Jimin
42 Rintihan Manja Sang Pria Garang
43 Rumitnya Perasaan Yoongi
44 Sebuah Pesan Balasan
45 Obsesi Yang Berujung Pada Melukai
46 Sang Pemilik Hati
47 Kerinduan Sang Kakak Terhadap Adik Bungsunya
48 Mencintai, Menjaga Dan Menerima Dengan Sepenuh Hati
49 Ice Cream ???
50 Kepulangan Yang Tertunda
51 Yoongi Yang Kian Mencair
52 Kecupan Selamat Malam
53 Ketulusan Hati Sang Kakak Lelaki
54 Pikiran Konyol Sang Kakak Perempuan
55 Hana Dan Wanita Masa Lalu Tuan Kim
56 Manisnya Suasana Senja
57 Masa Lalu Yang Semakin Menjauh
58 Percakapan Hangat Antara Dua Bersaudara
59 Tuntutan Pernikahan Dari Kekasih Hati
60 Pria Muda Bergigi Kelinci
61 Nasi Goreng Istimewa Buatan Hana
62 Nasib Hana Ditangan Author !
63 Air Mata Sang Casanova
64 Kekasih Hana Yang Begitu Patuh.
65 Pajangan Yang Tak Begitu Enak Di Pandang
66 Keributan Di Rumah Sakit
67 Rasa Gugup Dalam Diri Hana
68 Perseteruan Antara Si Tampan Dan Si Gigi Kelinci
69 Rekaman CCTV
70 Hana Sang Pawang.
71 Dundi ?
72 Kecemburuan Itu Akhirnya Datang
73 Sebuah Perjalanan Panjang Keluarga
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Belajar di Taman~Kericuhan Di Meja Makan
2
Pertemuan Tak Terduga~Kesan Pertama Di Perpustakaan Kota
3
Kehadiran Wanita Istimewa~Kamar Sempit Di Kolong Tangga
4
Saudara Tak Di Anggap~Lelaki Dingin Itu Kakak Ku
5
Getaran Hati Dua Insan Manusia~Bahagia Dibalik Luka
6
Playboy Tampan Dengan Sejuta Rayuan
7
Rasa Manis Tangerin~Hening Taman Penawar Luka
8
Malam Pilu Kelabu~Berandal Yang Terasingkan
9
Untaian Kalimat Penyemangat~Siasat Sang Tuan Guru
10
Gadis Kecil Kesayangan~Perhatian Kecil Dari Sang Pelayan
11
Rasa Yang Salah~Kembalinya Sang Tuan Muda
12
Percikan Rasa Bahagia~Kehangatan Di Tengah Dinginnya Rintik Hujan
13
Kemelut Rasa Iri~Menyatu Karena Bahasa Kalbu
14
Runtuhnya Tembok Perselisihan~Ketulusan Tak Pernah Mengharapkan Imbalan
15
Mencintai Tak Harus Memiliki~Mengagumi Dalam Diam
16
Buaian Sesaat~Nafsu Tuan Guru
17
Ancaman Seorang Mantan~Makan Siang Yang Terlambat
18
Wanita Idaman 2 Bersaudara~Sahabat Tapi Cinta
19
Kasih Sayang Yang Terpendam Kini Mulai Muncul Ke Permukaan~Semua Tentang Hana
20
Wisata Masa Lalu~Bayangan Semu Sang Gadis Impian
21
Goresan Pada Luka Yang Sama Kian Terasa~Antara Nafsu Dan Amarah
22
Kesabaran Hati Seorang Berandal~Kehangatan Seorang Ayah
23
Pendekatan Perlahan
24
Obsesi Sang Kakak Lelaki
25
Sahabat Setia
26
Takdir Yang Tak Memberi Izin
27
Bunga Itu Telah Bermekaran Di Hati Sang Berandal
28
Pecahnya Keributan Di Club Malam
29
Curahan Hati Si Gadis Malang.
30
Canda Tawa Yang Kian Semanis Gula
31
Pria Tampan Sang Pembalut Luka
32
Harga Diri Yang Sesungguhnya ?
33
Isi Hati Sang Tuan Muda
34
Melepas Perlahan.
35
T-shirt Putih Basah Yang Menggoda
36
Gadis Tunangan Tuan Guru
37
Saudara Tanpa Ikatan Darah
38
Pria Lembut Sepupu Irene
39
Buliran Air Mata Penyesalan Sang Kakak Perempuan
40
Sentuhan Hana Yang Membuat Taehyung Menderita
41
Permohonan Seorang Park Jimin
42
Rintihan Manja Sang Pria Garang
43
Rumitnya Perasaan Yoongi
44
Sebuah Pesan Balasan
45
Obsesi Yang Berujung Pada Melukai
46
Sang Pemilik Hati
47
Kerinduan Sang Kakak Terhadap Adik Bungsunya
48
Mencintai, Menjaga Dan Menerima Dengan Sepenuh Hati
49
Ice Cream ???
50
Kepulangan Yang Tertunda
51
Yoongi Yang Kian Mencair
52
Kecupan Selamat Malam
53
Ketulusan Hati Sang Kakak Lelaki
54
Pikiran Konyol Sang Kakak Perempuan
55
Hana Dan Wanita Masa Lalu Tuan Kim
56
Manisnya Suasana Senja
57
Masa Lalu Yang Semakin Menjauh
58
Percakapan Hangat Antara Dua Bersaudara
59
Tuntutan Pernikahan Dari Kekasih Hati
60
Pria Muda Bergigi Kelinci
61
Nasi Goreng Istimewa Buatan Hana
62
Nasib Hana Ditangan Author !
63
Air Mata Sang Casanova
64
Kekasih Hana Yang Begitu Patuh.
65
Pajangan Yang Tak Begitu Enak Di Pandang
66
Keributan Di Rumah Sakit
67
Rasa Gugup Dalam Diri Hana
68
Perseteruan Antara Si Tampan Dan Si Gigi Kelinci
69
Rekaman CCTV
70
Hana Sang Pawang.
71
Dundi ?
72
Kecemburuan Itu Akhirnya Datang
73
Sebuah Perjalanan Panjang Keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!