Untaian Kalimat Penyemangat~Siasat Sang Tuan Guru

Pagi itu Taehyung terbangun dengan wajah linglung..

Mata dan pikiran nya menganalisa setiap detail ruangan yang ia tempati.

"Siapa yang membawa ku pulang kemari ?"

"Aku tidak mungkin pulang sendiri ... !" pria itu menepuk-nepuk kepala mencoba mengingat semuanya.

Ia terperanjat tatkala mengingat motor besarnya,

Taehyung sontak memeriksa saku jaketnya.

Kosong.

Pria itu berteriak frustasi.

Hingga terasa sedikit nyeri pada bagian wajah memarnya.

"Hana ??"

"Gadis itu ?!"

"Apa Dia yang membawaku pulang kemari ?"

Taehyung mengambil jaket dan beranjak pergi.

Tampak mondar-mandir disekitar taman.

Setengah jam berlalu akhirnya gadis yang ia tunggu nampak dalam pandangannya.

Hana tak fokus berjalan karena gadis itu sibuk memeriksa barang belanjaan nya.

Ia merasa ada sesuatu yang ketinggalan, hingga ia terkejut karena menabrak seseorang.

"Tuan ??" Hana kembali melangkah mundur.

"Taehyung !!"

"Panggil namaku ..."

"Apa Kau yang membawaku pulang semalam ?"

"Bukan Saya, tapi supir taksi !"

"Saya tidak mungkin bisa memapah Tuan yang seberat ini !"

"Lalu motor ku ?" Taehyung semakin mendekati Hana.

"Itu ... Saya menyerahkan nya pada pos keamanan disekitar sini Tuan !"

Taehyung menghela nafas panjang.

"Kau tahu Cantik, Aku paling benci berurusan dengan pihak keamanan seperti mereka !?"

Taehyung menarik dan menggenggam tangan Hana dan memaksanya untuk mengikuti langkahnya.

"Lepas Tuan !!"

"Berapa kali ku katakan panggil namaku !!?"

"Kau harus membantu ku untuk mengambil motor itu !"

"Tapi Saya harus pulang !"

"Tidak sebelum motor itu kembali padaku !"

Taehyung tetap berjalan dengan genggaman yang tak lepas dari Hana.

Seorang laki-laki tampak memencet bel dan berdiri didepan apartemen Namjoon.

"Oh, Hyeong ??"

"Masuklah !"

"Maaf jika berantakan."

"Apa Kau akan seperti ini terus Joon ?" ucap Yoongi memperhatikan sahabat nya yang nampak begitu berantakan.

"Apakah Ibu yang menyuruh Hyeong kemari ?"

Yoongi mengangguk.

"Bagaimana keadaannya ?"

"Hana !?"

"Dia selalu nampak baik-baik saja."

"Dia tidak pernah mengeluhkan apapun meskipun duri menusuk permukaan kulitnya !"

"Terkadang diriku ini menyesal karena telah bersikap tak adil padanya."

Yoongi kembali diam menatap Namjoon yang tertunduk lesu.

"Aku tak bisa membantu mu banyak Joon !"

"Tapi pulang lah ke rumah !"

"Orang tuamu sangat mengkhawatirkan mu !?"

"Semua tidak akan membaik jika dirimu terus seperti ini !"

"Kau hanya akan membuatnya ikut terluka !"

"Semua orang pernah kecewa,"

"Tapi tidak semua orang cukup dewasa untuk membalut sendiri luka yang dialaminya."

"Rasa perih memang menjadi ketakutan utama."

Yoongi tersenyum mengingat Hana.

"Hana, gadis itu mungkin terlihat lemah !"

"Tapi justru darinya Aku belajar bagaimana menerima dengan ikhlas segala bentuk luka dan trauma."

Namjoon diam mendengar semua perkataan Yoongi.

"Pikirkan untuk pulang ke rumah."

"Dan cobalah untuk mengenal Jihyo terlebih dahulu !"

Yoongi menepuk pelan bahu Namjoon seraya tersenyum tipis.

"Aku pergi sekarang !"

Semua perkataan Yoongi berputar dipikiran Namjoon.

"Haruskah diriku pulang ke rumah ?"

"Aku tak ingin kembali berdebat dengan Ayah juga Ibu !"

"Mereka pasti akan mengungkit perjodohan itu !"

"Aaaaaaggghhhh ... !!"

Namjoon berteriak serta membanting gelas alcohol ditangannya.

"Hana, Aku merindukanmu sayang !?"

"Apa Kau benar-benar sudah tak ingin melihat ku ?"

Namjoon merintih sendu.

Lelaki itu bahkan tak menghiraukan goresan luka serta darah ditangannya yang terkena pecahan gelas.

"Apa Tuan puas sekarang ??" ucap Hana kesal.

Selama mengurus pengembalian motor Taehyung,

Hana lah yang harus bicara panjang lebar dan mencari alasan pada petugas keamanan.

"Belum ... !" jawab Taehyung tersenyum.

"Tuan sangat bahagia melihat Saya dalam kesulitan ?"

"Pantas saja Tuan malas berurusan dengan pihak keamanan,"

"Ternyata Tuan benar-benar seorang berandal !?"

Sementara Hana mengomel Taehyung tetap diam tersenyum memperhatikan nya.

"Kau benar-benar pandai dalam meluluhkan hati seseorang Cantik !?" gumam nya dalam hati.

Nyonya Kim, wanita itu kian mencemaskan keadaan putra nya.

Berkali-kali ia menghubungi Yoongi namun Yoongi tak kunjung menjawab telfon darinya.

Tangannya senantiasa menggenggam handphone

menanti kabar dari Yoongi.

"Apa Yoongi berhasil membujuk nya ?"

"Apa yang harus ku lakukan jika Namjoon tak mau kembali ?"

"Jangan sampai berandal itu tiba lebih dulu dan mengacaukan semua rencana ku !"

"Pulang lah Nak, ini semua demi masa depan mu !?" gumamnya dalam hati.

Wanita paruh baya itu gelisah serta mondar-mandir di ruangan besar nya.

Sore berjalan menampilkan senja pada hari itu.

Namjoon melaluinya dengan kegiatan berbeda.

Ia mencoba bangkit dan tak lagi mengurung diri di apartemennya.

Lelaki itu menghampiri perpustakaan,

Beberapa buku nampak berada di genggamannya.

Ia mencoba mengalihkan pikirannya dari Hana dengan membaca.

"Bolehkah Aku duduk disini Kim ?" sapa gadis molek dihadapan Namjoon.

"Terserah ini tempat umum !" dengan wajah menunduk Namjoon menyahuti.

"Apa Kau suka tempat ini ?" dengan suara lembut Jihyo mengajukan pertanyaan kembali.

"Katakan ! Apa sebenarnya tujuan mu kemari ?" Namjoon terlihat sedikit menggertak.

"Ibu mu meminta ku untuk menemui mu disini !" Jihyo menjawab dengan tersenyum manis.

"Bisakah Aku ikut pulang dengan mobil mu Kim ?!"

"Kak Suga yang mengantar ku kemari jadi Aku tidak bisa,"

"Pulanglah sendiri !" Namjoon menyela ketus ucapan Jihyo.

Gadis itu mulai sedikit kesal tapi ia tetap mencoba untuk menampilkan senyum ramahnya dihadapan Namjoon.

"Darimana Kau mengenal Hana ?"

"Bukan urusanmu !?" Namjoon menutup kasar buku yang ia baca.

"Dengar Kim, Hana itu gadis yang manipulatif dia menggunakan fisiknya untuk mendapatkan belas kasihan dari orang lain terutama darimu."

"Kau tau ?, Buku-buku yang Kau pinjamkan dulu ?"

"Ia bahkan tak menghargainya, dan dengan lalai membuang serta membakarnya."

Namjoon tersenyum sinis.

"Aku akan mengantarmu pulang !!"

Jihyo tampak bahagia dan mengira bahwa Namjoon telah mempercayai nya.

Gadis itu dengan semangat mengikuti langkah Namjoon menuju mobil.

"Haruskah kita pergi makan terlebih dulu Oppa ?"

"Sejak kapan Aku menjadi Oppa mu ?" Namjoon melirik gadis disebelahnya.

"Bukankah Oppa sudah menyetujui untuk mengantarku ?"

"Lagipula akan lebih nyaman bukan jika Aku memanggil seperti itu ?" Jihyo nampak gugup dengan lirikan dari Namjoon.

"Aku akan langsung mengantar mu ke rumah, tidak baik seorang gadis berkeliaran malam-malam."

Tangan Namjoon memegang stir sementara matanya fokus ke depan.

Dalam hatinya ia berharap bisa bertemu Hana,

Ia sama sekali tak menghiraukan Jihyo yang bercerita panjang lebar selama perjalanan.

Bel rumah yang berbunyi membuat Hana menghentikan aktivitas nya dalam merapikan pakaian.

"Darimana saja Kau ?"

"Kenapa lama sekali ?" ucapnya mengomeli Hana seketika saat Hana muncul dibalik pintu.

"Maaf Kak, Saya," tak sempat melanjutkan kalimatnya, Hana terdiam melihat Namjoon berjalan dibelakang Jihyo.

Mata keduanya sempat saling menatap namun keduanya hanya diam dan tak bertegur sapa

Hingga akhirnya Hana menundukkan pandangannya.

"Buatkan minum untuk Oppa,"

"Jangan lama-lama !!"

Hana mengangguk serta kembali menuju dapur rumahnya.

"Jihyo sepertinya Aku harus pulang sekarang !"

"Maaf karena Aku tak bisa berlama-lama," tak ingin semakin membuat Hana salah paham, Namjoon pun segera berpamitan.

"Baiklah Oppa !?"

"Terimakasih atas tumpangan nya."

"Berhati-hatilah di jalan !" Jihyo tersenyum serta melambaikan tangan.

"Kau !!!"

"Lama sekali !?" gadis itu kembali melotot menatap adiknya.

"Kau tahu Hana, hari ini Aku melakukan kencan pertama dengan Namjoon Oppa ?!"

"Dia benar-benar lelaki yang luar biasa !" Jihyo nampak memamerkan semua omong kosong nya.

"Apa Kau iri ?"

Hana diam mematung dengan nampan berisi minuman pada genggamannya.

"Bicaralah Hana !"

"Saya turut bahagia dengan kebahagiaan kak Jihyo," Hana memaksa wajahnya untuk tersenyum.

Puas memamerkan kebohongan nya, Jihyo akhirnya berlalu dengan senyum sombong nya.

"Apa Aku Iri ?"

"Siapa Aku ?" ucap Hana dalam hati.

"Tapi kenapa dengan tangan Tuan Guru ?"

"Apa Tuan Guru baik-baik saja ?"

Hana tampak memperhatikan serta mencemaskan keadaan Namjoon.

Gadis itu kembali melanjutkan merapikan baju kedua kakaknya dengan pikiran melayang.

Namjoon yang mengemudikan mobilnya kembali tak bisa menghilangkan bayangan wajah Hana.

"Setidaknya Aku tahu bahwa Kau baik-baik saja sayang."

Atensinya teralihkan setelah melihat handphone nya menyala serta menampilkan nama Ibu dilayar ponsel nya.

"Kau sudah bertemu Jihyo Joon ?" suara Ibunya dari seberang tampak menuntut jawaban.

"Iya seperti yang Ibu inginkan !" lelaki itu menjawab datar.

"Ibu bahagia mendengarnya !?"

"Jihyo akan kembali mengundang kita untuk makan malam di rumahnya."

"Gadis itu pandai memasak Joon," sang Ibu berucap dengan antusias.

"Terserah Ibu saja."

"Aku masih menyetir Bu."

Namjoon menyudahi panggilan ibunya secara sepihak.

"Haruskah ku ikuti permainan Ibu untuk bisa tetap dekat dengan gadisku ?" Namjoon bergumam dengan tatapan tajam.

Jihyo malam itu menggedor keras kamar Hana.

"Sudah berapa kali ku katakan jangan pernah mengunci pintu !!"

"Lagipula tak ada satupun barang berharga di ruangan sarang tikus seperti ini bukan !?" Jihyo menerobos masuk begitu saja ke kamar Hana.

Mata gadis itu menelisik setiap sudut tempat dikamar Hana.

"Apa yang Kakak cari disini ?" Hana terheran baru kali ini kakak perempuannya begitu memperhatikan kamarnya.

"Ini ... !?" Jihyo mengambil buku koyak di atas meja kecil dari kamar Hana.

"Aku akan membawanya !"

"Namjoon Oppa, dia sangat terlihat berwibawa dengan kacamata serta buku ditangannya ?!"

"Aaaaaaggghhhh ... Aku benar-benar tak bisa melupakannya !"

"Mulai saat ini jangan bicara tentang apapun dengannya !"

"Kakak yang membakarnya, sekarang Kakak juga menginginkan buku itu ?" Hana terdengar berucap tegas kali ini.

"Kenapa ?, Kau tak menyukainya ?"

"Ingat Hana, Kau bukan siapa-siapa di rumah ini."

"Tentunya Kau juga tak melupakan perkataan Ibu dari Namjoon bukan ?"

"Tapi Aku akan memberi mu sedikit kebebasan sekarang," gadis itu mencengkeram pipi Hana dengan senyum yang terukir kejam.

"Kenapa Kakak selalu seperti ini padaku ?"

"Karena Aku membencimu !!!" Jihyo berlalu dan membanting pintu.

Mentari pagi yang hangat serta udara yang segar kembali menerpa di setiap sudut taman.

Namjoon sengaja melakukan aktivitas olahraga pagi di tempat itu.

Tujuan nya tak lain dan tak bukan adalah untuk bisa kembali menatap Hana.

Hana yang menyadari keberadaan Namjoon lebih memilih memutar jalan dan menghindarinya.

"Kau ingin menghindari ku ?" ucap Namjoon yang memergoki Hana hendak melangkah menjauh darinya.

"Lebih baik seperti itu Tuan," Hana tak menghiraukan tatapan Namjoon.

"Jangan salah paham jika Aku akan sering datang ke rumah mu !?"

"Saya tahu, Kak Jihyo sudah menceritakan semuanya."

"Saya turut bahagia !" Hana kembali terlihat memaksakan senyumannya.

"Apa maksudmu Hana ?"

"Saya harus pergi sekarang Tuan !"

Namjoon kembali menahan langkah Hana.

"Kau cemburu ?" lelaki tampan berdimple itu mengunci pergerakan tubuh Hana.

"Saya tidak berhak untuk itu," Hana terdiam pasrah.

"Kau benar-benar menginginkan ku untuk menjadi kakak ipar mu ?"

"Saya hanyalah seorang pelayan di rumah itu Tuan."

"Berhentilah mengucapkan kalimat omong kosong Hana !?"

"Seharusnya Tuan yang berhenti melakukan hal itu !"

"Maaf tolong izinkan Saya pergi !" gadis itu memelas pada Namjoon.

"Aku hanya merindukan mu Hana ?" Namjoon mendekap Hana dengan paksa.

"Kak Jihyo bisa membunuh Saya jika Tuan terus seperti ini !"

"Tak ada yang melihat kita,"

"Aku mohon, untuk sesaat biarlah seperti ini."

Namjoon tetap mendekap tubuh Hana dan menumpahkan segala kerinduan terhadap kekasih hatinya.

Episodes
1 Belajar di Taman~Kericuhan Di Meja Makan
2 Pertemuan Tak Terduga~Kesan Pertama Di Perpustakaan Kota
3 Kehadiran Wanita Istimewa~Kamar Sempit Di Kolong Tangga
4 Saudara Tak Di Anggap~Lelaki Dingin Itu Kakak Ku
5 Getaran Hati Dua Insan Manusia~Bahagia Dibalik Luka
6 Playboy Tampan Dengan Sejuta Rayuan
7 Rasa Manis Tangerin~Hening Taman Penawar Luka
8 Malam Pilu Kelabu~Berandal Yang Terasingkan
9 Untaian Kalimat Penyemangat~Siasat Sang Tuan Guru
10 Gadis Kecil Kesayangan~Perhatian Kecil Dari Sang Pelayan
11 Rasa Yang Salah~Kembalinya Sang Tuan Muda
12 Percikan Rasa Bahagia~Kehangatan Di Tengah Dinginnya Rintik Hujan
13 Kemelut Rasa Iri~Menyatu Karena Bahasa Kalbu
14 Runtuhnya Tembok Perselisihan~Ketulusan Tak Pernah Mengharapkan Imbalan
15 Mencintai Tak Harus Memiliki~Mengagumi Dalam Diam
16 Buaian Sesaat~Nafsu Tuan Guru
17 Ancaman Seorang Mantan~Makan Siang Yang Terlambat
18 Wanita Idaman 2 Bersaudara~Sahabat Tapi Cinta
19 Kasih Sayang Yang Terpendam Kini Mulai Muncul Ke Permukaan~Semua Tentang Hana
20 Wisata Masa Lalu~Bayangan Semu Sang Gadis Impian
21 Goresan Pada Luka Yang Sama Kian Terasa~Antara Nafsu Dan Amarah
22 Kesabaran Hati Seorang Berandal~Kehangatan Seorang Ayah
23 Pendekatan Perlahan
24 Obsesi Sang Kakak Lelaki
25 Sahabat Setia
26 Takdir Yang Tak Memberi Izin
27 Bunga Itu Telah Bermekaran Di Hati Sang Berandal
28 Pecahnya Keributan Di Club Malam
29 Curahan Hati Si Gadis Malang.
30 Canda Tawa Yang Kian Semanis Gula
31 Pria Tampan Sang Pembalut Luka
32 Harga Diri Yang Sesungguhnya ?
33 Isi Hati Sang Tuan Muda
34 Melepas Perlahan.
35 T-shirt Putih Basah Yang Menggoda
36 Gadis Tunangan Tuan Guru
37 Saudara Tanpa Ikatan Darah
38 Pria Lembut Sepupu Irene
39 Buliran Air Mata Penyesalan Sang Kakak Perempuan
40 Sentuhan Hana Yang Membuat Taehyung Menderita
41 Permohonan Seorang Park Jimin
42 Rintihan Manja Sang Pria Garang
43 Rumitnya Perasaan Yoongi
44 Sebuah Pesan Balasan
45 Obsesi Yang Berujung Pada Melukai
46 Sang Pemilik Hati
47 Kerinduan Sang Kakak Terhadap Adik Bungsunya
48 Mencintai, Menjaga Dan Menerima Dengan Sepenuh Hati
49 Ice Cream ???
50 Kepulangan Yang Tertunda
51 Yoongi Yang Kian Mencair
52 Kecupan Selamat Malam
53 Ketulusan Hati Sang Kakak Lelaki
54 Pikiran Konyol Sang Kakak Perempuan
55 Hana Dan Wanita Masa Lalu Tuan Kim
56 Manisnya Suasana Senja
57 Masa Lalu Yang Semakin Menjauh
58 Percakapan Hangat Antara Dua Bersaudara
59 Tuntutan Pernikahan Dari Kekasih Hati
60 Pria Muda Bergigi Kelinci
61 Nasi Goreng Istimewa Buatan Hana
62 Nasib Hana Ditangan Author !
63 Air Mata Sang Casanova
64 Kekasih Hana Yang Begitu Patuh.
65 Pajangan Yang Tak Begitu Enak Di Pandang
66 Keributan Di Rumah Sakit
67 Rasa Gugup Dalam Diri Hana
68 Perseteruan Antara Si Tampan Dan Si Gigi Kelinci
69 Rekaman CCTV
70 Hana Sang Pawang.
71 Dundi ?
72 Kecemburuan Itu Akhirnya Datang
73 Sebuah Perjalanan Panjang Keluarga
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Belajar di Taman~Kericuhan Di Meja Makan
2
Pertemuan Tak Terduga~Kesan Pertama Di Perpustakaan Kota
3
Kehadiran Wanita Istimewa~Kamar Sempit Di Kolong Tangga
4
Saudara Tak Di Anggap~Lelaki Dingin Itu Kakak Ku
5
Getaran Hati Dua Insan Manusia~Bahagia Dibalik Luka
6
Playboy Tampan Dengan Sejuta Rayuan
7
Rasa Manis Tangerin~Hening Taman Penawar Luka
8
Malam Pilu Kelabu~Berandal Yang Terasingkan
9
Untaian Kalimat Penyemangat~Siasat Sang Tuan Guru
10
Gadis Kecil Kesayangan~Perhatian Kecil Dari Sang Pelayan
11
Rasa Yang Salah~Kembalinya Sang Tuan Muda
12
Percikan Rasa Bahagia~Kehangatan Di Tengah Dinginnya Rintik Hujan
13
Kemelut Rasa Iri~Menyatu Karena Bahasa Kalbu
14
Runtuhnya Tembok Perselisihan~Ketulusan Tak Pernah Mengharapkan Imbalan
15
Mencintai Tak Harus Memiliki~Mengagumi Dalam Diam
16
Buaian Sesaat~Nafsu Tuan Guru
17
Ancaman Seorang Mantan~Makan Siang Yang Terlambat
18
Wanita Idaman 2 Bersaudara~Sahabat Tapi Cinta
19
Kasih Sayang Yang Terpendam Kini Mulai Muncul Ke Permukaan~Semua Tentang Hana
20
Wisata Masa Lalu~Bayangan Semu Sang Gadis Impian
21
Goresan Pada Luka Yang Sama Kian Terasa~Antara Nafsu Dan Amarah
22
Kesabaran Hati Seorang Berandal~Kehangatan Seorang Ayah
23
Pendekatan Perlahan
24
Obsesi Sang Kakak Lelaki
25
Sahabat Setia
26
Takdir Yang Tak Memberi Izin
27
Bunga Itu Telah Bermekaran Di Hati Sang Berandal
28
Pecahnya Keributan Di Club Malam
29
Curahan Hati Si Gadis Malang.
30
Canda Tawa Yang Kian Semanis Gula
31
Pria Tampan Sang Pembalut Luka
32
Harga Diri Yang Sesungguhnya ?
33
Isi Hati Sang Tuan Muda
34
Melepas Perlahan.
35
T-shirt Putih Basah Yang Menggoda
36
Gadis Tunangan Tuan Guru
37
Saudara Tanpa Ikatan Darah
38
Pria Lembut Sepupu Irene
39
Buliran Air Mata Penyesalan Sang Kakak Perempuan
40
Sentuhan Hana Yang Membuat Taehyung Menderita
41
Permohonan Seorang Park Jimin
42
Rintihan Manja Sang Pria Garang
43
Rumitnya Perasaan Yoongi
44
Sebuah Pesan Balasan
45
Obsesi Yang Berujung Pada Melukai
46
Sang Pemilik Hati
47
Kerinduan Sang Kakak Terhadap Adik Bungsunya
48
Mencintai, Menjaga Dan Menerima Dengan Sepenuh Hati
49
Ice Cream ???
50
Kepulangan Yang Tertunda
51
Yoongi Yang Kian Mencair
52
Kecupan Selamat Malam
53
Ketulusan Hati Sang Kakak Lelaki
54
Pikiran Konyol Sang Kakak Perempuan
55
Hana Dan Wanita Masa Lalu Tuan Kim
56
Manisnya Suasana Senja
57
Masa Lalu Yang Semakin Menjauh
58
Percakapan Hangat Antara Dua Bersaudara
59
Tuntutan Pernikahan Dari Kekasih Hati
60
Pria Muda Bergigi Kelinci
61
Nasi Goreng Istimewa Buatan Hana
62
Nasib Hana Ditangan Author !
63
Air Mata Sang Casanova
64
Kekasih Hana Yang Begitu Patuh.
65
Pajangan Yang Tak Begitu Enak Di Pandang
66
Keributan Di Rumah Sakit
67
Rasa Gugup Dalam Diri Hana
68
Perseteruan Antara Si Tampan Dan Si Gigi Kelinci
69
Rekaman CCTV
70
Hana Sang Pawang.
71
Dundi ?
72
Kecemburuan Itu Akhirnya Datang
73
Sebuah Perjalanan Panjang Keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!