Rindangnya pepohonan beserta sejuknya semilir angin di taman pada siang itu membuat Namjoon semakin enggan beranjak dari duduknya.
Pria itu masih setia menanti Hana yang lama tak dijumpai nya.
"Apa Ibu kembali melakukan sesuatu padamu Hana ?" pikiran Namjoon melayang menyadari sesuatu yang kembali membuat Hana menjauhi dirinya.
Mata pria itu kembali terpejam, dalam hati ia berharap sebuah keajaiban takdir yang bisa mempermudah jalannya untuk bisa bersatu bersama kekasih hatinya.
Taehyung memutar malas bola matanya,
Pria tampan yang masih terbaring lesu pada tempat tidurnya itu semakin merasa frustasi mengingat perkataan Hana yang menyudutkan dirinya.
"Kenapa rasanya sulit sekali untuk meluluhkan hatinya ??" Taehyung berucap sembari memijit kening nya.
"Aaaaaaggghhhh ... Berhentilah merendahkan dirimu sendiri dihadapan gadis itu Taehyungaaa !!" Taehyung kembali berteriak dan memaki dirinya sendiri.
"Haruskah Aku pergi ke Club malam ini ?"
"Disana lebih banyak wanita yang lebih cantik daripada Hana ?!" senyum genit nan nakal kembali terukir pada parasnya yang tampan.
"Baiklah Aku tak akan lagi mengejar-ngejar gadis itu !!" pria itu kembali menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.
"Tapi hatiku menginginkan Hanaaa !!" ia merengek dan kembali menampakkan wajahnya dari balik selimut.
"Bangunlah Nak, ini sudah siang ..." Tuan Kim mendekati Taehyung setelah membuka tirai kamar putra kesayangannya.
"Ooh Ayah ... !!"
"Diriku ini sebenarnya sudah terbangun."
"Hanya saja rasanya tubuh ini sangat berat untuk di gerakkan !"
"Rasanya hanya ingin berbaring seperti ini seharian Ayah ?!" Taehyung menyampaikan alasan yang tidak jelas terhadap ayahnya.
"Apa dirimu sedang patah hati Tae ?" nampaknya Tuan Kim sedikit menyadari perubahan mood pada sang Putra.
"Mana mungkin Aku patah hati Ayah ?" pria itu melotot dan juga salah tingkah menanggapi pertanyaan ayahnya.
"Perempuan mana yang berani menolak pesona dari anak Ayah ini ?" Taehyung kembali menyombongkan ketampanannya.
Tuan Kim tersenyum melihat tingkah Taehyung yang memang sedikit kekanakan dihadapan orang yang disayanginya.
"Lalu bagaimana dengan gadis yang Kau ceritakan pada Ayah sebelumnya ?"
"Apa Dia yang telah membuat kacau suasana hatimu Nak ?" Tuan Kim berucap dengan menyunggingkan senyumnya.
Taehyung kini semakin terlihat gugup dihadapan ayahnya.
"Itu ... Aku masih berusaha Ayah !"
"Tapi kenapa ia sekeras itu ?" pria tampan kesayangan Tuan Kim itu kembali mengacak rambutnya.
"Aku tidak tahu apa maunya gadis itu ??" Taehyung melanjutkan rengekan manjanya.
"Dia selalu saja menghindar dariku akhir-akhir ini."
"Aaaaaghh ..." lagi dan lagi Taehyung kembali berteriak frustasi.
"Kau sangat menyukainya Tae ?" Tuan Kim menatap putranya yang tampak berantakan.
"Entahlah Ayah, hatiku selalu ingin mencari keberadaannya !!"
"Emosi yang selalu ingin meluap setiap ia menolak ku tak bisa ku tumpahkan begitu saja, entah kenapa Aku sama sekali tak bisa marah padanya ! " Taehyung mengalihkan pandangannya namun bayangan wajah Hana selalu hadir di pelupuk matanya.
"Bersabarlah Nak ..."
"Jika Dia memang jodoh mu, takdir pasti akan membawanya kepadamu !" Ayahnya mencoba untuk menghibur hati Taehyung.
"Sepertinya Dia gadis yang baik."
"Ingat Tae, lelaki baik pasti juga akan dipertemukan dengan gadis yang baik pula."
"Jika memang Dia belum bisa menerima mu, cobalah untuk lebih memperbaiki dirimu Nak !!" Tuan Kim menepuk pelan bahu putranya.
"Ayah harus pergi sekarang !!"
"Ayah mau ku temani ?" Taehyung terlihat menawarkan diri.
Hana melambaikan tangannya, senyuman nya begitu terlihat cerah.
"Kenapa Dia selalu terlihat sesempurna itu di mataku?" Namjoon menyunggingkan senyum tatkala melihat Hana berlari menuju pelukannya.
"Aku merindukanmu Tuan !!" gadis itu tersenyum lepas dan menyandarkan kepalanya di bahu Namjoon.
"Benarkah ?" Namjoon kembali membuatnya duduk dan saling menatap.
"Aku ingin mendengar pernyataan cintamu sekarang !?"
"Kau sama sekali belum mengucapkannya selama ini ??" pria manis berlesung pipi itu kembali membelai surai rambut kekasih hatinya.
Hana tersenyum serta menaikkan kedua pundaknya.
Ia menghela nafas panjang sembari menutup mata.
"Aku mencintaimu Tuan Hwang Namjoon !" gadis manis itupun berdiri, menarik lengan Namjoon untuk turut berdiri tegak di hadapannya serta berucap tegas pada lelakinya.
"Sangat !!!" ia tersenyum, berjinjit dan meraih pipi Namjoon serta meninggalkan sebuah kecupan disana.
"Tuan bahagia ??" Hana berucap dengan lengan yang masih membelenggu pada leher Tuan Gurunya.
"Tentu saja Hana !" Namjoon berucap sembari merapikan dan menyisipkan rambut Hana di belakang telinga.
"Kenapa rasanya seperti mimpi ?"
Dada Namjoon mendadak terasa semakin sesak,
Pria itu perlahan membuka mata dan tersadar kembali dari mimpi indahnya.
Buaian semilir angin taman telah menghanyutkannya pada impian bertemu Hana.
Meskipun bibirnya tersenyum namun matanya terlihat berkaca-kaca.
"Hana, Aku merindukanmu," hanya kalimat itu yang selalu keluar dari lisan Namjoon.
"Kita akan kemana Ayah ?" Taehyung berucap dengan menebar pandangan.
"Ada suatu tempat yang ingin Ayah kunjungi Tae !?"
"Ini ..." Tuan Kim menunjukkan arah GPS pada sang Putra.
"Tempat ini ?"
"Benarkah tempat ini ?" batin Taehyung berdebat dalam hati.
"Gadis itu menolong Ayah tepat pada sisi jalan ini Tae ..." raut wajah Tuan Kim tampak kembali muram.
"Sayang Ayah tak bisa mengingat namanya !?"
"Ayah sungguh merasa sangat bersalah padanya,"
Tuan Kim menunduk serta melepas kacamata yang ia kenakan.
"Maksud Ayah ?" Taehyung terlihat bingung dan tak memahami perkataan ayahnya.
"Ayah terlalu mengikuti kehendak Ibu sambung mu,"
"Ayah turut membenci gadis yang tak bersalah selama ini."
"Padahal dalam kenyataannya, justru gadis itulah yang menyelamatkan nyawa Ayah," buliran air mata terlihat jatuh begitu saja dari pelupuk mata Tuan Kim saat menatap sisi jalan dimana ia bertemu dengan Hana.
"Kita pasti akan menemukannya Ayah !"
"Percayalah."
"Aku akan berusaha untuk segera menemukannya untuk Ayah !" Taehyung menggenggam dan mengusap lembut tangan ayahnya.
Namjoon memutuskan untuk kembali ke apartemennya, ia memilih kembali merebahkan tubuhnya dan menutup mata.
Tak ketinggalan sweater abu-abu milik Hana yang tak pernah jauh dari jangkauannya.
Tak berapa lama matanya kembali terbuka.
Bunyi bel pintu apartemen kembali membangkitkan tubuhnya.
"Oppaaa ... !!" Jihyo berteriak histeris dan memeluk tubuh kekar Namjoon seketika.
"Aku merindukanmu Oppa !?"
"Kenapa tidak pernah main ke rumah ?"
"Ibu bilang, Ibu sudah menentukan hari pertunangan kita !" dengan tak tau diri gadis itu tetap bergelayut manja pada tubuh Namjoon.
"Hentikan Jihyo, !!" Namjoon mencoba melepaskan tangan Jihyo dari tubuhnya.
"Bisakah Kau bersikap lebih sopan ?" pria itu kembali berucap dengan tegas.
"Aku hanya mencoba untuk bersikap layaknya seorang kekasih atau tunangan padamu Oppa !" Jihyo tak menghiraukan perkataan lelaki pujaan hatinya.
"Bagaimana Aku bisa mencoba untuk mencintai mu, jika kelakuan mu selalu bertentangan dengan gadis impian ku selama ini !?" Namjoon kembali menghela nafasnya secara kasar.
"Ceritakan lah gambaran dari gadis impian mu Oppa !?" Jihyo tetap memeluk Namjoon dan menatap wajahnya.
"Aku pasti bisa menjadi apa yang Oppa inginkan !!"
"Kau yakin ?" Namjoon memalingkan wajahnya.
"Tentu saja, Aku akan melakukan apapun untuk Oppa !!"
"Gadis impian ku, seperti Hana !!" pria itu kembali terdiam dengan senyum tipis dibibir nya.
"Bisakah Oppa untuk tidak menyebutkan namanya dihadapan Ku ?" Jihyo melepas pelukannya dan meninggikan suara saat itu juga.
"Kau bertanya bagaimana gambaran gadis impian Ku bukan ?"
"Lalu kenapa Kau marah mendengarnya ?"
"Apa Hana memang lebih baik daripada dirimu ?" Namjoon sengaja melempar beberapa pertanyaan dengan tujuan untuk menyudutkan Jihyo.
"Bukan begitu Oppa ..."
"Kalau begitu buktikan padaku !" Namjoon sengaja tak membiarkan Jihyo berbicara panjang lebar untuk kali ini.
Jihyo terdiam dan mencerna semua perkataan Namjoon.
"Jika Aku bisa menjadi lebih baik daripada Hana ..."
"Apa Oppa akan mencintaiku ?"
"Mungkin ..." Namjoon berucap dengan senyum yang sulit diartikan oleh wanita yang menggilai dirinya.
"Terimakasih untuk hari ini Tae."
"Ayah bahagia memiliki putra sepertimu !"
"Ternyata Kau hafal semua jalan disekitar sini."
"Dan makanan di cafe tadi, Ayah sangat menyukainya," Tuan Kim tersenyum puas serta bangga karena merasa telah dimanjakan oleh sang Putra.
"Apa Kau tak ingin menemui Kakakmu ?"
"Apartemen nya tak begitu jauh dari sini," Tuan Kim bertanya dengan perlahan.
Keterlambatan Hana membuka mata kembali membuat Jihyo memaki-maki adik bungsunya.
"Jam berapa ini bodoh !?" mata Jihyo melotot dan tangannya mendorong Hana untuk segera menyiapkan segala keperluan kuliah.
"Jika Aku sampai telat tiba di kampus, Kau yang harus bertanggung jawab dan menerima hukuman nanti !!" celotehan Jihyo tak berhenti meskipun ia terlihat kesulitan mengenakan sneaker berwarna merah kesayangannya.
"Kau itu memang sumber dari semua masalah Hana !!!" lagi-lagi teriakan Jihyo menggema dalam ruangan.
Hana hanya menunduk, ia menyadari kesalahannya hari itu yang terlambat bangun dan berujung pada kedua kakaknya yang harus turut kesiangan.
Selesai menyiapkan segala keperluan Jihyo, Hana segera menuju meja makan menyambangi kakak lelakinya yang mematung dengan wajah pucat nya.
"Kau belum menyiapkan sepatu untuk ku Hana ... ?" lelaki itu berucap datar dan hanya memandangi piring kosong dihadapan nya.
Hana berlalu dan kembali dengan sepatu serta kaos kaki bersih pada genggamannya.
"Kenapa Kakak tidak makan ?" Hana menatap cemas wajah pucat kakak lelakinya.
"Aku ..." Yoongi menatap adiknya dengan canggung.
"Aku ingin nasi goreng Hana," ia berucap dengan nada yang semakin tak terdengar.
"Apa tanganmu sudah sembuh ?" pria pucat dengan pipi yang semakin tembam itu nampak menggaruk telinganya.
"Saya akan buatkan, tapi tidak sekarang Kak !"
"Kakak akan sangat terlambat jika meminta nya sekarang !" Hana kembali tersenyum melihat tingkah kakak lelakinya yang terlihat semakin kekanakan.
"Bagaimana jika nanti siang ?" masih dengan tersenyum gadis itu mencoba memberikan penawaran.
"Saya bisa mengantarkan nya ke kantor jika Kakak tidak keberatan."
"Benarkah ??" senyum Yoongi merekah, pria itu nampak berbunga-bunga mendengar kalimat pernyataan dari Hana.
Hana hanya tersenyum mengangguk dengan tangan yang sibuk mengambil nasi serta lauk untuk sarapan kakaknya.
Hari itu memang semua sedikit berantakan, Hana harus terpaksa buru-buru kembali pulang meskipun beberapa bahan belanjaan belum didapatkan nya.
"Waaaah ... Kau benar-benar tak ingin mengenal diriku rupanya ?" pria tampan idaman sejuta wanita itu berucap dengan nada mengejek saat melihat Hana melewati dirinya begitu saja.
"Saya tidak memiliki banyak waktu Tuan," gadis itu menjawab dengan tetap melangkah menjauhi lelaki yang kini mengikuti langkahnya.
"Jadi tolong jangan ganggu Saya !.
Tak mendapatkan atensi dari Hana kembali membuat Taehyung berulah.
"Akan ku bawakan sampai depan rumah," pria itu berlari dengan membawa kabur keranjang belanjaan milik Hana.
"Apa yang Dia lakukan ?" Hana menghela nafas dengan raut wajah kesal.
Wanita paruh baya yang bergelar sebagai istri Tuan Kim itu kini sedang merencanakan skenario
Bagaimana caranya supaya Namjoon segera menyetujui pertunangannya dengan Jihyo.
"Ibu ... ?" Namjoon nampak terkejut melihat kedatangan ibunya di galeri.
"Jemput dan ajak Jihyo ke rumah sore nanti !"
"Ibu dan Ayah ingin segera membahas pertunangan kalian," Nyonya Kim berucap dengan begitu tegas.
"Ibu tahu Kamu tidak akan pernah serius jika Ibu tidak turun tangan Joon," wanita itu tampak serius berbicara dihadapan Namjoon.
"Terserah Ibu ..." Namjoon melangkah pergi meninggalkan sang Ibu di ruang kerja galerinya.
Wanita itu lagi-lagi membuang nafas kasar menghadapi tingkah laku putranya.
"Kenapa lama sekali ?" Taehyung menyambut Hana yang berjalan dengan terengah-engah karena mengejar pria itu menuju rumah.
"Tuan berhentilah bermain-main !?" Hana kembali berucap dengan sedikit meninggikan suara karena kesal terhadap Taehyung.
"Maka dari itu dengarkan jika Aku bicara !!" Taehyung menarik kasar tangan Hana dan membuatnya terpental pada tubuh nya.
"Jangan pernah menghindari ku !!" wajah pria tampan itu berubah serius, sorot matanya begitu tajam menatap Hana.
"Aku bisa saja berlaku kasar padamu Hana !!"
"Tuan tidak memikirkan alasan kenapa Saya menghindari Tuan ?" Hana kembali menjawab ucapan Taehyung tanpa ragu.
"Saya hanya tidak ingin semua pacar Tuan salah paham dan memaki Saya !?" gadis itu berucap datar dan memalingkan wajahnya.
"Pacar ?"
"Diriku bahkan tidak memiliki pacar sekarang !?" Taehyung menyanggah perkataan yang keluar dari mulut Hana.
"Semua ucapan mu itu hanya alibi untuk menghindari ku bukan ?" pria itu tersenyum tipis dengan tetap menggenggam tangan Hana kebelakang tubuhnya.
"Ingat Hana !"
"Semakin Kau menghindar dariku !?"
"Aku akan semakin terobsesi untuk menghilangkan jarak diantara Kau dan Aku !" rahang pria itu mengeras dan dengan tegas berucap dengan semakin mendekat kan wajahnya pada Hana.
Melihat sikap Taehyung yang kian membuatnya tak nyaman, gadis manis itu pun mencoba memberontak sekuat tenaga.
Hana seketika kembali melanjutkan pekerjaannya setelah menyambut kedatangan Jihyo dan Namjoon malam itu.
Pria bertubuh kekar dengan senyum dimple itu terpaksa menuruti semua kemauan Jihyo demi sang Ibu.
"Masuklah terlebih dahulu Oppa ..."
"Akan ku buatkan minuman untukmu !?" Jihyo berucap dengan senyuman yang begitu manis.
"Tak perlu repot Jihyo aa"
"Gantilah pakaian mu terlebih dulu,"
"Aku tak begitu nyaman melihat Kau berpakaian seperti itu !!" pria itu menatap Jihyo dengan sedikit lamunan yang tampak sulit diartikan.
"Jadi Namjoon Oppa memperhatikan ku ??" gadis itu berucap bahagia dalam hatinya.
Jihyo tersenyum malu serta mengangguk dan berlalu meninggalkan Namjoon.
Namjoon berjalan perlahan menuju ruang makan, sedikit banyak pria itu telah mengetahui seluk beluk rumah Yoongi sahabatnya.
"Tuan !!" Hana terkejut dan berbalik badan seketika saat Namjoon dengan tiba-tiba memeluk tubuhnya.
"Apa yang Tuan lakukan ?" pria itu menempelkan jari telunjuknya pada bibir Hana mengisyaratkan gadis nya untuk bicara perlahan
"Diam lah Sayang !!"
"Atau Jihyo akan melihat kita," Namjoon menatap bibir Hana dan tak lama pria itu telah mencium paksa bibir gadis dihadapannya.
"Mmmphh ..."
"Lepas Tuan !!" gadis itu panik dan mencoba mendorong serta memukuli dada Namjoon dengan kedua tangan.
"Aku hanya merindukan mu Hana !!"
"Kau tahu pikiran ku selalu kalut setiap kali diriku merindukanmu !?" nafas pria itu kian memburu dan kembali ******* bibir kekasih hatinya dengan atau tanpa persetujuan Hana.
"Tuan Saya mohon hentikan !" gadis itu akhirnya mampu membuat jarak dengan mendorong kasar tubuh Namjoon.
"Apa Tuan mengkonsumsi alcohol ?" Hana benar-benar dibuat terkejut dengan perilaku Tuan Gurunya.
"Aa-ku ..."
"Hanya sedikit !?" Namjoon menjawab dengan tersenyum dan merapatkan telunjuk pada jempolnya untuk menunjukkan jumlah alcohol yang ia minum.
"Tuan menyetir ??" raut wajah Hana kian panik dan serius.
Namjoon hanya menganggukkan kepalanya.
Hana meraih tangan Namjoon dan hendak menarik nya menuju ruang tamu.
"Tidak Sayang ..."
"Aku masih ingin bersama mu disini !" Namjoon menghentikan langkah Hana.
"Jika Kak Jihyo mendapati Tuan disini, dia pasti akan marah besar," gadis itu menampilkan wajah lesunya.
"Aku ingin Dia membenciku Hana," Namjoon kembali menghela nafas kasar dan tetap memandangi wajah kekasihnya.
"Jadi Tuan rela membiarkan saya di usir dari rumah ini ?" mata Hana terlihat berkaca-kaca.
"Ayo pergi bersama !!" Namjoon tertunduk dan berlutut dihadapan Hana.
"Aku mohon ..."
Jihyo yang panik karena tak mendapati sosok Namjoon di ruang tamu seketika menuju kamar Hana dengan amarah yang telah sampai di ubun-ubun.
"Dimana Dia Hana ??" Jihyo berteriak serta mendorong kasar pintu kamar Hana.
"Apa Dia menemui mu ??" gadis itu kembali meninggikan suara dengan sorot mata tajam yang tertuju pada Hana.
Hana hanya menanggapi semua pertanyaan kakak perempuannya dengan menggeleng perlahan.
"Kauuu ... !!!" Jihyo tanpa segan mencengkeram dagu adiknya, hingga akhirnya dering ponsel menghentikan tindakannya.
"Oppaa ??" Jihyo terbelalak melihat nama Namjoon tertera pada ponselnya.
"Jihyo aa"
"Maaf Aku terpaksa buru-buru pergi,"
"Ada hal mendesak yang harus ku tangani di galeri ," suara Namjoon terdengar jelas pada telinga Jihyo juga Hana karena Jihyo dengan sengaja menekan tombol loud pada ponselnya.
"Baiklah Oppa !"
"Tak apa, berhati-hatilah dalam berkendara !" Jihyo melompat kegirangan, gadis itu berpikir bahwa Namjoon telah luluh padanya.
"Kau lihat Hana !?"
"Dia bahkan menghubungi dan memberi kabar padaku."
"Itu artinya Namjoon Oppa mencemaskan dan mengkhawatirkan diriku !!"
"Cepat atau lambat Dia pasti akan menjadi milikku seutuhnya !?" Jihyo terlihat antusias memamerkan semuanya pada Hana.
Bukan cemburu, Hana justru merasa kasihan pada kakak perempuannya karena Namjoon dengan tega telah memanfaatkan Jihyo demi bisa menemui dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments