"Tolong jangan membuat Saya mengingkari janji saya sendiri Tuan."
"Saya mohon turuti semua perkataan Nyonya Kim."
"Jadi Kau benar-benar menginginkan ku untuk menjadi suami Jihyo ?"
"Baiklah Hana !"
"Dirimu yang meminta !!"
"Tapi ingat ..."
"Jangan pernah meminta ku untuk menjaga perasaan nya !!"
"Aku mungkin tidak akan pernah bisa melakukannya !!"
Semua perkataan Namjoon malam itu begitu membekas ditelinga juga hatinya.
Hana hanya bisa terbaring lesu dengan menutup mata dan menghembuskan nafasnya perlahan.
"Apa semuanya akan baik-baik saja ?" gadis itu bergumam sebelum akhirnya terlelap karena letih yang ia rasakan.
"Kakak sudah bertemu dengan Nyonya Kim ?" Jihyo terlihat serius menatap sang Kakak lelaki.
"Belum."
"Nyonya Kim memang sempat mengirim pesan kemarin,"
"Hanya saja diriku belum sempat untuk menyambangi nya !" Yoongi berucap datar dengan tetap mengunyah makanan di mulutnya.
"Baiklah ..."
"Aku berangkat sekarang !" Jihyo berlalu setelah berpamitan.
Yoongi sang Kakak hanya mengangguk mengiyakan adiknya.
"Kau masih belum selesai Hana ?" pandangan Yoongi teralihkan pada kegiatan Hana.
"Saya ... ?"
"Sama sekali belum Kak !" gadis itu menjawab tanpa memperhatikan kakaknya.
"Apa Kakak membutuhkan sesuatu ?" sahutnya kembali dengan memutar separuh badannya.
"Kenapa kemarin Kau tidak menemui ku langsung di kantor ?" Yoongi berucap seraya berjalan mendekati Hana.
"Itu ..." Hana tampak mengingat ketika ia menitipkan bekal makanan pada security siang sebelumnya.
"Kenapa hanya menitipkan pada petugas security disana ?" Yoongi tampak menuntut jawaban dari Hana.
"Kau tidak khawatir jika Kakak mu ini sampai diracun oleh orang lain ?"
"Maksud Kakak ?" gadis itu menampilkan wajah cemas serta bingung mendengar perkataan sang Kakak.
"Begitu banyak orang yang tak menyukai diriku di kantor Hana !!"
"Mereka bilang Aku ini terlalu dingin dan menyeramkan !!" Yoongi berucap dengan nada kesal.
"Bukankah yang dikatakan orang-orang itu memang benar ?" gadis itu terdiam dan bermonolog dalam hati.
"Heii ... !" Yoongi tampak menyentil pelan hidung adiknya.
"Apa Kau mendengarkan ku ?"
"Iya Kak ..." Hana terkejut serta tersadar seketika.
"Apa Kau juga berpikiran seperti mereka ?" pria itu sepertinya mengerti jalan pikiran Hana.
Hana kembali diam tertunduk dan menggigit bibirnya.
"Ikut lah dengan ku sekarang !" pria itu berucap dengan tetap memperhatikan wajah berkeringat adik bungsunya.
"Kemana Kak ?" Hana menghentikan aktivitasnya dan mematikan air keran.
"Kantor ..." Yoongi kembali berucap datar.
"Kantor ??"
"Tapi kenapa Kak ?" Hana tak mengerti, raut wajahnya kembali bingung kenapa tiba-tiba kakaknya meminta dirinya untuk ikut ke kantor.
"Kemana orang-orang ?" batin Taehyung yang baru terbangun dengan wajah bingung karena tak mendapati Ayah juga Ibu tirinya di rumah ketika ia keluar dari kamarnya.
Pria itu tampak santai serta duduk di meja makan sendirian dengan memainkan ponselnya.
"Kau ... !"
"Benar-benar menguji kesabaran ku !!" pria tampan itu tersenyum melihat gambar foto Hana di galeri ponsel nya.
Namun tak berselang lama raut wajah Taehyung berubah.
Sebuah panggilan masuk dari nomor wanita yang di kenalnya membuat mood nya berubah saat itu juga.
"Apa yang Kau inginkan ?" pria itu menjawab dengan datar.
"Aku merindukanmu Tae !"
"Tak bisakah kita bertemu ?" suara dari seberang terdengar begitu lembut penuh kasih sayang.
"Sudahlah Irene ..."
"Aku sama sekali tak tertarik untuk menemui mu !" Taehyung tanpa ragu menolak dengan ketus.
"Benarkah ?"
"Aku sudah tahu semua tentang gadis itu Tae !"
"Bahkan dimana ia tinggal."
"Aku telah mengantongi semua informasi tentang nya !!"
"Hana ..." suara Irene kini terdengar mengancam dengan sedikit tertawa.
"Apa maksudmu ??" mata Taehyung terbelalak mendengar pernyataan dari mantan kekasih yang masih saja mengharapkan cinta darinya.
"Jangan pernah berani menyentuhnya !!"
"Sialan !" Taehyung seketika berdiri menggebrak meja dan meninggikan suaranya.
"Temui Aku nanti malam."
"Jika Kau benar-benar tak ingin sesuatu terjadi pada gadis pincang itu !!" Irene seketika mengakhiri panggilan.
"Irene, tunggu !" Taehyung berteriak namun tetap saja ia di acuhkan.
"Aaaaaaggghhhh ... Sialan Kau Irene !!" emosi Taehyung benar-benar tersulut dengan mudahnya.
Hari itu Yoongi benar-benar membawa Hana ke kantor bersamanya.
Hampir semua karyawan di kantor memperhatikan keduanya terutama Hana.
"Apa Kau bisa mengingat jalan menuju kemari ?" Yoongi tersenyum menatap Hana yang terlihat begitu takjub saat mengunjungi kantornya.
"Sepertinya begitu ..." Hana berucap dengan sedikit mengusap keningnya.
"Tapi Kak,"
"Apa Kakak benar-benar tak memiliki orang kepercayaan di kantor ini ?" gadis itu terlihat cemas karena mengingat perkataan Yoongi.
"Apa ada masalah Hana ?" pria itu tampak bingung mendengar perkataan Hana dan berjalan menuju meja kerjanya.
"Bukankah Kakak yang bilang bahwa ada orang yang ingin meracuni Kakak disini ?" Hana berkata sembari mengikuti langkah kakaknya.
"Kau mencemaskan diriku ?? pria tampan nan pucat itu seketika tersenyum menyadari betapa polosnya sang adik bungsu.
"Bagaimana tidak ?"
"Kakak satu-satunya lelaki dalam keluarga,"
"Dan hanya Kakak yang bekerja ..." Hana berucap dengan lesu.
Lagi-lagi pria itu hanya tersenyum melihat tingkah lucu Hana yang sebelumnya tak pernah ia lihat.
"Kamu duduklah terlebih dulu disana !" jari telunjuk Yoongi menunjukkan sebuah sofa besar di ruang kerjanya.
"Aku akan mengantarmu pulang nanti sebelum jam makan siang."
Kalimat ancaman dari Irene membuat Taehyung beranjak seketika menuju rumah Hana.
Pria itu berkali-kali membunyikan bel pada pintu rumah Hana.
Namun nihil,
Tak seorang pun muncul dan menemui dirinya.
"Kemana dirimu Hana ?"
"Aku tak bisa menemukan dirimu di taman ataupun di pasar ?"
"Apa Irene benar-benar melakukan sesuatu padanya ?" Taehyung tampak frustasi dan berdebat seorang diri didepan rumah Hana.
Pria tampan itu kembali merogoh ponsel pada sakunya.
"Irene ..."
"Dimana kita akan bertemu ?"
"Katakan !?" Taehyung seketika membentak seorang wanita saat panggilannya tersambung.
"Tenanglah Tae ..."
"Aku merindukan malam-malam panjang bersama mu !!"
"Temui Aku di Club nanti malam !!"
"Tak bisakah kita bertemu sekarang ??" nafas Taehyung memburu dengan raut wajah yang begitu penuh dengan kekhawatiran.
"Ternyata begitu mudah memancing Taehyung dengan memanfaatkan perempuan itu," Irene berucap dalam hati.
"Jawab Aku Irene !!!"
"Tenanglah Tae, Aku tak ingin buru-buru ..."
"Aku juga sangat merindukan permainan mu !?" wanita dalam sambungan telepon itu kembali berucap dengan manja.
"Sampai jumpa nanti malam Daddy !!"
"Aaaaaghhh, sial !!"
"Hana ..."
"Kau dimana ??" lagi-lagi Taehyung mencoba memencet bel pada pintu rumah Hana.
Sibuk dengan segala berkas dokumen pekerjaan dihadapan nya membuat Yoongi tak memperdulikan Hana.
Selesai dengan pekerjaan nya membuat ia tersadar dengan Hana yang sama sekali tak mengeluarkan suara.
Pria itu membungkuk di samping sofa menatap Hana yang tengah terlelap tidur.
"Apa Kau lelah ?" bibirnya tersenyum dan tangannya membelai lembut pipi serta surai rambut Hana.
"Tidurlah yang nyenyak Hana !!"
"Aku tak akan mengganggumu ..." senyuman itu tak luntur dari bibir Yoongi.
Yoongi beranjak kembali menuju meja kerjanya,
Ia terduduk dengan memainkan bolpoin dijari tangannya, namun matanya masih saja tertuju pada Hana.
"Ayah ??"
"Di Cafe itu ?" Taehyung menyipitkan matanya saat melihat sosok lelaki paruh baya yang mirip dengan Ayahnya.
"Apa benar itu Ayah ?" pria itu mencoba berjalan mendekat untuk memastikan.
"Waaah ternyata ada acara makan siang keluarga disini !?" Taehyung mendekati meja Ayah dan Ibu tirinya dan duduk seenaknya.
"Tae, Bagaimana kabarmu ?" Namjoon menyapa adik tirinya dengan senyuman hangat.
"Seperti yang Kakak lihat ... !!"
"Kenapa Ayah tidak mengajak ku ?"
"Apa Aku bukan bagian dari keluarga ini ?" pria itu melirik tajam sang Ibu tiri.
"Bukan begitu Tae, ..."
"Ayah tak ingin mengganggu tidur nyenyak mu !?" Tuan Kim mencoba menenangkan anaknya.
"Baiklah Aku akan pergi sekarang !?" Taehyung kembali beranjak dan hendak meninggalkan acara makan siang bersama keluarga nya.
"Makanlah bersama kami Taehyung aa !?" Namjoon berdiri menahan langkah adiknya.
"Aku merindukanmu ..." ucapan Namjoon sontak menghentikan langkah kaki Taehyung.
"Atau ... ?"
"Kita berdua bisa cari tempat makan lain jika Kau tidak merasa nyaman disini ?" Namjoon mencoba kembali untuk memberikan penawaran.
"Mungkin lain kali saja Kak !" Taehyung tersenyum menanggapi ucapan kakak tirinya.
"Ada sesuatu yang harus ku kerjakan sekarang !!"
"Baiklah ..." sang Kakak mengangguk memahami alasan Taehyung.
"Berhati-hatilah dalam berkendara !" Namjoon kembali melempar senyum dan menepuk pelan pundak adiknya.
"Sebenarnya Aku juga merindukanmu Kak ..."
"Tapi entah kenapa Aku tak bisa mengucapkan nya."
"Yang jahat itu Ibumu !"
"Diriku sama sekali tak bisa jika harus membencimu," Taehyung membawa kendaraan dengan pikiran yang tertuju pada kakak yang selama ini ia rindukan.
"Kau menyembunyikan Hana ?" Taehyung menghadang mobil Jihyo dan berbicara begitu saja.
"Apa maksudmu ??"
"Cepat singkirkan motor itu atau Aku akan menghantam nya !!" Jihyo menanggapi ucapan Taehyung dengan sebuah ancaman ketus.
"Jadi Kau benar-benar tidak tahu dimana Hana ?" pria itu masih saja memasang raut wajah sinis dihadapan mantan kekasihnya.
"Apa Kau pikir Aku ini pengasuh nya ??" Jihyo seketika meninggikan suara.
"Lagipula siapa juga yang tertarik untuk menyembunyikan gadis cacat semacam Hana ?" gadis itu mengalihkan pandangan dan kembali hendak menginjak gas mobilnya.
"Jika terjadi sesuatu padanya,"
"Kau orang pertama yang akan Aku cari !!"
"Kau ingat itu !?" Taehyung berucap ketus dengan mengarahkan telunjuk jari nya pada Jihyo.
Jam makan siang yang telah tiba tak membuat Yoongi terburu-buru membangunkan Hana, pria itu justru masih berkutat melanjutkan semua file yang diserahkan oleh asistennya.
"Apa Aku ketiduran ?" Hana tersentak dan terbangun seketika.
"Kakak kenapa tidak membangunkan Saya ?" gadis itu tampak berjalan dengan sempoyongan menuju meja kerja kakaknya.
"Kau sudah bangun ?" Yoongi menghentikan pergerakan tangannya yang sedang membolak-balik kertas putih di atas meja kerjanya dan berdiri menatap Hana.
"Aku akan segera mengantar mu pulang !" tangan pria itu tampak dengan cekatan merapikan meja yang semula penuh berkas berserakan.
"Kau lapar bukan ?"
Jam makan siang yang memang telah terlewatkan membuat Yoongi mengajak Hana untuk makan di sebuah cafe.
Gadis itu awalnya menolak, tapi akhirnya ia menuruti permintaan Yoongi.
"Kau suka makanan nya ?" Yoongi tersenyum melihat Hana dengan pipi chubby nya karena mulut yang begitu penuh dengan makanan.
Gadis itu hanya mengangguk tanpa memperhatikan sang Kakak.
"Pelan-pelan, jangan terburu-buru saat mengunyah ," Yoongi tampak mengelap bibir Hana dengan jarinya karena saus sandwich yang terlihat belepotan.
"Kakak harus segera kembali ke kantor bukan ?" suara Hana terdengar tak begitu jelas karena makanan yang berada dalam mulutnya.
Yoongi hanya tersenyum memiringkan kepalanya dan masih setia menatap Hana yang sibuk dengan makanan nya.
Atensinya teralihkan ketika seseorang memanggil namanya.
"Hana, Tunggu lah disini !!"
"Aku akan segera kembali ..." Yoongi beranjak pergi menghampiri seorang lelaki paruh baya yang memanggil namanya.
"Selamat Siang ..."
"Apa Tuan berada disini sendirian ??" mata Yoongi tampak menelisik keberadaan seseorang.
"Namjoon dan Ibunya tadi juga berada disini ..."
"Tapi mereka buru-buru pergi karena urusan masing-masing !!" Tuan Kim tampak menyambut salam dari Yoongi.
"Kau sendiri bagaimana Nak Yoongi ?"
"Apa Kau kemari bersama seseorang ?" Tuan Kim tampak melirik dengan senyuman pada meja yang di tempati Hana.
"Aaah, ..."
"Itu adik Saya Tuan," mendadak Yoongi tersenyum canggung.
"Benarkah ??"
"Apa Jihyo sudah pulang kuliah pada jam segini ?" Tuan Kim berucap seraya memeriksa arloji pada pergelangan tangannya.
"Dia ... Bukan Jihyo Tuan !" pria itu tampak sedikit bingung untuk menjelaskan.
"Lalu ??"
"Dia Hana, adik bungsu Saya !?" Yoongi berucap dengan terbata-bata.
"Hana ??"
"Apa Dia ... ?" batin Tuan Kim bergetar.
"Bolehkah Aku menemuinya Nak ?" Tuan Kim semakin penasaran dengan wajah dari adik bungsu Yoongi.
"Silahkan Tuan," Yoongi turut melangkahkan kaki dibelakang Tuan Kim dan menghampiri Hana.
Hana yang telah selesai dengan makanan nya tampak merapikan kembali seluruh peralatan makan pada meja.
"Kau ... ?"
"Hana ?? Tuan Kim terlihat gugup serta bahagia karena bisa bertemu dengan gadis yang selama ini ia cari.
Hana terkejut serta heran menatap kedua lelaki dihadapan nya.
"Kau tak mengingat ku Nak ?" Tuan Kim kembali mengajukan pertanyaan pada Hana.
Bukan hanya Hana, Yoongi pun sempat dibuat bingung dengan kalimat Tuan Kim.
"Kau yang membawa ku ke rumah sakit waktu itu bukan ?" Tuan Kim kini telah terduduk dihadapan Hana.
"Tuan ??"
"Bagaimana keadaan Tuan sekarang ?" Hana seketika tersenyum lebar dan menyalami lelaki yang tampak begitu ramah terhadapnya.
"Berkat dirimu, lihatlah ... !?"
"Aku sudah sehat kembali sekarang !!" pria paruh baya itu nampak antusias membahas perihal kesehatan nya.
"Terimakasih Nak ..." lelaki itu terlihat menggenggam tangan Hana.
"Aku benar-benar sangat berhutang nyawa padamu !?"
"Dan maaf jika Aku pernah menyakiti perasaan mu sebelumnya !?" mata Tuan Kim kini mulai berkaca-kaca.
Hari itu lagi-lagi Namjoon merasa frustasi karena tuntutan perjodohan yang kembali diungkit oleh Ayah dan Ibunya.
"Apa Aku benar-benar harus bertunangan dengan Jihyo ?" matanya menatap tajam ke jalanan panjang dihadapan nya.
Sementara Taehyung,
Pria itu masih saja mondar-mandir memperhatikan rumah Hana.
Ia begitu cemas karena tak mendapati Hana muncul di tempat biasa.
"Saya turun disini saja Kak !" ucapan Hana seketika membuat Yoongi menepikan mobil yang ia kendarai di sekitar Taman Kota tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Kakak bisa langsung kembali ke kantor sekarang !?"
"Kau yakin ??" Yoongi menoleh penuh tanya
"Kau tak keberatan untuk turun disini ?!"
Gadis itu mengangguk dan turun dari mobil kakaknya.
"Terimakasih Kak !"
Ia membungkuk serta melambaikan tangannya.
"Kau baik-baik saja bukan ?" Taehyung sibuk memeriksa dan memutar badan Hana begitu Hana menampakkan diri dihadapan nya.
"Apa Kau terluka Hana ?" antara panik dan khawatir pria itu tak menghiraukan ucapan Hana.
"Apa yang Tuan lakukan ?"
"Saya baik-baik saja !?"
"Tolong hentikan,"
"Tuan membuat Saya pusing," Hana terkejut dan tampak memegangi kepalanya.
"Kenapa Kau tak mengenakan gelang pemberian ku ??"
"Mulai sekarang kenakan gelang itu !!"
"Maka Aku tidak akan selalu berharap untuk mendapatkan cinta dan hatimu !?"
Hana terdiam mendengar ucapan Taehyung.
"Bertemanlah denganku Hana ... !"
"Karena cuma dirimu yang mau mendekat serta membalut luka dari seorang berandal sepertiku !!"
Hana masih terdiam mendengar serta memperhatikan Taehyung.
Ia merasa cukup bersalah selama ini karena selalu menghindari Taehyung dengan alasan yang tidak jelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments