Masih duduk termenung di dalam mobilnya.
Namjoon sama sekali tak ada niatan untuk kembali ke rumah orang tuanya.
Pikiran lelaki itu masih porak-poranda setiap mengingat kejadian yang menimpa Hana dirumahnya.
Berkali-kali ia membentur kan kepala pada stir mobilnya.
Air matanya kembali mengalir begitu saja melihat sweater Hana yang tertinggal didalam mobil bersamanya.
"Aku mohon jangan menyerah Sayang ?!"
"Aku mohon jangan menjauh dariku."
Isak tangisnya tak kalah pilu.
Gemericik air keran di dapur membuat Yoongi mengalihkan pandangan.
Hana, gadis itu menjalani aktivitas malamnya seperti tak terjadi apa-apa.
"Makanlah terlebih dulu," Yoongi mengambil piring serta menyajikan beberapa sandwich diatasnya.
Mata Hana masih tak teralihkan dari tumpukan perabot dapur yang penuh busa dalam genggaman nya.
Hingga akhirnya Yoongi kakaknya mematikan keran dengan sengaja.
"Kau tak harus menyelesaikan semuanya malam ini Hana !"
"Tidurlah jika lelah, menangis lah jika hatimu kecewa !" Yoongi mendadak meninggikan suara.
"Apa yang Kakak butuhkan ?" gadis itu berucap datar.
"Saya hanya tidak ingin menunda pekerjaan ini Kak !?"
"Atau semua akan lebih berantakan esok pagi," gadis itu menyalakan keran kembali dan melanjutkan aktivitas nya.
Yoongi menghela nafas kasar dan hanya terduduk diam menatap Hana.
"Saya akan makan ini !"
"Saya janji tidak akan sakit apalagi sampai merepotkan kalian."
"Kakak tenang saja."
"Dan Saya juga minta maaf karena telah merusak makan malam sebelumnya !"
"Terimakasih Kak."
Hana mengambil beberapa sandwich dan membawanya ke kamar.
"Itu semua bukan sepenuhnya salahmu Hana," pria itu menjawab kalimat adiknya dalam hati.
Gadis malang itu kembali duduk bersandar di pintu kamar.
Suara nyanyian di perut nya membuat ia menggigit besar roti isi di genggaman tangan.
Ia mencoba menikmati nya dengan semua rasa sesak serta nyeri di dalam dadanya.
"Ibu, Hana lapar !!"
Satu Minggu berlalu begitu saja.
Selama itu pula Hana hanya mengurung diri di rumah.
Ia menuruti semua perkataan Jihyo untuk tidak pergi kemanapun, namun siang itu Hana terpaksa keluar karena habisnya beberapa stok barang kebutuhan.
Hana lebih memilih toserba daripada ke pasar untuk kali ini.
Langkah Hana terhenti tatkala mendapati Namjoon yang tak lain adalah Tuan Gurunya dan telah berdiri tegak menatap lemah terhadap dirinya.
"Sayang maafkan Aku ... !?" Namjoon tanpa aba-aba mendekap tubuh Hana seketika.
Gadis itu tetap diam tak bereaksi ketika Namjoon mendekap tubuhnya.
"Tuan ... !"
"Bisakah kita melupakan semuanya ?"
"Saya minta maaf ..."
"Tolong lupakan saja semua yang pernah terjadi diantara kita !?"
"Tidak Hana, Aku mohon jangan seperti ini ?!"
"Jangan meminta ku melakukan hal itu Sayang"
"Aku mencintaimu ... !?"
"Semuanya tampak mustahil bagi Saya Tuan," gadis itu menunduk.
"Langkah kita jauh berbeda, Saya tidak bisa mengimbanginya."
"Aku yang akan menyelaraskan langkah ku untuk mu Hana !"
"Aku bisa melakukan hal itu."
Hana menggeleng sekaligus tersenyum.
"Tuan akan kalah jika bersama Saya."
"Tidak sepantasnya gadis seperti Saya berjalan bersama Tuan Namu,"
"Apa yang dikatakan oleh Ibu Tuan itu benar,"
"Saya seharusnya sadar diri dari awal !"
"Tuan jangan meminta maaf,"
"Saya yang telah salah mengartikan sikap Tuan terhadap Saya."
"Hentikan omong kosong ini Hana !"
"Tidak Tuan !"
"Tolong, hidup Saya selama ini memang sudah sulit."
"Saya mohon Tuan jangan membuatnya semakin lebih sulit !"
"Tuan tahu sendiri bukan bahwa kedua saudara Saya tidak menyukai Saya,"
"Saya tidak ingin kalau sampai Kak Jihyo mengusir Saya dari rumah."
"Saya mohon,"
Gadis itu nampak telah berlutut dan menangis dihadapan Namjoon.
"Kenapa harus seperti ini Sayang ?"
Namjoon turut berlutut bersama Hana yang terisak.
Pria itu mengusap lembut air mata Hana dan mencoba menenangkannya meskipun dirinya sendiri remuk mendengar semua perkataan Hana.
"Kau menginginkan semua ini berakhir ?"
"Kita baru saja memulai nya Hana ?"
Namjoon menggenggam tangan kekasihnya yang kian terisak.
"Aku akan melakukan apapun tapi tolong !"
"Jangan meminta ku untuk melupakan semua tentang kita."
"Jika memang Aku tak bisa memiliki mu, setidaknya Aku bisa hidup bersama kenangan yang telah ku ukir bersamamu !"
Namjoon tersenyum membelai wajah Hana,
"Maafkan Aku karena selalu membuat mu mencari jalan pulang sendirian Sayang."
"Maaf."
"Jaga dirimu baik-baik Hana !"
Namjoon berlalu pergi, dengan langkah gontai ia menjauh dari Hana.
"Saya sangat menginginkan mu Tuan."
"Maafkan gadis bodoh ini !" Hana masih sesenggukan seorang diri.
Mata sembab Hana menimbulkan sejuta tanya dibenak kakak perempuannya.
"Apa Kau menemuinya ?" sorot mata tajam Jihyo selalu mengintimidasi adiknya.
"Tidak Kak, Saya !"
"Kami hanya tidak sengaja bertemu."
"Benarkah ??"
Hana mengangguk.
"Kau ingat Ibu Namjoon sudah menjodohkan nya denganku ?"
"Jadi jangan sampai Kau berbuat rusuh Hana !!" mata Jihyo begitu tajam menatap adiknya.
Hana hanya kembali mengangguk.
"Jangan terlalu berlebihan Jihyo, lagipula Namjoon belum menyetujui nya !" Yoongi menyela pembicaraan kedua adiknya.
"Dan Hana, dia tidak sepenuhnya bersalah atas kejadian malam itu !?"
"Kakak !"
"Kenapa Kakak menjadi lebih membela gadis sialan ini sekarang ?" teriak Jihyo meluapkan amarahnya.
"Jelas-jelas karena kehadiran gadis ini semua menjadi kacau malam itu !"
"Kalau Hana tidak muncul, semua pasti akan baik-baik saja dan mungkin Aku sudah menjadi tunangan Namjoon sekarang !?"
"Gadis cacat ini selalu saja menyusahkan kita !"
"Apa Kakak lupa ?"
"Maaf Kak, Saya sungguh minta maaf,"
Hana berucap dan berlalu menjauhi perdebatan kedua kakaknya karena dirinya.
Ia mengunci pintu kamar dan merebahkan tubuh mungilnya.
"Kenapa semua ini menjadi semakin melelahkan ?"
"Kenapa diriku selalu membuat kesalahan ?" gadis itu berbicara dalam hatinya.
Hari itu Nyonya Kim mengunjungi apartemen Namjoon.
Semenjak kejadian makan malam akhir pekan yang berantakan itu Namjoon belum lagi kembali mengunjungi rumah orang tuanya.
"Joon bangun Nak !"
"Kenapa dengan dirimu Joon ?"
"Lihat lah,"
"Bukan hanya tempat tinggal tapi dirimu juga berantakan seperti ini."
"Sudahlah Bu, pergilah !"
"Sejak kapan Kamu minum alcohol Namjoon ?" ucap Nyonya Kim setengah berteriak.
Tak menghiraukan perkataan sang ibu lelaki itu melenggang menuju kamar mandi.
"Joon dengarkan Ibu Nak !?"
"Ini bukan dirimu yang sesungguhnya."
"Pergilah Bu, Saya lelah !"
"Setidaknya rapikan kembali barang-barang mu !"
"Ibu tahu Kamu kecewa,"
"Tapi kenapa harus gadis itu Joon ?"
"Apa Kamu tidak malu ?"
"Cobalah untuk mengenal Jihyo terlebih dahulu !?"
Lelaki itu kembali menenggak minuman beralkohol ditangannya.
"Ibu ingin Namjoon melupakan nya bukan ?"
"Aku sedang mengusahakan nya Bu !"
"Jadi pulang lah sekarang !"
"Ibu sangat menyayangi mu Joon," Nyonya Kim menghentikan tangan anaknya yang hendak kembali minum.
"Ibu menginginkan yang terbaik untukmu."
"Jadi cobalah untuk menemui Jihyo dan mengenalnya terlebih dulu !"
"Baiklah, Ibu pulang sekarang."
Tak menghiraukan ucapan sang ibu,
Namjoon kembali merebahkan tubuh kekarnya dan memejamkan mata.
"Hana, Aku merindukanmu !?" kalimat itu keluar begitu saja dari lisannya.
Lelaki itu pun kembali terlelap dengan mendekap sweater abu-abu milik gadis yang dikasihinya.
Hari itu langkah Hana terhenti, ia memutuskan untuk duduk di taman seorang diri.
Matanya menelisik setiap sudut taman.
Kerinduan mulai ia rasakan terhadap Namjoon.
Lelaki yang biasanya selalu menanti dan tersenyum terhadap dirinya setiap pulang belanja.
"Aku merindukanmu Tuan ?"
Gadis itu menutup mata membayangkan senyuman manis dengan lesung pipit di wajah lelaki yang ia rindukan.
"Aku juga merindukan mu Cantik !"
Bukan Namjoon Hana kenal betul dengan sapaan itu.
Taehyung telah berada di sampingnya dengan senyum tengilnya saat Hana membuka mata.
Hana hanya diam dan menunjukkan muka masam.
"Apa Aku benar ?"
"Aku telah membuat mu merindukan ku ?"
"Tuan salah."
"Saya justru benci jika harus bertemu dengan Tuan !"
"Ternyata coklat itu tak bereaksi bagus terhadap mu ?!" Taehyung mendesis kesal.
"Haaaaaaghh,"
"Seperti nya memang percuma berbuat baik pada orang lain !"
"Apa yang Tuan katakan ?"
"Kita memang harus berbuat baik pada sesama bukan ?" Hana menjawab dengan suara lembut sehingga membuat Taehyung tersenyum mendengarnya.
"Jangan berbuat baik jika itu menyusahkan dirimu sendiri !" Taehyung berucap sembari mengeluarkan rokok dan menyalakan korek api.
"Berhentilah Tuan !" tangan Hana menahan tangan Taehyung dan membuang rokok nya.
"Jangan merusak diri Tuan sendiri," gadis itu menatap cemas lelaki yang baru saja dikenalnya.
"Kau tahu Aku membeli rokok itu dengan harga yang mahal ?"
"Kenapa malah membuangnya ?"
"Apa kesehatan Tuan tidak jauh lebih mahal ?"
Taehyung kembali terdiam.
"Bagaimana luka di kaki Tuan ?"
"Apa sudah membaik secara sempurna ?"
"Itu sudah lama."
"Aku bahkan membiarkan nya terbuka dua hari setelah Kau membalut nya," ucap Taehyung sembari memperhatikan mata Hana.
"Apa Kau selalu mengunjungi tempat ini Hana ?"
"Begitulah ... !"
"Tempat ini begitu berarti untuk saya."
"Apa yang sebenarnya Tuan lakukan disini ?"
"Jangan sampai Tuan membuat kericuhan kembali !!"
"Atau Saya akan benar-benar melaporkan Tuan ke kantor polisi !!"
"Sudah ku katakan Aku mencari mu Cantik !!" senyum devil Taehyung kembali membuat Hana risih belum lagi Taehyung yang dengan sengaja mendekati wajah Hana perlahan.
"Lihatlah ketampanan ku ini ... !"
"Kau yakin tak ingin menjadi kekasih ku ?"
"Tuan memang tampan !"
"Tapi bukankah akan jauh lebih tampan jika Tuan bisa setia hanya pada satu wanita ?"
"Tuan terlihat murah jika menjual ketampanan seperti itu !?"
"Hyaaaakkk !" bentak Taehyung seketika.
"Kau ini, tidak bisakah menyaring ucapan mu terlebih dulu ?"
"Tuan tersinggung ?"
"Lupakanlah ... !!"
"Ternyata Kau gadis yang banyak bicara !"
Hana tersenyum puas karena berhasil membuat Taehyung kesal.
Taehyung pria tampan dengan sejuta pesona itu kini selalu memikirkan Hana.
Begitu banyak wanita dengan mudah ia taklukkan dan tunduk pada kemauannya.
Dunia malam seakan berada pada genggaman Taehyung.
Meskipun demikian Taehyung jarang menyentuh minuman beralkohol.
Ia tak ingin hilang kesadaran ketika bermain perempuan namun semenjak mengenal Hana, pria itu mulai mengurangi kegiatan malamnya di Club.
Itulah yang membuat beberapa wanita yang mengaku pacar nya mencari keberadaan seorang Kim Taehyung.
"Perempuan sialan !" wanita itu datang, menarik lantas mendorong Hana tiba-tiba.
Hana terkejut serta tersungkur jatuh seketika.
Beruntung dengan sigap Taehyung menopang tubuh Hana.
"Berani Kau melukai nya, akan ku patahkan tanganmu !" Taehyung mencengkeram kasar lengan Irene dan menyeretnya menjauhi Hana.
"Lepasss ... !!" Irene menghentakkan tangan Taehyung hingga terlepas lah cengkeraman kuat tangan pria itu.
"Apa ini Tae ?"
"Setelah bermain gila dengan Jihyo !"
"Selera mu turun pada gadis jalanan seperti dia ?"
"Tae Aku mencintaimu !"
"Kau mencintaiku ?"
"Lalu bagaimana dengan lelaki yang kau ajak tidur di apartemen mu ?"
"Kau sungguh sangat mahir bermain peran Irene."
"Aku tahu semuanya !!"
"Pergilah, Aku telah menemukan pengganti mu ?"
"Lebih tepatnya Aku sudah tak berminat dengan tubuhmu !?" ucap Taehyung datar sembari mengalihkan pandangan.
"Apa gadis jalanan itu telah setuju untuk tidur dengan mu malam ini ?"
"Tak apa, Kau akan lekas bosan padanya !!" ejek Irene tersenyum tipis.
"Tutup mulut picik mu itu Irene !"
"Dia gadis baik-baik, bukan seperti mu !"
"Benarkah ??"
"Apa Kau telah menikmati tubuhnya juga ?"
Satu tamparan keras mendarat di pipi Irene.
Wanita itu terkejut, baru kali ini Taehyung benar-benar bersikap kasar padanya.
Selama ini dirinya merupakan primadona di hati Taehyung.
"Kau, cepat pergi dari sini atau Aku akan semakin menghajar mu !"
"Kau tahu bukan Aku tidak pernah main-main ketika berbicara."
"Aku tidak peduli sekalipun Kau seorang wanita !"
rahang pria itu mengeras tangannya mengepal sempurna dengan nafas memburu karena menahan amarah.
"Hana, Kau baik-baik saja ?" Taehyung cemas dan menghampiri Hana seketika.
"Maaf" kalimat itu begitu mudah terucap dari mulut Taehyung lelaki dengan watak yang keras kepala di hadapan Hana.
Hana menghela nafasnya.
"Berapa banyak kekasih yang Tuan miliki ?"
"Entah lah ..." Taehyung memalingkan wajahnya mendengar kalimat Hana.
"Apa Tuan bahagia hidup seperti ini ?"
Lagi-lagi Taehyung tak bisa menjawab, pria itu hanya menampilkan wajah masam nya.
"Apa Tuan baik-baik saja ?"
Pertanyaan Hana sontak membuat Taehyung kembali menatap mata Hana.
"Tak apa jika Tuan tak ingin bercerita."
"Saya biasanya berbicara sendiri untuk menumpahkan semua kesal dan kecewa !" gadis itu tersenyum.
Lama Taehyung terdiam hingga akhirnya mulai membuka suara.
"Aku !"
"Aku merindukan Ibuku yang entah kemana."
"Ayahku mungkin telah hidup bahagia dengan istri dan anak barunya,"
"Kenapa Tuan tidak tinggal bersama mereka ?"
"Aku tidak suka."
"Dan akhirnya memilih pergi dari rumah,"
"Jika memang diriku berharga lelaki tua itu pasti mencari ku !!"
"Tapi lihatlah !"
"Dia sama sekali sudah tak peduli padaku sekarang !"
"Lagipula Aku juga tidak ada niatan untuk pulang."
"Dimana-mana yang namanya Ibu tiri pasti kejam !"
Hana menatap Taehyung dengan iba.
"Ternyata kehidupannya jauh lebih berat," batin Hana.
"Setiap manusia itu berharga,"
"Seberat apapun langkah nya kita hanya perlu berjalan melalui semuanya !"
"Jangan menyerah dengan keadaan Tuan !"
"Semangat !" ucap Hana mengangkat serta mengepal kan jarinya.
Taehyung kembali tersenyum menatap wajah teduh Hana.
"Terimakasih atas perhatian mu !"
"Aku merasa memiliki teman baru,"
"Itu jika dirimu tidak keberatan untuk berteman dengan berandal seperti ku !"
"Begitu banyak teman disekitar ku, tapi kenapa cuma gadis ini yang menanyakan tentang keadaan ku ?" Taehyung kembali berucap dalam hati.
"Bagaimana dengan dirimu ?"
"Kau selalu terlihat seperti pembantu di rumah itu !"
"Ingin kabur bersamaku ?"
Hana tersenyum mendengar ucapan Taehyung.
"Hidup Saya tergantung pada Kak Jihyo juga Kak Yoongi,"
"Mungkin mereka memang belum memperlakukan saya dengan baik sekarang."
"Tapi siapa yang tahu dengan alur takdir ?"
"Tangis dan tawa selalu datang beriringan bukan ?"
Taehyung mengangguk.
Ia tak menyangka gadis seperti Hana memiliki pemikiran yang luar biasa.
"Ambil lah ini ... !!"
"Apa ini Tuan ?"
"Anggap saja itu ungkapan terimakasih dariku !!"
"Karena Kau sudah membalut luka dan hatiku " Taehyung bergumam perlahan.
Sebuah kotak berbungkus kertas kado Taehyung berikan pada Hana.
Sore itu Taehyung merasa bahagia.
Bunga didalam hatinya seperti bermekaran setiap melihat Hana.
"Pulanglah Tuan Muda,"
"Tuan Besar sangat merindukan Tuan di rumah."
Taehyung dikejutkan dengan dua orang bertubuh kekar yang telah berada di apartemennya.
Tak lain dan tak bukan itu adalah orang suruhan Ayahnya.
"Kalian masuk tanpa izin !"
"Aku bisa menuntut kalian !"
"Pergi dari sini !"
"Aaaaah, sampaikan juga pada lelaki tua itu Aku tidak akan pernah menemui nya lagi !"
"Sebaiknya Tuan pulang dengan baik-baik."
"Sebelum Tuan Besar meminta kami membawa paksa Tuan Muda ke rumah !"
"Kalian pikir kalian siapa ?" Taehyung berteriak dan mencoba memukul kedua bodyguard kiriman ayahnya.
"Bagaimana ?" suara dari seberang tampak menuntut jawaban.
"Tuan Muda menolak dan menyerang kami Tuan."
"Beri saja pelajaran pada anak berandal itu,"
Baku hantam terjadi di apartemen Taehyung, beberapa pukulan kuat dari bodyguard ayahnya membuat wajah tampan nya memar membiru.
Hana membuka kotak pemberian teman barunya.
Ia tak menyangka lelaki itu bisa bersikap manis.
Sebuah gelang lucu berukiran kalimat "friends" tertera di pinggiran gelang.
"Teman ??"
Gadis itu tersenyum simpul.
Ia kembali teringat dan memandang coklat yang ia dapatkan dari orang yang sama.
"Ternyata Dia tidak seburuk kelihatan nya."
Pandangan Hana teralihkan setelah sepintas melihat buku koyak disudut meja kamar nya.
"Apa Tuan baik-baik saja ?" gadis itu memeluk buku pemberian dari Namjoon.
"Aku sungguh merindukanmu Tuan,"
"Maaf kan atas semua perkataan ku yang mungkin menyakiti hatimu Tuan."
"Maaf," mata gadis itu kembali berkaca-kaca.
Jihyo mengendap-endap menuju kamar Hana ia tak ingin jikalau Yoongi sampe memergoki nya.
"Buka pintunya Hana !!" Jihyo mengetuk pelan kamar adiknya.
"Sudah berapa kali aku katakan jangan mengunci pintu dari dalam, Kau masih juga tidak paham ??"
Gadis itu meninggikan suara seketika saat pintu kamar Hana terbuka.
"Maaf Kak ..."
"Cepat keluar ... !"
"Belikan rokok untuk ku !"
"Jangan sampai Kak Suga tahu."
"Kakak merokok ?"
"Kenapa ?"
"Apa itu masalah buatmu ?" mata Jihyo terlihat melotot dengan sempurna.
"Cepat laah !"
Sudah bukan hal baru bagi Hana jika ia harus keluar malam secara tiba-tiba demi memenuhi perintah kakak perempuannya.
Langkah kaki Hana terhenti ketika melihat seseorang yang terkapar di kursi taman.
Sesekali pria itu memuntahkan cairan dari dalam perutnya.
"Astaga Tuan mabuk ??"
"Aaah kenapa ini bau sekali !" ucap Hana.
"Tuan sadarlah !"
"Kenapa dengan wajah Tuan ?" Hana terkejut melihat semua memar di wajah Taehyung.
"Lelaki tua itu selalu saja berlaku tak adil padaku Hana !"
"Aku ingin memb*n*hnya !!"
"Lihat saja nanti ..." Taehyung berucap dengan setengah menangis dan tertawa.
Hana menyentuh paras tampan Taehyung saat memeriksa luka memarnya.
"Kau akan disini kan Cantik ?"
"Kau datang untuk ku ?"
"Jangan meninggalkan ku ?" Taehyung meracau setengah sadar melihat kehadiran Hana.
"Bangunlah Tuan, jangan tidur disini !"
Hana mencoba membuat Taehyung duduk namun sia-sia, badan Taehyung lebih besar darinya.
"Bagaimana ini ?"
"Aku tidak mungkin meninggalkan nya sendirian disini ?"
Untuk sesaat Hana terdiam mencari akal.
Hingga akhirnya ia memeriksa saku jaket milik Taehyung, meraba dan mencari kartu identitas pria itu.
"Kau menyentuh ku ??"
"Aku bisa memakan mu Cantik !!" Taehyung kembali meracau.
"Diam lah Tuan !" Hana tak menghiraukan ucapan Taehyung dan fokus membaca informasi dari kartu identitas Taehyung.
Gadis itu mencegat taksi dan meminta sang sopir untuk menuju alamat yang tertera di kartu identitas teman barunya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments