Kehadiran Wanita Istimewa~Kamar Sempit Di Kolong Tangga

Rasa cemas yang memuncak membuat Namjoon menyusuri setiap jalan di sekitar Perpustakaan Kota.

Langkah nya terhenti di halte bus tak jauh dari tempat ia memarkir mobil.

Namjoon pun lega karena penjaga halte mengenali foto gadis yang ia tunjukkan.

"Gadis ini sepertinya menaiki bus sekitar 15 menit yang lalu."

"Terimakasih Tuan," Namjoon bergegas melaju menuju rumah Hana.

Ia ingin memastikan Hana sampai rumah dengan selamat.

Hampir setengah jam Namjoon menunggu dengan sabar didepan rumah yang dikunjunginya.

Berharap Hana muncul dan menampakkan diri.

Tapi yang ia lihat justru seorang gadis yang mengalungkan tangan di pundak lelaki, bercumbu dengan bertaut bibir keluar dari rumah itu.

"Apa itu kakak perempuan yang dimaksud Hana ?" batin Namjoon.

Tak lama handphone nya kembali berdering.

"Tolong lah Bu , jangan sekarang."

"Apa kamu bilang ? Ibu sudah menunggu mu lebih dari 3jam di sini Joon."

"Kemana kamu sebenarnya Nak ?"

"Jangan membuat Ibu kecewa, temui Ibu di apartemen mu sekarang !"

"Baiklah Bu," Namjoon kembali memandang rumah sunyi di hadapannya.

"Hana, ku harap kau baik-baik saja ..."

Setibanya di apartemen, seketika itu pula Namjoon harus menghadapi segala bentuk pertanyaan dari Ibunya.

"Jadi kapan kamu akan pulang Joon ?"

"Ayah mu sudah sangat mengharapkan kehadiran mu di perusahaan Nak."

"Tak bisakah Ibu memberi waktu untuk diriku berpikir ?"

"Sudah begitu banyak waktu yang kami berikan !"

"Tolong lah Bu, Namjoon lebih menikmati kehidupan yang seperti ini."

"Sampai kapan, ingat Ayah dan Ibu semakin menua."

"Ayah memaksa untuk bergabung di perusahaan karena Ayah ingin kembali menjodohkan ku kan Bu ?" timpal Namjoon mengetahui kemana arah pembicaraan sang Ibu.

"Nak ..."

"Aku belum siap Bu,"

"Terlebih lagi aku tidak suka dijodohkan,"

"Aku punya pilihan sendiri."

"Tolong Ibu mengerti, Namjoon sudah bukan anak kecil lagi."

Ibunya terdiam tak mengerti harus bagaimana untuk membujuk anaknya kembali.

"Kamu yakin punya pilihan mu sendiri ?"

"Bawa dya ke rumah dan perkenalkan pada kami."

"Beri waktu agar aku bisa meyakinkan nya Bu !"

"Aku janji akan membawa nya pada Ayah dan juga Ibu."

"Ibu pegang ucapan kamu Joon !"

"Baiklah, Ibu pulang sekarang."

Terbaring lesu di atas tempat tidur, lelaki itu semakin terlihat frustasi dengan pernyataan sang Ibu.

"Lamaaa sekali, apa kau kebanyakan tidur ?"bentak Jihyo saat memasuki rumah.

"Ma'af Kak."

Yoongi dan Jihyo yang baru tiba berlalu begitu saja.

"Apa Kakak menginginkan saya untuk menyiapkan makan malam sekarang ?"

"Tidak perlu, kami sudah makan di luar," sahut Yoongi.

"Kak Suga, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya."

"Apa dia tampan ?"

"Ingat untuk menjaga sikap mu Jihyo !"

"Jangan sampai membuat kakak mu ini malu."

"Akan ada waktu nya nanti untuk bertemu dengan anak dari Tuan Kim."

"Hana, siapkan segala kebutuhan makan malam untuk besok !"

"Kami akan ada tamu istimewa."

Hana mengangguk tersenyum menanggapi ucapan Yoongi.

"Kak Suga, boleh kan jika aku belanja terlebih dulu dan mencari gaun untuk besok ?"

"Baiklah ... terserah kau saja !"

"Tamu istimewa ?" batin Hana.

Beres dengan segala tugas malam nya, Hana kembali merebahkan dirinya.

Pandangan nya menerawang ke langit-langit kamar sempitnya.

"Ibu, Hana merindukan mu."

Buliran air mata yang ia tahan sepanjang hari akhirnya jatuh membasahi pipinya.

Tiada pagi yang santai bagi Hana.

Setiap pagi Hana selalu berkutat dengan dapur dan juga pekerjaan rumah lainnya.

Tapi hari itu Hana sedikit terkejut melihat sosok yang tak asing lagi bagi dirinya.

"Bibi GeumJa ..." ucap Hana sedikit berteriak,

gadis itu seketika memeluk wanita paruh baya yang tiba-tiba ada di rumahnya.

"Non Hana sudah secantik ini ?" bibi GeumJa menanggapi pelukan hangat Hana dengan mengelus punggung Hana.

"Bibi kenapa baru kemari ?"

"Maaf Non, Bibi hanya berani datang kalau Tuan Muda yang meminta."

"Kak Yoongi ?"

"Iya Non, Tuan Muda meminta saya membantu Non Hana menyiapkan jamuan untuk makan malam nanti."

"Aaaa ..., terimakasih karena Bibi sudah menyempatkan datang dan membantu saya," senyum Hana.

Bagi Hana Bibi GeumJa sudah dianggap sebagai Ibunya.

Begitu pun dengan Bibi GeumJa yang begitu tulus menyayangi Hana.

"Kita pergi ke pasar sekarang Non ?"

"Apa Bibi tidak lelah ?"

"Saya bisa ke pasar sendiri Bi."

"Tidak Non, saya juga merindukan suasana pasar di sekitar sini."

Seperti mendapat sosok Ibunya kembali , Hana tak hentinya memeluk lengan sang Bibi selama perjalanan menuju pasar.

Hingga langkah keduanya terhenti, saat mendapati Namjoon melambaikan tangannya.

"Hana, hallo Bi,"

Bibi GeumJa tersenyum menatap keduanya.

"Bicaralah Non, saya akan belanja terlebih dulu !"

"Tuan maaf"

"Tidak Hana, seharusnya aku yang minta maaf,"

"Maaf karena meninggalkan mu sendiri di tempat asing seperti kemarin."

"Maaf ..." Namjoon menunduk serta mengusap air matanya.

"lelaki ini menangis untukku ?" batin Hana.

"Tuan, saya baik-baik saja."

"Tuan jangan khawatir ..."

Namjoon masih menunduk dan enggan memperlihatkan wajahnya pada Hana.

"Tolong jangan seperti ini , saya sungguh tidak apa-apa."

"Maaf telah membuat Tuan mencemaskan saya,"

"Seharusnya saya, ..."

"Apa mereka menyakitimu Hana ?" sahut Namjoon dengan suara serak.

"Tidak Tuan ..."

"Saya, memang seperti ini jika mereka berkata tentang kekurangan saya itu wajar terjadi."

"Kenapa saya harus merasa tersakiti ?"

Namjoon seketika menatap dalam manik mata Hana.

Melihat senyum Hana justru membuat nya semakin merasa bersalah.

"Tuan Guru jangan terlalu khawatir memikirkan hal yang telah terjadi kemarin."

"Sungguh saya baik-baik saja," senyum Hana

"Dirimu benar-benar gadis yang luar biasa Hana," batin Namjoon.

"Tuan, apa Tuan lupa tentang hadiah saya ?" Hana mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Itu ... katakanlah, aku akan memberikan nya !"

"Saya bahkan tidak tahu apa yang saya inginkan" Hana tertawa kecil.

Namjoon turut tersenyum melihat perilaku Hana.

"Maaf Tuan saya harus pergi sekarang !"

"Kasihan Bibi belanja sendirian."

"Saya permisi," gadis itu nampaknya mengingat sang bibi dan seketika itu juga ia berlalu pergi.

"Berhati-hatilah ... !" ucap Namjoon yang masih memperhatikan Hana berlalu dan semakin menjauh darinya.

Dering handphone nya seketika membuyarkan lamunan.

"Iya Bu ..."

"Bisakah kau datang ke rumah Joon ?"

"Kita berangkat untuk menghadiri jamuan makan malam ini,"

"Yoongi mengundang kita ke rumahnya."

"Yoongi ...???"

"Iya, teman yang membantu mu beradaptasi selama di Universitas dulu Joon."

"Kau melupakan nya ?"

"Aaaaa ... bagaimana mungkin Namjoon bisa melupakannya Bu ?"

"Baiklah Bu, ku usahakan untuk datang tepat waktu."

Siang menjelang sore di hari itu semua orang tampak sibuk di rumah Yoongi.

Yoongi berkali-kali memeriksa seberapa rapi kediaman yang di huni nya.

Jihyo ... gadis itu pun sibuk dengan paper bag yang dipenuhi dengan gaun belanjaannya.

Sementara Hana dan bibi GeumJa , mereka juga tak kalah sibuk di dapur menyiapkan semua menu hidangan untuk disajikan.

"Kak Suga ... , kenapa kita tidak mengundang Keluarga Kim ke restoran saja ?"

"Tidak Jihyo , Tuan dan Nyonya Kim lebih menyukai suasana makan malam yang hangat di rumah"

"Begitu pun dengan anak semata wayangnya"

"Apa Kakak kenal dekat dengannya ?"

"Dulu ..." sahut Yoongi.

Jihyo semakin berbunga-bunga.

Ia yakin anak dari keluarga Kim itu akan mudah di taklukkan nya.

Semenjak melihat potret Namjoon di HP Yoongi , gadis itu hampir tak berhenti membicarakannya.

Sebuah mobil berhenti di kediaman Yoongi.

Namjoon pun tampak sedikit terkejut

"Benarkah ini alamat tujuan kita Ayah ?"

"Iya ... , tak salah lagi !" jawab Tuan Kim yang terlihat bahagia.

Yoongi pun menyambut kehadiran mereka.

"Waaah ... ternyata kau sudah sesukses ini Hyeong (panggilan ramah bagi kakak laki-laki yang lebih tua) "

"Aku harus bekerja keras Joon , aku bukan anak tunggal seperti mu ...!!!" ucap Yoongi terkekeh.

Namjoon pun turut tertawa mendengar jawaban ketus dari Yoongi.

Dua orang sahabat itu pun kembali bernostalgia.

"Cepatlah Hanaa ... !!"

"Biarkan Bibi yang menyajikan semuanya di meja makan !!"

"Sekarang masuklah ke kamar mu ...!!!"

Jihyo menarik Hana dan mengurung nya dikamar

"Non ... , haruskah Non Hana dikunci di kamar ?"

"Kenapa ???"

"Bibi tidak suka ??"

"Tapi Non , Non Hana juga tidak akan ..."

"Dia lebih aman berada di kamarnya Bi !!"

" Kakak dan juga aku tak ingin kalau sampai Hana merusak segalanya"

"Bibi jangan pernah ikut campur"

"Ingat ... Bibi hanya seorang pelayan disini !!!"

Bibi GeumJa hanya terdiam.

Hatinya turut tersayat melihat perlakuan Jihyo dan Yoongi terhadap anak asuhnya.

Gadis manis itu terduduk ditepi ranjang.

"Siapa sebenarnya tamu istimewa Kak Yoongi ?"

"Seperti nya Kakak terlihat begitu bahagia"

gelak tawa Yoongi bersama tamunya terdengar tak asing di telinga Hana.

"Cekleeek ... !!!" pintu kamar Hana terbuka dari luar.

Nampak bibi GeumJa membawa beberapa makanan ke kamarnya.

"Non ... , makanlah terlebih dulu ..."

"Non Hana belum makan dari tadi siang"

Hana tersenyum dan mengambil alih nampan dari tangan sang Bibi.

"Nona baik-baik saja kan selama ini ?" ucap bibi seraya mengelus surai rambut Hana.

Hana terdiam dan berhenti mengunyah makanan yang telah disantapnya.

"Tuan Muda dan Non Jihyo ..."

"Apa mereka selalu memperlakukan Non seperti ini ?" mata bibi GeumJa pun mulai berkaca-kaca.

Hana hanya mampu tersenyum getir.

"Tak apa Bi , saya baik-baik saja ..."

"Kak Yoongi dan Kak Jihyo memang seperti itu ..."

"Saya bersyukur karena mereka tetap menerima saya dirumah ini ..."

"Bibi jangan khawatir" senyum Hana

Bibi GeumJa seketika memeluk tubuh Hana.

Jamuan makan malam itu berjalan dengan lancar

Yoongi dan Namjoon pun terlihat banyak berbincang.

Begitu pula Jihyo dengan kedua orang tua Namjoon.

"Adik perempuan mu memang sangat cantik Nak Yoongi"

Jihyo tersipu malu karena pujian Nyonya Kim

Yoongi pun hanya tersenyum.

Sementara ekspresi berbeda tampak pada raut wajah Namjoon.

"Jadikan dia menantuku Joon" timpal sang Ayah.

"Apa yang Ayah katakan ?"

"Ma'af saya sudah memiliki seseorang"

"Seseorang yang tidak pernah nyata !!!" sahut sang Ibu.

"Tolong lah Bu ..."

"Apa kau masih saja enggan untuk memiliki hubungan dengan wanita ?" Yoongi turut berucap.

"Aaaaah ... tolong jangan bahas hal itu Hyeong"

"Ibu tak segan-segan untuk menjodohkan mu dengan Jihyo , jika wanita itu tidak benar-benar nyata Joon"

"Bagaimana menurutmu Nak Yoongi ?"

"Itu semua tergantung pada Namjoon dan juga Jihyo karena mereka yang menjalani hubungan Nyonya"

Sepanjang acara jamuan itu senyum Jihyo tak luntur dari bibirnya.

"Terimakasih Nak Yoongi , kami sangat menikmati jamuan makan malam ini"

Keluarga Namjoon pun berpamitan.

Sepanjang perjalanan pulang Namjoon hanya terdiam.

Tatapannya hanya fokus ke depan dengan pikiran yang melayang pada diri Hana.

Bukan hanya bingung Namjoon juga dibuat penasaran atas status Hana di rumah Yoongi yang tak lain adalah sahabatnya di masa kuliah.

Episodes
1 Belajar di Taman~Kericuhan Di Meja Makan
2 Pertemuan Tak Terduga~Kesan Pertama Di Perpustakaan Kota
3 Kehadiran Wanita Istimewa~Kamar Sempit Di Kolong Tangga
4 Saudara Tak Di Anggap~Lelaki Dingin Itu Kakak Ku
5 Getaran Hati Dua Insan Manusia~Bahagia Dibalik Luka
6 Playboy Tampan Dengan Sejuta Rayuan
7 Rasa Manis Tangerin~Hening Taman Penawar Luka
8 Malam Pilu Kelabu~Berandal Yang Terasingkan
9 Untaian Kalimat Penyemangat~Siasat Sang Tuan Guru
10 Gadis Kecil Kesayangan~Perhatian Kecil Dari Sang Pelayan
11 Rasa Yang Salah~Kembalinya Sang Tuan Muda
12 Percikan Rasa Bahagia~Kehangatan Di Tengah Dinginnya Rintik Hujan
13 Kemelut Rasa Iri~Menyatu Karena Bahasa Kalbu
14 Runtuhnya Tembok Perselisihan~Ketulusan Tak Pernah Mengharapkan Imbalan
15 Mencintai Tak Harus Memiliki~Mengagumi Dalam Diam
16 Buaian Sesaat~Nafsu Tuan Guru
17 Ancaman Seorang Mantan~Makan Siang Yang Terlambat
18 Wanita Idaman 2 Bersaudara~Sahabat Tapi Cinta
19 Kasih Sayang Yang Terpendam Kini Mulai Muncul Ke Permukaan~Semua Tentang Hana
20 Wisata Masa Lalu~Bayangan Semu Sang Gadis Impian
21 Goresan Pada Luka Yang Sama Kian Terasa~Antara Nafsu Dan Amarah
22 Kesabaran Hati Seorang Berandal~Kehangatan Seorang Ayah
23 Pendekatan Perlahan
24 Obsesi Sang Kakak Lelaki
25 Sahabat Setia
26 Takdir Yang Tak Memberi Izin
27 Bunga Itu Telah Bermekaran Di Hati Sang Berandal
28 Pecahnya Keributan Di Club Malam
29 Curahan Hati Si Gadis Malang.
30 Canda Tawa Yang Kian Semanis Gula
31 Pria Tampan Sang Pembalut Luka
32 Harga Diri Yang Sesungguhnya ?
33 Isi Hati Sang Tuan Muda
34 Melepas Perlahan.
35 T-shirt Putih Basah Yang Menggoda
36 Gadis Tunangan Tuan Guru
37 Saudara Tanpa Ikatan Darah
38 Pria Lembut Sepupu Irene
39 Buliran Air Mata Penyesalan Sang Kakak Perempuan
40 Sentuhan Hana Yang Membuat Taehyung Menderita
41 Permohonan Seorang Park Jimin
42 Rintihan Manja Sang Pria Garang
43 Rumitnya Perasaan Yoongi
44 Sebuah Pesan Balasan
45 Obsesi Yang Berujung Pada Melukai
46 Sang Pemilik Hati
47 Kerinduan Sang Kakak Terhadap Adik Bungsunya
48 Mencintai, Menjaga Dan Menerima Dengan Sepenuh Hati
49 Ice Cream ???
50 Kepulangan Yang Tertunda
51 Yoongi Yang Kian Mencair
52 Kecupan Selamat Malam
53 Ketulusan Hati Sang Kakak Lelaki
54 Pikiran Konyol Sang Kakak Perempuan
55 Hana Dan Wanita Masa Lalu Tuan Kim
56 Manisnya Suasana Senja
57 Masa Lalu Yang Semakin Menjauh
58 Percakapan Hangat Antara Dua Bersaudara
59 Tuntutan Pernikahan Dari Kekasih Hati
60 Pria Muda Bergigi Kelinci
61 Nasi Goreng Istimewa Buatan Hana
62 Nasib Hana Ditangan Author !
63 Air Mata Sang Casanova
64 Kekasih Hana Yang Begitu Patuh.
65 Pajangan Yang Tak Begitu Enak Di Pandang
66 Keributan Di Rumah Sakit
67 Rasa Gugup Dalam Diri Hana
68 Perseteruan Antara Si Tampan Dan Si Gigi Kelinci
69 Rekaman CCTV
70 Hana Sang Pawang.
71 Dundi ?
72 Kecemburuan Itu Akhirnya Datang
73 Sebuah Perjalanan Panjang Keluarga
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Belajar di Taman~Kericuhan Di Meja Makan
2
Pertemuan Tak Terduga~Kesan Pertama Di Perpustakaan Kota
3
Kehadiran Wanita Istimewa~Kamar Sempit Di Kolong Tangga
4
Saudara Tak Di Anggap~Lelaki Dingin Itu Kakak Ku
5
Getaran Hati Dua Insan Manusia~Bahagia Dibalik Luka
6
Playboy Tampan Dengan Sejuta Rayuan
7
Rasa Manis Tangerin~Hening Taman Penawar Luka
8
Malam Pilu Kelabu~Berandal Yang Terasingkan
9
Untaian Kalimat Penyemangat~Siasat Sang Tuan Guru
10
Gadis Kecil Kesayangan~Perhatian Kecil Dari Sang Pelayan
11
Rasa Yang Salah~Kembalinya Sang Tuan Muda
12
Percikan Rasa Bahagia~Kehangatan Di Tengah Dinginnya Rintik Hujan
13
Kemelut Rasa Iri~Menyatu Karena Bahasa Kalbu
14
Runtuhnya Tembok Perselisihan~Ketulusan Tak Pernah Mengharapkan Imbalan
15
Mencintai Tak Harus Memiliki~Mengagumi Dalam Diam
16
Buaian Sesaat~Nafsu Tuan Guru
17
Ancaman Seorang Mantan~Makan Siang Yang Terlambat
18
Wanita Idaman 2 Bersaudara~Sahabat Tapi Cinta
19
Kasih Sayang Yang Terpendam Kini Mulai Muncul Ke Permukaan~Semua Tentang Hana
20
Wisata Masa Lalu~Bayangan Semu Sang Gadis Impian
21
Goresan Pada Luka Yang Sama Kian Terasa~Antara Nafsu Dan Amarah
22
Kesabaran Hati Seorang Berandal~Kehangatan Seorang Ayah
23
Pendekatan Perlahan
24
Obsesi Sang Kakak Lelaki
25
Sahabat Setia
26
Takdir Yang Tak Memberi Izin
27
Bunga Itu Telah Bermekaran Di Hati Sang Berandal
28
Pecahnya Keributan Di Club Malam
29
Curahan Hati Si Gadis Malang.
30
Canda Tawa Yang Kian Semanis Gula
31
Pria Tampan Sang Pembalut Luka
32
Harga Diri Yang Sesungguhnya ?
33
Isi Hati Sang Tuan Muda
34
Melepas Perlahan.
35
T-shirt Putih Basah Yang Menggoda
36
Gadis Tunangan Tuan Guru
37
Saudara Tanpa Ikatan Darah
38
Pria Lembut Sepupu Irene
39
Buliran Air Mata Penyesalan Sang Kakak Perempuan
40
Sentuhan Hana Yang Membuat Taehyung Menderita
41
Permohonan Seorang Park Jimin
42
Rintihan Manja Sang Pria Garang
43
Rumitnya Perasaan Yoongi
44
Sebuah Pesan Balasan
45
Obsesi Yang Berujung Pada Melukai
46
Sang Pemilik Hati
47
Kerinduan Sang Kakak Terhadap Adik Bungsunya
48
Mencintai, Menjaga Dan Menerima Dengan Sepenuh Hati
49
Ice Cream ???
50
Kepulangan Yang Tertunda
51
Yoongi Yang Kian Mencair
52
Kecupan Selamat Malam
53
Ketulusan Hati Sang Kakak Lelaki
54
Pikiran Konyol Sang Kakak Perempuan
55
Hana Dan Wanita Masa Lalu Tuan Kim
56
Manisnya Suasana Senja
57
Masa Lalu Yang Semakin Menjauh
58
Percakapan Hangat Antara Dua Bersaudara
59
Tuntutan Pernikahan Dari Kekasih Hati
60
Pria Muda Bergigi Kelinci
61
Nasi Goreng Istimewa Buatan Hana
62
Nasib Hana Ditangan Author !
63
Air Mata Sang Casanova
64
Kekasih Hana Yang Begitu Patuh.
65
Pajangan Yang Tak Begitu Enak Di Pandang
66
Keributan Di Rumah Sakit
67
Rasa Gugup Dalam Diri Hana
68
Perseteruan Antara Si Tampan Dan Si Gigi Kelinci
69
Rekaman CCTV
70
Hana Sang Pawang.
71
Dundi ?
72
Kecemburuan Itu Akhirnya Datang
73
Sebuah Perjalanan Panjang Keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!