Hana berkali-kali memandangi kotak tempat gelang pemberian Taehyung.
"Tak ada salahnya jika berteman dengan Tuan Taehyung bukan ?" gadis itu bergumam sembari mengusap gelang bertuliskan kata 'Teman' dalam bahasa Inggris yang telah ia kenakan.
Taehyung merebahkan dirinya dan tersenyum lega
setelah seharian mondar-mandir mencari keberadaan Hana.
"Ternyata Dia pergi bersama kakak lelakinya ?!" pria itu kembali terkekeh karena tingkah konyolnya yang telah meluapkan amarah terhadap Jihyo.
"Aaaaaah ..., Kenapa diriku begitu mencemaskan nya akhir-akhir ini ?"
Taehyung kembali memeluk guling nya, berkali-kali ia tersenyum karena mengingat ekspresi pasrah Hana saat ia memutar dan memeriksa setiap inci tubuhnya.
Pria itu juga sama sekali tak bergeming melihat puluhan panggilan dari Irene yang telah menantikan kedatangan nya.
"Tunggu saja sampai fajar tiba Irene !!"
"Aku tak akan pernah menemui dirimu ..." ujar Taehyung dengan senyum sinis pada wajahnya.
Pria itu memejamkan matanya dan terlelap dengan mudah meskipun dering ponselnya tak juga berhenti.
"Darimana saja Kau kemarin ??" Jihyo mendekati Hana yang tengah sibuk dengan aktivitas memasak nya.
"Jawab, Kau menemui Namjoon lagi ??"
"Tidak Jihyo, Hana justru ke kantor bersamaku !!" Yoongi muncul dan terlihat merapikan kancing baju kemeja putihnya.
"Apa maksud Kakak ?" Jihyo menoleh dan berjalan menyambangi Yoongi di meja makan.
"Kakak sengaja membawa nya ke kantor ??" gadis itu benar-benar terkejut dengan ucapan Yoongi.
"Apa salahnya ??" Yoongi menjawab datar dengan menuang air putih pada gelasnya.
"Apa Kau yang meminta Kak Suga untuk membawamu ??" Jihyo seketika membentak Hana yang datang membawa sepiring tumis udang wortel dimeja makan.
Gadis itu hanya menghela nafas dan menggeleng pelan.
"Cukup Jihyo !!!"
"Ini masih pagi tidak bisakah Kau membuat suasana tenang ?" nada suara Yoongi kini telah naik beberapa oktaf.
"Ada apa denganmu Kak ?"
"Apa Kakak tidak malu dengan pandangan orang-orang di kantor ??" Jihyo kembali menjawab dengan lantang.
"Aku membencimu ... !!" Jihyo menatap Hana tajam, membanting sendok serta garpu dan beranjak pergi.
"Kak ... "
"Biarkan Dia pergi Hana !!" Yoongi menghentikan
Hana yang hendak mengejar kakak
perempuannya.
"Duduk lah ..."
"Sudah saatnya Kau berada dan duduk disini bersama kami !" pria dingin itu menarik kursi dan membuat Hana duduk disana.
"Aku butuh Kau untuk menemani ku disini Hana !" Yoongi kembali berucap dalam hati dan tersenyum menatap Hana.
Hana masih tak percaya dengan perubahan sikap kakak lelakinya yang kian hangat.
Gadis itu berjalan menuju pasar dengan perasaan cemas juga bahagia.
"Apa sebenarnya yang sudah Ibu lakukan terhadap Hana ?" dengan wajah serius Namjoon menyambangi Nyonya Kim di meja makan bersama keluarga kecilnya.
"Kau kemari Nak ?"
"Duduklah terlebih dahulu ..." Nyonya Kim terlihat sumringah dan beranjak menyambut kedatangan Namjoon.
"Katakan Bu,"
"Apa yang sudah Ibu lakukan terhadap Hana sehingga ia menjauh dariku ??" Namjoon tak lagi peduli pada keberadaan Ayah serta Taehyung adiknya.
Taehyung dan Tuan Kim hanya memandang bingung terhadap kehadiran kakak tertua pada keluarga tersebut.
"Joon ..."
"Gadis cacat itu memang tak pantas untuk dirimu Nak !!"
"Apa saja yang telah ia katakan padamu ?"
"Ibu hanya kembali memperingatkan nya," Nyonya Kim dengan wajah datar menanggapi perkataan anaknya.
"Hana ??"
"Ada hubungan apa Hana dengan Kakak ?"
"Apa lelaki yang mencium keningnya waktu itu adalah Kak Namjoon ?" Taehyung berdebat seorang diri dalam hatinya.
"Bu ... !!" Namjoon kembali berucap dengan wajah memelas.
"Hentikan Namjoon !!"
"Kamu sudah menyetujui untuk bertunangan dengan wanita pilihan Ibu bukan ?"
"Atau Kau memang menginginkan serangan jantung Ibumu ini selalu kambuh kembali ??" Nyonya Kim berucap dengan tangan yang memegangi dadanya.
"Kamu harus belajar dari adikmu meskipun ia sering ke Club malam, paling tidak ia mengencani gadis yang fisiknya sempurna," ujar Nyonya Kim dengan melihat ke arah Taehyung.
"Wanita ini memang begitu pandai dalam hal bersandiwara," pria itu lagi-lagi bermonolog dalam hati hingga akhirnya Taehyung tersedak seketika saat mendengar sindiran dari Nyonya Kim.
"Jangan bawa-bawa diriku dalam urusan kalian !!" Taehyung menghentikan makan paginya dan beranjak pergi meninggalkan meja makan.
Hari-hari berlalu Hana semakin mencoba untuk memudarkan perasaannya terhadap Namjoon.
Permohonan Nyonya Kim waktu itu membuatnya tak ingin menghancurkan harapan seorang Ibu.
"Akhirnya Kau mengenakan gelang ini !?" Taehyung tersenyum sembari memegang tangan Hana yang sedang diam terlena dalam lamunannya.
"Tuan disini ?" gadis itu tersadar dan mendongakkan kepalanya seketika.
"Apa yang sedang Kau pikirkan ?" pria tampan itu berjalan perlahan sebelum akhirnya duduk di samping Hana.
"Biar ku tebak !!"
"Seseorang yang istimewa ??" ujar Taehyung dengan memiringkan kepala dengan mata yang terus menatap wajah Hana.
"Entahlah Tuan ... !!"
"Saya sudah merelakan nya ..." gadis itu tampak menghela nafas dalam.
"Kenapa ??" Taehyung kembali berucap dan memperhatikan senyum hambar di wajah gadis itu.
"Untuk kebahagiaan nya," Hana melempar jauh pandangan nya ke atas awan putih yang bergerak perlahan.
"Tapi Kau mencintainya bukan ?" pria itu berucap semakin dalam.
"Ketika Tuan mencintai seseorang dengan hati yang benar-benar tulus ..."
"Tuan akan lebih memikirkan kebahagiaan orang yang Tuan kasihi daripada perasaan sendiri," Hana menunduk dan menyembunyikan wajah lesunya.
"Apakah cinta memang selalu membuat kita menjadi sebodoh itu ?" Taehyung menghela nafas dan menyandarkan punggungnya pada kursi taman.
Hana hanya tersenyum tipis sembari menatap sekeliling taman.
"Apa Kau akan kabur lagi ?" Taehyung mendadak berbicara dengan ketus.
"Kenapa Saya harus kabur ?" gadis itu menjawab tanpa mempedulikan pria yang selalu memandangi paras manisnya.
"Kau masih ingat saat menginjak kaki ku lalu kabur begitu saja beberapa hari lalu ?"
"Kau ini benar-benar keterlaluan Hana !" Taehyung mengalihkan pembicaraan dan mengangkat salah satu kakinya.
"Ini ..."
Hana akhirnya mengeluarkan suara tawanya yang sedikit tertahan.
"Maaf Tuan !"
"Tapi Tuan benar-benar membuat Saya takut waktu itu," gadis itu mencoba untuk membela diri.
"Apa masih sakit ?" Hana berjongkok dan kembali memperhatikan kaki Taehyung yang terbungkus sepatu berwarna putih abu-abu.
Taehyung justru terdiam dengan senyuman melihat Hana yang tampak mengkhawatirkan kakinya.
"Lihatlah, Kau kalah telak Irene !" Jihyo membuka kaca mobil dan menertawakan Irene yang duduk disebelahnya.
"Diam lah, sialan." Irene menggerutu dan meluapkan kekesalannya dengan menarik rambut Jihyo.
"Aaaaaaggghhhh, Dasar perempuan gila." Jihyo kembali memaki Irene yang masih fokus memperhatikan Taehyung bersama Hana.
"Gadis itu,"
"Lihat saja, Aku akan membuat perhitungan dengan nya," Irene kembali mengepalkan tangannya.
"Kau harus membantu ku Jihyo,"
"Aku tak mau kehilangan Taehyung begitu saja."
"Baiklah."
"Apa Kau ingin melabraknya sekarang ?"
"Tidak,"
"Aku akan membuat gadis itu rusak dimata Taehyung."
"Maksudnya ?" Jihyo menampilkan raut wajah bingung nya.
"Kau ikuti saja semua perkataan ku nanti." Irene tersenyum begitu sinis sembari menatap Hana.
"Mau kemana mereka ?" ujar Irene saat melihat Hana serta Taehyung beranjak.
"Sudah pasti si dungu itu akan kembali ke rumah !" Jihyo menjawab dengan datar.
"Kau memintaku menemanimu hanya untuk melihat Hana berduaan bersama Taehyung seperti ini ?"
"Jika Aku jadi dirimu, Aku akan langsung menamparnya di hadapan Taehyung !" Jihyo kembali berucap dengan kesal.
"Aku bahkan bisa lebih sadis dari itu !" Irene dengan sengaja menginjak pedal gas mobilnya.
"Apa yang akan Kau lakukan Irene ?" Jihyo terkejut dengan ulah nekad wanita itu.
Beruntung Taehyung dengan sigap menarik dan mendekap tubuh Hana.
Tubuh keduanya terjatuh secara bersamaan di atas hijau nya rerumputan.
"Kau tak apa-apa Hana ?" pria itu segera bangkit dan kembali membawa Hana untuk berdiri.
"Saya baik-baik saja Tuan."
"Terimakasih," Hana berdiri dengan memegangi siku tangannya.
"Sepertinya diriku tak asing dengan plat nomor mobil itu, tapi siapa ?" Taehyung bertanya pada dirinya sendiri di dalam hati.
"Sialll !" Irene semakin mengeluarkan umpatan kekesalannya.
"Lihat saja, Aku pasti akan membuat dirimu kembali berlutut padaku Tae !"
Hari pertunangan Namjoon dan Jihyo telah ditetapkan.
Namjoon tak percaya dengan keputusan yang diambilnya.
Bukan karena tuntutan Ibunya,
Namjoon menyetujui untuk bertunangan dengan Jihyo justru karena perkataan yang keluar dari mulut Hana.
Lelaki itu sangat menyayangkan kenapa Hana tak mau mencoba untuk teguh berdiri dan berpegangan pada dirinya.
"Aku benar-benar melakukan nya untuk dirimu Hana !" Namjoon menyatakan hal itu dalam hatinya.
Jihyo dan Nyonya Kim tampak begitu berbahagia.
Yoongi terdiam dan menatap datar diri Namjoon, ia tak percaya akan keputusan sahabat nya itu.
Sementara Hana,
Gadis itu selalu nampak baik-baik saja.
Topeng diwajahnya terlihat begitu tebal.
Ia hanya ingin melanjutkan hidupnya seperti biasa.
"Aku tak ingin menggenggam apapun Tuhan."
"Berilah ikhlas dan sabar sebanyak buih di lautan pada hatiku."
Tuan Kim yang menyadari bahwa wajah tulus yang pernah ia rendahkan adalah salah satu adik dari Yoongi, membuat ia semakin tak mampu berkata-kata.
Sepanjang acara jamuan acara pertunangan, Tuan Kim hanya memandang iba pada gadis cacat yang selalu direndahkan istri serta calon menantunya.
Taehyung yang dari awal tak melihat senyuman di wajah manis Hana membuat ia kesal.
Pria itu turut dibuat sakit melihat bagaimana Jihyo serta Nyonya Kim memperlakukan Hana.
"Cukup !"
"Sekarang ikut dengan ku !" Taehyung menarik tangan Hana yang membuat gadis itu tersentak dan terpaksa mengikutinya.
"Kau mencintai nya bukan ?"
"Lelaki itu !" Taehyung mengarahkan telunjuk jarinya pada Namjoon.
Hana hanya diam, ia tak menghiraukan ucapan Taehyung.
Gadis itu kembali melanjutkan aktivitasnya membereskan gelas-gelas yang kosong.
"Baiklah Kau tak menjawab."
Taehyung kembali menarik dan membawa Hana ke hadapan orang tuanya serta beberapa tamu undangan.
"Ayah, aku akan menikahinya !" ucapan Taehyung sontak membuat hampir semua orang memandangi Hana dan dirinya.
"Tuan !?" Hana menarik tangannya dari genggaman Taehyung tapi cengkeraman pria itu terlampau kuat hingga ia tak berhasil lepas darinya.
"Aku mencintainya Ayah."
"Tuan lepas."
Hana menampar Taehyung dihadapan semua orang.
Gadis itu melangkah pergi menjauhi kerumunan dan menuju taman meskipun hari sudah gelap.
Lagi-lagi ia tertunduk di kursi taman dengan air mata yang ia sembunyikan.
"Ibu ..."
"Aku merindukanmu !" gumamnya perlahan.
"Aku ingin seperti anak-anak lain, yang ketika bersedih ada seseorang yang memeluk serta mengusap rambut ku,"
"Aku iri Bu,"
"Aku iri karena harus selalu menyembunyikan air mata dan menumpahkan semuanya seorang diri,"
Lagi, sesak di dada Hana membuat ia tampak begitu menyedihkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments