Jihyo kesal melihat perubahan sikap kakak lelakinya akhir-akhir ini.
Baginya Yoongi tak seperti dulu lagi,
Dahulu kakaknya selalu menuruti serta memanjakan nya.
Rasa kecewanya masih sangat terasa mengingat tamparan keras yang ia dapatkan di pipi kanan nya.
"Kenapa Kakak jadi tega sekali padaku ?"
"Dia juga sama sekali tak menegur ku ..."
"Siiaaaall !" Jihyo meremas bantal dan melemparnya ke segala arah.
Raut wajahnya berubah saat melihat notifikasi pesan masuk di ponselnya.
Dengan segera gadis itu menghubungi kembali nomor dari sang pengirim pesan.
"Oppa menikmati bubur nya ?" sapa nya dengan suara lembut nan bahagia.
"Begitulah, Ibu yang membawanya kemarin !!"
Namjoon menjawab datar.
"Terimakasih dan jangan repot-repot kembali memasak untuk ku !!" Namjoon menegaskan maksud pembicaraan nya.
"Berhentilah berharap padaku Jihyo !!"
"Aku tak akan bisa memberi apapun padamu."
Jihyo tertegun, air matanya mengalir begitu saja mendengar perkataan Namjoon.
"Kasih sayang serta rasa cinta ku telah mengalir seutuhnya untuk Hana !"
"Jika Kau memaksa untuk berada di sisiku,"
"Itu hanya akan membuat mu terluka !"
"Aku tak ingin menyakiti mu Jihyo."
"Terlebih lagi Kau adalah adik kesayangan dari sahabat ku sendiri !"
"Oppa ..." Jihyo mencoba menyela.
"Tidurlah ini sudah malam !"
"Selamat malam" Namjoon mengakhiri panggilan nya.
Jihyo kembali melempar barang-barang di kamarnya.
"Aaaaaaggghhhh ..."
"Aku membencimu Hana !!!" gadis itu berteriak dengan uraian air mata.
Amarahnya kembali membuat nya pergi mengunjungi club malam.
"Lama tidak jumpa Jihyo aa," Irene mendekati Jihyo yang duduk serta menikmati alcohol sendirian.
"Ada apa denganmu ?"
"Bukan urusanmu !!" Jihyo menjawab dengan ketus.
"Apa Kau masih marah padaku karena Taehyung meninggalkan mu waktu itu ?" Irene tersenyum karena kemenangan nya.
"Aku bahkan sudah tidak memiliki perasaan apapun pada lelaki sialan itu !"
"Dan Kau ..."
"Bukankah Kau kalah saing dengan gadis pincang yang tinggal di rumah ku ?" ejek Jihyo menanggapi.
"Kau tahu kan Taehyung sering menemui Hana di taman ?"
"Aaaah ... jelas Kau mengetahui nya, Kau bahkan membuntuti Hana !!" Jihyo tertawa lepas dan meremehkan Irene.
"Apa Kau bisa membantu ku untuk merebut hati Taehyung kembali ?" ucap Irene.
Jihyo terdiam memikirkan ucapan Irene,
"Tenang saja selalu ada imbalan jika Aku meminta tolong pada seseorang !!"
"Apa yang bisa Kau berikan ?" Jihyo berucap dengan menatap dalam mata Irene.
"Apapun yang Kau mau !"
Jihyo termenung diam memikirkan tawaran Irene dan kembali menenggak minuman.
Perbincangan ditengah bising nya suara musik membuat kedua rival itu tampak lebih akur daripada sebelumnya.
"Oppa Aku berangkat sekarang !" Jihyo beranjak dari sarapan paginya.
Yoongi hanya diam, melirik serta mengiyakan.
Pria itu masih duduk diam di meja makan meskipun ia telah mengenakan kemeja kantornya.
"Kak ..."
"Ini sudah jam 8 lebih !"
Hana mencoba mengingatkan Yoongi yang terlihat menyandarkan kepalanya di kursi makan.
"Apa Kakak tidak akan ke kantor lagi ?" gadis itu melenggang melewati Yoongi dan mencuci tangan.
Sadar kakaknya tak menanggapi, gadis itu mendekati Yoongi yang masih menutup matanya.
"Kak ... !" gadis itu panik karena mendapati suhu tubuh kakaknya yang tidak normal.
"Kakak demam ?"
"Hmmmm ..."
"Kenapa tidak memanggil Saya ?" Hana sedikit panik karena melihat wajah kakaknya yang semakin pucat.
"Tak apa ..."
"Aku hanya butuh tidur sebentar Hana !" Yoongi menanggapi adiknya dengan tetap menutup mata.
"Lebih baik Kakak pindah ke kamar,"
Hana menuntun dan mengarahkan langkah kakaknya.
"Apa Kakak pusing ?"
"Sedikit ..."
Gadis itu ke luar kamar setelah membantu kakak lelakinya rebahan, menyelimuti dan memastikan kakaknya tetap hangat.
"Kakak minum lah obat terlebih dahulu !" Hana kembali dengan membawa nampan.
"Apa perlu Saya panggilkan dokter ?"
Yoongi hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Hana.
Berkali-kali Hana memeriksa suhu tubuh Yoongi
Ia berharap suhu tubuh kakaknya bisa segera kembali normal setelah meminum obat.
"Kakak sudah tidur ?" Hana menempelkan tangannya di dahi kakaknya, gadis itu tersenyum lega ketika melihat termometer menunjukkan angka yang dikehendaki nya.
"Aku bisa beres-beres sekarang !" gumam Hana perlahan.
"Jangan pergi !!" Yoongi menggenggam tangan Hana yang hendak meninggalkan nya.
"Tetaplah disini !" pria ria itu tak melepaskan tangan Hana dan membuatnya terduduk kembali di samping tubuhnya.
Perasaan kecewa Jihyo terhadap Namjoon membuat nya menemui Nyonya Kim.
"Ibu ... seperti nya semua akan sia-sia !" Jihyo menangis dan memeluk Nyonya Kim seketika saat Nyonya Kim muncul di hadapannya.
"Ada apa Nak Jihyo ?"
"Tenang lah kita masuk dan duduk terlebih dulu !"
"Namjoon Oppa tak menginginkan diriku Ibu."
"Dia tetap saja memikirkan gadis itu !!" tangisan Jihyo semakin dramatis dihadapan Nyonya Kim.
"Apa Namjoon sudah menghubungi mu ?"
Jihyo mengangguk perlahan,
"Oppa memperingatkan diriku untuk tidak mendekati nya lagi Ibu !?"
Mendengar hal itu Nyonya Kim menjadi geram
Ia justru mengajak Jihyo mengunjungi apartemen anaknya.
"Kau selalu terlihat manis Hana," Yoongi telah bangkit serta menyentuh wajah adiknya.
Hana yang tertidur dengan posisi setengah duduk dilantai tak menyadari sentuhan lembutnya.
Hana menggeliat, Yoongi nampak terkejut serta kembali merebahkan tubuh dan menutup matanya.
"Astaga, jam berapa ini ?" gadis itu kembali mendapatkan kesadarannya.
"Kak !"
"Apa Kakak masih pusing ?" tak mendapatkan jawaban, Hana mencoba melepaskan tangan kakak nya secara perlahan.
"Maaf Kak, Aku harus membereskan kamar Kak Jihyo sekarang."
Gadis itu berdiri, merapikan kembali selimut pada tubuh Yoongi sebelum akhirnya meninggalkan kamar.
Nyonya Kim tampak memencet kasar kode pada tombol pintu apartemen putranya.
Namun pintu apartemen tak kunjung terbuka untuk Jihyo dan dirinya.
Hingga akhirnya ia mencari ponsel di dalam tas kecilnya.
"Kamu dimana Joon ?" Nyonya Kim menghubungi Namjoon dan berbicara melalui telepon.
"Ada apa Bu ?"
"Aku masih di galeri sekarang !"
"Pulanglah Ibu dan Jihyo berada di depan apartemen mu sekarang !?"
"Kenapa Kau mengganti password pintu apartemen mu Namjoon ??"
Namjoon menghela nafas dengan kasar,
"Sudah ku duga, gadis itu pasti mengadu pada Ibu ," Namjoon diam dan berbicara dalam hatinya.
"Jawab Ibu !!!" Nyonya Kim kian meninggikan suaranya.
"Namjoon sudah sampaikan pada Ibu sebelumnya bukan ?"
"Maaf Namjoon tak bisa pulang sekarang !" pria itu mematikan panggilan ibunya seketika.
"Oppa benar-benar tak ingin menemui diriku Ibu !" Jihyo kembali memamerkan tangisan nya.
"Tenang Nak, sabar !?" Nyonya Kim dengan lembut mengusap punggung Jihyo.
"Ibu akan selalu membantu mu"
"Percaya lah, hanya Kamu yang akan menjadi menantu Ibu !" wanita paruh baya itu kembali mendekap Jihyo dalam pelukannya.
"Gadis itu selamanya tidak akan pernah ku biarkan memasuki kehidupan Namjoon !"
Jihyo kembali tersenyum tenang karena merasa mendapatkan sepenuhnya dukungan dari Nyonya Kim.
"Berkendara lah dengan hati-hati Nak Jihyo !"
"Baik Ibu, terimakasih !?" Jihyo melajukan mobilnya menuju rumah.
"Apa sebenarnya yang dilihat Namjoon pada diri Hana ?" sepanjang jalan pertanyaan itu yang selalu muncul di benak Jihyo.
"Apa Aku terima saja tawaran dari Irene semalam ?"
Gadis manis bernama Hana kini terpaksa pergi keluar rumah.
Sebisa mungkin ia melangkah cepat, mengingat Yoongi sang Kakak terbaring sendirian dikamar.
Suhu tubuh Yoongi yang masih belum stabil membuat Hana buru-buru mencari persediaan Paracetamol di apotek terdekat.
Gerimis kembali turun ketika gadis itu hendak melangkah pulang.
Namjoon yang sedari tadi berada di mobil tak berhenti memperhatikan Hana.
Hingga akhirnya pria itu tak kuasa menahan diri untuk menemui gadis pujaannya.
"Kita bertemu lagi Hana ?" Namjoon berucap lembut.
Hana terpaku memandang lelaki yang selama ini ia rindukan.
Hatinya teramat nyeri hingga lisannya tak mampu mengeluarkan sepatah katapun.
Gadis itu hanya diam memandangi wajah Tuan Gurunya.
Air mata yang selama ini ia sembunyikan dari orang-orang justru mengalir begitu saja dihadapan lelaki yang dirindukan nya.
Namjoon semakin mendekat, pria itu tersenyum bahagia karena bisa kembali memeluk Hana.
"Kau merindukanku Sayang ?" tak henti-hentinya Namjoon mengelus surai rambut Hana.
"Saya membencimu Tuan ..."
"Kenapa Tuan baru muncul sekarang ?" Hana memukul dada Namjoon dengan perlahan sebelum akhirnya memeluk erat tubuhnya.
"Meskipun diriku tak muncul dihadapan mu ..."
"Aku selalu memperhatikan langkah mu Hana !?"
"Aku tetap bahagia melihat senyuman di bibirmu meskipun harus dari jauh !"
"Aku terlalu pengecut untuk menampakkan diriku di hadapan mu Sayang ..." pria itu lagi-lagi mencium lembut surai kekasih hatinya.
Kemeja putih yang dikenakan Namjoon seketika basah karena air mata Hana.
Kedua insan anak manusia itu sama-sama menumpahkan air mata kerinduan di bawah gelap dan dinginnya langit malam.
"Tetaplah muncul dihadapan Saya Tuan ?!" Hana bergumam pelan.
Namjoon melepas perlahan pelukannya dari Hana, ia memandangi wajah gadis yang dicintainya.
Membelai lembut mata dan hidung Hana dan akhirnya ia mengecup seluruh bagian wajah kekasihnya.
"Aku mencintaimu Sayang ..."
"Apapun yang terjadi nantinya," Hana tersenyum dan membalas kecupan Namjoon pada pipinya.
"Kita basah !?" ucap Namjoon mendongakkan kepalanya.
"Dan kita menangis ..." ucap Hana memperhatikan wajah lelakinya.
"Rasanya seperti mimpi," gadis itu tersenyum kembali.
"Mari hidup dalam mimpi kita Hana !" pria itu memayungi Hana menggunakan kedua tangannya.
Rintik gerimis yang kian lebat membuat Namjoon seketika mengangkat tubuh Hana dengan ala bridal style.
"Tuan !!" Hana yang terkejut sontak melingkarkan tangannya di leher Namjoon.
"Aku tidak ingin Kau sakit Sayang !" Namjoon membawa Hana menuju mobilnya.
Terduduk di dalam mobil Namjoon membuat Hana kembali mengingat semuanya.
Namun ia tak ingin pikiran negatif menguasai hatinya.
Gadis itu selalu mencoba ikhlas menerima kejadian apapun dalam hidupnya.
Hingga atensinya tertuju pada sweater abu-abu miliknya.
"Maaf, Aku tak bisa mengembalikannya padamu Sayang !"
Hana mengalihkan pandangannya pada Namjoon seketika.
"Kau tahu Hana ?"
"Aku selalu memeluk nya saat merindukanmu !"
"Aroma tubuhmu pada sweater abu-abu itu cukup menenangkan bagi diriku."
Gadis itu perlahan menyentuh ujung jari Namjoon dengan ujung jarinya.
"Jangan ragu untuk menggenggam tanganku Hana !" Namjoon menanggapi sentuhan jari Hana dengan genggaman erat.
"Karena sampai kapanpun, hatiku hanya milikmu !?" pria itu tersenyum memperhatikan wajah Hana.
"Aku harus mengantar mu pulang sekarang !"
Namjoon mengantarkan Hana dan berhenti tepat di depan rumahnya.
"Saya harus masuk sekarang Tuan !"
"Terimakasih ..." gadis itu kembali mengelus genggaman tangan Namjoon.
"Kenapa rasanya selalu sulit untuk melepas genggaman ini Hana," Namjoon hanya diam dan berucap dalam hati.
Namjoon kembali menarik Hana dalam dekapannya serta mencium kening Hana.
Bak mendapat karma dari apa yang pernah ia lakukan untuk membuat Hana kecewa,
Jihyo menyaksikan kemesraan serta ketulusan Namjoon terhadap Hana di hadapannya.
"Apa-apaan ini ??"
"Kenapa Oppa berada disini ?" Jihyo melotot serta mengeratkan rahang nya.
"Tidak, Aku harus bisa tetap tenang sekarang !" ucapnya untuk diri sendiri.
Kakak perempuan Hana itu menangis dalam diam meratapi nasibnya.
Ia masih belum bisa menerima kenyataan,
Pria yang begitu ia dambakan ternyata jauh lebih tertarik pada Hana dibandingkan dirinya.
"Tuan harus pulang sekarang !" Hana berucap dengan membelai lengan Namjoon.
"Baiklah Sayang !"
"Berhati-hatilah ..." Namjoon melambaikan tangan dan kembali melajukan mobilnya.
Hana memasuki rumah dan kamar Yoongi menjadi tujuan utamanya.
Ia mendapati kakak lelakinya yang masih memejamkan mata.
"Kak ..."
"Kakak sudah minum obatnya ?" ia melanjutkan perkataan saat Yoongi mulai membuka mata.
"Darimana saja Kau Hana ?" ucapnya lemah.
"Aku tidak bisa makan sendiri,"
"Rasanya masih terlalu pusing" Yoongi kembali membuat alasan.
Hana yang hendak menyuapi Yoongi mendadak terkejut karena Jihyo yang tiba-tiba menarik rambutnya.
"Bagus, Kamu semakin hari semakin tak tau diri Hana !!!"
"Ada apa Kak ?"
"Tolong lepaskan, sakit Kak !" Hana merintih menahan sakit pada kepalanya.
"Jangan berpura-pura lugu Hana !"
"Topeng malaikat mu itu tidak akan pernah berhasil dihadapan ku !!" Jihyo semakin memperkuat cengkeraman pada rambut Hana.
"Tolong lepaskan Kak, Saya bisa jelaskan semuanya !"
Melihat Hana kesakitan membuat Yoongi beranjak dan melepaskan paksa tangan Jihyo dari rambut Hana.
"Ada apa denganmu Jihyo !!??" Yoongi meninggikan suaranya.
"Gadis ini semakin tak tahu diri Kak !!"
"Harusnya Kakak memarahi nya ..."
"Apa Kakak tahu kalau Hana kelayapan ??"
"Dia bahkan asik bermesraan dengan seseorang !!" Jihyo menjawab dengan nada suara yang tak kalah tinggi dari kakak lelakinya.
"Apa benar itu Hana ?" Yoongi terlihat serius menatap Hana.
"Saya ..."
"Saya pergi ke apotek saat Kakak tidur tadi."
"Dan Saya juga bertemu Tuan Namjoon dijalan."
"Lalu Kau bermesraan dengan Namjoon di dalam mobilnya !!!"
"Benar bukan ??" sahut Jihyo menyela penjelasan Hana.
Hana terdiam,
Ia tak tahu bagaimana cara menjelaskannya pada Jihyo dan juga Yoongi.
"Maaf Kak ..." Hana hanya menunduk, ia tak ingin semakin membuat kisruh di kamar Yoongi.
"Maaf mu itu sama sekali tidak ada gunanya !!"
"Kak Suga masih mau membela nya ??
"Gadis macam apa yang masih tetap menggoda calon tunangan dari saudaranya sendiri ?"
"Kau benar-benar seperti perempuan j*Lang Hana !!!
Jihyo berteriak dan mendorong kasar tubuh Hana hingga terantuk pada sudut meja kaca di kamar Yoongi.
Dan seperti biasa Hana hanya diam menerima segala umpatan kata-kata kasar dari mulut kakak perempuannya.
Ia menundukkan kepalanya,
Mencoba membiarkan semua kalimat Jihyo melewati nya.
"Cukup Jihyo !!" Yoongi menarik salah satu adik perempuannya untuk keluar.
"Kenapa Kau sama sekali tak peduli pada Kakak mu ini ?"
"Apa Kau tahu Aku sakit ??"
Jihyo menggeleng dan terdiam
"Hana yang mengurus ku seharian !"
"Jika Kau cemburu, seharusnya Kau memarahi Namjoon bukan Hana !!" Yoongi mencoba kembali melembutkan suaranya
"Kenapa Kakak lebih sering membela gadis itu sekarang ???"
"Kakak juga tega menamparku hanya karena perihal pakaian !!"
"Aku kecewa padamu Kak !!" Jihyo menangis dan berlari menuju kamarnya.
Berkali-kali Yoongi menghela nafas panjang, ia sedikit frustasi menghadapi tingkah Jihyo akhir-akhir ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments