Sweater Abu-abu
Hana gadis itu seolah tak terlihat dimata kedua kakaknya.
Dya yang mengurus segalanya dirumah.
Dari menyiapkan makan, membereskan rumah, hingga melayani segala keperluan kedua kakaknya sebelum berangkat kerja dan juga kuliah.
Pendidikan Hana ??
Hana bahkan hanya mendapat pendidikan sebatas Sekolah Menengah Pertama.
Meskipun demikian Hana tak pernah berputus asa Ia mengikuti kelas gratis pelajaran Bahasa Inggris di taman.
Hana memiliki pandangan orang yang bisa Bahasa Inggris itu keren, hal itulah yang memacunya untuk bisa lebih mendalami bahasa tersebut.
"Maaf Tuan Guru, saya datang terlambat" ucap Hana menunduk dengan suara yang terdengar gugup.
"Tidak masalah Hana, segeralah duduk dan bergabung." pria itu kian ramah dan mempersilahkan Hana duduk dengan anak lainnya.
"Terimakasih Tuan" Hana membungkuk dan menuju kerumunan murid lainnya.
Namjoon terdiam serta melirik gadis yang baru saja menyapa dirinya, senyum simpul kembali terukir pada bibir pria dengan tubuh tinggi nan kekar itu.
Hana selalu mengikuti kelas Namjoon dengan antusias, selain parasnya yang manis Hana juga termasuk gadis yang cepat menguasai apa yang orang lain sampaikan.
Bukan hal baru lagi jika Namjoon menaruh perhatian lebih pada Hana
Bukan karena perbedaan fisiknya, Namjoon lebih mengagumi semangat dan antusiasme seorang Choi Hana.
Terlalu sering memperhatikan Hana dalam diam membuat Namjoon menyadari ada kebahagiaan tersendiri ketika mengenal muridnya itu.
"Gadis yang sungguh menarik" gumam Namjoon dengan mata yang setia tertuju pada Hana.
Hwang Namjoon merupakan lelaki karismatik yang memiliki IQ tinggi dan menjadi pengajar sukarelawan di Taman dekat Pasar lingkungan Hana tinggal.
"Tuan guru baik-baik saja ?"
Namjoon tersentak kaget saat salah seorang murid lelaki menyodorkan kertas hasil ulangan kepadanya.
"Yaaa tentu ..." jawab Namjoon
Senyum dimple nya terlihat ketika pria itu sedikit tertawa.
Seperti biasa Hana selalu berdiri dan menyerahkan tugasnya paling akhir
Gadis itu memang teliti.
Hal itu terbiasa Hana lakukan pada setiap pekerjaan apapun, terlebih lagi pekerjaan di rumahnya karena jika tidak cacian kedua kakaknya tidak akan pernah luput ia dapatkan.
"Tuan Guru, ini tugas saya" sapa ramah Hana ketika menyerahkan kertas ujian pada Namjoon
"Maaf, jika Tuan Guru selalu menunggu sedikit lebih lama untuk tugas saya" gadis itu lagi-lagi menunduk dan tak berani menatap mata Namjoon.
"Tidak masalah bagi saya"
"Kamu tenang saja Hana !" Namjoon nampak selalu memperhatikan Hana dengan senyum.
"Terimakasih Tuan Guru"
Hana pun pamit dan berlalu dari hadapan Namjoon.
Untuk sesaat Namjoon terpaku menatap Hana yang semakin menjauh dari pandangannya.
"Perasaan macam apa ini ?" pria yang memiliki lesung pipi itu berbicara seorang diri didalam hati
"Apa aku kasihan padanya ?" matanya masih tertuju pada arah langkah kaki Hana.
"Gadis manis, ramah, terlebih lagi senyum tulus di wajahnya" tanpa sadar sebuah senyuman kembali terukir indah dibibir nya.
"Ada apa dengan ku ?"
"Hana kenapa akhir-akhir ini kau menguasai pikiranku ?"
Namjoon berdebat dengan dirinya sendiri.
Terdorong oleh rasa penasarannya terhadap Hana, Namjoon pun beranjak mengejar gadis itu tanpa mengoreksi tugas-tugas yang telah dikumpulkan oleh anak didik nya.
"Terimakasih Bibi, maaf jika selalu mengganggu dan merepotkan bibi."
"Kenapa berbicara seperti itu ??" sahut seorang wanita paruh baya menanggapi ucapan Hana.
"Justru bibi senang kamu berkunjung setiap hari Hana,"
"Bibi jadi merasa anak bibi hadir disini." wanita yang telah berumur itu tampak muram dihadapan Hana.
"Baiklah Bibi,"
"Saya akan selalu datang dan merepotkan bibi." Hana berucap sembari tersenyum menggoda sang wanita paruh baya.
Tanpa disadari keduanya, ada sepasang mata lelaki yang tengah memperhatikan perbincangan antara Hana dan si Bibi paruh baya.
Terlihat Hana menenteng barang belanjaan yang ia titipkan dan bergegas kembali pulang menuju rumah.
Nampak seperti seorang kriminal Namjoon mengendap-endap mengikuti langkah Hana.
Sementara Hana, gadis itu sama sekali tidak menyadari seseorang telah mengikuti langkahnya
Namjoon kembali dibuat terkejut saat Hana berhenti dan masuk ke sebuah rumah yang terlihat cukup megah.
"Apa dia tinggal disini ?" pria itu tampak memperhatikan area sekeliling.
"Kenapa dengan diriku ?"
"Bisa-bisanya Aku membuntuti seseorang seperti ini" pria itu tersenyum dan berlalu pergi karena tak ingin ketahuan orang dan dianggap sebagai penguntit.
"Apa kau belanja ke negeri tetangga ?" ucap lelaki tampan berwajah pucat.
"Maaf Kak, tadi saya mengikuti sedikit pel ..." Hana tertunduk takut dengan suara bentakan dari kakak lelakinya.
"Kau pikir kau siapa ?" sahutnya kembali dan tak membiarkan Hana melanjutkan kalimatnya.
"Gadis sepertimu tak perlu hal semacam itu !!"
"Cukup bereskan rumah dan layani kami dengan baik" timpal seorang wanita bertubuh molek nan seksi.
Hana hanya menunduk dan bergegas menyiapkan makan untuk kedua kakaknya.
"Permisi Kak, hidangan sudah saya siapkan"
"Heeeeh anak dungu !!!"
"Apa saja sebenarnya yang kau lakukan di pasar ??"
"Bisa-bisanya kau membuat kami kelaparan seperti ini" Jihyo kembali berucap ketus dan meremehkan adik bungsunya.
"Aaaaaaahhh ... seharusnya kita memakluminya Kak !"
"Kaki Dia kan cacat !!" celoteh Jihyo panjang lebar serta tersenyum puas melihat kepayahan Hana.
"Maaf Kak, jika sudah tidak membutuhkan sesuatu, bolehkah saya ke kamar ?" gadis itu sama sekali tak menghiraukan ucapan Jihyo.
"Apa katamu ??"
"Jangan berani masuk kamar sebelum kami selesai makan !!!" ucap Jihyo kembali dengan nada semakin ketus.
Hana pun kembali tertatih-tatih menuju dapur
Buku merupakan hiburan tersendiri baginya, ia selalu mencoba membeli buku-buku bekas pada tukang loak di pasar.
"Apa kau tak makan ??" Yoongi muncul tiba-tiba.
Gadis itu seketika berdiri dan terkejut melihat kehadiran kakak lelakinya.
"Saya akan makan nanti setelah Kakak selesai makan" pandangan nya lagi-lagi tertunduk, tangannya ia sembunyikan dibelakang tubuhnya.
"Ada yang kau sembunyikan Hana ?"
"Tidak Kak ... Ini hanya buku resep."
jawab Hana menunduk tak berani menatap Yoongi kakak lelakinya.
Sebenarnya Yoongi mengetahui bahwa Hana mengikuti kelas Bahasa Inggris bersama anak-anak jalanan di taman.
Yoongi pun sebenarnya tidak keberatan asal Hana mampu membagi waktu hingga pekerjaan dirumahnya tak berantakan.
"Kak Sugaaa .... "
"Aku sepertinya akan pulang terlambat"
"Ada acara kampus soalnya !!"
"Kakak tidak akan melarang bukan ?" ucap Jihyo manja.
"Baiklah !!" balas Yoongi
Suga merupakan panggilan akrab dari seorang Choi Yoongi.
Yoongi terlalu sibuk mengurus perusahaan peninggalan sang Ayah, hingga ia memberikan kebebasan pada Jihyo adik perempuan pertamanya.
Alasan pekerjaan pula yang selalu membuat Yoongi harus pulang larut malam.
Malam itu semua tampak berantakan
Terlihat Hana masih berkutat membereskan pecahan gelas yang berserakan.
"Kenapa kau tak tidur ?"
"Ada apa ini, kenapa berantakan seperti ini"
Yoongi terkejut menyaksikan pecahan beling dimana-mana.
"Ini ..."
"Bukan apa-apa Kak,"
"Kakak tetaplah disana saya akan membereskannya terlebih dahulu !!" dengan telaten gadis itu memeriksa setiap sudut lantai dengan sapu ditangannya.
"Sebenarnya apa yang terjadi Hana ?" Yoongi menatap Hana dengan curiga.
"Apa Kakak ingin saya menyiapkan makan malam ?" gadis itu mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
"Aku bertanya kenapa balik tanya ???" wajah Yoongi yang serius membuat Hana kembali terdiam.
Gadis itu tampak bingung saat ingin menceritakan sesuatu pada Yoongi.
"Kak Jihyo ..."
"Dia mengamuk karena saya tidak segera menyiapkan air hangat untuknya"
"Apa Jihyo mabuk ?" Yoongi terkejut dan menaikkan satu alisnya.
Hana hanya mengangguk, Yoongi pun berlalu pergi menuju kamarnya.
Seperti itulah keseharian Hana.
Berbanding terbalik dengan Jihyo yang selalu mendapatkan apapun keinginannya.
Hana justru hanya bisa terdiam pasrah ketika keadaan menyudutkan dirinya.
Setiap malam sebelum menutup mata Hana selalu berharap esok pagi akan lebih baik dari hari ini, meskipun itu sekedar kalimat penghibur bagi dirinya sendiri.
Sementara Namjoon lelaki berdimple itu nampak semakin kebingungan di pembaringan.
"Kenapa Hana ??"
"Siapa dirimu sebenarnya ?"
"Kenapa kau mengikuti kelas ku ?"
"Gadis itu ... Kenapa harus gadis itu yang mengacaukan pikiranku ?"
Namjoon tampak berdebat seorang diri, hingga akhirnya ia memutuskan untuk memejamkan matanya.
Pagi hari merupakan waktu yang sangat sibuk bagi Hana , makanan harus selalu tersedia sebelum kedua kakaknya turun ke meja makan.
"Duduklah ... kau bisa sarapan disini Hana" Yoongi berucap begitu lembut pagi itu.
"Terimakasih Kak, saya sudah terbiasa makan di dapur "
mendengar hal itu entah kenapa dada Yoongi terasa sedikit sesak.
"Apa maksudmu ???"
"Kau memberikan makanan sisa untuk kami ?? "Haaaaa ...... ???" Jihyo membanting pisau serta garpu ditangannya serta berucap dengan sorot mata tajam.
"Kak Jihyo ..... tidak seperti itu Kak"
"Sungguh Saya hanya menyisihkan sedikit makanan untuk saya makan" Hana kembali mencoba untuk menjelaskan perkataannya.
"Hyaaaakkk ..."
"Itu sama artinya !!" Jihyo dengan suara lantang tetap bersemangat untuk memaki-maki Hana.
"Cukuupppp !!!"
"Aku hanya ingin makan dengan tenang !!" lelaki tertua pada tiga bersaudara itu nampak menggebrak meja.
"Kak Suga membelanya ??"
"Kakak tidak ingat gara-gara Dia ... !?"
"Cukup Jihyo, aku tidak ingin berdebat sekarang"
Semua orang terdiam, Yoongi memang segarang itu ketika naik pitam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Liliani Dewi
semangat kak
2023-06-17
0