Aster keluar dari kamar dengan wajah segar, rambutnya dicepol dengan pakaian santai melangkahkan kaki lalu duduk di sofa menghadap Gaishan yang sudah memicingkan mata saat Aster menatapnya.
"Ada apa?" tanya Aster santai.
"Kau tidak lihat aku membawa setumpuk berkas yang harus kamu tandatangani!" ujar Gaishan kesal.
"Oh!" jawab Aster singkat mengambil berkas membukanya dan menandatanginya.
Erhan sudah duduk disebelah Aster setelah menyodorkan jus jeruk ke Gaishan. Kedua lelaki itu saling memandang dengan tatapan datar.
"Sudah!" seru Aster menyimpan berkasnya membuat Gaishan beralih menatap Aster.
"Ada lagi?" tanya Aster menautkan alisnya.
"Kenapa kamu memilih apartemen yang bersebrangan dengan apartemenku?" tanya Gaishan.
"Tidak ada alasan!" ujar Aster menyenderkan punggungnya disofa.
"Kamu masih belum puas menghancurkan ku?" tanya Gaishan dengan sorotan tajam.
"Tentu!" jawab Aster singkat.
"Cih.. Wanita murahan sepertimu sangat pendendam!" ujar Gaishan mengejek membuat tangan Aster mengepal.
"Apa kamu begitu mencintaiku? ah tentu saja kau sangat menyukaiku bahkan hingga saat ini kamu tidak bisa move on!" ejek Gaishan sambil tertawa.
"Aku kasihan padamu Aster!" lanjutnya dengan tatapan tajam dan Aster membalasnya tidak kalah tajam.
Erhan menghela nafas menyaksikan pertempuran mantan kekasih dihadapannya. Sebenarnya Erhan juga tahu Gaishan itu mantannya saat pertama kali bertemu di kantor Aster.
"Berhentilah kamu terlalu percaya diri Gaishan!" ujar Aster datar.
"Hah! itu faktanya Aster! kamu masih membuntutiku!" ujar Gaishan menyombongkan diri.
"Kau lihat wanita yang telah melahirkanmu dibalkon itu!" ujar Aster dengan tatapan tajam.
"Apa maksudmu Aster! kau ingin mencelakai ibuku!" teriak Gaishan matanya menyala.
"Tidak Gaishan! Dia yang membuat aku sadar akan arti hidup!" ujar Aster tenang setelah menyulut emosi Gaishan.
"Aku tidak mengerti maksudmu!" ujar Gaishan.
"Aku sangat ingin membunuhmu Gaishan!" ujar Aster sambil menyerigai.
"Ambilkan aku pisau Erhan!" ujar Aster membuat Gaishan tercekat ketakutan dan Erhan kebingungan.
"Aku rasa urusanku sudah selesai!" ujar Gaishan bangkit dari duduknya membuat Aster tertawa.
"Minumlah dulu Gaishan! aku tidak serius dengan ucapanku!"ujar Aster membuat Gaishan kesal.
Gaishan meraih gelas yang berisi jus jeruk dan meminumnya sampai habis. Aster tersenyum dengan tatapan membunuh.
"Aku memasukan racun dalam jus itu!" ujar Aster membuat Erhan tersenyum samar.
Gaishan terbelalak dan berlari ke westafel dapur Aster berusaha memuntahkan minuman yang sudah tertelan.
"Aku bercanda Gaishan!" teriak Aster tersenyum puas.
Gaishan langsung berjalan menghentakan kaki dan menyabet berkas keluar dari apartemen Aster. Kini hanya Aster dan Erhan didalam apartemen tersebut.
Aster duduk disofa yang menghadap seberang apartemennya, yang menampilkan sosok wanita sedang menjemur pakaian. Aster tersenyum sangat indah, Erhan memperhatikannya.
"Kenapa kamu terus menganggu Gaishan?" tanya Erhan.
"Aku tidak menganggunya, aku justru menolongnya! " ujar Aster masih memandangi wanita yang sudah keriput dibalkon.
"Kenapa kamu menolongnya Aster? kamu sudah tidak memiliki hubungan dengannya!" ujar Erhan.
"Karena wanita disana Erhan!" ujar Aster menoleh pada Erhan.
Flashback on
*Aster dengan balutan baju toga memegangi ijazahnya mencari sosok kekasihnya yang hilang di keramaian para wisuda. Namun, Aster terus berusaha mencarinya dia menginginkan sebuket bunga setidaknya dari Gaishan, dia sudah tersenyum sumringah.
Namun pandangannya terhenti saat, kedua bola matanya menangkap sosok kekasihnya bersama sahabatnya tengah berciuman, yang lebih menyakitkan sahabatnya bersorak melihat pemandangan itu.
Aster seperti patung tidak berkutik, bahkan tidak bisa berjalan hanya sekedar untuk menampar kedua orang itu. Tanganya mencengkram erat ijazahnya, sesak sangat sesak hatinya, air matanya menetes, namun ada kekuatan apa langkahnya mundur berlari tak tentu arah hingga dia berada ditengah jalan yang bersuliweran mobil besar, hanya butuh 3 detik saja badan Aster akan hancur dilindas bus, namun seorang wanita renta menarik kuat lengan Aster.
Aster dan wanita itu terjatuh dipinggir jalan, Aster hanya menanggis, wanita itu sama sekali tidak marah, justru memeluk gadis yang tak dikenalnya.
"Cupcup nak, jangan sedih! apapun masalahmu jangan kau membunuh dirimu nak! jangan lari dari masalah! jadilah orang kuat!" seru wanita tersebut.
Aster hanya mengangguk pelan, dan menguraikan pelukannya, menatap wajah wanita yang menolongnya.
"Aku tidak akan melupakanmu bu!" ujar Aster mengecup kedua tangan wanita tersebut sambil menangis.
Aster melepaskan kalung yang dikenakannya, itu adalah kalung liontin pemberian Gaishan, kalung yang sangat berharga.
"Jika ibu membutuhkan sesuatu datanglah padaku! tunjukan kalung ini! namaku Aster!" ujar Aster sambil berlalu meninggalkan wanita itu.
Flashback off*
"Itulah alasanku berada disini Erhan!" ujar Aster.
"Aku tidak menyangka seperti itu!" jawab Erhan pelan.
"Satu sisi aku ingin menghancurkan anaknya disisi lain aku ingin membalas jasa ibunya!" ujar Aster.
"Memasukan Gaishan ke tempat kerja karena ibunya?" tanya Erhan menatap lekat manik Aster.
"Iya!" jawab Aster singkat.
_
_
_
_
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
❣︎𝔪𝔟𝔲𝔩𝔩🌹❣︎★TᗪY ᖴ4ᗰ$★
semangat terus Kaka ..
2020-10-15
0
Meinidar Aisyah
semangat thoorr nulisnya 💪
terus berkarya
2020-07-16
1
SUSANTA
3 like tertinggal mndaratt kaka..👍👍
smngattt...💪💪😊
2020-07-12
1