Dahlia menyeret Aster menuju salah satu kafe terdekat dengan kantor. Dahlia teman yang beda jurusan dengan Aster tapi dia sangat akrab.
"Jadi kenapa dia ada dikantormu Aster?" todong Dahlia.
Aster sibuk mengaduk tehnya, lalu menyenderkan punggungnya dikursi dengan kedua tangan dimasukan ke saku blezer.
"Dia kehilangan pekerjaannya! sedangkan dia memiliki seorang anak kecil!" jawab Aster.
"Aku yakin bukan hanya itu alasanmu memperkerjakan dia diperusahaanmu!" selidik Dahlia menatap mata Aster.
"Aku memperkerjakannya untuk menumpahkan segala amarahku padanya!" jawab Aster memiringkan kepalanya.
"Gila kamu! kau memang pendendam dan pemarah!" ujar Dahlia membuang muka.
"Iya itulah aku Lia! kau tahu sendiri kenapa aku memperkerjakan lelaki begitu banyak diperushaanku!" ujar Aster.
"Aku tidak tahu?" jawab Dahlia sambil menyeruput minumannya.
"Aku memperkerjaan mereka untuk kumarahi! setiap melihat wajah lelaki semuanya terlihat seperti Gaishan!" ujar Aster mencondongkan tubuhnya.
"Wah, sepertinya memang rusak mata hatimu!" ujar Dahlia.
Aster hanya melemparkan senyuman lalu menyeruput minuman digelasnya.
"Jadi apa rencanamu untuk Gaishan sekarang?" tanya Dahlia.
"Itu rahasia!" Jawab Aster.
"Hey aku temanmu, masa kau tidak mau berbagi!" ujar Dahlia.
"Liaaa! semenjak aku tahu teman sekelasku menghianatiku! aku tidak percaya lagi dengan yang namanya pertemanan!" ujar Aster serius.
"Oke oke Aster, aku paham! tapi kamu tidak akan melakukan hal konyol seperti dulu?" tanya Dahlia khawatir.
"Tidak akan! sekarang aku akan melakukannya secara halus! Aku akan menghancurkan rumah tangga mereka dengan caraku!" ujar Aster dingin menatap gelas dihadapannya.
Perkataan Aster cukup membuat bulu kuduk Dahlia merinding. Ia tahu Aster tidak pernah main-main dengan ucapannya.
"Apa orang tuamu tahu, kalau kamu memperkerjakan Gaishan diperusahanmu?" tanya Dahlia.
"Tidak Lia! kau harus merahasiakannya!" ujar Aster singkat.
Dahlia menatap sayu pada Aster, menyenderkan punggungnya dikursi. Aster yang dihadapannya seperti gunung es, tapi hatinya sangat rapuh.
"Aku tahu kamu orang baik Aster!" ujar Dahlia.
"Terima kasih!" jawab Aster.
"Kamu masih mencintai dan mengharapkan Gaishan!" ucap Dahlia.
"Tidak Lia!" jawab Aster cepat.
"Jangan bohong! kamu memiliki kebiasaan membantu Gaishan sejak kuliah! kamu selalu membayarkan uang semesterannya! kamu juga membayar biaya persalinan Peony! Aku tahu! diam-diam kamu selalu mengawasinya!" jelas Dahlia menatap tajam Aster.
"Itu tidak bisa diartikan cinta! itu hanya kewajiban menolong!" elak Aster.
"Siapa yang membayarkan uang muka apartemen Gaishan dengan Peony? kamu kan!" jelas Dahlia membuat Aster bungkam.
"Kamu masih memiliki sisi baik Aster! kumohon jangan besarkan dendammu!" ucap Peony memelas.
"Biarkan aku melakukan yang ingin aku lakukan Lia sampai puas! kamu belum pernah merasakan sakitnya dikhianati!" jawab Aster dengan menatap tajam Dahlia.
Dahlia menatap mata Aster tampak penuh emosi, ia memilih mengalah, tidak suka berdebat dengan Aster yang selalu ingin menang.
----*****----
Aster kembali ke kantornya dan naik ke lantai 6 tempat kerjanya, dia nampak tidak memperdulikan para pegawainya yang menghomat saat ia melewatinya. Sebelum masuk ruangannya, Aster menghampiri sekertarisnya.
"Apa agendaku selanjutnya?" tanyanya.
"Untuk hari ini ibu harus memeriksa berkas laporan! besok siang makan bersama assosiasi wanita, dan rapat perusahan membahas ulang tahun perusahaan bulan depan!" jelas sekertarisnya.
"Rapat dengan pemegang saham kapan? dan kunjungan ke Flores?" tanya Aster.
"Sudah dijadwalkan minggu depan bu, untuk kunjungan ke Flores pihak panitia mengundurnya minggu depan juga, saya sudah atur setelah rapat pemegang saham! untuk tiket ke Floresnya sudah saya siapkan bu!" Sekertarisnya menjelaskan rinci.
"Bagus terima kasih Clematis!" ujar Aster tersenyum lalu berlalu masuk ruangannya.
Deg
Jantungnya berdebar saat mendapati seikat bunga Aster di meja kerjanya, kenangan masa kuliahnya terlintas kembali melihat bunga Aster yang disimpan diatas tasnya setiap masuk kelas.
"Apakah ini kerjaan Gaishan lagi?" ujar Aster seorang diri.
Bunga Aster itu diraihnya, dihirup baunya. Bunga yang mengambarkan namanya itu membuatnya bangga memiliki nama yang sama dengan bunga indah itu.
"Clematis! siapa yang mengirim bunga Aster padaku?" teriak Aster.
Clematis langsung masuk dengan terburu-buru, matanya jatuh ke seikat bunga ditangan Aster.
"Saya tidak tahu bu!" jawab Clematis.
"Masa kau tidak tahu? kau kan berada diruang depan ruanganku!" tanya Aster memandang heran Clematis.
"Sepertinya bunganya disimpan saat saya ke toilet tadi bu!" ujar Clematis tersipu malu.
Apakah aku harus menanyakan ini pada Gaishan? batin Aster.
_
_
_
_
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
pangeran
sebenernya ini kisah sering dijumpai dlm kehidupan sehari2... pacaran sm temen trs nikah sm temen yg dipacarin... huahahaha
2021-01-05
0
Timmy Time
dasar gaishan suka sama peini tapi pacaran sama aster buat Deket sama Peony emang gak ada akhlak
2020-11-18
3
neza קק"ל
sakit bgt tahu di khianati apalagi Ama temen sendiri. bagi yang mengalaminya pasti tahu sakitnya sprti apa , wlwpun sudah move on jika teringat kembali ke masa itu , sakitnya masih terasa
2020-11-14
2