Matahari sudah berganti dengan sinar bulan menerangi bumi. Aster memakirkan mobilnya di garasi rumah yang mewah. Aster dengan santai membawa tasnya menuju pintu rumah yang belum dikunci, seorang pelayan menghampirinya.
"Non Aster akhirnya pulang juga, " seru seorang pelayan baru baya.
"Iya bi, bunda sama ayah dimana?" tanya Aster.
"Ada diruang makan non, langsung gabung makan malam saja non!" ajak pelayan tersebut.
Aster menganggukan kepalanya, berjalan menuju ruang makan menghampiri bundanya, sambil mengecup pipinya.
"Bunda," ujar Aster tersenyum.
"Anak bunda ini masih ingat pulang juga!" ujar bundanya dengan nada pura-pura kesal.
"Iya dong, kakak kangen sama bunda" ujar Aster tersenyum sambil menghampiri ayahnya dan mengecup tangannya.
"Bagaimana kau sehat?" tanya ayahnya.
"Ayah bisa lihat aku sangat sehat!" ujar Aster dengan sumringah.
Aster lalu berjalan dan mengucek rambut adiknya, Azalea merasa kesal karena ulah jail kakakanya.
"Kakak ini!" berenggut Azalea.
Aster hanya tersenyum berjalan ke westaffel mencuci tangannya dan duduk disamping adiknya. Bundanya langsung mengambilkan makanan untuk Aster.
"Makasih bunda, aku udah gede loh, bisa ambil sendiri," goda Aster sambil melemparkan senyuman pada bundanya.
"Udah gede juga, dimata bunda kamu tetap anak kecil!" ujar bundanya.
"Bagaimana keadaan perusahaan kakak?" tanya ayahnya sambil menyuap makanan.
"Ayah, bunda gak suka kalau lagi makan bahas kerjaan!" tegur bundanya memberikan tatapan tajam.
"Ayah cuman pengen tahu aja!" balas ayahnya mengelak.
"Iya tapi kan bisa nanti dibahasnya!" bela bundanya.
"Perusahan lancar kok, sebentar lagi kakak akan launching produk kecantikan, terus nanti diacara ulang tahun perusahaan kita juga bakal promosi untuk mendapatkan tender!" ucap Aster menjawab pertanyaan ayahnya.
"Bagus! bagaimana kerjasama dengan yang di Flores?" tanya ayahnya.
"Tuh kan ayah itu tadi cuman pengen tahu, tapi ujung-ujungnya bahas urusan kerja dimeja makan!" gerutu bundanya.
"Gak apa-apa bunda, cuma nanya dikit kok ayah," ucap Aster tersenyum.
"Yang di Flores minggu depan sekalian menghadiri semiar Yah," balas Aster melirik ke ayahnya yang mangut-mangut.
"Lalu bagaimana hubungan sama Erhan?" tanya bunda mengalihkan topik.
"Baik kok bund, " ujar Aster sambil menyuap makanan.
"Jadi kapan mau meresmikan hubungan kalian?" tanya bundanya.
"Iya Nak, kau harus segera menikah dengan Erhan!" dukung ayahnya.
Aster menghela nafas, merasa malas setiap membahas pernikahan.
"Kakak! bunda pengen kamu bahagia, kamu juga udah cocok untuk menikah! Erhan juga orang baik-baik, kamu sudah move on kan dari mantan yang itu? sudah waktunya membuka diri dengan orang baru!" cerocos bundanya.
"Iya bund," jawab Aster singkat fokus makan.
"Kalau begitu setidaknya kalian tunangan dulu, bagaimana?"tanya bundanya.
"Gak perlu tunangan-tunangan bund, langsung nikah aja," seru ayahnya.
"Gak perlu tunangan deh bund! Erhan udah ngasih cincin nih! nanti kalau kita sudah sepakat kita pasti nikah!" ujar Aster agar bundanya berhenti membahas pernikahan.
"Erhan ngasih kamu cincin? beneran?" seru bundanya girang.
Bundanya langsung meraih tangan Aster yang jari manisnya sudah dilingkari cincin bertahtakan permata biru.
"Ini cincin sangat mahal sekali sayang! Erhan memang calon mantu idaman bunda!" puji bundanya tersenyum menatap cincin ditangan Aster.
"Emangnya menantu idaman bunda kayak apa?" tanya Azalea ikut nimbrung.
"Hmm.. Yang seperti Erhan dong! kamu belum saatnya ya nikah sayang, tunggu kakakmu dulu! nanti bunda sendiri yang akan mencarikan untukmu! Jadi jangan pacaran!" tegas bundanya menjawab pertanyaan Azalea.
"Lea cuma nanya aja bunda," Azalea mendengus kesal.
"Pokoknya menantu idaman bunda itu yang tampan, mapam, tidak pelit, ilmu agamanya baik, menghormati wanita dan dari keluarga yang baik-baik!" jelas bundana.
"Ooh gitu, " tanggap Azalea kembali makan.
"Ah, Kakak mulai sekarang tinggal dirumah ya? gak baik perawan tinggal sendirian di apartemen!"pinta bunda.
"Kakak gak bisa bunda! apartemen kakak lebih dekat sama kantor!" tolak Aster.
"Itu alasan klasik kakak!" bantah bundanya cemberut.
"Ayolah bunda, ngertiin kakak ya!" mohon Aster pada bundanya.
"Boleh! tapi ingat menjelang nikah sama Erhan, kakak harus tinggal dirumah!" tegas bundanya.
"Iya bundaku sayang, " ujar Aster sambil tersenyum senang.
Alasan Aster tetap tinggal diapartemennya, karena gedung apartemennya berhadapan dengan gedung apartemen Gaishan. Aster merasa senang dapat mengawasi keluarga mantannya disana.
_
_
_
_
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Momz Aulya
dsr sampah,,,, gk bs move on dr mantan... bener2 gk punya harga diri bgt, yaaa
2020-11-08
4
🦋stary🌼🌸🌼
aster ayooo move on.. mantan kaya gt ko mash di peduli in...
ada yang baik tuh lg nungguin km ...
2020-10-08
0
InggitAnjni
Keluarga mantan kok masih di awasi sih kalo aku mah gak mau ku lihat lagi itu keluarga
Next kak Rin sayang
2020-07-07
2