Aster dan Erhan hening menikmati semilir angin yang masuk melalui celah jendela apartemennya. Hari minggu hanya dihabiskan untuk berdiam diri diapartemen bagi Aster sudah biasa.
"Kau lapar?" tanya Erhan melirik Aster.
"Sangat!" jawab Aster dan suara perutnya pun terdengar.
krucuk krucuk
Erham pun tersenyum mendengar suara perut lapar Aster. Meski berusaha tenang semburat merah memenuhi pipi Aster.
"Kenapa kamu diam saja kalau lapar!" ujar Erhan sambil bangkit dari sofa menuju dapur.
"Apa yang akan kau lakukan Erhan?" seru Aster.
"Memasak! kau mau membantu?" tanya Erhan.
Aster melangkah ke dapur, melihat Erhan mengeluarkan beberapa sayuran dan daging di lemari kulkas.
"Kita tidak beli online saja?" tanya Aster menyender digawang pintu.
"Tidak! aku takut kau sakit perut! kemarilah bantu aku!" seru Erhan sambil terus memotong sayuran.
Aster dengan gontai mendekat ke arah Erhan, mengambil sayuran yang dipotong Erhan dan mencucinya. Erhan dengan lihai membumbui daging filet tersebut. Aster menyalakan kompornya.
"Kamu harus pakai celemek kalo didapur!" ujar Erhan membalikkan badan Aster lalu memasangkan celemek, posisi Erhan saat mengikatkan tali seolah sedang memeluknya.
Deg
Deg
Deg
"Hati-hati minyaknya sudah panas!" ujar Erhan mengeser Aster.
Tidak mungkin aku menyukainya!"batin Aster sambil menormalkan degup jantungnya.
"Hey jangan bengong Aster!" tegur Erhan.
"Aku akan masak sop!" ujar Aster buru-buru.
Erhan tersenyum melihat Aster yang salah tingkah olehnya.
"Aku tidak menyangka kamu suka memasak, aku pikir kamu wanita manja!" ujar Erhan sambil membalikan daging diatas teplon.
"Kalau aku wanita manja kenapa?" tanya Aster sambil menuangkan air ke panci.
"Hmmm.. Aku akan memanjakanmu!" ujar Erhan asal.
"Wah sayangnya aku bukan wanita manja, dan aku tidak bisa kau manjakan!" ujar Aster.
"Tapi melihat kebersamaan ini, aku jadi ingin sekali cepat menikahimu!" ujar Erhan.
"Aneh kau ini, jadi cowok ngebetan nikah!" ujar Aster kesal.
"Memangnya salah? nanti saat aku sudah menikahimu, aku ingin kamu dirumah saja! biar aku yang urus perusahaanmu!" ujar Erhan tersenyum.
" Oh jadi selama ini kamu mengejar perusahaanku! pantas saja kamu ngebet nikahin aku!" oceh Aster sambil menyerang Erhan dengan spatula.
"Bukan gitu Aster!" elak Erhan namun Aster terus menghujaninya dengan pukulan spatula.
--------******--------
Malam pun tiba, Erhan masing asyik menonton bola di televisi. Aster berjalan ke arahnya, duduk disamping Erhan yang serius menonton bola.
"Kamu tidak pulang?" tanya Aster membuat Erhan menoleh.
"Kalau aku pulang ayah akan marah!" ujar Erhan kembali menonton.
"Kamu tidak akan pergi ke Jerman?" tanya Aster.
"Kau sangat ingin aku tidak pergi?" tanya balik Erhan dengan mengangkat satu alisnya.
"Bukan begitu maksudku!" Aster berdecih.
"Aku paham! aku akan berangkat besok! aku sudah memesan tiketnya! biarkan aku menginap semalam disini!" ujar Erhan kembali menonton.
"Baiklah!" ujar Aster bangkit dari duduknya tapi Erhan menarik tangannya sehingga Aster duduk dipangkuannya.
"Erhan apa-apaan kamu!" tegur Aster.
"Aku ingin memelukmu!" ujar Erhan.
"Aku tidak mau!" tolak Aster.
Erhan melepaskan cengkaraman tangannya, Aster pun bangkit dari duduknya. Aster sesekali menoleh pada Erhan yang fokus menonton bola. Dia berjalan memasuki kamarnya, saat hendak menutup pintu, Aster kaget Erhan berada dibelakangnya.
"Erhan kamu ini!" teriak Aster.
"Kenapa kamu kaget?" ujar Erhan santai.
"Kenapa kamu disini?" tanya Aster.
"Mau tidur! kita tidur bersama!"ucap Erhan langsung berjalan hendak mendekati kasur namun ditahan lengannya oleh Aster.
"Erhan aku bukan wanita murahan! aku juga masih menghargai adat ketimuran!" ujar Aster membuat Erhan tersenyum.
"Baiklah! kalau begitu menikahlah denganku"ajak Erhan.
"Sudah Erhan, kamu tidur dikamar sebelah!" usir Aster yang diturutinya.
-------*****-------
Aster terbangun jam 3 pagi karena suara alarm, Ia menoleh ke kamar sebelah tapi tidak mendapati Erhan disana.
"Kemana dia?" tanya Aster seorang diri.
"Siapa?" tiba-tiba suara Erhan mengagetkan Aster.
Erhan sudah berpakaian rapi, akan berangkat ke Jerman. Ia melirik jam ditangannya.
"Aku akan berangkat!" ujar Erhan menatap Aster yang masih tetap cantik meski bangun tidur.
"Oh iya!" ujar Aster menunduk.
Erhan mendekat ke arah Aster dan mengucek rambut dikepala Aster.
"Jangan genit ya! aku akan pulang minggu depan!" ujar Erhan.
"Memangnya aku terlihat genit!" Aster mendongkakan kepalanya.
Satu kecupan kilat dikening Aster mendarat, Erhan berjalan tersenyum meninggalkan Aster yang mamatung dan kesal.
_
_
_
_
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Riski Pratiwi
next kakak 😍 semangat ya 🤗
2020-07-13
1