Aster diperjalanan pulang dari makan malam dengan keluarga Erhan perutnya penuh dengan makanan membuatnya terserang kantuk hebat, beberapa kali ia menguap dan menyenderkan kepalanya di jendela mobil. Erhan yang saat itu mengantar pulang tidak membawa mobilnya sendiri dan membiarkan sopir mengendarainya.
Erhan melihat beberapa kali Aster terbentur ke jendela mobil, langsung ditarik kepala Aster agar tertidur dipahanya. Aster tidak berontak karena sudah mengantuk berat.
Terima kasih Aster untuk malam ini! kamu sudah menunjukan pada keluargaku kamu layak menjadi bagian dari hidupku! batin Erhan menatap wajah Aster dari samping.
Mobil terparkir didekat lobi apartemen Aster. Erhan berbisik ditelinga Aster.
"Sayang, pahaku pegal dan sepertinya ada yang bangun!" goda Erhan memasuki alam bawah sadar Aster yang langsung terperajat bangun.
"Dasar lelaki mesum!" ujar Aster menatap tajam Erhan dan keluar dari mobilnya, Erhan hanya terkekeh dengan sikap Aster.
------*****------
Aster terbangun dipagi hari, perutnya melilit perih, badannya tidak sanggup berdiri, lemas sekali. Aster memaksakan diri menuju kamar mandi untuk buang hajat, kembali lagi ke atas kasur perutnya masih melilit.
Drrrt Drrrt Drrrt
Ponselnya bergetar, Aster meraihnya dan mengeser tombol hijau. Suara merdu lelaki menyapanya.
"Pagi calon isteriku!" sapa Erhan nampak senang dari suaranya.
"Pagi, " jawab Aster pelan.
"Aster, hari ini aku berangkat ke Jerman, masih ada waktu kamu menemuiku di bandara kalau berangkat sekarang dari apartemen," ujar Erhan.
"Aku tidak bisa Erhan, perutku sedang sakit!" lirih Aster membuat Erhan terdiam dan langsung mematikan ponselnya.
Aster hanya mendengus kesal sambil berguling kesana kemari diatas kasur karena menahan perih yang menyelimutinya, bahkan kini keringat membasahi tubuhnya. Perutnya terasa melillit.
30 menit kemudian ponselnya bergetar...
Erhan kembali menelponnya, Aster mengangkat dan meloadspeakernya.
"Berapa kode kunci apartemenmu! buruan aku depan apartemenmu!" teriak Erhan di ponselnya membuat Aster terkejut.
"Aster!" teriak Erhan.
"1453!" ujar Aster pelan.
Tit tit tit tit ceklek
Pintu terbuka menampilkan wajah Erhan yang masih diibalut jas melangkah lebar ke kamar Aster dan membuka pintu, Aster terkaget langsung menarik selimutnya sampai dada.
"Kamu sudah minum obat?" ujar Erhan khawatir yang disambut gelengan kepala Aster.
"Aster kamu bodoh! kalau kamu sakit kamu harus minum obat!" teriak Erhan dibarengi wajah merah padam sambil membuka jasnya yang dilempar sembarangan
"Kamu datang untuk memarahiku?" ujar Aster yang sudah pucat.
Erhan tidak menjawab dia keluar dari kamar Aster langsung membuatkan Aster semangkuk bubur. Erhan membawa kotak obat dan semangkuk bubur ke kamar. Erhan duduk ditepi ranjang menyimpan nampan dimeja. Aster gelagapan dengan sikap Erhan.
"Bangun!" suara dingin Erhan muncul membuat Aster perlahan bangun dan menyenderkan punggung dipangkal kasur.
Semangkuk bubur sudah ditangan Erhan dan satu tanganya sudah menyendok bubur sambil meniupnya pelan. Aster menatap wajah bersih Erhan.
Jika kamu seperti ini terus Erhan! aku bisa jatuh cinta! batin Aster mengamati wajah Erhan.
Erhan menyuapi Aster bubur dan memaksa untuk menghabiskannya. Lalu obat norit diberikan pada Aster. Setelah itu Aster dibaringkan dan diselimuti oleh Erhan.
"Kamu nanti ketinggalan pesawat, pergilah!" ujar Aster.
"Aku sudah terlambat!" ujar Erhan dingin.
"Kenapa kamu harus kemari, aku bisa mengobatinya sendiri Erhan! ini cuma sakit perut aja! Urusan kamu di Jerman lebih penting!" ujar Aster pelan.
"Tidak Aster! jika aku tau seseorang yang berarti bagiku sakit! aku tidak akan diam saja! buat apa aku pergi ke Jerman jika aku pulang mendapati mayatmu!" tegas Erhan menatap tajam Aster.
"Jangan menatapku seperti itu! aku takut,dan jangan memarahiku terus seperti ibuku!" ujar Aster sudah berkaca-kaca.
Erhan terdiam, dirinya pertama kali melihat Aster begitu lemah dan rapuh, wanita yang biasanya marah-marah, terkadang sombong dan harus selalu sempurna kini begitu terlihat seperti manusiawi.
"Jangan sakit saat aku tidak ada disampingmu!" tegas Erhan dingin namum terasa hangat dihati Aster.
Aster hanya menyungingkan senyuman, perlahan matanya tertutup dan masuk ke alam mimpinya. Erhan menemani Aster disamping ranjang sambil mengamati wajahnya.
------*****------
Gaishan mengerutu karena disaat hari libur, masih saja disuruh mengantar ini itu oleh seniornya di divisi humas, dan saat ini Gaishan harus mengantar ke apartemen Aster. Namun, kaget saat mengetahui lokasi apartemen Aster searah ke apartemennya dan ternyata bersebelahan gedung.
Ting
Pintu lift dibuka dilantai 9, Gaishan langsung menuju apartemen Aster, wajahnya didekatkan ke layar monitor samping pintu.
"Aku Gaishan mengantarkan berkas yang harus ditandatangani, " serunya.
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan wajah Erhan yang rambutnya basah sedang digosok oleh handuk. Gaishan berkerut dahi.
"Masuk!" seru Erhan dingin.
Gaishan masuk ke apartemen milik Aster membuka sepatunya lalu berjalan mengikuti Erhan, pintu kamar Aster setengah terbuka, memperlihatkan Aster yang tertutupi selimut sampai dada.
Dasar wanita nakal! untung aku tidak menikahinya! kumpul kebo rupanya dia! Batin Gaishan tersenyum kecut pada Aster yang terbaring.
"Duduklah! aku bangunkan Aster!" suruh Erhan langsung dituruti Gaishan duduk disofa.
Erhan masuk ke kamar Aster dan menutup pintunya. Gaishan menghela nafasnya, gordeng berkibar samar-samar dia melihat gedung disebrang apartemen Aster.
"Bukankah itu apartemenku!" ujarnya pelan.
Saat seorang wanita keluar dengan seorang anak perempuan dalam gendongannya menghirup udara segara. Mata Gaishan terbuka lebar.
_
_
_
_
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Rozh
semangat author 💪🤗
bagus ceritanya😍
oh ya mampir juga di karya pertamaku ya🤗 saran positif nya aku tunggu 🤗
terimakasih
2020-07-11
2
Lily~
Kumpul kebo gundulmu!
2020-07-11
2