Gaishan membawa totebag ke laundry dekat apartemen, Lalu ia naik ke lantai atas masuk ke apartemen.
"Ayaah!" seru seorang anak perempuan menyambut kedatangan Gaishan.
Gaishan tersenyum langsung mengendong anaknya.
"Mamah sudah pulang?" tanya Gaishan.
Anak kecil tersebut mengelengkan kepalanya, ibunya nampak sedang melipat pakaian sambil cemberut.
"Shan, kamu gak niat sewa pembatu atau menyimpannya di penitipan anak!" seru ibunya.
"Shan, belum punya uang untuk biaya itu, Shan juga baru masuk kerja, kalau sudah stabil uangnya Shan bakal titipin Iris kok," ujar Gaishan sambil menurunkan anaknya.
"Ibu juga ada kerjaan dikampung Shan! dan apa gak bisa isterimu jangan dulu bekerja urus anak aja!" pinta ibunya.
Gaishan hanya bisa melipat bibirnya, lalu duduk disamping ibunya.
"Makasih ya bu, Shan usahakan secepatnya menitipkan Iris, ibu yang sabar ya," ujar Gaishan.
-----******-----
Gaishan menatap isterinya yang sedang bersolek didepan meja rias. Gaishan memberanikan diri mengajaknya mengobrol.
"Peony, kau ada uang simpanan? aku rasa sebaiknya kita menitipkan Iris dipenitipan anak saja!" ujar Gaishan duduk atas ranjang.
"Memangnya kenapa dengan ibumu?" ujar Peony sambil menepuk-nepuk wajahnya.
"Ibu sudah ingin pulang ke kampung!" ujar Gaishan.
"Shan, kita lagi krisis, uang gajiku sudah aku bagi-bagi buat bayar listrik, bayar air, biaya makan kita sehari-hari, buat Iris juga, aku gak ada uang lagi!" ujar Peony mendengus kesal.
Gaishan hanya bisa menghembuskan nafasnya, dan kembali termenung.
"Kau kan sudah dapat kerja, apa tidak bisa mengambil gaji diawal?" tanya Peony.
Boro-boro ngambil gaji di awal, gaji aja sudah dipotong! rutuk Gaishan dalam hati.
******
Pagi itu Aster sudah sibuk diruang rapat kerja. Saat jam makan siang, Aster baru nampak keluar dari ruangannya. Gaishan menatap Aster yang melewati ruang kerja divisi humas.
"Woy, kenapa ngelihatin bu Aster kayak gitu? jangan naksir bu Aster, sudah ada yang punya!" tegur Aydin sambil menepuk Gaishan yang tertegun dengan ucapan Aydin, tapi pikirannya langsung ditepis.
"Aku gak naksir sama sekali, aku lagi mikir dia udah baca laporan kita belum!" elak Gaishan.
"Ck Ck.. Pasti sudah, bu Aster orangnya rajin!" ujar Aydin sambil berlalu ke bilik kerjanya.
Ayu yang berada dibagian divisi tersebut datang terburu-buru mendekati Gaishan.
"Shan, bu Aster minta kamu ke ruang rapat di lantai 5! buruan takut dia marah!" ujar Ayu.
Gaishan langsung bangkit melangkah menuju lift. Pikirannya melayang-layang, menerka-nerka apa yang akan dilakukan oleh Aster padanya.
Aster nampak sedang duduk manis dengan beberapa client kecantikan yang sedang menjelaskan produknya. Gaishan mengetuk pintu dan Aster langsung mempersilahkannya masuk. Gaishan langsung duduk dikursi terdekat.
"Bu Aster ini produk terbaru, sangat cocok untuk kaum pria wanita. Ada parfum, lipstik, eyesshadow, eyeliner, blash on, dan foundation," jelas seorang lelaki yang kemayu.
"Coba aplikasikan! saya ingin melihatnya" ujar Aster tersenyum, semua pegawainya nampak enggan ditunjuk oleh Aster.
"Siapa yang mau jadi modelnya bu?" ujar lelaki kemayu.
"Saya ingin laki-laki, karena mereka bersih dari produk kecantikan, saya ingin melihat efek produknya diwajah yang masih alami!" ujar Aster menatap Gaishan sambil tersenyum.
"Oh, boleh bu!" ujar lelaki itu kegirangan.
"Gaishan, coba kau jadi modelnya!" ujar Aster sambil menyilangkan tangan didada.
Semua pegawai langsung merasa tenang, karena tidak ditunjuk oleh Aster, mereka sudah tahu yang dijadikan model selalu dibuat seenaknya oleh Aster. Gaishan melangkah mendekat ke arah Aster dan duduk disampingnya.
"Biar saya yang melakukannya!" ucap Aster sambil mengambil krim foundation.
Mengoleskan disebelah wajah Gaishan yang terkejut, hatinya begitu berdebar karena sentuhan Aster yang lembut diwajahnya. Wangi parfum bedak bayi menusuk hidungnya.
Aster nampak menimbang warna yang dioleskan diwajah Gaishan, kembali mengambil satu foundation lagi dioleskan di bagian sebelahnya. Lalu memberikan Eyeshadow beda warna, eyeliner hitam dikelopak matanya, blash on dengan warna berbeda dikedua pipinya. lipstik yang dimatch oleh Aster.
"Hmmm... Aku suka yang terlihat natural warnanya! aku mau warna yang sesuai dengan kulit orang indonesia yang cenderung cokelat dan kuning langsat karena sasaran pemasarannya ke masyarakat menengah ke bawah!" ujar Aster.
"Ok baik bu! warna foundationnya saya turunkan sedikit ya bu?" ujar lelaki kemayu itu.
"Boleh! aku tunggu secepatnya! aku ingin segera launching produk ini!" ujar Aster.
Rapat ditutup, semua orang keluar dari ruang rapat, menyisakan Aster dan Gaishan yang sibuk mengosok make up yang tidak hilang.
"Itu waterproof!" ujar Aster sambil berdiri.
"Kamu senang?" tanya Gaishan dingin.
"Tentu saja!" ucap Aster sambil memamerkan barisan giginya.
"Kamu masih marah padaku karena tidak menikahimu, Aster?" tanya Gaishan.
"Kau anggap apa hubungan kita dulu! tega kamu pergi menikahi wanita lain! dan dia sahabat aku sendiri!" ujar Aster datar dan dingin.
"Aku tidak pernah mencintaimu Aster! aku mendekatimu untuk bisa mendapatkan Peony! tapi kau malah menganggap aku menyukaimu! aku tidak mau menyakitimu makanya aku menerimamu sebagai kekasih!" ujar Gaishan serius.
"Bagaimana kalian bisa menyembunyikan hubungan kalian dibelakangku, Shan?" tanya Aster sambil menahan sesak didadanya.
"Sangat mudah! Aku menembak Peony dua tahun sebelum wisuda!" ujar Gaishan.
Aster terdiam, semakin ingin mengetahuinya akan semakin menyakitkan hatinya. Gaishan cinta pertamanya, selama berpacaran dulu Aster selalu memprioritaskan Gaishan.
_
_
_
_
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Triana R
like like
2020-08-11
1
Kadek
nitip 3 like n rate 5 kk
2020-07-15
1
Riski Pratiwi
semangat kakak 💪❤️
2020-07-06
1