Setalah dua hari tidak masuk kerja, Aster akhirnya kembali bekerja, ia menyeduh teh pagi. Gaishan saat itu mendapati Aster di dapur kantor. Ada sedikit kecangungan dari Gaishan bertemu Aster.
Gaishan ragu mendekati Aster yang sedang mengaduk teh. Tapi, sangat mencengangkan sikap Aster yang acuh keluar dari ruangan tanpa memperdulikan Gaishan yang hendak menyapanya.
"Apa dia marah? Ah bodoh amat! kenapa juga harus dipikirkan dia marah atau tidak bukan urusanku," ujar Gaishan seorang diri.
Aster kembali ke meja kerjanya, mengerjakan beberapa pekerjaan yang ditinggalkan selama dua hari. Suara pintu diketuk, dan seorang lelaki menampakan wajahnya.
"Kau sibuk sekali! sampai tidak mengangkat telponku?" tegur Erhan mendekat ke arah meja Aster.
"Iya aku sangat sibuk! dan kau seperti tidak punya pekerjaan," balas Aster sambil membaca laporan dan melihat grafik di layar monitor.
Erhan terkekeh mendengar perkataan Aster, Ia menarik kursi ke depan meja kerja Aster, duduk memperhatikan wajah dengan bulu mata lentik dan bibir kecil Aster yang berkomat kamit. Kedua tangannya disanggakan didagunya.
"Kau tidak lapar?" tanya Erhan masih menatap Aster.
"Aku lapar, tapi pekerjaanku masih menumpuk!" ujar Aster.
Erhan memesan makanan dan menyuapi Aster yang sedang bekerja, awalnya Aster menolak tapi Erhan memaksanya untuk menyuapinya.
"Kau makan belepotan," ujar Erhan sambil mencondongkan badannya ke arah Aster.
Gaishan masuk ke ruangan Aster tanpa mengetuk pintu, karena pintu terbuka dan terkaget Erhan yang hendak mencium Aster.
"Ekhm!" Gaishan berdehem membuat Erhan mengurungkan niatnya.
Aster menoleh ke arah Gaishan dengan pandangan aneh.
"Saya hendak meminta tanda tangan bu, ini perizinan untuk perusahan periklanan," ujar Gaishan
"Bawa kesini!" ujar Aster dingin.
Gaishan menghampiri Aster dan menyodorkan map, Aster langsung menandatangi surat tersebut.
"Hari ini kau lembur!" perintah Aster datar.
"Apah bu?" tanya Gaishan tidak percaya.
"Kau tidak mendengarnya? Bosmu minta kau lembur!" ujar Erhan ketus sambil berdecak kesal.
"Tapi saya... " Gaishan tergagap.
"Gak pake tapi-tapi... Kau gak tau bos mu tidak suka dibantah!" jawab Erhan memotong ucapan Gaishan.
"Baiklah!" jawab Gaishan pelan, sorot mata Aster tajam menatapnya.
"Aku tunggu jam 7.00 malam! di besmant!" ucap Aster.
"Iya bu!" ujar Gaishan sambil undur diri keluar ruangan.
"Kau akan bersamanya malam ini?" ujar Erhan mengkerutkan dahi.
"Hanya urusan kerja Erhan," jawab Aster.
"Aku khawatir kamu digerepe sama dia!" ketus Erhan.
"Tidak akan! aku ini bosnya!" balas Aster.
"Telpon gue kalo diapa-apain!" ujar Erhan mengunakan bahasan sedikit kasar ketika emosi, Aster hanya menghela nafas.
*******
Pukul 7.00 malam.
Aster sudah berada didalam mobil dibesmant, terlihat seorang lelaki kemeja biru berjalan mendekati mobilnya, lalu memasuk kedalam mobil.
Tanpa suara, selama diperjalanan membuat Gaishan menguap berkali-kali. Aster sesekali meliriknya.
"Nanti saat ketemu Pak Hendar, kamu bantu saya menjelaskan proyeknya!" Aster membuka suara.
"Kenapa kamu tidak menyuruh seketarismu?" ujar Gaishan.
"Karena kamu akan meminta perizinan kerjasama dengannya! dan kamu akan banyak berhubungan dengannya!" jelas Aster sambil fokus mengendarai mobilnya.
Gaishan terdiam setelah mendengar alasan Aster membawanya dalam pertemuan di luar. Mobil pun terparkir disalah satu rumah besar.
Aster dan Gaishan berjalan beriringan memasuki rumah dengan disambut oleh tuan rumah yang awalnya kaget karena Aster datang berdua tidak seorang diri.
"Suatu kehormatan mendapatkan tamu seperti bu Aster yang cantik," goda pak Hendar.
"Terima kasih atas pujiannya, bapak juga sangat bugar diusia yang sudah tidak muda lagi," balas Aster memuji pak Hendar yang nampak tersipu.
"Ah, mau minum wine?" tawar pak Hendar sambil mengangkat satu alisnya.
"Saya tidak minum wine," tolak aster halus.
"Kalau begitu bagaimana dengan jus?" tawar pak Hendar.
"Boleh," jawab Aster sambil tersenyum.
Pak Hendar memanggil pelayan untuk membuatkan jus, sedangkan dirinya pindah duduk disamping Aster.
"Jadi begini pak, ini Gaishan dari divisi humas, kita kesini untuk kerjasama dengan perusahan bapak," ujar Aster halus dan lembut.
"lalu?" jawab Pak Hendar yang sibuk memperhatikan dada dan bibir Aster sambil sesekali menelan salivanya.
"Saya ada produk baru yang akan segera launching," jelas Aster.
"Itu urusan mudah nona, " ujar pak Hendar tersenyum genit sambil mendaratkan tangannya dipaha Aster.
Aster sontak terkejut dan mengeser duduknya, Gaishan yang memperhatikan gerak-gerik pak Hendar merasa gerah. Pak Hendar langsung mendekat lagi, tangannya hendak mendarat dipunggung Aster, namun segera ditepis oleh Gaishan. Pak Hendar terkejut dengan sikap Gaishan.
"Jadi begini saja, ini berkasnya bapak bisa baca dulu!" ujar Gaishan sambil menyodorkan berkas.
Pak Hendar nampak tidak senang langsung meraih map dan membukanya, seorang pelayan masuk menyajikan dua gelas jus. Gaishan langsung memegang gelas untuk Aster, si pelayan menatap tajam, akhirnya Gaishan menukar-nukar posisi gelasnya dengan gelas untuk Aster dengan cepat.
Pak Hendar dan pelayannya melotot melihat aksi Gaishan, sedangkan Aster merasa heran dengan sikap Gaishan, lalu dengan cepat Gaishan meminum dua gelas jus, melihat hal tersebut pak Hendar terperangah. Gaishan langsung berdiri setelah itu.
"Baik pak! jika bapak setuju kerjasama dengan perusahaan kita, saya akan menemui bapak besok! kami pamit dulu pak, ayo bu!" ujar Gaishan menyeret Aster keluar dari rumah.
*****
Selama didalam mobil, Aster terdiam tidak menanyakan atau memarahi sikap Gaishan. Sementara Gaishan nampak kegerahan, ia membuka semua kancing bajunya.
"Kamu kenapa membuka bajumu Gaishan!" tegur Aster.
"Tidak tahu, aku merasa gerah! " ujar Gaishan panik.
Nafsunya memuncak, melihat leher Aster dirinya langsung menegang. Ia menundukan kepalanya tapi malah melihat paha Aster yang sedikit terbuka, wajahnya semakin berkeringat menahan birahinya.
"Aku tidak tahan!" teriak Gaishan.
"Apa yang membuatmu tidak tahan!"Aster melirik Gaishan.
"Melihatmu!" teriak Gaishan.
Seketika Aster mengerem mobilnya, menatap marah pada Gaishan.
"Kau tidak berperasaan!" teriak Aster.
Gaishan langsung menatap nafsu dan mencengkram kedua tangan Aster serta memojokkkan dikursi kemudinya, Gaishan menyambar leher Aster, seketika Aster berontak.
******
Ponsel berdering diatas nakas, Gaishan berada di dalam kamar mandi. Aster yang duduk di samping ranjang mengangkat panggilan dari ponsel tersebut.
"Bang, kamu dimana? kenapa tidak pulang!" teriak suara wanita.
"Dihotel, dia tidak pulang malam ini!" jawab Aster dingin.
_
_
_
_
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
🦋stary🌼🌸🌼
wah gaishan kena obat ya yang dicampur di minuman td...
hmmm...
kayanya setelah ini badai menerpa gaishan dan istri...wkwkkw
2020-10-08
0
Riski Pratiwi
semangat kak Rini
2020-07-06
1
InggitAnjni
semangat kak Rin
2020-07-03
1