Aku kembali melangkahkan kakiku, menaiki tangga menuju ruang interview.
Tok tok tok... ketukku diruang direktur. Ternyata aku interview langsung dengan direkturnya. Jujur saja, aku sangat gugup saat ini. Setelah dipersilahkan masuk, dengan percaya diri. Aku melangkahkan kakiku masuk.
"Selamat siang pak, saya ingin melamar pekerjaan disini. Ini surat lamaran saya pak" ucapku sambil menyodorkan map yang aku bawa.
"Silahkan duduk!" ucapnya sambil menatapku dari atas sampai bawah. Kemudian dia tersenyum.
"Kamu diterima diperusahaan ini, selamat bekerja! Dan kamu akan menjadi asisten pribadi saya juga. Ruangan kamu ada didepan! Semoga kamu bisa betah" ucapnya sambil tersenyum nakal.
"Ahh terimakasih banyak pak, kalau begitu saya permisi dulu" ucapku beranjak dari duduk. Jujur, aku sangat bahagia saat lamaranku langsung saja diterima. Memang tuhan sangat berpihak kepadaku.
Aku berjalan menuju dimana meja kerjaku. Semua pasang mata karyawan disana menatapku penuh kagum. Aku hanya membalas nya dengan senyuman manisku.
"Eh ini cewek cocok deh buat Rey, tapi Rey dimana ya? Hobby banget deh terlambat mulu" bisik karyawan sana.
"Iya nih, mereka cocok" sahut karyawan lainnya.
"Ha itu dia, Rey" ucap karyawan.
"Kenapa?" tanya Rey saat sudah duduk dimeja kerjanya.
"Itu ada cewek cantik, cocok deh buat kamu" ucap karyawan.
"Oh dia, bentar ya" ucap Rey beranjak dari duduknya.
"Hai" sapa Rey.
"Eh kamu yang ngga sengaja nabrak aku tadi ya. Ternyata kita satu ruangan" ucapku tersenyum menatapnya.
"Iya hehe, btw kita belum kenalan nih! Nama aku Reynaldi Saputra" ucap Rey menyodorkan tangannya.
"Ahh iya, aku Larasati" ucapku membalas jabatan tangannya.
"Selamat bergabung diperusahaan ini! Semoga kamu betah ya" ucap Rey sambil tersenyum. Aku mengangguk dan tersenyum.
"Wah ternyata mereka sudah saling kenal" bisik karyawan.
"Iya, hebat ya si Rey" sahut karyawan satunya lagi.
"Udah ih, gosip mulu kalian! Kaya emak emak aja" protes Rey
***
"Assalamu'alaikum" ucapku memasuki rumah.
"Wa'alaikumsalam, baru pulang nak?" tanya Ibu.
"Iya bu, ada lembur tadi. Sini sini anak ibu, ganteng banget sih" ucapku mengambil alih putraku dari ibuku.
"Sudah Laras, kamu makan dulu nak" perintah Ibu kembali mengambil Rangga dariku.
"Iya bu" sahutku langsung berjalan kemeja makan.
"Ibu tau, aku langsung diterima loh" ucapku bangga.
"Alhamdulillah sayang, Allah memang sedang berpihak kepada kita" ucap ibu tersenyum. Aku membalas dengan senyuman termanisku.
"Yaudah bu, aku sama Rangga tidur dulu ya! Ibu juga istirahat ya" ucapku beranjak dari duduk. Dan menggendong Rangga menuju kamar.
***
Sedangkan ditempat lain, Pandu sudah menikahi wanita yang dijodohkan Papi dengannya. Namun, mereka sampai sekarang juga belum mempunyai keturunan.
Pandu dan Papi sedang mengobrol disamping kolam renang.
"Papi, Pandu sudah setahun menikah dengan Purwanti. Tapi sampai sekarang belum ada tanda tanda Wanti akan mengandung. Andai saja Laras yang menjadi istri Pandu, mungkin Pandu sekarang sudah menjadi seorang Ayah" ucap Pandu.
"Jangan membawa nama wanita sialan itu lagi! Kalian itu masih muda, nikmati saja dulu waktu muda kalian. Nanti akan ada saatnya kalian akan memiliki anak" ucap Papi.
"Ahh susah ngomong sama Papi! Pandu udah kepingin banget punya anak" ucap Pandu beranjak dari duduknya.
"Sayang kamu belum tidur?" tanya Pandu kepada istrinya.
"Belum yank, aku tungguin kamu! Maafin aku belum bisa ngasih keturunan buat kamu hiks" ucap Purwanti menangis.
"Shtttt!!! Tidak apa apa sayang! Mungkin tuhan belum mengizinkan kita untuk mempunyai anak. Mending kita sekarang tidur" ucap Pandu. Purwanti mengangguk dan tidur memeluk suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Mamah Ani
si pandu bego ga brusaha nyari laras
2020-11-29
4
Eti Moerihono
sumpah Laras terbukti ya thor
2020-11-25
3