Kediaman Jayadiningrat.
Aku baru saja sampai dirumah Pandu, malam ini hujan sangat deras, membuat tubuhku basah kuyup. Dengan ragu aku mengetuk pintu. Berharap Pandu ada didalam.
Tok tok tok... ketukku.
"Sebentar" sahut wanita dari dalam.
Ceklek... pintu dibukakan oleh seorang wanita. Sepertinya dia pembantu.
"Cari siapa Nona?" tanya nya menatapku dari atas sampai bawah.
"Cari Pandu ada bik?" tanyaku.
"Den Pandu sedang keluar Non, belum pulang. Yang ada hanya bapak didalam" ucap bibik.
"Baiklah, saya ingin bertemu dengan Tuan Jayadiningrat" ucapku dengan mata yang berkaca kaca.
"Tapi Non, bapak jika istirahat tidak bisa diganggu" ucap bibik.
"Tolong panggilkan bik, ada hal penting yang ingin saya sampaikan hiks" ucapku air mataku lolos begitu saja.
"Yaudah tunggu sebentar ya Non, bibi panggilin dulu. Oh iya nama Nona siapa?" ucap bibik kembali masuk kedalam.
"Saya Larasati bik" ucapku.
Aku mengusap usap kedua lenganku dengan bersilang. Untuk menghangatkan tubuhku, jujur saja aku sangat kedinginan saat ini.
***
Tok tok tok... ketuk bibik dipintu kamar Tuan Jayadiningrat. Setelah diperintahkan masuk, bibik langsung membuka knop pintu.
"Ada apa? Kamu tau kan, saya kalau lagi istirahat tidak boleh diganggu" ucapnya geram.
"Maaf Tuan, tapi diluar ada yang mencari Tuan. Saya sudah bilang kalau Tuan tidak bisa diganggu" ucap bibik gugup.
"Siapa yang bertamu malam malam dan hujan deras begini?" tanya nya.
"Non Laras Tuan, dia sedang diluar" ucap bibi.
"Baiklah, persilahkan dia masuk" ucap nya beranjak dari kasur.
.
.
.
"Silahkan masuk Non, Tuan sudah menunggu" ucap bibik. Aku mengangguk dan masuk kedalam.
"Silahkan duduk" ucap nya dengan angkuh.
"Tidak apa apa Tuan, saya berdiri saja!" ucapku.
"Duduk saja tidak apa apa" ucap nya.
"Saya basah Tuan" ucapku.
"Bik tolong ambilkan handuk dan buatkan teh hangat" perintahnya kepada bibik. Bibi mengangguk dan berjalan kedapur.
"Ini Nona" ucap bibik memberikan handuk. Kemudian meletakkan teh hangat dimeja. Aku menerimanya dan mengucapkan terimakasih.
"Ayo duduk! Ada apa kamu kemari?" tanyanya saat aku sudah duduk.
"Saya ingin mencari Pandu" ucapku.
"Kan kemarin sudah saya bilang, kalau Pandu sedang diluar kota" ucapnya santai.
"Tapi bibik bilang, kalau Pandu sedang keluar dan sebentar lagi akan pulang" ucapku.
Tin tin tin... suara klakson mobil menghentikan obrolan kami sebentar. Bibik ingin membukakan pintu. Namun, Tuan Jayadiningrat ingin membuka pintunya sendiri dan menyuruh bibik untuk istirahat.
"Biar saya saja bik! Bibik pergilah istirahat" ucapnya, beranjak dari duduk. Bibik mengangguk dan berjalan kekamar nya.
"Sebentar ya" pamitnya. Aku hanya mengangguk.
***
"Hei Pandu, kau nanti saja pulang! Papi masih ada urusan didalam" ucap Papi.
"Wanita Pi?" tanya Pandu sambil tersenyum.
"Iya biasa... Sebentar lagi saja kamu kembali ya" ucap Papi.
"Oke Pi, semoga lancar" ucap Pandu kembali masuk kedalam mobilnya. Pandu tidak mengetahui wanita yang ada didalam adalah kekasih yang sedang yang mengandung anaknya. Tuan Jayadiningrat kembali masuk kedalam. Dan melanjutkan pertanyaan nya.
"Memangnya ada apa kamu mencari dia? Pandu juga sudah banyak cerita tentang kamu" ucap nya nada tak suka.
"Syukurlah kalau begitu, saya hamil anak Pandu" ucapku.
"Apa? Hamil? Tapi Pandu tidak pernah bercerita kalau kamu hamil. Dan saya ingatkan! Kamu jangan pernah mendekati anak saya lagi. Karena dia sudah saya jodohkan dengan anak orang kaya. Dan untuk anak yang kandung saya akan memberimu uang. Lagian itu hanya tipu dayamu saja untuk memeras anakku bukan?" tanya nya.
"Maksud anda apa? Jadi anda mengira kalau anak yang saya kandung bukan anak Pandu, begitu?" tanyaku dengan mata yang berkaca berkaca kaca.
"Ya mungkin... Sudahlah katakan berapa uang yang kau inginkan?" tanya nya dengan nada meremehkan. "Apa segini cukup?" tanyanya sambil memberikan cek.
"Aku tidak butuh uang anda! Aku bersumpah anakmu tidak akan diberi keturunan! Permisi" ucapku langsung keluar dari rumahnya dengan air mata yang tak bisa kuhentikan.
Aku berlari sekuat yang aku bisa, aku bingung harus kemana. Kemudian aku pergi menuju jembatan yang paling tinggi. Aku berniat untuk mengakhiri hidupku. Aku tidak ada gunanya lagi hidup, jadi untuk apa aku hidup lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Priskha
bagus Laras jd wanita itu hrs tegas biar tdk diinjak2 dan dihina trs
2021-08-12
0
Marmott🐻
kok kayak film yg judulnya tersanjung ya
2020-12-28
1
Rillo Ogle
kok kayak tersanjung yach
2020-12-25
2