BAB 7 (HAMIL?)

Seminggu Kemudian.

Aku merasa ada yang aneh dengan diriku, aku sering merasa mual mual dan sering pusing. Hingga aku mencari tau tentang penyebab sakit yang aku alami digoogle. Mataku membulat sempurna dan mulutku menganga lebar. Ternyata semua yang kualami ini adalah faktor kehamilan. Tapi aku belum percaya sepenuhnya, kemudian aku pergi keapotek untuk membeli tespeck.

"Mba, saya ingin membeli tespeck" ujar Laras kepada penjual.

"Sebentar ya Mba, saya ambilkan dulu!" berjalan mengambilkan tespeck. "Ini Mba, ini tespeck yang paling bagus" ucap penjual menyodorkan tespeck.

"Bagaimana cara memakainya Mba?"

"Cara menggunakan yang lebih akurat, sebaiknya Mba pake ini dipagi hari. Agar urine yang Mba keluarin masih murni belum tercampur dengan apa apa. Jika Mba telah mencobanya hasil dua garis biru berarti Mba positif hamil, jika hanya satu berarti Mba tidak hamil" ujar penjual.

"Baiklah saya akan membeli yang ini Mba, terimakasih" ucapku sambil menyodorkan uang.

"Sama sama Mba, semoga positif ya" ucap penjual. Aku hanya membalas dengan senyuman.

-------------------------------------------------------------

"Maaf Paman, aku tadi ada urusan sebentar" ucapku menghampiri Paman.

"Tidak apa apa Nak, oh iya besok Paman akan berbelanja, seperti nya bahan bahan kue kita sudah banyak yang habis" ujar Paman.

"Bagaimana kalau Laras saja yang berbelanja Paman" tanyaku.

"Tidak usah Nak, biar Paman saja" ucap Paman.

"Baiklah Paman, kalau begitu Laras masuk dulu ya" pamitku. Paman mengangguk sambil tersenyum.

***

"Huhh... Aku sungguh tidak sabar untuk menunggu pagi hari" gumamku sambil memejamkan mataku.

Keesokan harinya.

Aku langsung mencoba tespeck yang aku beli semalam. 2 menit sudah aku memasukkan tespeck itu kedalam urineku. Kemudian aku mengangkatnya, dan hasilnya adalah dua garis biru. Ternyata aku hamil anak Pandu. Aku bingung harus senang atau sedih. Karena disatu sisi kami saling mencintai, aku juga yakin kalau dia akan bertanggung jawab. Tapi, disisi lain aku telah memgecewakan Pamanku, dengan hamil diluar nikah.

Aku buru buru menanggalkan semua pakaianku. Dan memgguyur semua badanku. Aku akan memberitahukan kabar gembira ini kepada Pandu.

Setelah selesai berpakaian rapi, kemudian aku mengambil ponselku untuk menelfon Pandu.

"Hallo sayang, kenapa? Kangen ya? Baru juga semalam kita ketemuan" sahut Pandu dibalik telfon.

"Hallo Pandu, aku ada kabar gembira untukmu, kita bertemu dicaffe biasa ya" ujarku.

"Baiklah sayang, aku akan segera kesana" ucap Pandu.

"Sampai bertemu disana" ucapku sambil mematikan telfon.

---

"Ada kabar gembira apa sayang?" tanya Pandu sambil melihatku.

"Aku mengandung anakmu! Seperti nya usia kandunganku masih sekitar semingguan" ucapku tersenyum bahagia.

"A-apaa? Kamu hamil? Anak aku? Kamu serius sayang?" tanya Pandu antusias. Kemudian menggenggam tangnku, sesekali ia ciumi. Aku mengangguk cepat.

"Alhamdulillah! Baiklah sayang, kamu jaga kesehatan kamu. Aku akan segera menikahi kamu" ucap Pandu.

"Kamu serius? Kita akan segera menikah?" tanyaku dengan mata berbinar.

"Tentu sayang, kita juga sebentar lagi akan mempunyai buah cinta kita. Sungguh aku sangat bahagia! Makasih banyak sayang" ucap Pandu bahagia.

"Yaudah kalau gitu, aku harus pergi ketoko Pamanku dulu sayang" pamitku.

"Aku akan mengantarmu" ujar Pandu. Aku mengangguk dan tersenyum.

10 menit kemudian.

"Terimakasih Pandu, aku mencintaimu" ucapku tersenyum malu.

"Aku juga sangat mencintaimu sayang" ucap Pandu.

"Kalau begitu aku masuk dulu! Kamu hati hati ya" ucapku sambil keluar dari dalam mobil. Pandu tersenyum, lalu menjalankan mobilnya.

"Loh Paman tidak jadi berbelanja?" tanyaku saat melihat Paman duduk dimeja kasir.

"Tidak Nak, seperti nya besok Paman akan berbelanja. Kamu dari mana nak?" tanya Paman.

"Oh Laras tadi bertemu teman Paman, maafkan Laras" ucapku.

"Tidak apa apa Nak, seharusnya Paman lah yang meminta maaf kepadamu! Diusiamu sekarang seharusnya kamu menikmati masa mudamu. Bukan membantu Paman seperti ini" ucap Paman merasa bersalah.

"Tidak Paman! Jangan berbicara seperti Itu! Justru Laras sangat bersyukur mempunyai Paman sebaik Paman ini. Paman yang mau menampung keponakannya. Walau dalam keadaan susah, sungguh Laras sangat berterima kasih kepada Paman. Laras sangat menyayangi Paman dan Bibi" ucapku.

"Paman juga sangat menyayangi kamu nak" ucap Paman langsung memelukku.

-----------------------_---------------------------_----------

Kediaman Jayadiningrat.

"Papi, Pandu sudah menemukan gadis yang sangat Pandu cintai. Dan Pandu akan segera menikahinya" ucap Pandu kepada Papinya.

"Tidak ada pernikahan dengan wanita lain, selain gadis pilihan Papi! Papi telah menjodohkan kamu dengan anak rekan bisnis Papi yang jauh lebih kaya dari kita. Anaknya juga sangat cantik, Papi yakin kamu pasti menyukainya. Dan setelah kamu menjadi menantunya, dia akan menyerahkan urusan kantor kepadamu semuanya! Kamu akan menjadi direktur diperusahaannya" ucap Papi nada menekan.

"Tapi Pi, Pandu sangat mencintai gadis itu! Bahkan dia telah hamil anak Pandu" ucap Pandu.

"Hamil anak kamu? Kamu yakin itu anak kamu? Sudahlah jangan mudah tertipu dengan jebakan gadis kampung seperti itu! Jauhi wanita itu! Karena kamu akan segera menikah dengan gadis pilihan Papi" ucap Papi tidak ingin dibantah.

"Tapi Pi... " ucap Pandu.

"Tidak ada tapi tapian! Besok kamu jemput dia, ajak dia jalan jalan! Ajak dia belanja sesuka hatinya!" ucap Papi melenggang masuk kedalam kamarnya.

"Haaa... " Pandu menghela nafas panjang. "Aku harus bagaimana? Tidak mungkin aku meninggalkan Laras, dia sedang mengandung anakku! Tapi aku juga tidak bisa membantah omongan Papi" gumam Pandu putus asa.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***