BAB 5 (DISIKSA LAGI)

Pukul 16.00 Wib.

"Paman... Paman pulang duluan saja! Biar Laras saja yang menutup Toko nya" ucapku kepada Paman.

"Tidak apa apa nak! Paman aku membantumu menutup Tokonya" ucap Paman ikut membereskan Toko. Namun, tiba tiba ponsel Paman berdering.

"Sebentar ya nak! Paman mengangkat telfon dulu" pamit Paman seraya menjauh dariku. Aku mengangguk dan mengiyakan. Selang beberapa menit, Paman kembali dengan wajah kecewa.

"Ada apa Paman?" ucapku.

"Maafkan Paman nak, Paman harus pergi! Karena ada urusan" ucap Paman.

"Tidak apa apa Paman! Laras bisa menutupnya sendiri" sahutku meyakinkan Paman.

"Baiklah nak, Paman pergi dulu" ucap Paman seraya berjalan meninggalkan Toko.

Beberapa menit kemudian, ada seseorang yang tiba tiba menepuk pundakku. Aku sampai kaget sambil memegangi dadaku.

"Kau ini... Mengagetkanku saja" ujarku sambil menetralkan detak jantungku.

"Haha... Maafkan aku! Aku tidak bermaksud ingin membuatmu kaget" ucapnya sambil tertawa renyah.

Dia adalah Pandu Jayadiningrat. Pria yang telah menyelamatkanku waktu itu.

"Sudah selesai?" tanya nya.

"Sudah, memangnya kita akan kemana?" tanyaku balik.

"Kesuatu tempat! Aku yakin kau pasti suka" ucapnya sambil menggenggam tanganku.

Deg... jantungku terdetak tidak karuan.

'Apa ini? Kenapa jantungku berdetak lebih kuat! Bahkan aku sangat senang dia menggenggam tanganku' batinku tersenyum sendiri.

Pandu menggiringku masuk kedalam mobil mewahnya. Aku tidak tau dia akan membawaku kemana, yang pasti hatiku sangat gembira saat bersama. Aku sendiri tidak mengerti dengan perasaanku! Sebelumnya aku tidak pernah dekat dan menyukai pria seperti saat ini.

20 menit kami telah menempuh perjalanan, akhirnya mobilnya berhenti disebuah Danau yang sangat indah menurutku. Pepohonan yang sangat menyejukkan dipandang. Ditambah lagi Danau yang sangat luas.

"Wah.... Ini sungguh pemandangan yang sangat indah! Sebelumnya aku juga belum pernah kesini" ucapku mengagumi Danau itu.

"Iya, sangat indah! Aku akan membawamu kesini setiap hari nantinya" ucapnya tersenyum manis.

"Benarkah? Kau tidak akan berbohong bukan?" ucapku dengan mata yang berbinar.

"Tentu saja sayang! Aku tidak akan berbohong kepadamu" ucapnya sambil mengusap kepalaku.

"Sa-sayang?" ulangku dengan gugup.

"Iya sayang! Aku sangat menyanyangimu dan bahkan mencintaimu. Laras mungkin ini terbilang terlalu cepat. Tapi sungguh, aku tidak bisa lagi menahan perasaan ini" ucapnya sambil menggenggam kedua tanganku. Aku masih mematung tidak percaya. Ada rasa bahagia dan ada juga rasa takut. Bahagia karena cintaku terbalas, dan takut jika dia hanya berpura pura saja. Sungguh saat ini aku benar benar sangat dilema.

"Maukah kau menjadi pacarku?" ucapnya dengan menatap lekat lekat bola mataku. Aku seolah terhipnotis dengan tatapannya, lalu aku mengangguk dan tersenyum. Dia dengan sigap langsung memeluk erat tubuh mungilku.

"Terimakasih Laras! Aku sangat bahagia" sahutnya yang masih memelukku. Aku mengangguk dan membalas pelukan nya.

"Seperti nya sudah sangat petang Pan, ayo kita pulang! Aku takut Paman dan Bibi mencariku" ucapku seraya melepaskan pelukan nya.

"Iya sayang, ayo kita pulang!" sahutnya kembali menggenggam erat tanganku dan sesekali dicium olehnya.

***

"Terimakasih Pandu, ayo mampir dulu!" ucapku seraya keluar dari mobil.

"Lain kali saja sayang, sudah mau magrib juga" tolaknya lagi. Jujur saja aku memang kecewa, tapi ada benarnya juga, mengingat Bibiku pasti tidak akan suka aku membawa pria lain selain Agus. Aku langsung melangkah masuk kerumah dengan senyum yang mengembang.

"Assalamu'alaikum" salamku seraya membuka pintu.

"Sudahku katakan, jangan bersama pria lain selain Agus! Apa kau mau melawanku hah" ucap Bibi menarik kasar rambutku.

"Ampun Bi ampun... Aku tidak ada niat ingin melawan Bibi! Tapi aku juga tidak ingin menikah dengan Agus Bi hiks" ucapku sambil mencoba melepaskan tangan Bibi dari rambutku.

"Mama... Mama itu kenapa sih! Lepaskan!" kata Sasya tiba tiba datang. Bibi langsung melepaskan tarikannya dengan kasar. Dan melenggang masuk kedalam kamar nya.

"Laras maafkan Mama ya, aku sungguh minta maaf" ucap Sasya sambil membantuku berdiri.

"Tidak apa apa Sya, terimakasih kau telah membantuku. Aku masuk duluan ya" ucapku sambil berjalan kekamar. Air mataku lagi lagi tak bisaku hentikan.

-------------------------------------------------------------

Jangan lupa mampir kecerita pertamaku! Suamiku CEO Dingin. Selalu dukung karya author, dengan memberikan like, komentar dan vote. 😂😘😍❤

Terpopuler

Comments

Caramelatte

Caramelatte

so far so good

2020-12-07

2

Yusni

Yusni

pandu 11 12 nih sama agus. cowok ga bener jg kayanya..

2020-11-19

1

Bundanya REvan

Bundanya REvan

baru ketemu sekali udah jadian aja,, cepet amat thor

2020-11-18

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!