Seminggu setelah mereka menikah, Shinta berencana ingin berangkat bekerja
Pagi itu Shinta bangun seperti biasa dan melaksanakan aktivitas seperti biasa. Seperti mandi dan sholat subuh, lalu pergi ke dapur untuk membantu bi Sri menyiapkan sarapan pagi.
Setelah selesai memasak, lalu Shinta kembali ke kamarnya untuk membangunkan suaminya
"Mas bangun, udah siang" ucap Shinta membangunkan Evan dan tanpa menjawab, Evan yang sudah terbangun lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sedangkan Shinta, ia menyiapkan pakaian suaminya. Seperti itulah aktivitas Shinta saat pagi setelah ia menikah.
Setelah selesai menyiapkan pakaian suaminya, lalu Shinta bergegas untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian kantor dan memakai sedikit bedak dengan olesan lipstik tipis di bibirnya.
Setelah itu Shinta langsung turun kebawah tanpa menunggu suaminya selesai. Ya, Shinta turun lebih dulu karna ingin membantu bi Sri kembali untuk menyiapkan sarapan di meja makan.
Setelah makanan sudah terhidang di meja makan, terlihat kedua mertuanya dan suaminya keluar dari kamar dan menuju meja makan untuk sarapan.
"Loh sayang kamu mau kemana? " tanya Silvi yang melihat Shinta dengan penampilan kantornya
"Shinta mau kerja mah, udah seminggu Shinta izin" jawab Shinta sambil menarik kursi suaminya untuk Evan duduk
Evan pun melihat penampilan Shinta namun tidak ada kata yang ia keluarkan. Saat ini Evan benar-benar berusaha sekuat mungkin untuk tidak mencampuri urusan Shinta
"Kamu tidak usah bekerja sayang. Kamu di rumah saja mengurus suamimu dan fokus untuk memberikan cucu kepada mamah dan papah" ucap Silvi
Evan yang mendengar ucapan mamahnya pun tersedak air saat ia sedang minum. sedangkan Shinta, ia langsung memebelalakan matanya.
"Benar kata mamah kamu Shinta. kamu tidak perlu bekerja dan fokus saja untuk memberikan kami cucu-cucu yang lucu. Evan akan memenuhi semua kebutuhanmu. jadi kamu tidak perlu bekerja lagi sekarang" imbuh Fernando
"mamah papah ngomong apa sih? " ucap Evan
"loh kenapa? benarkan pah" ucap Silvi sambil melirik Fernando.
"benar dong, tujuan kita mempercepat pernikahanmu kan karna kami ingin segera mendapatkan cucu" jawab Fernando
Evan pun sudah tidak membalas perkataan orang tuanya lagi dan melanjutkan makannya
Sedangkan Shinta, ia sedang menahan 2 perasaan sekaligus. Perasaan antara menahan malu dan menahan kesedihan karena takut menegecewakan kedua mertuanya itu yang meminta cucu dari dirinya, sedangkan bagaimana ia bisa memberikan cucu jika Evan saja sudah memutuskan tidak akan menyentuhnya
Shinta bingung dan menatap Evan di sebelahnya seakan ia sedang meminta pendapat.
Evan yang mendapat tatapan dari Shinta pun menoleh dan hanya mengedipkan matanya, seakan isyarat untuk mengikuti kemauan orang tuanya
"Baiklah mah, pah Shinta tidak akan bekerja dan fokus mengurus mas Evan" ucap Shinta
"Nanti biar Shinta membuat surat pengunduran dirinya" imbuh Shinta
"Tidak perlu sayang, pemilik perusahaan tempatmu bekerja itu adalah sahabat mamah. Jadi sudah jauh hari mamah sudah memintanya untuk memberikan kamu ijin untuk berhenti" ucap Silvi
Shinta pun hanya tersenyum dan mengangguk mengerti
"Oh iya Evan, sekali-kali ajaklah istrimu ke kantor" ucap Silvi
Evan hanya diam tidak menjawab
"Tidak usah mah, aku tidak mau merepotkan mas Evan. Aku tidak mau nanti mas Evan malah dapat teguran" ucap Shinta polos
Silvi dan Fernando yang mendengar itupun saling menatap satu sama lain lalu tertawa. sedangkan Evan, ia hanya memincingkan sebelah matanya dan menatap Shinta
"Siapa yang berani menegur seorang ceo yang membawa istrinya ke kantor? " ucap Fernando
"tidak ada pah" ucap Shinta polos
"ya sudah, maka tidak akan ada yang berani menegur Evan" ucap Fernando sambil melanjutkan ketawanya
"loh? jadi maksudnya mas Evan ini seorang ceo di perusahaan TM grup? " ucap shinta sambil membelalakkan matanya
"Apa kau tidak tau?" tanya Evan yang melihat keterkejutan shinta
"Tidak mas, maafkan aku. aku kira kau hanya bekerja sebagai manajer atau kepala cabang. aku tidak tau jika kau adalah seorang ceo" ucap Shinta sambil menundukkan wajahnya yang merasa bersalah karena tidak mengetahui pekerjaan suaminya.
Ya yang Shinta tau selama ini adalah memang keluarga suaminya adalah orang yang terkaya dan yang mempunyai perusahaan no 1 di kotanya. Tapi ia tidak tahu jika suaminyalah yang sudah menjadi pewaris kekayaan tersebut dan menjadi ceo di sebuah perusahaan di kotanya itu.
"Jadi aku menjadi istri seorang ceo TM Grup?" batin Shinta yang masih tidak percaya dengan takdirnya
"Sepertinya kau benar-benar polos Shinta" ucap Silvi sambil tertawa
"Memang seharunya sesekali kau harus membawa istrimu ke kantor Van" imbuh Fernando
"kapan-kapan Evan akan mengajaknya" ucap Evan
Sedangkan Shinta ia hanya tersenyum kikuk
Setelah selesai sarapan, seperti biasa Shinta akan mengantarkan suaminya yang hendak berangkat bekerja sampai teras depan rumah. Sudah menjadi kebiasaan Shinta akan mengantarkan suaminya bekerja sampai depan rumah, tak lupa shinta selalu mencium punggung tangan Evan.
Ya walaupun Evan tidak pernah membalas perlakuan Shinta sebagaimana suami biasanya. Tapi Shinta terus saja melakukannya sebagai kewajiban istri yang harus selalu memperhatikan suaminya.
Setelah mengantarkan suaminya, Shinta berjalan masuk dan menuju ke kamarnya. hari itu semua pergi. Dimana suaminya dan mertuanya bekerja. Saat ini Silvi sedang keluar bertemu dengan kustomernya untuk membahas desain gaun yang akan di pesan di butik Silvi.
Ternyata silvi tidaklah pengangguran, ia mempunyai butik yang sudah sangat terkenal. Dan tak jarang Silvi mempunyai customer dari artis-artis terkenal.
Sebenarnya tadi sebelum berangkat Silvi sudah mengajak Shinta untuk ikut dengannya. namun karena Silvi hari ini tidak pergi ke butik dan akan bertemu customernya saja, maka Shinta nemutuskan untuk tidak ikut pergi persama Silvi.
Saat akan menaiki tangga, tidak sengaja Shinta melihat bi Sri yang hendak keluar
"Bi mau kemana?" tanya Shinta sambil mendekati bi Sri
"Mau kepasar mbak, mau belanja kebutuhan dapur" ucap bi Sri
"Tunggu, Shinta ikut bi" ucap Shinta
"Tapi bibi mau ke pasar tradisional mba" ucap bi Sri
"Tidak apa-apa bi, Shinta mau ikut. Tunggu dulu sebentar bi, shinta mau ganti baju" ucap Shinta senang sambil berlari menaiki tangga
Bi Sri yang tidak bisa menolak permintaan nona mudanya itu pun hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya
Setelah beberapa saat menunggu akhirnya Shinta keluar dengan pakaian sederhananya namun tetap memperlihatkan kesan cantiknya
"Ayo bi" ucap Shinta sambil menggandeng tangan bi Sri tanpa canggung
"Mbak Shinta beneran ngga papa ini?" tanya bi Sri yang tidak yakin dengan keputusan Shinta
"Sudah tidak papa bi, Shinta terbiasa belanja di pasar tradisional. Dan sudah lama sekali Shinta tidak belanja" ucap Shinta senang dan tersenyum kepada bi Sri
Akhirnya mereka berdua berangkat ke pasar dengan di anatarkan sopir di keluarga Fernando
Mereka berdua berbelanja ria di pasar tradisional, sambil Shinta bertanya tentang makanan kesukaan mertua dan suaminya.
Dengan sabar bi Sri menjelaskan satu persatu tentang makanan yang di sukai dan tidak di sukai oleh mertua dan suaminya itu.
Shinta pun membeli semua kebutuhan-kebutuhan yang ia perlukan. Shinta memutuskan bahwa ia ingin makan malam nanti semua menu dia yang masak. Dengan mencoba memasak menu-menu favorit mereka.
Jangan lupa dukung author dengan cara like, komen, rate and vote ya.
Terimakasih untuk yang telah memberikan dukungan kepada author. Dan terimakasih atas kritik dan saran yang telah di berikan. Alhamdulillah sudah author perbaiki dan akan terus belajar untuk menjadi baik. Terimakasih 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Rena Gimun
Like lagi.
2020-09-29
1
Ilham Rasya
semangat ya Thor 😅💪💪💪💪
feedback
- pernikahan ku 🙏
2020-08-24
2
Triana R
halo kak... maaf baru sempat mampir lagi... semangat ya
2020-08-15
1