Hari demi hari telah terlewati. Di kosan, Shinta semakin dekat dengan Silvi bak sebagai anak dan ibu.
Shinta mengenalkan Silvi kepada bapak ibunya yang ada di kampung ketika mereka sedang video call an setiap malam. Orang tua Shinta sangat baik dan menyambut hangat Silvi yang sekarang tinggal bersama anaknya.
Kini Silvi sudah semakin banyak mengetahui tentang Shinta. Dan melihat bahwa Shinta dan keluarganya yang dari kalangan orang biasa, namun kebaikan hatinya yang sangat tulus membuat Silvi menjadi semakin menyukai Shinta
Berbeda dengan Silvi yang sudah banyak mengetahui tentang Shinta.
Shinta sama sekali tidak pernah menanyakan apapun kepada Silvi tentang latar belakang ataupun keluarganya. Karna ia takut jika Silvi akan sakit jika harus dipaksa mengingat hal yang tidak ia ingat
Sudah 5 hari silvi tinggal bersama Shinta di kosannya.
Setiap hari Shinta bangun lebih pagi lagi karna ia harus memasak 2 menu yang berbeda.
Yang pertama ia akan memasak makanannya, yang kedua memasak makanan khusus untuk Silvi karna Silvi yang belum bisa makan makanan kasar ataupun pedas.
Setiap hari ia akan selalu memasakkan Silvi nasi lembek dan juga sayur bening ataupun sop-sopan, karena lambung Silvi yang masih belum sembuh total.
Hari ini adalah hari minggu, ia sudah mempunyai janji dengan kedua sahabatnya. Kedua sahabatnya hari ini akan main kekosannya.
Ya hanya Suci yang menempuh jarak dan waktu untuk sampai dikosan Shinta. sedangkan Reni, hanya terpleset saja ia sudah sampai dikosan Shinta
Semenjak Shinta membawa Silvi ke kosannya, ia tidak pernah berkumpul dengan sahabat2nya lagi.
Biasanya setiap malam habis bekerja sesekali mereka akan ke mall atau bioskop.
Namun karna Shinta sedang merawat orang sakit, jadi seminggu ini mereka tidak pernah berkumpul.
Hari ini mereka putuskan untuk berkumpul melepas rindu bersama dikosan Shinta, jelas itu semua adalah saran Shinta karna ia tak bisa meninggalkan Silvi sendirian dikosan jika ia tidak bekerja
"Shinta..." ucap Suci yang langsung masuk kedalam kosan Shinta.
Karena Suci sudah terbiasa nyelonong masuk seperti itu dan Shinta maupun Reni sebagai tuan kosan tidak pernah mempermasalahkan hal itu
"Udah sampe aja kamu Ci" ucap Shinta yang sedang berkutat di dapur
"Udah lah, aku gitu lo" ucap Suci menghampiri Shinta di dapur.
"Mantap, masak udang wahaha" lanjut Suci yang melihat Shinta sedang mengaduk-aduk udang di wajannya untuk menyatu dengan bumbu
"Mantap lah, panggil Reni sana" ucap Shinta yang masih fokus pada masakannya.
"Reniiiiiiiiiiiiii!" teriak Suci yang masih di dapur Shinta.
"Ngga usah teriak-teriak!" Shinta menutup kupingnya.
"Hehe maaf Shin maaf" ucap Suci sambil menyengir kuda lalu berjalan keluar memanggil Reni dari teras Shinta
Mendengar ada yang ramai diluar, Silvi pun keluar kamar untuk melihat keadaan.
"Siapa sayang yang teriak? " ucap Silvi kepada Shinta. ya, Silvi sekarang memanggil Shinta dengan kata sayang karna ia memang benar-benar menyayangi Shinta dan Shinta pun tidak mempermasalahkan hal tersebut.
"Itu bu Suci, sahabat aku sama Reni" jawab Shinta sambil menuangkan masakannya di piring karna sudah matang.
Suci dan Reni mereka masuk kekosan Shinta bersama. Suci kaget, ia lupa jika Shinta sekarang sudah tidak tinggal sendiri
Ia langsung menutup mulutnya karna sudah berteriak. Lalu ia berjalan menuju Silvi
"Eh tante, maaf ya te tadi teriak-teriak jadi ganggu tante hehehe." ucap Suci sambil mencium punggung tangan Silvi lalu menyengir kuda
"Jangan dimaafin te, dia ini memang mulutnya kek toa masjid" saut Reni yang masih berada di belakang Suci
"Hahaha.. iya nak ngga papa, sahabatnya Shinta ya? siapa namanya cantik? "ucap Silvi kepada Suci karna ia baru pertama kali ini bertemu dengan Suci. Sedangkan dengan Reni ia sudah saling mengenal dan akrab
"Nama saya Suci tante" jawab Suci dengan muka yang di imut imutkan.
"Biasa aja tu muka woi" saut Reni dan merekapun tertawa bersama.
Hari itu mereka gunakan seharian di kosan untuk berbincang-bincang, menonton drakor dan menggosipkan cowok tampan yang ada di kantor Reni ataupun kantor Shinta dan Suci.
Tak hanya mereka bertiga, Silvi pun ikut bergabung dan lebih akrab lagi dengan kedua sahabat Shinta. Sampai ia lupa jika di luar sana ada keluarga yang ia ditinggalkan.
***
Sementara itu, semenjak Evan tau bahwa mamahnya melakukan rencana pergi dari rumah, dari situ Evan tidak pernah pulang kerumah dan tidak pernah menghubungi pihak rumah
Ia malas jika ia pulang dan bertemu mamahnya dan berdebat lagi lalu mamahnya mengancam dengan menggunakan triknya lagi untuk pergi dari rumah.
Sedangnkan Fernandho yang dihari kepergian Silvi, ia sudah di beritahu Silvi melalui pesan bahwa ia akan pura-pura pergi dari rumah dan tinggal dirumah sahabatnya Dini. Dalam chat itu ia mengatakan bahwa Fernando tidak perlu cemas dan jangan menghubunginya sampai Evan sendirilah yang harus menghubungi Silvi sendiri. Itulah yang direncanakan Silvi setau Fernandho.
Jadi selama kepergian Silvi, Fernando pura2 tidak tau dan pura2 untuk mencarinya di depan Evan, namun Evan sama sekali tidak menanggapinya.
Seminggu telah berlalu, Fernando tiba-tiba khawatir dengan keadaan Silvi yang sama sekali tidak ada kabar.
Minggu pagi itu Fernando putuskan untuk menelfon Dini (sahabat Silvi) untuk menanyakan kabar istrinya itu.
"Tidak, dia tidak jadi datang kesini. ku kira Evan sudah sudah membujuknya makanya dia tak jadi datang. dia juga tak menghubungiku selama seminggu terakhir ini"
Degh..
Kaki Fernando seketika melemas seakan tak bisa menompang tubuhnya, matanya melebar dan pikirannya kacau di saat mendengar ucapan Dini di balik ponselnya
Mendengar kabar yang begitu mengejutkannya, Fernando segera menghubungi teman-teman ataupun patner-patner kerja istrinya. Namun semua jawaban yang ia terima sama, bahwa istrinya sama sekali tidak pernah berhubungan dengan mereka selama seminggu terakhir ini.
Fernando sangat panik dan segera menghubungi Evan, namun Evan sama sekali tidak pernah menjawab ataupun membalas pesan dan telpon dari ayahnya.
Karena geram, Fernando memutuskan untuk mencari Evan di apartemenya.
***
Di sebuah apartemen, terdapat dua buah insan yang sedang tidur tanpa sehelai benangpun.
Ya, mereka adalah Evan dan Siska. semalaman mereka menghabiskan malam yang panas berdua.
Sudah beberapa kali ini Evan mulai berani melakukan hal-hal tersebut karna ia sudah telalu lelah menunggu namun orang tuanya masih saja tak merestui mereka berdua. Hingga ia memutuskan untuk melakukan hal yang seharusnya tidak di lakukan
Matahari mulai naik ke atas. Waktu sudah menunjukkan siang
"Sayang aku lapar" ucap Siska yang terbangun karna lapar.
Evan pun terbangun setelah mendengar ucapan Siska
"Ya sudah mandilah, akan kupesankan makanan dulu "
Siska pun mengangguk lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, sedangkan Evan ia bangun dan memakai celananya lalu mengambil ponselnya dan memesan makan melalui aplikasi pemesan makanan
Begitu melihat ponselnya ia kaget karna banyaknya telepon dan pesan yang masuk dari ayahnya.
Evan sama sekali tidak menghiraukan telepon dan pesan tersebut, bahkan ia tidak membuka isi pesan itu. Karna ia tidak mau harinya bersama Siska terganggu oleh hal yang tidak penting. Karena ia tau apa yang akan disampaikan ayahnya kepadanya.
"Pasti tentang mamah yang pergi dari rumah, mau mulai drama lagi" batin Evan lalu meletakkan hp nya kembali
jangan lupa dukung author dengan cara like, komen, rate and vote ya. terimakasih 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Nurjayani Yani
evan..evan, jgn sampe kamu menyesal nanti.... mengabaikan orang tua, hanya demi seorang wanita yg blom jelas.
2021-08-14
0
K-Ji Percil
Dasar anak durjana
2021-07-20
0
Yhu Nitha
semangat terus yah.., maaf hanya bisa like dulu.👍aq lagi merevisi novel pertama soalnya.
next klo ga sibuk aq mampir lagi n baca lanjutnya👍👍
aq selalu mendukungmu👏
2020-09-29
0