**Hai para readers tercinta, selamat datang di karya pertama author
Sebelum mulai membaca, author ingatkan ya mohon untuk memberikaan Rate ⭐5.
Selamat membaca❤**
_______________________
***
Sebelum Shinta menghidupkan motornya, ia tampak takut jika ibu yang ia bonceng akan jatuh karena kondisinya yang sedang kesakitan dan tidak stabil.
Shinta pun kembali turun, dan melihat ibu itu mengenakan syal merah di lehernya.
"Maaf bu, pinjem syalnya ya" ucap Shinta sambil mengambil syal yang ada di leher ibu tersebut.
Sedangkan ibu itu hanya diam dan membantu melepaskan syal yang terlilit dilehernya sambil masih meringis kesakitan.
Setelah mendapatkan syal tersebut, tanpa pikir panjang Shinta langsung naik kemotornya lagi. Shinta meraih tangan ibu itu untuk merangkul tubuh Shinta dari belakang dan kemudian mengikat badan ibu itu dengan badannya menggunakan syal tersebut agar ibu itu tidak jatuh saat perjalanan.
Sesampainya di rumah sakit, Shinta membantu menuntun ibu itu untuk segera masuk kerumah sakit.
Ibu itu terlihat semakin pucat, bibirnya mengering dan banyak keringat yang keluar dari tubuhnya. ya, ibu itu tengah menahan rasa sakitnya.
Belum juga sampai dalam, tiba2 ibu itupun jatuh pingsan. Shinta begitu panik melihatnya. dengan sigap Shinta menolong ibu itu sambil berteriak kepada petugas rumah sakit agar datang dan membawa brankar.
Sinta pun mengikuti wanita yang sudah terbaring lemah di atas brankar yang sedang di dorong itu sambil membawa tas ibu itu yang sebelumnya telah ia ambil dari motornya.
Sesampainya di ruang pemeriksaan, Shinta pun menunggu diluar sampai dokter yang memeriksa itupun keluar dari ruangan tersebut.
"Bagaimana dok kondisi ibu itu? " tanya Shinta ketika dokter itu sudah keluar.
"Ibu itu mempunyai magh kronis, ia sepertinya telat sarapan pagi sehingga mengakibatkan maghnya kambuh" jawab dokter tersebut.
"Lalu bagaimana dengan kondisinya sekarang dok?" tanya Shinta lagi.
"Beliau sudah tidak apa2 setelah saya berikan obat pereda nyeri. sekarang ia sedang tidur, dan akan dipindahkan keruang rawat. mungkin ia akan dirawat sekitar 3 atau 4 hari" ucap dokter
"Syukurlah kalo begitu dok" ucap Shinta menghela napas panjangnya untuk menghilangkan kekhawatirannya.
"Apakah anda anaknya? " tanya dokter tersebut
"Emmm, eh iya dok" jawab Shinta ragu-ragu. karna dikondisi saat ini ia tidak tau siapa ibu itu dan dimana keluarganya. Yang terpenting adalah keselamatan ibu itu.
Jika ia menjawab tidak kenal dengan ibu itu malah akan semakin rumit lagi masalahnya, bisa saja ia harus mencari keluarganya yang entah dimana dan ibu itu tidak langsung mendapatkan perawatan. Jadi ia terpaksa berbohong agar ibu itu langsung mendapatkan perawatan.
"Baiklah kalau begitu, silahkan keruangan administrasi untuk mengurus masalah perawatan ini, kalau begitu saya permisi" ucap dokter tersebut lalu pergi meninggalkan Shinta.
"Baik dok terimakasih" ucap Shinta tersenyum ramah. Lalu bergegas pergi keruangan administrasi.
***
"Permisi mba, saya mau mengurus masalah perawatan pasien magh kronis yang tadi datang" ucap Shinta kepada petugas rumah sakit tersebut.
"Oh iya mbak baiklah" jawab petugas tersebut sambil mengambil berkas kosong yang siap ia isi.
"Nama pasien siapa ya mba? " tanya petugas tersebut.
Shinta yang tidak mengetahui siapa nama ibu itupun bingung harus menjawab apa.
Ia pun segera membuka tas ibu yang masih ia bawa dan mencari pentunjuk siapa tau ia menemukan sesuatu disana.
Namun kenyataannya nihil, di dalam tas tersebut hanya berisikan beberapa pakaian saja.
Lalu Shinta mengambil syal yang ia gunakan untuk mengikat badan mereka di motor tadi.
Dalam syal tersebut tertulis nama Silvi, tanpa pikir panjang Shinta langsung menyebutkan nama Silvi kepada petugas tersebut.
"Silvi mbak" ucap Shinta
"Umurnya berapa mba? " tanya lagi petugas tersebut untuk mengisi data pasien.
Shinta yang tidak tau umur dari ibu itupun hanya menebak dari tampilan ibu tersebut.
"45 mbak" jawab Shinta
"Mohon untuk mengisi data keluarga pasien mba" ucap petugas itu sambil menyodorkan kertas yang harus di isi oleh keluarga pasien
Shinta pun mengambil kertas tersebut dan mengisinya. Ketika ada pertanyaan tentang hubungan dengan pasien, Shinta pun mengisi dengan kata 'anak'.
Setelah selesai mengurus data-data yang diperlukan, Shinta lalu berjalan kekamar rawat karna ibu tadi, karna pasien sudah dipindahkan ke kamar ketika ia sedang mengurus data-data.
Shinta melihat ibu tadi sudah bangun dan masih terlihat lemah di ranjangnya. Shinta pun mendekatinyanya
"Gimana bu? apa masih sakit? " tanya Shinta yang sudah berdiri disamping ranjang
"Sudah mendingan nak, perut ibu sudah tidak sesakit tadi" jawab Silvi lemah
"Syukurlah kalau begitu bu. Kata dokter magh ibu kambuh. Apa ibu tadi pagi tidak sarapan? " ucap Shinta
Silvi berusa meningat, dirinya tersenyum miris saat mebgingat kejadian tadi pagi dimana ia hanya makan sesuap nasi karna harus berdebat dengan anaknya
"Iya nak. terimakasih ya nak, kamu sudah mau menolong ibu. nama kamu siapa nak? " ucap Silvi sambil mengambil tangan Shinta dan memegangnya.
"Iya bu sama-sama" jawab Shinta tulus
"Nama saya Shinta bu, apa ibu namanya ibu Silvi? " tanya Shinta sambil tersenyum ramah
"Iya nak, bagaimana kamu tau? " jawab Silvi tersenyum
"Iya bu, tadi waktu mengisi data pasien saya bingung mau mengisi apa. Terus saya mau nyari data ibu di tas ibu tapi ngga ada. Dan ternyata di syal ibu ada tulisan 'Silvi', jadi saya fikir itu nama ibu" jelas Shinta kepada Silvi
"Oh iya nak. soalnya ibu tadi kena jambret di jalan. dompet, hp, dan barang berharga lainnya di ambil jambret itu. yang tertinggal cuma tas baju ibu" ucap Silvi sambil menginat kejadian tadi siang sebelum ia ambruk sakit dijalan.
"Ya ampun ibu kok bisa, terus rumah ibu dimana? keluarga ibu? " ucap Shinta sambil terlihat sedikit sedih setelah mendengar cerita Silvi
Silvi terdiam sejenak, ia berfikir belum juga berhasil tapi ia harus menderita seperti ini. Silvi berfikir jika ia tidak akan pulang sebelum anaknya lah yang menjemput dirinya sendiri.
Ya begitualah Silvi, ia adalah orang yang keras kepala dan berdiri teguh pada keputusannya. dan hal itulah yang terjadi pada hubungan anaknya dengan kekasihnya yang tak pernah ia restui dengan sebab sampai saat ini.
Ia pun berencana berbohong kepada Shinta. karna jika ia berbicara jujur kepada Shinta, ia yakin bahwa gadis baik ini akan menghubungi keluarganya.
"Ibu ngga tau nak, ibu lupa. aduuuh duh" jawab Silvi sambil memegangi kepalanya yang pura2 sakit
"Ibu kenapa? " tanya Shinta khawatir
"Aduuuh kepala ibu sakit sekali nak" Silvi berbohong sambil memegangi kepalanya yang tidak sakit
Shinta yang melihat saat Silvi kesakitanpun memanggil dokter untuk memeriksanya kembali
"Bagaimana keadaanya dok? kenapa ibu Silvi tidak mengingat keluarga dan rumahnya dok?" tanya Shinta kepada dokter yang telah selesai memeriksa Silvi
"Beliau baik-baik saja, hanya saja mungkin karna syok yang begitu hebat membuat ia kehilangan ingatannya sementara" jelas dokter
"Apakah sebelum dibawa kesini terjadi sesuatu terhadap beliau?" lanjut dokter bertanya
"Iya dok, beliau tadi kena jambret di jalan" jawab Shinta
"Nah mungkin kejadian itu yang membuat beliau syok, ia terguncang dan membuat sebagian ingatannya hilang sementara" jelas dokter tersebut
"Lalu bagaimana dok? " tanya Shinta khawatir
"Kita akan memberikan yang terbaik, namun untuk ingatannya itu akan kembali dengan sendirinya seiring berjalannya waktu" jelas dokter
Silvi yang yang diam saja di tempat tidurnya hanya menyimak pembicaraan Shinta dan dokter. Ia merasa bersalah kepada Shinta karena telah membohonginya. Namun di lain sisi ia lega karena rencananya akan berjalan dengan baik.
"Baiklah jika sudah tidak ada yang ditanyakan, saya permisi" ucap dokter
"Baik dok, terimakasih dok" ucap Shinta berterimakasih
"Sama-sama, permisi" ucap dokter lalu meninggalkan ruangan tersebut.
Shinta mengantarkan dokter sampai pintu, setelah itu ia kembali keranjang pasien. melihat Silvi yang dari tadi diam saja dan saat ini mulai meneteskan air mata.
Silvi menangis karna mengingat kejadian yang menimpa dirinya hari ini, yang dibentak oleh anaknya, lalu kena jambret dan sekarang ia harus terbaring di rumah sakit.
jangan lupa dukung author dengan cara like, komen, rate and vote ya. terimakasih 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Nurjayani Yani
ibu dan anak, sama² keras kepala😁
2021-08-14
0
Yhu Nitha
triple like✌✌
2020-09-15
1
Rosni Lim
Sukses ya, Thor
2020-09-10
1