Evan yang mengetahui jika memang mamahnya menghilang pun sangat khawatir. Ia segera memakai pakaianya kembali
"Sayang maafkan aku, aku harus mencari mamah. Kamu bisa disini saja atau pulang. maafkan aku tidak bisa menemanimu" ucap Evan sambil buru-buru memakai pakaiannya lalu segera mengambil kunci mobilnya dan pergi meninggalkan Siska sendirian di dalam apartemennya
Siska yang merasa di acuhkan pun merasa kesal dengan Evan.
Evan mengemudikan mobilnya menuju rumah orang tuanya untuk ikut bersama papahnya mencari mamahnya
Sesampainya Evan di rumah sudah terlihat banyak mobil pribadi dan juga mobil polisi yang terparkir di halaman depan rumahnya.
Begitu Evan masuk, ternyata didalam sudah sangat ramai para orang-orang kepercayaan keluarga Slim dan beberapa polisi untuk membatu mencari jejak istrinya yang hilang
"Bagaimana pah?" tanya Evan mengampiri Fernando yang masih terlihat sibuk dengan ponselnya untuk menghubungi orang kepercayaannya
"Belum ada kabar" jawab Fernando yang masih fokus dengan ponsel nya.
"Sebaiknya saat ini kita mulai bergerak pah. dan membagi beberapa kelompok untuk berpencar" ucap Evan kepada papahnya.
"Baiklah, sepertinya ide bagus" Fernando mengumpulkan semua orang. Rasa amarahnya terhadap Evan saat ini sudah terganti dengan rasa khawatir dengan keadaan istrinya
"Perhatian untuk semuanya! kita bergerak sekarang. Kita akan berpencar untuk mencari istri saya" ucap Fernando di depan para anak buahnya dan pada para polisi
"Kita harus berpencar, ada yang mencari ke jalan A, ada yang ke jalan B, dan ada yang ke jalan B. dan ini foto istri saya" ucap Fernando sambil membagikan foto istrinya
"Cek semua cctv jalan, cctv rumah atau toko yang menyorot ke jalan. tanyakan kepada warga setempat apakah pernah melihat istri saya" lanjut Fernando
"Mohon kerja samanya, saya mau istri saya hari ini harus ditemukan!" ucap Fernando dengan mata yang sudah berkaca-kaca
Evan saat ini sedang menuju jalan C bersama papahnya dan beberapa anak buahnya juga dengan beberapa polisi.
Evan dan Fernando mengecek semua cctv yang menyorot kejalan satu2. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah rekaman cctv dari salah satu toko yang memperlihatkan Silvi.
Dalam rekaman cctv tersebut terlihat Silvi berjalan keluar dari sebuah supermarket ke arah jalan untuk mencari taxi. Ia berjalan sedikit menjauh dari area supermarket karna ia mencari tempat yang teduh
Ketika Silvi sudah sampai dipinggir jalan dan menunggu taxi, tiba-tiba ada sepedah motor yang berboncengan 2 orang mendekati Silvi.
Dan orang yang di bonceng itu langsung menyambar tas selempang Silvi dan juga menyambar kalung juga gelangnya.
Silvi yang jatuh karna tarikan orang tersebut pun sangat terkejut dan tidak bisa berteriak karena syok.
Setelah berhasil mengambil barang2 Silvi, para penjambret itu pun langsung menancapkan gasnya lalu pergi meninggalkan Silvi
Setelah kejadian itu, tiba-tiba Silvi langsung meringis kesakitan dan memegangi perutnya dengan posisi yang masih seperti tadi ia terjatuh.
Evan dan Fernando sangat khawatir melihat Silvi yang sangat kesakitan tersebut. tiba-tiba video rekaman menampilkan gambar hitam.
"Kenapa berhenti?!" teriak Evan kepada petugas toko yang sudah membantu memperlihatkan video rekaman cctv tokonya
Petugas yang di teriaki oleh Evan pun menjadi sangat takut dengan Evan
"Maaf tuan, saat itu ada pemadaman listrik di jalan C karna ada tiang listrik yang bermasalah tuan" ucap petugas itu dengan takut
Fernando sangat sedih dan khawatir setelah melihat video itu. Ia menjadi sangaat frustasi saat ini.
Sedangkan Evan jangan di tanya lagi bagaimana perasaannya sekarang. Ia sangat merasa bersalah karna sudah melawan mamahnya dan membuat mamahnya harus mengalami hal seperti ini
"Ini semua benar-benar salahku. Maafkan aku mah" ucap Evan dalam hati sambil meneteskan air matanya yang menampakkan rasa penyesalannya.
"Bagaimana ini pah? kita tidak tau sekarang mamah ada dimana dengan keadaannya yang seperti itu"
"Coba kita cek semua rumah sakit yang ada di kota ini. Apakah di hari itu mereka menerima pasien atas nama Silvi dengan keluhan sakit perut. Papah yakin kalau magh mamahmu kambuh saat itu. Karna pagi itu setelah berdebat denganmu ia tak melanjutkan sarapannya" ucap Fernando kepada Evan
Evan yang mendengar ucapan papahnya jika mamahnya sakit karna dirinya pun berkali-kali lipat merasa bersalah dan menyesal atas kelakuannya.
Evan merasa semakin sedih dan tidak sadar air matanya tumpah membasahi pipinya
Fernando segera menghubungi anak buahnya untuk mengecek semua rumah sakit yang ada di kota ini untuk mencari tau apakah istrinya di bawa kerumah sakit.
Evan pun yang sudah sangat khawatir dan ditambah dengan rasa bersalahnya pun segera pergi dari situ.
"Mau kemana kamu? "
"Mau kerumah sakit kita pah, aku harus mastiin apakah mamah baik-baik saja" jawab Evan dengan berjalan begitu cepat untuk keluar dari ruang tempat ia melihat rekaman cctv di toko itu
Sebenarnya keluarga Fernando Slim sangat kaya di kota tersebut. Bahkan termasuk dalam daftar pengusaha tersukses dan terkaya di negaranya.
Ia mempunyai rumah sakit yang tidak hanya 1, perusahaan dengan anak cabang yang sudah menyebar keseluruh negeri dan banyak aset bisnis lainnya.
"Papah ikut" ucap Fernando sambil mengikuti Evan dari belakang kemudian ikut masuk di mobil Evan
Evan melajukan mobilnya ke rumah sakit milik keluarganya.
Kebetulan rumah sakit tersebut adalah rumah sakit yang jaraknya paling dekat dengan tempat kejadian mamahnya. Jadi Evan yakin jika mamahnya berada di rumah sakit, maka rumah sakit inilah yang akan di datanginya
Sesampainya dirumah sakit, Evan dan Fernando langsung di sambut oleh petinggi rumah sakit tersebut
"Selamat datang tuan, apa yang membuat anda datang kesini? " ucap pak bram yang merupakan salah satu penanggung jawab rumah sakit tersebut menyambut Evan dan Fernando
Disana hanya para petinggi dan atasan-atasan rumah sakitlah yang mengetahui siapa pemilik rumah sakit itu.
Sedangkan para karyawan atau bahkan dokter sekalipun tidak mengetahui siapa pemilik rumah sakit itu.
"Cepat liat daftar pasien di hari sabtu tanggal 10 apakah ada pasien yang bernama Silvi dengan gejala sakit perut!" ucap Evan kepada para petinggi itu dengan nada tinggi
"Baik tuan" ucap penanggung jawab rumah sakit itu sambil menunduk takut.
Para petinggi itu merasa takut dan kalang kabut mengikuti perintah Evan untuk mencari data pasien itu.
Beberapa waktu kemudian mereka mendapatkan data pasien atas nama Silvi.
"Ini tuan, pada tanggal xx ada satu pasien bernama Silvi dengan penyakit magh kronis dan amnesia sementara" Pak Bram menyerahkan data pasien kepada Evan
Evan yang mendengar kata amnesia pun membelalakkan matanya sambil melihat data pasien yang sudah ada di tangannya
"Cepat panggilkan dokter dan perawat yang bertanggung jawab atas pasien ini!" ucap Evan yang sambil membaca data pasien tersebut untuk memastikan sesuatu
Pasalnya dalam data tersebut tertulis
"Nama: Silvi, Umur: 45 tahun, Alamat: jl.xx kos Melati no4, Keluarga: Shinta(anak)" .
Hal ini tidak sesuai dengan Silvi mamahnya. dimana Silvi mamahnya umurnya yang sesungguhnya yaitu 47 tahun, alamatnya pun bukan alamat rumahnya, lalu siapa Shinta itu yang tertulis sebagai anaknya?
Setelah beberapa saat,,
"Ini tuan dokter dan perawat yang bertanggung jawab pasien atas nama Silvi" ucap petinggi tersebut yang datang bersama seorang dokter dan perawat
Sedangkan Fernando sedari tadi hanya diam dan membiarkan putranya itu untuk mengurusnya. Karna Fernando sendiri sudah tidak mempunyai tenaga karna sudah seharian mencari istrinya itu dan ia juga lemas karena belum sempat mengisi tenaganya dengan makanan
jangan lupa dukung author dengan cara like, komen, rate and vote ya. terimakasih 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Galuh
hadir
2020-09-24
1
Fransisca
pintar
2020-09-19
1
Rena Gimun
like🌻🌻
2020-09-10
1