Dinda yang kini berada di kampus mendapat panggilan dari asistennya bahwasannya perwakilan dari perusahan alat kesehatan milik Hanung datang ke anak perusahaan milik Dinda.
"maaf, saya telambat. hmm tuan krish".
"kau bisa memanggilku dengan sebutan nama saja. atau sayang pun tak mengapa. sebab aku tau calon suamimu itu sebentar lagi tak akan ada didunia ini. hahah" dengan percaya diri krish menghina Zack dihadapan dinda.
"hmm, mari bersenang-senang anak iblis"
dinda bermonolog dalam hatinya dan tak lupa seringaian disudut bibir pink nya.
"ada perlu apa kau datang kesini bang? setidaknya kalau datang kabari aku dulu. ckk, aku jadi meninggalkan mata kuliahku demi menemuimu". sedih Dinda dalam kepura-puraannya.
asisten Dinda yang mendengarnya merasa jijik "ya ampun. bisa-bisanya nona muda mengatakan itu. menjijikkan sekali bahasanya. kalau saja tuan muda dengar, tak segan-segan ia akan menjahit mulut nona muda.". dalam hatinya pula ia berharap permainan yang dibuat nona mudanya ini mengamhasilkan kesuksesan dalam bermisi.
"kau nyebutku apa tadi? Abang? hmm mengapa begitu? bukankah sayang akan lebih baik?" cerca krish guna merayu Dinda.
Dinda yang duduk dihadapan krish pun bangkit dan memeluk lengan krish, "sayang itu panggilan Aditya ke wanitanya, mas itu panggilan illa ke lelakinya, cinta itu panggilan Zack untukku, sedang aku memanggil Zack dengan sebutan sayang. aku hanya tak menginginkan adanya persamaan penyebutan. tak romantis menurutku".
"nona muda. saya permisi, ada meeting yang harus saya handle mengingat nona muda sedang bersama tua krish". asistennya bergidik ngeri dengan permainan Dinda. jadi ia memilih untuk meninggalkan tempat itu.
"ah bahkan aku lupa kau ada disana, kak" jawab Dinda seraya menganggukkan kepalanya.
"Dinda. jadilah istriku. aku akan memberikan apapun yang kau mau. aku anak geng motor terhebat dikota ini. kau akan terkenal karena ku." rayu krish tak hentinya.
"sebelum menikah denganmu aku ingin kau memberikanku apotek milik ayah Hanung dipusat kota itu. ya sesuai dengan jurusanku. jadi mudah bagiku nantinya untuk menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan." Dinda tak segan-segan ingin mengambil alih apotek milih ayah kandungnya terdahulu.
sejak kejadian pembunuhan itu, dormeo mendapat hasil klinik, Hanung apotek milik Nugraha. kini Dinda ingin mendapatkan semua yang seharusnya menjadi miliknya.
krish menatap Dinda, lalu memeluknya. "tenanglah, aku pastikan akan mendapatkannya untukmu" krish mencium puncak rambut dinda.
"duarrrrr, hahaha ternyata sangat mudah mempengaruhimu, bodoh.
" Dinda tersenyum kemenangan akan caranya yang licik itu.
....................
di lain tempat, tepatnya dikampus
"halo, tuan pramuditya". salam hacker Aditya.
"bagaimana?" tanya Aditya singkat.
"benar, tuan. Patrecia adalah anak dari tuan dormeo. ia juga sering ke club untuk menemui pria-pria yang ingin membeli tubuhnya. ia juga pengguna narkotika jenis sabu tuan.". ucapan terakhir hacker itu membuat syok Aditya.
"pantas saja kelakuannya berlebihan. baiklah. lanjutkan kerjamu". perintah Aditya
..........
Dinda yang telah diberitahukan oleh Aditya tentang siapa Patrecia sangat senang mendengarnya.
"kerja bagus, Adit. gajimu ditoko aku naikkan 3 x lipat." reward Dinda berikan kepada Aditya.
"baiklah baiklah. siapkan dirimu, *****. kita akan mulai bermain-main denganmu" . dalam hati Dinda bersorak senang.
Patrecia kini telah dijemput oleh Aditya untuk melancarkan aksinya dengan Dinda. ya sesuai janji dikampus sebelumnya. Aditya membawa Patrecia ke sebeuah mall terbesar dikota itu. Aditya membiarkan Patrecia memilih apapun yang ia senangi.
"biarlah, toh uang ini uang papa. nantinya juga aku akan menjelaskan mengapa aku menggunakan banyak uang hari ini. hihi. maafkan anakmu pa, terpaksa ni karena lagi jalani misi untuk anak perempuanmu yang psikopat itu". dalam hati Aditya terkekeh dengan kelakuannya sendiri hari ini.
"hmmm Patrecia, ambilah apa yang kau inginkan. aku akan membayar semuanya. aku harap kau memilih dengan tepat barang-barang yang bagus. aku tidak suka wanitaku mempunya barang-barang yang tidak berbrand." senyum penuh arti yang diberikan Aditya mampu melelehkan hati Patrecia.
"kapan lagi aku bisa mendapatkan ini semua secara cuma-cuma". Patrecia memeluk Aditya, dalam hatinya tengah bermekaran bunga-bunga indah. ya, yang sebentar lagi bunga-bunga yang bermekaran dalam hatinya itu akan segera layu bahkan mati.
......
dirumah, illa sejak kepergian Aditya yang berpamitan menjalankan misi pun uring-uringan.
"kenapa harus pake acara ngedate sih. dasar buaya setengah biawak. awas aja dia kalau sampai dia mencicipi wanita setengah belut itu. aku rebus dia hidup-hidup ".
"siapa yang akan kau rebus hidup-hidup, illa? tanya pria berbadan kekar meski usianya yang tak lagi muda itu.
"pa-papa. hehehe bukan siapa-siapa pa. papa gak nungguin kak Zack di rumahsakit?". illa mengalihkan pembicaraan karena takut dengan tatapan papa Brahmana yang menelisik gerak-geriknya.
"ada mama dan grandma disana. kau kenapa, nak? kenapa kau mengomel seperti ibu-ibu kompleks yang sudah lama tidak diberi uang oleh suaminya?". cemeeh papa pada illa yang memang terlihat sedang kesal dengan seseorang.
illa pun menceritakan semua misi yang diberikan Dinda kepada Aditya, termasuk mengorbankan suaminya menjadi pria hidung belangnya Patrecia.
papa Brahmana yang mendengarnya pun tertawa dan segera ia mengkompori putri bungsunya itu, "hmmm, I see. pantas saja masuk notifikasi pemberitahuan black card yang papa berikan pada kalian dengan pengeluaran hampir 2 milyar itu. ternyata suamimu sedang bersenang-senang dengan Dugong itu, hahahah. malang sekali nasibmu nak. apa kita ceraikan saja anak Badung itu? aku akan menikahkanmu dengan anak dari rekan bisnis papa".
illa yang semakin tersulut emosi mengepalkan tangannya, "awas saja dia berani pulang. aku potong anacondanya itu".
"iyyuuuwww, kau sangat mengerikan nak. lebih dari Dinda yang psikopat itu. hahaha. sudahlah ayo, biar papa yang akan mentraktirmu. belanja lah segala yang kau inginkan. toh barang yang dibeli Aditya nantinya akan jadi milikmu. karna Dugong itu hidupnya papa jamin tidak akan lama lagi setelah sampai ditangan dinda". brahmana ngilu mendengar emosi anaknya itu. ia mengajak illa belanja untuk mengembalikan moodnya yang hancur karena ulah misi Dinda dan Aditya.
...........
Dinda yang kini sedang melakukan dating dengan krish pun tengah tertawa. mereka bersenda gurau. Dinda melakukannya bukan untuk mengkhianati calon suaminya sedang masih saja koma dirumahsakit sana. ia juga sama dengan Aditya yang menjalankan misinya.
"bang, habis ini kita ke hotel ya. rasanya pengen peluk kamu. Dinda berkilah meskipun dalam hatinya ia mengutuk ucapannya itu. "menjijikkan".
dinda yang telah mengkonfirmasi keberadaannya pun di pahami oleh aditya. ia juga mengajak Patrecia ke hotel yang sudah dipesan khusus oleh Dinda.
Patrecia yang tak curiga pun menuruti permintaan Aditya.
mereka tiba di hotel yang sama dengan Dinda dan krish. Patrecia dan Aditya tiba di kamar hotel 56 sedang Dinda dan krish di kamar 55.
"minumlah dulu. aku akan membersihkan diri" Aditya yang berlalu ke kamar mandi pun melirik Patrecia yang dengan bodohnya meminum jus yang telah diberi obat bius oleh Dinda .
begitu juga dengan krish, ia tak menyadari bahwa minumannya telah diberi obat bius itu. setelah krish dan Patrecia pingsan, Aditya dan Dinda keluar kamar, Dinda menghubungi anggotanya untuk membawa Patrecia dan krish ke markas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments