Zack koma

bugghhh

crackkk

brughhhh

bughhh

Zack sedang bertarung dengan salah satu musuh perusahannya. tidak, lebih tepatnya mantan manager keuangannya. ia berkhianat kepada Zack. ia melakukan korupsi dengan jumlah Yang sangat besar.

"matilah kau anak muda. bosku tidak akan membiarkan mu hidup, hahahah" ucap Suseno, manager keuangannya itu.

"haha, tidak akan semudah itu pak tua. siapa kau yang mampu mengancam ku demikian" ucap Zack santai.

bugh bughhh bugh

brakk

pukulan demi pukulan dilayangkan oleh keduanya, hingga tanpa sadar Zack tertembak tepat dibagian jantungnya

"aaaaaargggghhhhh" bruukkk

Zack tersungkur dengan darah yang terus mengalir.

diapartemen mewah seorang wanita muda sedang menyiapkan makan malam untuknya dan calon suaminya. Dinda memasak makanan kesukaan calon suaminya itu.

tiba-tiba cincinnya berkedip merah, tanda bahaya muncul. segera ia menghubungi Zack namun ponsel Zack tak dapat dihubungi. ia berpikir bahwa dirinya aman diapartemen dengan banyaknya pengawal diluar sana. lalu kenapa berkedip merah?

duaaaarrrr, Dinda terhenti sejenak. seolah detak jantungnya pun ikut berhenti. ia menangis dan menelpon papanya.

"papa, cepat ke apartemen, jemput aku. kerahkan semua anggotamu untuk mencari Zack. dia dalam bahaya." ia mematikan panggilannys sepihak.

"sial, siapa yang berani mengusik keluargaku. tak akan kubiarkan dirinya hidup dengan tenang". ucap brahmana.

...........

"tuan besar, kami menemukan tuan muda Zack tak sadarkan diri dengan kehilangan banyak darah akibat luka tembakan yang mengenai jantungnya di jalan G. sekarang kami membawanya kerumahsakit pribadi tuan." ucap pengawal yang brahmana turunkan.

"ayo Dinda. cepat masuk mobilku. kita ke rumahsakit sekarang". papa terlihat sangat cemas.

"tenangkan dirimu pa. aku yakin Zack akan baik-baik saja. biar aku yang mengemudikan mobilnya." ucap Dinda lembut guna menutupi rasa khawatirnya yang teramat sangat.

Di dalam mobil itu tersisa keheningan tanpa adanya yang memulai pembicaraan.

.........

"Dimana putraku?" tanya brahmana kepada bagian resepsionis rumahsakit itu

"tuan muda sedang dalam penanganan Operasi untuk mengeluarkan pelurunya, tuan."

dengan langkah lebar ia menyusuri lorong rumahsakit itu.

setelah satu jam, dokter yang menangani Zack keluar. "hormat saya tuan besar". dokter itu membungkukkan diri menghormati tuannya itu.

"katakan, tidak usah bertele-tele". ucap brahmana dingin.

" operasi pengangkatan peluru yang bersarang tepat di tepi jantung tuan muda berhasil dilakukan, tuan. namun sayang, tuan muda kehilangan banyak darah sehingga ia mengalami koma hingga waktu yang tidak bisa kami perkirakan. saya mengharapkan bantuan dari keluarga untuk terus mencoba mengingatkan tuan muda dengan hal-hal yang baik untuk mendapatkan respon terstruktur dari dirinya".

Brahmana mengangguk paham. lain hal dengan Dinda yang duduk dengan tangisan tanpa suara mendengar calon suaminya itu koma. ia bersumpah akan membunuh orang itu dengan tangannya sendiri.

"hubungi mama, grandma, dan juga adik-adikmu". perintah brahmana kepada Dinda.

40 menit berlalu, dari kejauhan terlihat beberapa orang yang berjalan mendekat dengan langkah terburu-buru.

mama berlari dan menangis di pelukan papa. sedangkan Dinda mencoba menenangkan grandma.

"illa, Aditya. aku meminta kalian secara pribadi untuk membantku menemukan pelaku yang membuat calon suamiku koma". ucap Dinda dengan tatapan kosongnya.

"tanpa kau minta pun kami sudah menurunkan semua pengawal, tenanglah kak" jawab Aditya. illa yang masih syok hanya bisa diam saja.

1 bulan berlalu, kini Zack masih saja dengan setianya tidur diranjang rumahsakit itu tanpa sedikitpun merespon apa yang diucapkan oleh keluarganya.

Dinda yang masih tetap menjalankan aktivitas sebagai CEO juga pemilik toko bunga itupun harus bekerja. ia pun tetap melanjutkan kuliahnya. setiap pulang kuliah ia menyempatkan diri untuk mengunjungi Zack.

...

di kampus, 3 sekawan itu tetap bersikap biasa, seolah tak ada masalah yang menimpa mereka.

"hai, sayang. apa kau tak merindukan aku?" ucap Patrecia yang baru saja duduk bergabung dengan Aditya. ya. dia tak ada kapoknya terus merayu Aditya.

tak menoleh ataupun merespon Patrecia, Aditya asyik memakan makanannya hingga tak bersisa.

door dooor door, aaarrggghh

nada dering ponsel Dinda bergetar menandakan adanya telpon masuk.

"iyyuuhhh udah kayak mafia aja kau Dinda. nada dering mu sangat tidak asyik" ucap Patrecia.

"halo"

"......"

"baiklah"

"....."

"15 menit, bersama illa dan Aditya"

tuuuttt

Dinda yang menoleh kearah Aditya pun membuka pembicaraan.

"15 menit, bawah tanah"

Aditya dan illa yang pahampun mengangguk.

"besok aku akan mengajakmu berkencan sayang". Adit sengaja memancing reaksi Patrecia karena ia memiliki firasat yang tak baik darinya.

"aaaaa benarkah. oke sayang. bye" Patrecia melambaikan tangan kepada 3 sekawan yang telah pergi meninggalkan kantin.

...

tiba di markas, suasana siang itu tiba-tiba sangat menakutkan. tampak dari raut wajah Dinda yang sangat tak bersahabat.

"nak". tiba-tiba suara bariton itu muncul dari balik pintu. papa Brahmana datang ingin menyaksikan langsung siapa sebenarnya pelaku yang mencelakai anaknya.

"silahkan tuan, nona" pengawal mempersilahkan masuk keruang eksekusi.

buggghhh

tanpa aba-aba, dinda melayangkan pukulannya tepat diperut orang yang tengah bersimpuh itu.

"katakan, tidak usah bertele-tele" Dinda berkata dengan tatapan menusuk.

"hahah, bosku adalah orang yang cukup tuan besar kenali" ucapan pria itu membuat tuan Brahmana maju mendekat.

"siapa? aku akan membebaskanmu". bohong brahmana.

"anak Nugraha yang hilang setelah orangtuanya kau bunuh". perkataan pria itu menyulur emosi Dinda.

dengan mata yang berubah merah, ia berdiri "akulah putri Nugraha, Suseno. tanpa kau berbohong aku sudah tau, kau melakukan korupsi diperusahaan Zack. kau bekerjasama dengan dormeo untuk melenyapkan keluarga Zack. benar begitu, tuan Suseno? hahahah".

Dinda menguliti Suseno hidup-hidup. kini ia berubah menjadi seorang penjual bunga psikopat. tanpa merasa takut atau jijik akan darah yang terus mengalir. Dinda menikmati syaatan-sayatan ditubuh Suseno. hingga akhirnya pria itu mati secara mengenaskan.

"tuan besar, perintahkan anak buahmu mengirimkan mayat Suseno kekediaman dormeo. setelah ini aku akan bermain dengan hanung dan keluarganya. baru setelahnya dormeo". Dinda tiba-tiba tak sadarkan diri.

tuan brahmana dan kedua anaknya berlari menyelamatkan Dinda.

.........

Dinda yang setia menunggu kesadaran Zack pun menangis sambil berkata "bersabarlah sayang. tahanlah sebentar lagi. aku pastikan disaat kau bangun aku telah menyelesaikan misiku dan kita akan segera menikah."

dikediaman dormeo.

sejak beberapa waktu lalu, dormeo masih marah-marah tidak jelas karena ia kedatangan tamu tak diundang, yakni mayat Suseno.

"bangsat. siapa yang melakukan ini? kenapa kalian yang berjaga didepan bisa kecolongan ada orang masuk tak terlihat seperti ini".

tak lama kemudian ponsel dormeo berdering, "apa kau Suka dengan hadiahku tuan dormeo? hahahaha". orang itu adalah Dinda yang telah menyamarkan suaranya menjadi pria. ia juga menggunakan private number sehingga tak dapat dilacak oleh dormeo.

"siapa kau bajingan? mengapa kau kirim mayat Suseno kerumahku?" marah dormeo.

"haha tak perlu teriak-teriak pak tua. kau bisa saja terkena serangan jantung lalu mati saat ini". ejek Dinda.

dan tuuuut tuuut

panggilan terputus begitu saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!