latihan

berminggu-minggu setelah kesepakatan bahwasanya Zack dan Dinda akan menikah ketika Dinda berhasil melenyapkan salah seorang pelaku penusukan orangtuanya. ya, tantangan itu diberikan nyonya ghanesia untuk Dinda supaya menjadi wanita tangguh dan kuat.

meskipun jauh sebelum kesepakatan itu terjadi, Dinda dan Zack sempat menolak permintaan nyonya ghanesia karena mereka yang tidak saling mengenal. usut punya usut, cerita punya cerita. sharing dari hati ke hati. saat itu keduanya memilih sepakat untuk memenuhi syarat dari nyonya ghanesia.

.................

"kak, kapan aku bisa mulai latihan beladiri? aku gak mau jadi wanita yang cengeng dan penakut. aku harus bisa mengalahkan rasa traumaku itu". ucap Dinda dengan semangatnya.

"tunggu aku pulang dari markas. ada hal yang harus aku selesaikan terlebih dahulu. setelahnya kita mulai latihan. aku sendiri yang akan mengajarkanmu". jawab Zack seraya meninggalkan Dinda didepan toko bunga miliknya yang kini menjadi toko bunga yang terkenal.

tinggg,

pesan masuk di hp Dinda

"Dinda, bisakah kau buatkan aku spaghetti ayam seperti sebelumnya? tiba-tiba aku ingin memakannya. jika kau bisa, antarkan ke alamat yang aku kirimkan'. begitu isi pesan dari Zack kepada Dinda.

"oke kak. aku siapkan dulu makanannya". balas Dinda dan dengan cekatan ia mulai menyiapkan bahan Makanan yang dibutuhkan.

45 menit berlalu, Dinda kini berada didepan sebuah gedung tua yang terlihat kumuh dan menyeramkan. bagaimana tidak, Dinda berada ditengah hutan yang sangat jauh dari perumahan. ia pun tak menyangka bahwa ada bangunan didalamnya.

"nona. Anda sudah ditunggu oleh tuan didalam markas". Dion datang menghampiri Dinda yang masih memasang wajah plonga plongo nya itu.

"ah baiklah Dion. tunjukkan aku jalannya". Dinda berjalan menyusuri ruang demi ruang, lorong demi lorong. diawal dirinya masuk gedung itu ruangan yang ada terlihat biasa saja, bahkan terlihat sedikit usang. namun semakin jauh ia berjalan. ia mendengar rintihan-rintihan seseorang atau bahkan lebih dari satu orang yang sepertinya merasa sangat kesakitan. dinda merinding mendengarnya namun ia harus bersikap biasa saja. mungkin ini awal dari dirinya untuk belajar melawan rasa takut yang berlebihan dalam dirinya.

kini Dion dan Dinda sampai dilantai 2, terlihat 2 ruangan dilantai itu. satu ruang persenjataan serta ruang kerja Zack. dan yang satunya kamar pribadi Zack ketika mengharuskan ia untuk menginap.

"saya permisi nona. silahkan ketuk pintunya". Dion undur diri untuk melakukan eksekusi terhadap salah satu musuh Zack.

tok tok tookk

pintu kamar pribadi Zack terbuka otomatis. terlihat Zack yang sedang berbaring di ranjang yang ukurannya tidak terlalu besar. Dinda masuk dan meletakkan makanan yang ia bawa ke meja diruangan itu.

"kak. kak Zack. bangun. ayo makan dulu". dengan hati-hati Dinda membangunkan Zack.

"eungghhh, sayang kau sudah datang. aku lelah sekali rasanya. bolehkah aku memelukmu sebentar saja?" Zack yang mengatakannya seolah seorang bayi yang merengek kepada ibunya.

tanpa jawaban dari Dinda, Zack sudah menarik Dinda dalam dekapannya. Dinda hanya bisa diam dan mengelus pelan rambut Zack. "sayang, apa kau keberatan kalau aku memintamu untuk tinggal bersamaku di apartemen? aku rasa aku mulai tak terbiasa tidur tanpa memelukmu." Zack yang masih mendusal diceruk leher Dinda pun menghirup dalam-dalam aroma vanilla yang keluar dari tubuh Dinda. aroma itu yang menjadi candu bagi Zack.

"kak, geli. jangan begitu. sebaiknya kakak makan dulu ya. nanti makanannya dingin. ayo bangun, aku siapkan makanannya". Dinda yang berusaha mengontrol diri segera bangkit dari dekapan Zack dan menyiapkan makanan.

dinda yang tak berkesiap terkejut kala ia ditarik Zack untuk duduk dipangkuannya. "suapin aku Din. aku sedang malas makan dengan tanganku sendiri" Zack beralasan agar Dinda mau menyuapinya.

"alasan" gerutu Dida dalam hatinya.

...................

jam menunjukkan pukul setengah 3 sore. Zack mengajak Dinda menuju ruang persenjataan. Dinda sangat takjub dengan isi ruangan itu. Dinda melihat-lihat senjata yang dimiliki Zack.

"aku izinkan kamu memilih tiga senjata yang akan menjadi milikmu." dengan suara baritonnya, Zack mengatakan demikian.

"Hmmm benarkah? aku akan meneliti satu persatu. nah aku memilih ini, hmm lalu yang ini. dan yang terakhir waaww aku menginginkan yang satu ini". Dinda menunjukkan senjata yang ia pilih untuk dijadikan miliknya.

"bagus Dinda. kamu memilih tiga benda kesayanganku.dan artinya benda itu kini menjadi milikmu. rawat dan jaga dengan baik. belati yang di design menyerupai gantungan kunci ini bisa kau bawa kemana saja. sekali kau goreskan belati itu ke lawanmu makan akan dipastikan ia kehilangan kesadarannya selama 10 jam kedepan. ya, di belati itu sudah diberikan bius dengan dosis yang sangat tinggi. pistol mini 406 ini hanya memiliki 4 butiran peluru, yang mana setiap pelurunya mengandung racun yang dapat menghentikan kinerja saraf otak. gunakan itu sebaik mungkin. dan yang terakhir pena yang keemasan ini bukan sekedar pena biasa. ini adalah rancangan bom dengan kekuatan jarak ledak 25 meter dari titik ledakan. dan didalam bom itu sudah aku beri racikan obat penenang dengan dosis yang tinggi, sehingga siapa saja yang terkena radiasi ledakan itu akan sedikit demi sedikit kehilangan kewarasan dalam diri mereka. kau cukup menekan tombol hitam yang ada dipena itu, lalu kau lemparkan kearah tujuanmu".

penjelasan yang diberikan Zack sangat dipahami dan akan diingat terus oleh Dinda, sebab ia tak mau nantinya ia sendiri yang menjadi korban dari benda-benda yang dipilihnya tadi.

"sekarang ikut aku ke lantai tiga. disana kita akan mulai latihan beladiri." Zack mengajak Dinda menuju tempat seluruh bodyguard dan anggota mafianya berlatih.

tak terasa 3 jam sudah Dinda dan Zack berlatih. mulai dari beladiri, latihan menembak, juga memanah dari jarak 700 meter.

"kak aku capek. kita udahan dulu ya. besok lagi. aku kan gak sekuat kakak". rengek Dinda dengan banyaknya keringat yang mengucur diwajah dan tubuhnya.

"baiklah. bersihkan tubuhmu lalu kita kembali ke apartemen. Dion sudah memindahkan barang-barang dari rumahmu ke apartemen. tak ada penolakan". paksa Zack dengan sedikit menyeringai.

Dinda hanya memutar malas matanya, sebab ia tahu akan percuma menolak setiap keinginan dari Zack. Dinda yang telah siap dengan memakai kemeja Zack terlihat sangat menggemaskan dan juga seksi. hal itu membangunkan raja singa Yang sebelumnya sedang terlelap dalam kandangnya.

"sial. kenapa dia begitu mempesona dengan kemejaku yang kebesaran ditubuhnya itu. ahh, solo lagi kali ini. cepatlah kau bunuh para penjahat itu dinda. supaya aku juga bisa melepaskan raja singaku ini untuk memangs kenikmatan mu itu". Zack yang sedikit kesal dengan penampilan Dinda memilih untuk masuk kamar mandi dan menuntaskan hasratnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!