munculnya Ximey

kini tuan brahmana berada di bandara untuk melakukan perjalanan bisnis ke negara K, ia diantar oleh Dinda dan Zack dengan mobil sport hitam yang harganya sangat fantastis.

sesaat setelah turun dari mobil, brahmana tertembak di bagian bahu kanannya. seketika Dinda memekik berteriak untuk memapah brahmana masuk dalam mobil. Zack yang tak tinggal diam menghubungi anggota dragon blood untuk menyelidiki. namun saat tak sengaja melihat dibalik pohon rimbun diujung jalan sana, Zack melihat ada orang yang mencurigakan. Zack berniat berlari mengejar orang itu. tapi langkahnya terhenti kala Dinda mencegahnya.

"ayo bawa om brahmana ke rumahsakit. aku tak mau kehilangan orang yang kusayangi kembali" tangis Dinda pecah mengatakannya.

..............

dokter yang menangani brahmana keluar dari ruang operasi. "tuan muda, tuan besar menginginkan anda dan nona muda masuk menemuinya".

"baiklah, aku akan menemuinya. pindahkan ia segera ke ruang VVIP". Zack menghubungi anggota dragon blood untuk menjaga rumahsakit itu. juga beberapa pengawal yang bertugas didepan pintu kamar VVIP.

.....

mama Clarissa datang terburu-buru. ia menangis sepanjang jalan karena mengetahui suaminya terkena tembakan orang yang belum diketahui siapa.

"pa, kenapa ini? siapa yang menembak mu?" mama Clarissa menghapus airmatanya.

"sudahlah ma. aku tak apa-apa. apa kau tak malu menangis dilihat putra dan juga calon menantumu itu? Zack sudah menyebar anggotanya untuk mencari tau. sebentar lagi aku juga bisa pulang. aku petinggi mafia dragon blood kalau kau lupa". dengan sombongnya brahmana mengucap itu.

.......

krrinngg kriinggggg duaaar duaaaarr

suara nada dering Zack menggema, ia segera keluar dan menerima panggilan dari anggotanya.

"tuan muda, orang yang menembak tuan besar sudah ada diruang bawah tanah." informasi yang diberikan oleh anggotanya itu sangat cepat dan membuat Zack puas akan kinerjanya.

"kerja baguss Swaq, kau memang pengawal bayanganku yang terbaik. aku akan segera kesana".

ceklek, pintu VVIP terbuka

"pa, aku harus ke markas, ada hal yang harus aku selesaikan. nanti aku kembali lagi. istirahatlah supaya kau cepat pulih". Zack berpamitan.

"tunggu, kak. aku ikut denganmu" pinta Dinda dan langsung mengikuti langkah Zack.

..................

setibanya di markas, semua bodyguard menunduk kepada zack dan Dinda.

"tuan muda dan nona muda, silahkan keruang bawah tanah. dia ada disana". Swaq mengarahkan tuannya untuk menemui orang yang menembak papanya itu.

ruang bawah tanah yang gelap, lembab, mengeluarkan aura mencekam, ditambah dengan menyeruaknya aroma anyir dari darah yang ntah kepemilikan siapa. yang pasti orang itu sudah tiada.

dengan langkah santai Zack dan Dinda duduk dihadapan orang itu, "siapa yang menyuruhmu menembak papaku?" Zack menanyainya masih dengan santai namun tatapannya bisa saja terasa menusuk jantung lawan bicaranya.

"ciih, sampai matipun aku tidak akan memberitahumu." remeh orang itu.

Zack berjalan kesudut ruangan yangmana disana telah tersedia berbagai jenis senjata yang akan digunakan Zack untuk mengeksekusi musuhnya.

Zack mengambil sebuah besi runcing kehadapan orang itu. "jawab atau aku akan menusuk matamu dengan besi kesayanganku ini". hentak Zack membuat orang itu sedikit ketakutan.

"lakukan saja, bunuh aku jika kau mau. aku tak Sudi mengingkari janji yang sudah kubuat dengan tuanku". tantang penembak itu.

tanpa ba bi Bu,

"aaaaarggggghhhh"

jlebbbb

"aaaaaarrgggghhh matakuuu, sakiiitttt. aaarrgghhh"

teriakan penembak itu jelas memenuhi ruang itu. ya Zack menusuk mata penembak itu berulang kali hingga buta.

"hentikan, tolong hentikan. ini sakit, sangat saaa-sakiit". penembak itu memohon dan akhirnya tak sadarkan diri. darah mengucur deras dari matanya.

Zack memerintahkan Swaq membawa ember yang telah diisi air garam, cuka, dan air jeruk nipis. akan sangat menyenangkan bagi Zack ketika mendengar rintihan kesakitan dari lawannya.

Dinda yang masih setia menemani Zack duduk memperhatikan betapa iblisnya calon suaminya itu, bibirnya pun terangkat sebelah seolah ia pun menikmati rintihan kesakitan penembak itu.

Byuuurrrrr

penembak itu diguyur air yang diminta Zack kepada Swaq tadi.

"aaaaaaaaa, tidaaaakkk. periiihhhh. tolong, tolong aku. lepaskan aku. aku berjanji tidak akan melakukan apapun lagi untuk mencelakai keluargamu". penembak itu memohon seraya merasakan betapa perihnya mata itu.

"biar aku saja, kak.". Dinda mengambil alih pembicaraan ke penembak itu

"bicaralah, siapa yang menyuruhmu untuk melukai tuan brahmana? dan motif apa dibalik semua itu? aku beri kau wakru 1 menit untuk menjawabnya. jika tidak, aku sendiri yang akan membakar mu hidup-hidup". gertak Dinda. ya Dinda memang sedikit lebih lembut, namun tetap dingin. sehingga lawan bicaranya pun merasa terintimidasi.

"tu-tu-tuan dormeo. ia ingin ba- uhuukk uhuuk. balas dendam kepada tuan brahmana". penembak itu terbata-bata dalam menjawab pertanyaan Dinda.

mendengar nama itu, ntah mengapa Dinda tersulut emosi, Zack yang melihat Dinda beridiri pun menatap mata itu. mata merah pekat dengan titik putih ditengahnya membuat Zack mengingat kejadian beberapa waktu lalu.

"dasar manusia iblis, kau akan mati ditangan ku. ah, bukan hanya kau, tapi semua keluargamu." Dinda yang terbakar emosi berjalan ke arah penembak itu dan doooor door doorrr ia menembaknya hingga tewas.

"Zack, bantu aku untuk membunuh bajingan itu. aku Ximey, alter ego yang terbentuk dari emosi dan rasa balas dendam yang kuat dari diri Dinda.".

Zack yang mendengar pernyataan itu pun menganggukinya. setelahnya, Dinda kembali terduduk dengan bola mata kecoklatan milik Dinda.

"apa aku menembaknya? kenapa aku tadi merasa ada sesuatu yang aneh saat ia menyebut nama itu". dinda mengingat-ingat nama yang disebut oleh penembak itu. Dan ia teringat kepada ayahnya sejenak sebelum meninggal, ayahnya meneriakkan satu nama. ya, dormeo.

..............

Zack dan Dinda kembali ke mansion untuk menjemput nyonya ghanesia untuk datang kerumahsakit.

"bersihkan dirimu dan istirahat. aku akan bersiap untuk mengantar grandma ke rumahsakit." Zack melihat Dinda yang terlalu lelah hari ini.

40 menit kemudian Zack dan nyonya ghanesia sampai di rumahsakit.

"Zack, siapkan kepulangan ku besok pagi". brahmana yang memang terlihat baik-baik saja meminta untuk segera pulang.

...........

keesokan paginya, brahmana sudah kembali ke mansion utama. Zack yang terlihat ingin mengatakan sesuatu pun mengajak papanya keruang kerja dengan membawa Dinda sekaligus.

"apa ada yang ingin kau sampaikan son? dan apa ada hubungannya dengan Dinda?" tanya brahmana karena ia melihat Dinda berada di dalam ruang kerjanya juga.

"siapa dormeo? kenapa ia ingin balas dendam dengan papa? selidik Zack tanpa basa-basi.

"jadi dia pelakunya. dasar manusia tidak tau malu." Brahmana menjelaskan secara rinci kejadian masa silam itu. sedetik kemudian Zack melihat bola mata Dinda kembali berubah merah. brahmana yang melihatnya terkejut.

"ada apa ini? kenapa mata Dinda merah begitu? bukankah bola mata Dinda kecoklatan sama seperti milik Nugraha?" tanya brahmana yang masih dalam keterkejutannya.

"halo tuan besar. aku Ximey, alter ego dari Dinda. dormeo adalah dalang pembunuhan orangtua Dinda beserta calon adiknya. aku akan membantu kalian untuk balas dendam. aku akan datang ketika Dinda dalam keadaan yang sangat emosi. aku sarankan jika aku datang, kalian menyingkirlah sebab aku tak bisa mengendalikan diri siapa yang akan aku bunuh, hahahaha"

tawa Ximey memecah keheningan diruang itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!