..._Assalamualaikum Zahra_ ...
..._Salah Faham_...
..."jika kau tak suka sesuatu ubah lah, jika tak bisa, maka ubah lah cara pandang mu tentang nya" ...
..._Khaliza Sulistya Az Zahra_ ...
waktu sudah menunjuk kan pukul 16:30, terlihat sepasang mata terbuka karena cahaya dari balik jendela kamar membangunkan seseorang yang tengah memeluk gadis di samping nya dengan erat
yah, dia lah Arsen Deandra Al Hanand, yang kini usianya sudah terbilang tidak kecil lagi juga sudah tumbuh menjadi pria lajang dewasa
Arsen terlihat, melirik ke arah samping, dan mendapati wajah polos dan lugu sang kakak yang masih tertidur dengan nyenyak, dia tersenyum manis melihat nya, mata nya menyapukan pandangan nya ke seluruh penjuru kamar, dan mendapati selimut milik sang kakak yang sudah tergeletak di lantai, dia pun mulai kembali memandangi wajah terus sang kakak di samping nya sambil terus tersenyum manis,,
namun pergerakan nya terhenti dan lebih memilih kembali memejamkan kedua mata nya kala mendapati pergerakan sang kakak yang mungkin akan terbangun dari tidur siang nya
diri nya terlihat beralih untuk duduk, kemudian menundukkan kepala nya barang sejenak, mengumpul kan kesadaran nya, dan membaca doa bangun tidur nya
mendapati tangan kekar yang melingkar di perut nya yang tidak bergerak jatuh ke pangkuan nya sedikit pun itu, juga tanpa selimut di tubuh nya, kini berhasil membuat nya terbangun dan tersadar dari tidur nya dengan keadaan terkejut, benar benar terkejut
"astaghfirullah" latah nya karena terkejut, namun tidak mengganggu tidur sosok di samping nya
"hhh,, ternyata kamu Sen, maafkan kakak, kakak kira orang lain?" tutur nya yang memang merasa bersalah, kala mendapati si bontot lah yang sedang memeluk nya dengan sedikit erat
untuk sejenak, dirinya hanya memandangi sang adik di sampingnya dari mulai kakinya dan menggunakan celana haram (boxer/celana pendek sebatas lutut) berwarna biru navy nya itu dengan tatapan tak suka nya, meskipun yang memakai nya terlihat nyaman nyaman saja, diri nya pun bergumam
"hhh,, boleh kah kakak sedikit heran sama kamu Sen, kenapa dari dulu kamu selalu suka memakai celana sependek itu, bahkan dengan sengaja kamu selalu kenakan itu di hadapan kakak, padahal kamu tahu kakak kurang suka dengan itu?" mungkin diri nya hanya bergumam, tapi masih dapat di dengar oleh sang adik yang sudah pasti menahan senyuman menawan nya karena sang adik sedang berpura pura tidur di hadapan nya
dengan perlahan, kedua bola mata nya pun naik, dan melihat sang adik yang menggunakan kaos polos berwarna hitam dengan tangan pendek, menampakan lengan nya yang berotot, melihat hal itu, kini berhasil membuat nya terkekeh kecil
"hmmm, kamu sudah dewasa sekarang Sen, lihat lah, bahkan tubuh mu saja sudah terlihat kekar dan berotot, mungkin kamu sangat suka dengan karir dan impian yang akan kamu gapai kelak, karena itu lah mungkin kamu sering berlatih untuk menjadi TNI di Istanbul, hhh, semoga impian mu bisa kamu capai" tutur nya dengan terus tersenyum
namun dengan seketika, pergerakan nya terhenti, kala melihat wajah tenang sang adik yang sedang tertidur dengan pulas, diri nya pun kembali tersenyum simpul
"dan lihat lah, bahkan wajah tampan mu itu tidak pernah berubah sedikit pun sejak dulu, pantas saja Ayah menjulukimu dengan nama Arnold, tubuh mu yang nyaris sempurna, tapi satu hal yang tidak kakak sukai dari diri mu, yaitu, kamu yang suka menjahili kakak, kamu yang suka mengusili kakak, membuat kakak kerap kali merasa jengkel" lanjut nya dengan pandangan nya yang di alih kan ke arah jendela yang tidak di tutupi gorden, dan hal itu membuat cahaya memantul ke arah wajah sang adik, diri nya pun beralih menutupi nya dengan kelambu yang terjuntai di atas jendela nya untuk mengurangi silau cahaya yang memantul ke arah sang adik
saat diri nya sudah kembali ke tempat nya semula yaitu tempat tidur, diri nya sedikit heran dan bingung, adik nya terlihat nyaman dengan tertidur dalam keadaan seperti ini, diri nya terkejut kala melihat kaos yang sang adik kenakan kini terlihat tersingkap sedikit, memperlihat kan perut mulus sang adik dengan di sertai otot perut yang kekar (ABS)
"hhh, kenapa tingkah laku mu masih seperti anak anak sih Sen, bahkan kamu terlihat nyaman tertidur dengan baju yang terbuka seperti ini, kamu terlihat begitu nyenyak" ujar nya seraya menutupi bagian tubuh sang adik yang terlihat dari luar
namun rupa nya hal itu kini berhasil membuat adik nya bergerak gelisah kegelian, kemudian tangan kanan nya menggenggam tangan kanan nya yang sedang menarik ujung kaos yang sedang sang adik gunakan
sontak diri nya pun menoleh, menatap wajah sang adik yang kini tersenyum simpul, namun mata nya masih terpejam
"kakak mau apa hayo, mau lihat roti sobek nya aku ya, sudah, ngaku aja, aku bakalan mau tunjukin kok, kalau kakak minta?" ucap Arsen dengan senyuman nakal dan usil nya juga berpindah tidur meletak kan kepala nya di pangkuan sang kakak yang memang sedang selonjoran di samping nya
mendengar hal itu, sontak saja membuat tangan nya di genggaman sang adik di tepis nya dengan kasar begitu saja
"ish, kamu apaan sih, orang kakak mau tutupin sebagian baju kamu yang tersingkap kok, malah pikir yang nggak nggak, apaan sih, jangan ke gr-an deh" ujar nya dengan wajah sedikit merona karena memang diri nya berpikir tertangkap basah dan membuat adik nya itu seakan terbang, padahal adik nya itu hanya ingin menggoda nya saja dengan membuat nya tersipu sendiri, ternyata benar benar menggemaskan kala melihat diri nya yang tersipu malu
"hayo,, kakak ngaku aja, bukankah kakak bilang sendiri lebih baik jujur masih hanya menyakitkan?" goda Arsen seraya memandang intens wajah sang kakak yang kini berada di atas kepala nya
"ish,, sudah kakak bilang nggak ya nggak Sen, apaan sih, sudah lah, kamu bangun, lihat, waktu ashar hampir habis, kakak harus ke kamar kecil" desis nya menggerakkan kedua kaki nya yang saat ini berperan sebagai bantalan bagi sang adik
"hmmm, nanti dulu, aku ingin menikmati hidup berdua sama kakak aku yang cantik rupawan ini, aku mau tidur di pangkuan kakak dulu, ini nyaman banget deh, bentar deh" ujar Arsen yang bukan nya bangun, kini dia malah mencari posisi kenyamanan dalam pangkuan sang kakak sambil kembali memejam kan kedua mata nya
"Arsen Deandra Al Hanand, lihat lah, kamu nggak sadar atau gimana sih, ini sudah sangat sore, kakak mau shalat, bahkan kita ketinggalan shalat berjamaah di bawah" ujar nya yang semakin merasa jengkel
"ish,, kakak, bentar dulu, ya udah, kakak aku dulu kalau kakak mau lihat roti sobek nya aku, hmm, apa kakak mau mengakui nya?" ujar Arsen membuka mata nya dengan memandangi wajah sang kakak sambil menaikkan alis kanan nya ke arah sang kakak
"hhh, harus berapa kali kakak bilang sama kamu jika kakak hanya menutupi sebagian baju kamu yang sedikit tersingkap, bukan nya apa tuh, lihat apa kakak nggak ngerti, apaan sih sudah lah, kamu segera bangun, kamu juga harus shalat kan?" ujar nya yang langsung berdiri
namun pergerakan nya kalah cepat dengan sang adik, tangan kanan nya telah di tarik hingga membuat nya kembali duduk di tempat tidur nya dengan menghadap sang adik
"astaghfirullah Sen, kamu mau apa lagi sih, sudah kakak bilang, kakak belum shalat, kamu mau Ayah marah, saat Ayah kembali dari mesjid, kakak juga belum beres kan barang kakak yang kakak bawa dari kemah" ujar nya merasa begitu jengkel dan sedikit memelas
jika sudah membicarakan tentang 'Arsen', dia memang terlihat cool, namun akan berbeda saat dia bersama kakak nya satu ini, dia akan usil, manja, dan bahkan sedikit pemaksa, apa lagi jika berada di satu ruangan hanya berdua dengan sang kakak seperti saat ini
"iya juga yah, tapi nanti dulu ish, aku mau bicara dulu sama kakak, ayo dong kak, tidak ada kah waktu kakak sedikit saja untuk ku?" jawab Arsen yang juga mulai memaksa dan memelas
"iya Sen kakak paham, tapi kita bisa bicara nanti kan, sekarang kita nggak ada waktu lagi untuk shalat, kakak nggk mau yah, terima hukuman dari Ayah hanya karena bicara sama kamu?" ujar nya yang terdengar menantang
"ya sudah sana, kalau kakak mau shalat, shalat saja, jangan bicara lagi sama aku!!" jawab Arsen dengan mengalihkan tatapan nya seraya menyilangkan kedua tangan nya di depan dada bidang nya, juga mulut yang di maju kan
"ya', jangan marah gitu dong, adik nya kakak, kamu sudah dewasa, iya deh, habis makan malam nanti kita bicara, sama kak Nisa juga, sekarang mengerti lah, bahkan kita belum shalat, yaah, kakak janji deh, bakalan banyak waktu sama kamu?" goda nya sambil memandangi wajah tampan sang adik di hadapan nya
_**Assalamualaikum Zahra_
Sabtu, 15 Juli 2023**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments