..._Assalamualaikum Zahra_ ...
..._Bahagia_ ...
..."entah kalbu ini harus bahagia, atau bahkan bersedih, dapat kah aku seikhlas air hujan, jika memang kenangan itu cukup ku jaga sampai di sini?"...
..._Khaliza Sulistya Az Zahra_ ...
waktu terus berjalan, hingga siang ini, semua nya sudah berkumpul bersama di rumah kediaman Al Hanand, mereka semua memutus kan untuk makan siang di rumah, karena diri nya yang memang tidak terbiasa dengan suasana di dalam caffe, juga tidak suka dengan keramaian
waktu menunjukkan pukul 13:30, semua nya berkumpul dan bercengkrama di ruang keluarga itu
"eh, kalian sudah selesai mengemasi barang barang yang akan kalian bawa ke acara besok atau belum?" tanya Ayah mengingat kan tiga sekawan itu
"hmmm, alhamdulillaah sudah Om, tinggal tenda nya aja kita siap kan saat akan berangkat besok pagi" jawab Hanna dengan kesenangan yang besar dalam hati
_tiba tiba_
dddrrrttt,,, dddrrrttt,,, dddrrrttt,,,
ponsel Hanna berdering, tanda ada panggilan masuk
menyadari ponsel yang berdering, kini Hanna pun mulai pamit untuk mengangkat panggilan nya
"emmm, maaf Om, Tante, kak Nisa, aku izin angkat telepon dulu?" ucap Hanna yang kemudian dianggap oleh ketiga nya
Hanna pun mulai menuju dapur dan mulai mengangkat telepon
"Rafha, iya halo Raf, assalamualaikum?" ucap Hanna sambil menempelkan ponsel ke telinga kanan nya
"waalaikum salam warahmatullah" jawab Rafha dari seberang telepon
"iya Raf, ada apa, apa ada masalah?" tanya Hanna yang memang sedikit penasaran mengapa Rafha menghubungi nya
"nggak papa Na, gue cuman mau pastikan aja, Khaliza, dia jadikan, ikut acara persami (Perkemahan Sabtu Minggu) sekolah besok?" tanya Rafha
"emmm, iya Raf, seperti nya jadi, kenapa?" tanya Hanna kembali
"nggak papa si Na, kalian bertiga juga sudah kemas kemas buat acara besok kan?" tanya Rafha lagi hanya ingin memastikan
"heem iya, lo tenang aja, kita sudah siap kan semua nya kok, tinggal berangkat saja besok" jawab Hanna dengan menjelaskan
"akh, syukur lah, kalau kalian memang sudah siap, gue hubungi lo cuman mau kasih tahu aja, biar besok pagi kita nggak repot lagi nyari tempat duduk, lo sama Hubab duduk di kursi nomor 24, kalau Syakira sama Azis duduk di kursi nomor 25, nah, lo tolong sampai kan sama Khaliza, dia sama gue duduk di kursi nomor 26 ya?" tutur Rafha juga
"akh iya Raf, makasih buat informasi nya, nanti gue sampai kan sama Khaliza sama Syakira juga" jawab Hanna
"tapi, lo tahu informasi ini dari mana Raf?" tanya Hanna lagi yang memang sedikit bingung
"dari kak Raffi, tadi pagi, sebelum kita berangkat beli barang lain di swalayan" jawab Rafha apa ada nya namun membuat Hanna mengerutkan kening nya heran
"lho, lo akrab sama kak Raffi Raf, sejak kapan?" tanya Hanna yang tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran nya
"haduh, ni cewek satu pelupa apa gimana dah, gue sama kak Raffi itu saudaraan kalau lo lupa Hanna Allisya Zakeisya" ujar Rafha dengan sedikit keheranan, bukan kah Hanna mengetahui hubungan kedua nya?
"ooyah, serius lo, saudara dari mana?" tanya Hanna yang ternyata memang belum mengetahui
"iya, gue sama kak Raffi itu saudara, karena Ayah gue itu, adik Ayah nya kak Raffi, jadi kak Raffi itu, kakak sepupu gue, faham?" imbuh Rafha kembali menjelas kan
"hhhhh, ya udah deh, tapi memang benar kok, gue memang belum tahu hal ini, gue nggak pelupa orang nya, memori di pikiran gue aja selalu utuh utuh aja, apa lagi tentang kesalahan banyak nya laki laki, beuh, jago nya mengingat gue, lo nya aja yang belum kasih tahu kita kita" ujar Hanna dengan semangat
"hhhhh, iya dah, serah lo aja" jawab Rafha yang terdengar bosan dan terjeda sebentar, hingga akhir nya
"ya udah, kalau nggak ada yang mau di tanya kan lagi, gue tutup dulu panggilan nya, jangan lupa, bilang juga sama Syakira sama Khaliza juga, ingat, jangan di lupa kan" ucap Rafha pada akhir nya dan berhasil membuat Hanna yang mendengar pun sedikit jengkel
"iya ish, lo tenang aja lagi, nggak bakalan gue lupa kan kok, by the way makasih buat informasi nya?" jawab Hanna
"iya sama sama, dah, gue tutup dulu, assalamualaikum?" ucap Rafha
"waalaikum salam warahmatullah" jawab Hanna lantas kembali menutup ponsel nya
sambungan telepon terputus, lantas Hanna pun kembali berkumpul dengan keluarga sahabat nya itu
sesampai nya Hanna dan duduk di sofa yang sebelum nya telah di duduki sebelum nya
"telepon dari siapa Na?" tanya Syakira seraya menoleh melihat Hanna di samping nya
"dari Rafha, katana kursi dalam bus nya udah diatur, tinggal kita duduki aja besok, kamu duduk di kursi nomor 26 ya Za, kalau Syakira duduk di kursi nomor 25, kalau aku, duduk di kursi nomor 24" jawab Hanna yang mengambil sendok dan garpu di atas piring di harapan nya
"akh, baiklah Na, aku mengerti" jawab nya sambil tersenyum tipis
"lho, kok pisah pisah gitu duduk nya, setahu Ayah kan di sekolah kalian masing masing ada tiga kursi, harus nya kalian duduk di kursi nomor yang sama dong?" tutur Ayah yang merasa sedikit heran
"emmm, nggak papa Om, kita ada tugas dari wali kelas, Izza bagian jadi sekretaris sama Rafha, saya sama Aslan kebagian jadi bendahara, dan, Syakira kebaktian jadi keamanan sama Azis, jadi kita di bagi kelompok gitu, tapi kursi nya juga tersusun kok" jelas Hanna
"berarti anak gadis Om bakalan duduk sama siapa itu, pasti laki laki ya, kamu yakin kak?" tanya sang Ayah yang merasa sedikit ragu
"emmm, insya Allah Yah, kakak yakin kok, kakak akan terus jaga jarak dari siapapun di sana, kecuali teman perempuan kakak, Ayah tenang saja, kakak akan baik baik saja selama di sana" tutur nya berusaha menenangkan
"emmm, baiklah, jaga diri kakak baik-baik ya nak?" tutur Ayah seraya mengelus puncak kepala nya, dan ditanggapi senyuman manis oleh anak gadis nya ini
"sayang, jangan lupa untuk membawa obat cadangan ya nak, sama keperluan lain nya juga, kalau perlu kakak cek ulang lagi, takut nya ada barang yang mungkin bisa saja ketinggalan?" meski pun Bunda merasa berat hati untuk melepaskan gadis kedua nya ini berangkat, namun Bunda selalu mengingat kan akan apa yang selalu tertinggal seperti barang barang mulai dari hal sekecil apapun
"iya Bund, Bunda tenang aja, semua sudah kakak siapkan untuk keberangkatan besok kok" jawab nya dengan tersenyum manis
"iya sayang, yang terpenting, kakak harus jaga diri kakak baik baik ya nak, Bunda benar benar khawatir sama kakak?" ucap Bunda dengan tatapan teduh
"iya Bund, insya Allah, kakak akan jaga diri kakak di sana, Bunda tenang aja ya, kakak akan baik baik saja kok di sana, sama kedua sahabat kakak ini" tutup nya menoleh pada Hanna dan juga Syakira yang setia duduk di samping nya
"hmmm, iya sayang, pokok nya, apapun yang terjadi, kakak harus kabari Bunda, pinjam ponsel sama Syakira atau Hanna ya, soal nya Tante takut terjadi apa apa di sana?" tutur Bunda sambil menoleh pada kedua sahabat nya
"iya Tante, nanti Izza bisa pakai ponsel aku atau Hanna kok, nanti kita pinjam kan, iya nggak Na?" imbuh Syakira dan menoleh pada Hanna
"iya benar tuh Tan, kalau Tante atau Om mau bicara sama Izza juga nanti bakalan kita sampaikan kok" jawab Hanna dengan anggukan kepala
"iya, Tante percaya sama kalian, eh iya, besok Bunda juga bakalan ikut Ayah antar kan kalian ke sekolah kok" ucap Bunda
...°°°...
selesai makan siang, ayah dan bunda memilih untuk mengistirahatkan diri di kamar, sedangkan Annisa, Khaliza, Hanna, dan Syakira lebih memilih duduk santai di halaman belakang rumah
"kak Nisa, gimana sih rasa nya mau kerja jauh dari keluarga?" dengan tiba tiba, Syakira bertanya demikian
"emmm gitu deh, sebenar nya agak susah juga sih, buat tinggal kan keluarga di sini, apalagi kakak kan dekat banget gitu sama adik perempuan nya kakak, rasa nya pengen deket terus sama dia, tapi kakak nggak bisa lakukan apapun, kakak juga harus kejar cita cita kakak untuk menjadi wanita karir" jawab kak Nisa sambil tersenyum menatap nya di samping nya
"apa lagi melihat nya, kayaknya nggak mau banget kakak tinggal, rasa nya tuh berat banget" lanjut kak Nisa dengan raut wajah yang serius memandangi sang adik
menyadari keseriusan yang tertera di wajah sang kakak, kini diri nya pun mulai berkata
"sudah ya kak, sekarang, aku ikhlas kok, jika kakak benar benar mau ke sana, benar deh, nggak papa, aku akan terus berdoa, kakak akan cepat pulang ke rumah ini dengan membawa keberhasilan yang luar biasa" tutur nya dengan lembut
"kamu serius dek?" tanya sang kakak dengan mata berbinar
"hmmm iya kak, aku serius, maafkan aku, kalau kemarin kemarin, aku banyak buat kakak khawatir?" ucap nya dengan menganggukkan kepala hingga terlihat yakin
"makasih sayang, kakak pasti akan selalu mengingat mu di sana" ucap kak Nisa sambil memeluk sang adik di samping nya
"haaa, udah dong adegan pelukan nya, aku jadi teringat kak Dhista nih, makin kangen aja nih aku" ujar Syakira dengan merengek
"iya nih, mana kak Nia juga bakalan ikut ke sana lagi" tambah Hanna dengan murung
"xixi, iya iya maaf, kakak nggak sengaja, kakak kalau udah deket sama adik perempuan kesayangan kakak ini, bawaan nya memang suka pengen peluk aja gitu, gak mau dilepas" jawab kak Nisa cekikikan
_**Assalamualaikum Zahra_
Sabtu, 8 Juli 2023**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments