..._Assalamualaikum Zahra_...
..._Seberkas Sinar_...
..."jalan yang ku lewati terasa sangat panjang dan berliku, oh Allah,,, jika engkau memberi saya penyakit atas raga ini untuk menggugur kan semua dosa dalam diri ini, semoga semua nya cepat berlalu"...
..._Khaliza Sulistya Az Zahra_...
sesampai nya diri nya di dalam kamar asrama
"assalamualaikum?" ucap nya sambil masuk dan kembali menutup pintu kamar asrama
"waalaikum salam warahmatullah, astaghfirullahaladzim, tangan kiri kamu kenapa Khaliza, kamu terluka?" ujar Khanaya yang di landa rasa terkejut dan khawatir kala melihat nya pulang dengan keadaan tangan kiri nya yang di balut oleh sehelai sapu tangan biru navy
"hmmm, ini nggak papa kok Nay, hanya luka kecil saja, kamu nggak usah khawatir" jawab nya seraya menduduki kasur persegi panjang milik nya yang berdampingan dengan kasur milik Khanaya
"kamu ini, luka kecil gimana, setelah tangan kamu terluka kayak gini kamu masih bisa bilang ini luka kecil Khaliza, kamu ini gimana sih, jika ini memang luka kecil, nggak mungkin sampai di balut kayak gini lah" omel Khanaya mulai merasa semakin khawatir
"paling juga aku hanya butuh istirahat Nay, nggak perlu khawatir berlebihan, aku baik baik saja, auh,,," tutur nya sambil meringis, kala Khanaya mulai mengobati tangan nya yang sedikit sobek, entah sejak kapan anak itu sudah mengambil kotak obat dari laci nakas
"Khaliza, ini bukan luka kecil, ini luka sobek kamu nggak tahu, sudah, dan diam lah, nikmati saja rasa sakit nya karena kamu suka seperti ini" ujar Khanaya yang tidak habis pikir, dengan sahabat nya satu ini, sudah punya luka separah ini, masih saja bisa bilang baik baik saja
"maaf Nay, jika aku sudah buat kamu khawatir?" ucap nya seraya menundukkan kepala nya
"hhhhh,,, Khaliza,,, aku juga minta maaf, jika saja aku sama Lia nggak duluan tadi siang mungkin ini nggak akan pernah terjadi sama kamu, aku minta maaf ya, soal nya ada kabar mendadak dari rektor" tutur Khanaya mulai serius
"hmmm, iya Nay, nggak masalah, ini bukan salah kalian kok, aku nya saja yang mau hubungi keluarga aku di Jakarta" jawab nya seraya tersenyum menenangkan
"Khaliza, luka nya jangan dulu kena air ya, untung saja kamu cepat pulang nya sampai luka nya nggak sampai infeksi?" ujar Khanaya seraya membereskan obat luka ke dalam kotak P3K
"hmmm, iya Nay, nggak papa, lagi pula, aku juga masih ada tamu kok, tamu nya juga masih belum selesai, ini makasih lho, kamu sudah bantu ngobatin luka aku dengan perlahan?" ucap nya yang memandangi Khanaya di samping kanan nya
"iya, lain kali hati hati, lagi pula kamu lagi ngapain sih tadi, kok sampai bisa dapat luka sobek seperti itu, padahal kan, kamu ini terbilang jago taekwondo di seantero kampus, mana kelihatan nya sakit banget gitu lagi, iskh,,," ucap Khanaya yang ikut meringis ngilu saat setelah kembali menyimpan kotak obat nya di dalam laci nakas samping tempat tidur nya
"enggak apa apa, tadi aku habis dari wartel, hubungi adik aku, takut nya dia marah, waktu selesai menelpon, aku yang hendak menyebrang karena halte bus ada di seberang wartel, aku tergelincir dan keserempet sepeda motor sport" tutur nya yang sedikit bercerita
"kalau gitu kamu harus nya lebih hati hati dong Kha, sudah berapa kali sih aku peringatkan kamu kalau mau nyebrang jalan itu hati hati, apa lagi depan halte, rawan banget itu, bahaya banget tahu" peringat Khanaya
"hmmm, iya Nay, lain kali aku bakalan lebih hati hati lagi, tapi mungkin orang yang kendarain motor sport nya buru buru kali, jadi agak ngebut kendarain nya" jawab nya yang selalu berpikiran positif
"duuh, aku heran deh Kha sama kamu, sudah hampir ter tabrak sampai dapat luka sobekan di tangan kamu gitu, masih saja punya pikiran positif sama orang yang menabrak" ujar Khanaya yang berhasil membuat nya terkekang kecil
"xixi, enggak lah Nay, setiap pertemuan segala sesuatu di dunia ini pasti ada alasan nya tersendiri, apakah kamu lupa?" tutur nya mengingatkan
"iya juga ya?" jawab Khanaya sambil mengangguk anggukan kepala nya tanda mengerti "eh iya Kha, tadi kan aku sama Lia dapat kabar dari rektor universitas mengenai wisuda kita, skripsi kita juga sudah di kumpulkan, dan waktu nya besok kata nya wisuda nya, jadi tadi aku sama Lia sekalian saja mampir ke butik nya kak Rara, istri nya kak Adhil buat cari gaun kebaya, ada tiga pilihan, rencana nya malam ini kita ke rumahnya Lia, menginap juga di sana, mau nggak?" lanjut Khanaya bercerita
"lho, buat apa ke sana, dan, kenapa juga kalian nggak kabarin aku dulu, besok ya acara nya?" ujar nya yang sedikit terkejut sekaligus kecewa
"ya maaf Kha, kita ke sana rencana nya mau pilih kebaya buat acara wisuda besok, dan kita berangkat bersama dari rumah Lia saja, soal nya tadi aku sama Lia lihat kamu kayak lagi sibuk gitu, jadi kita nggak mau ganggu kesibukan kamu, gimana, mau nggak, ba'da maghrib nanti, kita bakalan di jemput sama kak Adhil?" tutur Khanaya
"ya sudah boleh, makasih ya, maaf juga, hari ini aku sibuk sama urusan aku sendiri sampai buat kalian repot repot atur kan buat aku juga?" ucap nya merasa bersalah
"iya nggak papa Kha, lagi pula, kita ini kan sahabatan, masa sahabat sendiri lagi di waktu padat kita diemin aja sih?" ucap Khanaya yang memeluk nya erat
"hmmm,,, iya" jawab nya yang menerima dan membalas pelukan dari sahabat nya ini
...°°°...
waktu pun menunjukkan pukul 18:30, malam ini, diri nya dan Kanaya sudah duduk di kursi mobil sahabat kedua nya itu Lia, dengan kak Adhil yang menjadi sopir kedua nya
"sekarang baru bisa jalan bang ojol?" canda Lia pada sang kakak di samping nya
"huuh, kakak bukan bang ojol ya, sembarangan aja kalau ngomong, untung sayang" ujar kak Adhil dengan mendelik kan mata nya
"xixi, habis nya lucu deh, pakai jaket nya juga ijo, buat apa coba" jawab Lia sambil terkekeh
"akh iya, Khaliza, Khanaya, besok kan kalian bertiga wisuda, apakah kalian sudah menghubungu keluarga masing masing, dan, apa mereka bisa datang di universitas besok menghadiri acara wisuda kalian?" tanya kak Adhil yang mulai menjalan kan mobil nya, dan mengabaikan Lia yang masih terkekeh sendiri
"emmm,,, kalau aku,, mungkin di wakilkan kak, besok, kakak sepupu aku yang mau datang, kedua orang tua ku, aku nggak tahu, tapi kata nya nggak bisa" jawab Khanaya dengan lembut
"akh, begitu rupa nya, kalau Khaliza, gimana, ada keluarga yang mau datang kah di acara besok?" tanya ke adil
"emmm,,, seperti nya tidak akan bisa datang semua kak, tadi saya sudah menghubungi keluarga di rumah, tapi nggak ada yang di rumah, semua nya sedang di luar negeri dan kota" jawab nya
"begitu kah, sangat di sayang kan ya, di momen yang mungkin sangat berharga bagi kalian ini, tapi kalian harus tetap semangat ya, jangan putus asa?" ujar kak Adhil yang memberikan semangat
"iya, makasih kak Adhil semangat nya, insya Allah, kita pasti akan selalu bersemangat kok, ya nggak Kha?" ucap Khanaya yang mengusap tangan kiri nya perlahan yang membuat nya tersenyum hangat
"kakak sebenar nya salut juga sama kalian, terutama kamu Khaliza, kakak salut karena 10 tahun ini kamu bisa selalu bersemangat dalam berpendidikan tinggi meski tanpa keluarga yang ada di samping kamu, jika kamu mau, kakak dan kak Zahra bisa kok menjadi wali kamu di acara besok?" tutur kak Adhil menawarkan
"hmmm, makasih banyak kak Adhil atas tawaran nya, tapi seperti nya nggak perlu juga, soal nya untuk jadi wali sedikit rumit juga jika sekarang, saya tidak apa apa kok, jika tidak ada dampingan wali sekali pun kak" jawab nya
3 menit sudah keempat nya melewati jalanan hingga kini, mereka pun sudah sampai di depan pintu rumah Lia, sahabat nya
"tok,, tok,, tok,, assalamualaikum?" ucap Lia sambil mengetuk pintu rumah utama
"waalaikum salam warahmatullah, eh, kalian sudah sampai rupa nya, ayo masuk?" jawab Tante Hanna yang membukakan pintu
"assalamualaikum Tante, apa kabar?" sapa nya menyalami tangan kanan ibu dari sahabat nya itu yang memang sudah sangat akrab
"waalaikum salam warahmatullah, Khaliza, Tante baik alhamdulillah nak, kamu gimana, apa ada masalah di asrama?" jawab Tante Hanna sambil tersenyum hangat dengan merangkul pundak nya dan mulai berjalan memasuki rumah dua tingkat itu
"alhamdulillaah,, saya juga baik Tante, syukur lah jika Tante juga baik, saya turut senang mendengar nya?" ucap nya sambil mengikuti langkah kaki tante Hanna yang mulai masuk ke dalam rumah
"ayo masuk, ada Khanaya juga ternyata, kamu juga gimana kabar kamu sayang?" tanya Tante Hanna dengan ramah seraya menoleh ke arah Khanaya
"alhamdulillaah, aku juga baik Tan, seperti yang Tante lihat, aku baik baik saja" jawab Khanaya dengan tersenyum tipis
"syukur lah, Tante senang mendengar nya, eh, tapi Khaliza, ini tangan kiri kamu kenapa di perban pakai plester gini?" tanya Tante Hanna kala melihat tangan kiri nya yang masih terbalut perban
"ehm,, tadi ada insiden kecil waktu di jalan Tante" jawab nya seraya menunduk
"ayo silakan duduk semua?" ucap Tante Hanna yang dituruti oleh semua nya
"duuh, lain kali hati hati ya sayang, soal nya itu, tangan kamu nya masih sakit nggak?" tanya Tante Hanna mulai beruntun
"alhamdulillaah sudah nggak sakit lagi kok Tante" jawab nya dengan terus menunduk dalam
"iya Tan, untung tadi itu dia pulang nya tepat waktu ke asrama, kalau nggak, mungkin luka nya akan infeksi Tan, luka sobek gitu waktu nya sebentar pasti akan infeksi, tapi setelah aku periksa, syukur lah, tidak jadi infeksi" ujar Khanaya yang mulai memojokkan nya
"sudah lah Nay, nggak perlu di bahas lagi" bisik nya yang merasa tidak enak hati
mendengar luka sobek, kini membuat semua orang begitu terkejut
"astagfirullah Khaliza, kamu gimana sih, kok bisa sampai dapat luka sobek kayak gitu, kamu nggak papa kan, mau konsul aja ke dokter ya?" ujar Tante Hanna yang mulai khawatir
"ada apa Ma?" tanya kak Zahra yang tiba tiba datang dari arah dapur dengan membawa nampan yang sudah tersedia cemilan dan minuman di atas nya
"ini lho Ra, kata nya tangan kiri nya Khaliza luka, sobek juga sampai di kasih perban sama plester gini" jawab Tante Hanna sambil menunjuk tangan kiri nya yang terluka
"astagfirullah Khaliza, ini nggak papa kan, masih ada yang sakit nggak, kamu lagi apa sih, kok bisa sampai dapat luka sobek kayak gini?" tanya kak Zahra mulai beruntung juga tak kalah khawatir nya dengan Tante Hanna
"hmmm, nggak papa kak, sampai sini alhamdulillaah, sekarang sudah agak mendingan, sudah nggak sakit juga, tinggal pemulihan saja, istirahat juga paling langsung sembuh kak" jawab nya dengan senyuman tipis nya di balik niqab nya
"Khaliza, sebaik nya kita konsultasi aja ke dokter ya nak, Tante khawatir soal nya?" tanya Tante Hanna
"akh,,, nggak usah Tante, makasih, ini sudah baikan kok alhamdulillaah, tadi sudah Khanaya bantu obati juga, bentar lagi kering luka nya, makasih" jawab nya
_**Assalamualaikum Zahra_
Rabu, 19 Juli 2023**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments