..._Assalamualaikum Zahra_...
..._Kembali Bahagia, Meski Sementara_ ...
..."sebuah harapan seolah datang membawa kebahagiaan, seolah mengatakan, jika raga ini kelak akan menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya, namun nyata nya,,, tidak cukup sebentar, dan kembali menjatuhkan raga ini, ke dasar kekecewaan" ...
..._Khaliza Sulistya Az Zahra_...
setelah diri nya memasuki mobil juga dengan sang kakak yang sudah terduduk di belakang nya, kini pria tinggi yang berdiri di samping pintu mobil sejak tadi itu pun juga ikut masuk ke dalam mobil
"assalamualaikum kak, apa kabar?" ucap pria berkulit putih itu sambil terus tersenyum ke arah nya
namun bukan nya membalas salam, kini diri nya malah balik bertanya "maaf, anda siapa ya, dan, kenal saya dari mana?" tanya nya dengan kening mengerut
mendengar pertanyaan yang kini memang membuat laki laki itu sedikit kesal, kini laki laki itu pun terlihat mengerucutkan bibir nya
"tuh kan, apa aku bilang, suara saja kakak sudah tidak kenali aku, apa lagi kalau aku bertemu langsung sama kakak, nyata nya kakak memang benar benar tidak mengenali ku sama sekali, kakak lupa ya, sama adik kakak yang dulu sering jahili kakak?" ujar laki laki itu sambil menyilang kan kedua tangan nya di depan dada, juga dengan membuang pandangan nya serta di belakang setir mobil
mendengar hal itu, pikiran nya pun tertuju pada kejadian di masa lalu, masa di mana adik nya tengah menjahili nya dengan menyembunyikan buku yang tengah di baca nya
"akh,,, kamu Arsen, apa kabar, ya Allah,,, kakak nggak nyangka ternyata kamu sudah sebesar ini dan sedewasa ini" tutur nya berhamburan ke dalam pelukan sang adik yang tengah merajuk itu
mendapat perlakuan yang benar benar membuat nya terkejut, kini Arsen pun tersenyum manis, kala menerima pelukan dari sang kakak tercinta, bahkan membalas pelukan sang kakak dengan tak kalah erat nya, mau sekesal apapun Arsen, nyata nya dia tidak bisa marah dengan jangka waktu yang lama dengan sang kakak, apa lagi ini Khaliza
"xixi, alhamdulillaah, aku baik kak, aku kangen sama kakak tahu, tadi nya aku mau buat surprise gitu sama kakak dengan kedatangan aku ke rumah, tapi malah aku yang terkejut karena kakak nggak ada di rumah" jawab Arsen seraya tersenyum lebar
"hmmm, iya, kamu pulang ke rumah, gimana kabar eyang di Turki Sen, apa eyang baik baik saja?" tanya nya beralih melepaskan pelukan dan memandangi wajah tampan sang adik di samping nya
"alhamdulillaah kak, eyang baik baik saja di sana, kakak tenang saja ya, ada keluarga bibi juga yang temani eyang di sana kok" jawab Arsen masih tetap tersenyum simpul
"akh,, syukur lah, kakak lega mendengar nya, kamu nggak ada niatan untuk mengajak eyang ke sini gitu, bujuk eyang, kakak kangen, mau ketemu lagi sama eyang?" ujar nya
"hhhhh, aku sudah berusaha bujuk eyang agar eyang juga mau ikut aku ke sini, tapi bukan nya eyang nggak mau, kan ada keluarga bibi yang datang, masa eyang tinggal, eyang juga sudah lama kata nya kangen banget sama kakak, mau ketemu, kemarin mau hubungi, tapi takut ganggu kata nya, padahal kan aku bisa saja hubungi kakak lewat telepon rumah, atau ponsel kak Nisa" jelas Arsen
"iya, tapi kakak masih nggak nyangka lho Sen, bisa ketemu sama kamu lagi kayak gini, ternyata kamu sudah sedewasa ini yah, tunggu badan saja susul kakak" ujar nya lagi
"hha, iya dong kak, aku sekarang lebih tinggi dari kakak, jadi aku bisa terus lindungi kakak" jawab Arsen dengan tersenyum
"duuh, adik kakak ini kapan selesai nya si, ayo dong Sen, lanjut perjalanan saja, kapan kita berangkat nya coba" ujar kak Nisa dari belakang sambil melihat arloji di pergelangan tangan kiri nya
"akh,, iya kak, habis nya aku kangen banget mau cerita hehe, oke, kita jalan sekarang ya?" jawab Arsen sambil menyalakan mesin mobil
ARSEN DEANDRA AL HANAND, adik bungsu dari Khaliza dan Annisa, pria tinggi dengan wajah teduh, juga pahatan wajah yang nyaris sempurna, sikap nya hangat dengan keluarga, masih duduk di sekolah menengah pertama kelas 9, namun menempuh pendidikan di Turki, Istanbul, berbeda dengan nya yang hanya memilih berkumpul bersama keluarga nya di Jakarta, pria lajang yang cukup mandiri, kebiasaan nya sangat mengagumkan, pria dengan kemampuan di bidang seni musik, dan juga rajin berolahraga, membuat tubuh nya atletis meski masih usia muda
menyadari jika ini bukan arah jalan ke rumah nya, kini, diri nya pun bertanya "lho Sen, kak, ini kan bukan arah jalan ke rumah, kenapa kita ke sini, kita mau ke mana?" tanya nya seraya menoleh melihat sang adik
"sudah, kamu tenang saja, nanti juga kita tahu kok mau ke mana, kamu istirahat saja, pasti badan kamu lelah kan?" jawab kak Nisa
"iya, tapi, apa salah, jika aku merasa bingung, toh, manusiawi juga kan kak?" imbuh nya
"iya, tapi sudah lah, lebih baik kamu diem saja deh, nggak usah banyak tanya dulu, nanti juga kamu tahu sendiri kok kita bakalan ajak kamu ke mana, kamu istirahat saja" jawab kak Nisa lagi
merasa tidak akan mendapat jawaban dari sang kakak, kini membuat nya menyerah dan akhir nya terdiam, hanya melihat jalanan di samping jendela mobil yang tengah di duduki nya saat ini
suasana hening untuk sesaat, menyelimuti mobil tersebut, hingga akhir nya
"kak, yang tadi itu, teman teman nya kakak bukan si?" tanya Arsen sambil menoleh sekilas
"yang tadi yang mana Sen?" jawab nya dan balik bertanya namun tanpa menoleh
"yang tadi itu lho kak, yang berdiri di samping kakak bertiga itu" jawab Arsen lagi dengan mengingat kan
"akh, iya, tapi sahabat kakak hanya dua, kok kamu bilang tiga?" tanya nya sambil menoleh "yang pegang pegangan koper itu nama nya kak Syakira, dan yang pakai tas selempang itu nama nya kak Hanna" lanjut nya mengenal kan
"ooh, akh, pasti yang cowok itu pacar kakak ya, makan nya kakak nggak panggil sahabat?" ujar Arsen dengan semangat dan berniat menggoda nya saja "siapa sih itu nama nya, Ra,, Raffi ya, iya kan, calon kakak ipar aku, kenalin dong kak?" lanjut Arsen
"lho, kok kamu bisa tahu kak Raffi?" tanya nya sambil menoleh ke arah Arsen di samping nya
merasa ada yang tidak beres, diri nya pun tersadar dengan seketika
"akh,, aku tahu nih, pasti kerjaan nya kak Nisa kan, kasih tahu dia biar dia juga ikut ejek aku pacar nya kak Raffi!" ujar nya sambil menoleh ke kursi belakang, menampilkan kak Nisa yang kini hanya cekikikan sendiri
"ya elah kak, nggak perlu di tutup tutupi juga kali, kalau kalian pacaran ya pacaran saja, kita nggak masalah kok, iya kan kak, ya tapi kenalin dong, calon kakak ipar nya aku itu gimana orang nya, baik nggak, yang pasti, penuh perhatian dong?" goda Arsen semakin gencar
"ish, kamu itu gimana si, bukan, apaan si, maen klaim kakak aja!" ujar nya tak suka
"bukan apa bukan?" goda Arsen kembali dengan di sertai seringai an devil nya
"ya memang bukan lah, kak Raffi memang bukan pacar kakak, apaan si, dia kakak kelas nya kakak" ujar nya
"kalau kakak kelas, kok bisa sampai nelpon cuman buat pasti kan keberangkatan kakak kemah, perhatian pula sama kakak kedua ku ini" jawab Arsen
"akh, kak Nisa nih, bikin aku badmood saja, kamu juga, baru juga ketemu sama kakak, sudah buat kakak badmood saja, ternyata sikap usil dan jahil kamu nggak pernah berubah ya dari dulu!!" ujar nya mulai memasang wajah dingin
"eh eh, jangan salah kan kakak di sini ya, kakak nggak ada ngomong apa apa lho saat ini, enak saja" ujar kak Nisa nisa angkat bicara, membuat nya menghela nafas gusar
"hhhhh, jika bukan karena ucapan dari kakak, mana mungkin Arsen tahu kak Raffi, kak, harus berapa kali aku bilang sama kakak sih, kalau aku tuh bener bener nggak ada hubungan apa apa sama dia, hanya sebatas kakak dan adik kelas, itu saja, buat akrab juga bahkan aku nggak pernah" ujar nya mulai menjelas kan dengan wibawa nya
"heem, iya deh iya, kakak minta maaf, dia memang bukan pacar nya Izza Sen" jawab kak Nisa sambil melihat arsen di depan nya yang masih fokus menyetir
"akh,, gitu ya?" jawab Arsen singkat padat dan jelas
_**Assalamualaikum Zahra_
Selasa, 11 Juli 2023**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments