..._Assalamualaikum Zahra_...
..._Sosok Yang Baru_...
..."kebahagiaan seakan tidak pernah lepas dari raga yang lemah ini, seakan memaksa ku untuk tetap tersenyum, meski pada akhir nya aku, harus di hadap kan dengan hal yang cukup rumit"...
..._Khaliza Sulistya Az Zahra_...
setelah sekitar 1 jam lebih menaiki bus, kini akhir nya mereka sampai di tempat tujuan, kaki gunung, di sini lah mereka mengadakan kegiatan persami (Perkemahan Sabtu Minggu)
semua peraturan dan susunan kegiatan yang akan dilakukan di sini, mulai diumumkan oleh wali kelas masing masing
setelah nya, mereka pun beristirahat di tempat yang teduh
"ini buat aku Ra?" tanya nya saat melihat Syakira tengah memberikan sebotol air mineral pada nya
"iya, buat kamu, kamu pasti haus perjalanan?" jawab Syakira dengan senyum tulus ke arah nya
"hmmm, makasih ya, ini pasti menyegarkan" ucap nya tersenyum manis, membuat semua orang terpana melihat nya
mendengar ucapan tulus dan manis dari sahabat nya, kini Syakira pun mengangguk, juga mengeluarkan senyuman tak kalah manis khas nya
entah lah, hari ini sangat membahagiakan untuk diri nya seorang, karena sejak tadi, kedua sahabat nya kini selalu mengajak nya bercanda dan membuat nya tertawa lepas, mereka bahkan mengajak nya untuk beristirahat dan berkumpul bersama anak yang lain nya,,,
"nah, gitu dong teh, ketawa, enak dipandang tahu?" ujar Ratih yang menemani nya istirahat di bawah pohon rindang besar
"iya kak Izza, aku kira, kak Izza itu jutek lho orang nya, ternyata asyik banget ya?" ucap Gaby, sahabat Ratih
"kalian nya aja kali yang selalu hindari dia selama ini, padahal kan sahabat aku ini baik" jawab Hanna
mendengar hal itu kini hanya bisa membuat nya tersenyum manis sambil menatap Hanna dan Syakira
sebenar nya, ini baru pertama kali nya diri nya bisa mengobrol hangat dengan seseorang, selain kedua sahabat nya, juga selain rekan kerja nya
mungkin ini cukup membuat nya bisa merasa sebahagia ini, tidak tahu seberapa lama kebahagiaan ini akan bertahan, diri nya tidak peduli yang diri nya ingin kan hanya lah menikmati momen yang benar benar langka ini,,,
...°°°...
malam ini, semua nya berkumpul mengelilingi api unggun, tak lama, pak Heru pun mulai memasuki lingkaran di tengah siswa siswi yang melingkari api unggun tersebut sambil menyapa siswa dan siswi didik nya
"selamat malam anak anak, selamat dagang di,,," ucapan pak Heru terpotong, kala Azis menyahuti
"pak pak pak, datang pak, datang" koreksi Azis yang membenarkan ucapan pak Heru
"lah, tadi bapak bilang apa?" tanya pak Heru lagi sedikit kurang yakin
"tadi bapak bilang dagang" jawab Azis lagi
"oke, maaf, tadi bapak ralat kalau gitu, baiklah, bapak salah, bapak minta maaf, jadi, selamat datang di acara camping persami, (Perkemahan Sabtu Minggu) pulang Senen" ujar pak Heru yang diakhiri dengan sorakan dari semua siswa siswi nya
"oke, kita akan bersenang senang di sini, tapi ingat yang bapak pesan pada kalian sebelum acara dimulai, jangan ada yang melakukan hal hal yang melanggar hukum, seperti membawa narkoba, senjata api, dan lain lain, paham semua?" lanjut pak Heru lagi
"dan satu lagi, jangan ada yang tidur terlalu larut malam, karena besok kita harus bangun pagi" lanjut pak Heru
malam ini, hanya di isi dengan gurauan semata, dengan seluruh siswa siswi yang masih melingkari api unggun di tengah
melihat nya yang selalu tertawa ceria bersama teman teman nya, membuat Raffi ingin segera membicarakan sesuatu dengan gadis pujaan nya, dia pun mulai berjalan mendekati sekumpulan siswi yang tengah asyik bercanda ria dengan nya tentu nya, namun langkah nya terhenti kala menyadari ponsel nya berdering di dalam saku celana nya
melihat ID pemanggil, guna mengetahui siapa yang menghubungi nya, Raffi pun tersenyum hangat dan mengangkat nya
"assalamualaikum kak Nisa?" ucap Raffi pada sosok di seberang panggilan sana
"waalaikum salam warahmatullah, Raf, kakak ganggu waktu kamu nggak malam ini?" tanya kak Nisa dengan sedikit ragu, takut takut mengganggu waktu Raffi
"akh, nggak kak, sama sekali nggak ganggu kok, kita lagi santai sekarang, ada apa kak, apa ada masalah?" tanya Raffi dengan ramah
"ada, masalah nya, kakak kangen sama adik perempuan nya kakak, gimana dong, kakak boleh bicara sama adik perempuan nya kakak nggak?" tanya kak Nisa dengan nada bergurau
"huuh, kak Nisa ini, aku kira ada apa, ternyata buat masalah kangen, iya iya, ini aku kasih ponsel nya sama dia ya, bentar ya kak?" jawab Raffi dengan tersenyum
"ehm, maaf Ra, apa aku boleh pinjam Khaliza nya bentar, kak Nisa mau bicara sama Izza?" tanya Raffi pada Syakira sambil tersenyum
"akh, baiklah kak Raffi, Za, kita ke sana dulu ya, kamu sama kak Raffi dulu bentar, nanti kita ke sini lagi" tutur Syakira yang di angguki oleh semua nya terutama Hanna
"ta,, tapi kan,,," jawaban nya terpotong
"udah, kamu sama kak Raffi dulu aja, nggak papa kok, kak Nisa mau ngomong sesuatu sama kamu, kayak nya serius juga tuh, kita ke sana dulu ya, nanti kita ke sini lagi kok, dah" ucap Hanna yang berniat meyakinkan nya
"emmm, baiklah" jawab nya yang hanya bisa pasrah
1 menit kemudian
"Za, kak Nisa mau berbicara sesuatu sama kamu, ini?" tutur Raffi sambil menyerah kan ponsel nya pada nya di samping nya
"akh,, baiklah kak, Izza pinjam sebentar ya ponsel nya?" ucap nya kemudian berjalan sedikit menjauhi Raffi yang duduk di batang pohon yang tumbang agar leluasa bisa berbicara dengan sang kakak
...°°°...
"halo, assalamualaikum kak, ada apa?" tanya nya saat ponsel itu sudah menempel pada telinga kanan nya
"waalaikum salam warahmatullah sayang" jawab seseorang dari seberang telepon
mendengar jawaban yang sedikit terdengar asing di telinga nya kini berhasil membuat nya mengerutkan kening nya dan meyakini bahwa yang sedang ada dalam panggilan adalah sang kakak, diri nya pun menjauh kan ponsel nya dan melihat ID pemanggil yang memang tertera nama Kak Annisa di sana, namun kenapa suara nya seperti suara laki laki yang malah terdengar manja? pikir nya
"kak, ini kak Nisa kan, ini siapa, kak Nisa, kenapa suara nya laki laki?" tanya nya lagi hanya memastikan
"huuh, kakak itu gimana sih, jangan bilang lupa sama adik sendiri ya?" ujar laki laki itu terdengar helaan nafas panjang, dan membuat nya kini membulat kan kedua bola mata nya terkejut
"A,, Arsen,, ini Arsen, ya Allah, kakak benar benar enggak kenali kamu, gimana kabar kamu Arsen, apa kamu baik?" tanya nya antusias
"iya ini Arsen, kenapa kak Izza nggak kenali aku, jangan jangan kakak lupain aku lagi, iya?" ucap laki laki itu yang tak lain adalah adik bungsu nya sendiri
"duuh Sen, kakak benar benar minta maaf, tapi nggak bakalan lah, masa kakak tega lupain kamu sih, meskipun waktu itu kakak sempat marah dengan kepergian mu, tapi kakak selalu berharap kamu selalu ada dalam lindungan Allah, apa kabar nih adik bungsu nya kakak?" tanya nya lagi tidak bisa menyembunyikan rasa senang nya
"alhamdulillaah, aku baik kak, kakak sendiri gimana, baik juga kan?" tutur sang adik di seberang sana
"alhamdulillaah, syukurlah, jika kamu selalu baik, kakak baik juga" jawab nya seraya tersenyum penuh kesenangan
"kakak tau nggak, awal nya aku mau kasih kejutan buat orang rumah, dengan kepulangan aku malam ini di Jakarta, tapi malah aku yang terkejut, karena kakak kedua aku nggak ada di rumah, ternyata ikut acara sekolah, kakak kapan pulang nya sih kak, kakak nggak tahu kalau aku mau ketemu sama kakak tahu, aku ada kejutan buat kakak" ujar sang adik sedikit misterius
"benar kah, kejutan apa?" tanya nya yang merasa sedikit penasaran
"tahu deh, aku heran sama kakak, suara aku aja nggak kakak kenali, apalagi kalau nanti kita ketemu, pasti nggak kenal juga!!!" ketus sang adik di seberang sana
"ya wajar saja, kalau kakak memang nggak kenali kamu, toh orang sudah hampir 6 tahun ini nggak ketemu kok, wajar saja kan?" tutur nya
"hmmm, iya juga sih, eh, ini aku pinjam ponsel kak Nisa buat hubungi kakak, aku ngebet banget soal nya, pengen hubungin, rindu banget, eh, yang dirindukan nya nggak ada di rumah, jadi aku pakai saja" jelas sang adik yang berhasil mengundang senyuman manis pada wajah nya
"ya udah deh, aku takut ganggu waktu nya kakak di sana, ini, kak Nisa pengen ngobrol sama kakak, cepat pulang ya, kakak kedua nya Arsen, Arsen nya rindu soal nya, nggak tahan, pengen ketemu, sudah lah, Arsen mau jalan jalan saja, assalamualaikum?" pamit sang adik kemudian menyerah kan ponsel nya pada pemilik nya
"halo Za, maaf ya, itu Arsen, waktu kakak lagi hubungi kamu, belum juga ngobrol sama kamu sudah dia rebut saja, yang kata nya pengen ketemu sama kamu, nggak sabaran banget dia tuh" ujar kak Nisa
"hmmm, iya kak, nggak masalah, dia kapan sampai rumah kak?" tanya nya sedikit penasaran
"malam, dianterin lagi, kata nya sih mendadak, nggak kasih kabar juga sama orang rumah mau pulang, tahu tahu sudah sampai depan rumah aja" jawab kak Nisa
"akh,, gitu ya?" tutur nya
"iya, eh, ponsel nya punya Raffi, kakak hubungi Syakira sama Hanna nggak ada yang angkat, jadi kakak hubungin Raffi tadi, sudah dulu deh, kasihan Raffi nya nunggu lama" ucap kak Nisa lagi
"iya kak, assalamualaikum?" ucap nya pada akhir nya, sebelum akhir nya memutuskan sambungan telepon nya
rasa nya begitu bahagia begitu diri nya bisa berbicara dengan sang adik lagi, setelah 6 tahun lama nya kedua nya tidak bertegur sapa secara langsung, mendapati sang adik yang sangat baik baik saja kini telah cukup membuat nya bahagia tiada tara, entah lah, bagaimana jadi nya jika Allah benar benar mengizinkan nya untuk bertemu langsung dengan sang adik, mungkin bahagia nya akan terasa lebih lengkap dan sempurna, meski kini diri nya tahu, bahwa kesedihan, akan kembali melanda nya dan kedua saudara dan saudari nya
setelah terdiam cukup lama, diri nya pun kembali menghampiri Raffi yang tengah duduk di belakang nya dan mulai menyerah kan ponsel nya
"makasih ya kak?" ucap nya seraya menunduk dalam
"iya Izza, sama sama, eh, duduk sini?" tutur Raffi sambil menepuk pohon di samping nya
mendengar penuturan Raffi, diri nya pun memilih duduk di pohon samping kanan Raffi, sambil menatap indah nya langit di malam ini
mendapati diri nya yang memandang teduh langit di atas nya membuat Raffi tersenyum melihat pemandangan indah di hadapan nya
"bulan nya indah ya Za?" ujar Raffi dan beralih ikut memandangi langit malam di atas nya
"hmmm, iya kak" jawab nya sambil tersenyum
"tidak bertabur bintang, karena mereka malu, kini, bulan yang lebih terang dari mereka tengah memperhatikan nya sejak tadi" ucap Raffi dengan rasa percaya diri
"maksud kak Raffi?" tanya nya dengan kening yang berhasil mengerut
"Izza, aku harap, kamu selalu menjadi bulan seindah malam ini ya, dia tidak berniat pergi meninggal kan langit, meski langit jatuh cinta pada bintang?" imbuh Raffi sambil menoleh ke arah nya di samping nya melemparkan tatapan sendu nya
hal itu pun kini berhasil membuat nya benar benar terlonjak kaget kala mendengar nya, kenapa tidak, Raffi itu tipe laki laki dingin di sekolah nya, setahu nya, banyak digemari para gadis blasteran, tapi tidak pernah hangat pada mereka, apalagi se percaya diri itu
"kenapa?" tanya Raffi yang mendapati nya terdiam sejenak di samping nya
"akh, nggak papa kak" jawab nya seraya menunduk semakin dalam
"Izza, ini mungkin akan menjadi acara terakhir bagi aku di sekolah ini, setelah nanti nya aku akan menjalani wisuda dan benar benar jauh dari kamu, aku harap, kamu bisa jaga diri kamu baik baik ya Za, tanpa aku, aku lihat, orang yang selalu memojokkan kamu juga sudah mulai terlihat akrab sama kamu, namun entah lah, rasa rasa nya aku enggan untuk itu" tutur Raffi yang mulai serius
"hmmm, iya kak, semua nya mulai bisa menerima saya dengan baik" jawab nya yang memilih membenarkan
"ini?" ucap Raffi seraya mengulurkan tangan kanan nya yang memegang sebuah paper bag berukuran sedang
mendapati Raffi yang menyerah kan sesuatu di tangan kanan nya kini berhasil membuat nya menatap bingung pada sang kakak kelas 1 ini
"apa ini kak?" tanya nya dengan kening mengerut
"ambil saja, sebagai hadiah perpisahan kita, setelah lulus ini, aku akan melanjutkan pendidikan ku di Kanada, terimalah" ucap Raffi sambil tersenyum
"mmmm, tapi,,," ucap nya yang malah terdengar ragu
"ambil saja, isi nya ada dua, terserah kamu mau pilih yang mana, yang satu buat kak Nisa, isi nya memang nggak seberapa, tapi yang pasti, kamu akan mengetahui semua nya melalui isi nya" ucap Raffi yang lagi lagi berhasil membuat nya semakin merasa bingung
"emmm, ba,, baiklah kak, ini saya terima, terima kasih?" ucap nya di tengah tunduk kan kepala nya sambil mengambil paper bag yang diserah kan Raffi kepada nya dan membuat Raffi lagi lagi tersenyum
"iya, sampai kan salam ku kepada kak Nisa ya, makasih, akh iya, nanti aku bakalan hubungin kamu kok, kapan kapan, kalau ada waktu" ucap Raffi yang masih saja tersenyum
"iya kak" jawab nya
...°°°...
mentari pagi mulai menyilaukan setiap insan yang tengah tertidur, sebelum semua orang bangun, berbeda dengan Khaliza, kini gadis itu sudah membuka kedua mata nya terlebih dahulu, diri nya beralih menatap Syakira dan juga Hanna di kedua sisi tubuh nya yang masih tertidur
diri nya hendak membangun kan kedua nya, namun niat nya ter urung kan, kala melihat kedua sahabat nya yang kini masih tertidur nyenyak sehabis semalaman bergadang bercanda bersama
diri nya pun memilih untuk keluar dari dalam tenda, mencari sumber mata air untuk sekedar membasuh wajah teduh nya dan ber siwak
sampai di luar, diri nya berhenti sejenak dengan niat nya, menarik nafas panjang nya, udara sejuk di pagi hari memang sangat menenangkan, membuat hati nya ikut merasa sejuk dengan kabut kabut yang menemani nya di pagi hari ini
diri nya pun menyapu kan pandangan nya melihat sekeliling tempat nya berkemah,,,
hingga netra nya teralih kan, kala melihat ada air terjun dengan jarak sekita dua meter dari tempat nya berkemah, diri nya pun mulai melangkah, mengayunkan kedua kaki nya menuju sumber mata air tersebut
saat diri nya sedang membasuh wajah nya, kini diri nya melihat seseorang dari pantulan air tersebut yang tengah tersenyum manis ke arah nya
"pagi Izza?" sapa Rafha sambil tersenyum hangat ke arah nya
"hmmm, pagi juga Rafha?" jawab nya melirik Rafha sekilas di belakang nya
"di sini juga ternyata, pagi pagi sudah di sini saja, kedua sahabat kamu nya ke mana, kok nggak kelihatan juga?" tanya Rafha sambil celingak celinguk
"hmmm, iya Raf, aku sendiri di sini, hanya sekedar basuh wajah saja, Hanna sama Syakira masih di tenda, kamu di sini juga?" tanya nya sambil tersenyum tipis
"hmmm iya nih" jawab Rafha singkat
"akh iya, apa ada tugas dari anggota OSIS perihal acara ini, apa yang harus aku catat sebagai sekretaris Raf?" tanya nya kala menyadari sesuatu
pertanyaan nya kini membuat Rafha berhasil mengerutkan kening nya hingga terlihat lapisan nya
"lho, kamu nggak tahu Za?" tanya Rafha
"tahu, tahu perihal apa Raf?" jawab nya mulai bingung sendiri
"itu hanya akal akalan sekolah saja, mau kita kita ikut, kita nggak ada tugas, kita free hari ini dan seterusnya sampai kenaikan kelas nanti" tutur Rafha sedikit menjelas kan dan mulai berjongkok ikut serta dalam membasuh wajah tampan nya di samping nya
"emmm, kamu tahu dari mana, kok aku nggak tahu?" tanya nya yang sedikit terkejut
"semalam, sehabis pembukaan dari pak Heru ada pengumuman kejutan buat kita semua, kamu nggak tahu, tapi,,, mungkin kamu nggak ikut kumpul kali" jelas Rafha
diri nya pun terdiam seketika, ingatan nya kembali berputar pada malam saat dia selesai berbicara dengan sang kakak
"akh iya, semalam aku bicara lewat panggilan telepon sama kakak aku Raf, jadi aku nggak tahu" jawab nya
"emmm, memang nya, Syakira sama Hanna nggak ada bilang sama kamu perihal ini Za, soal nya aku lihat, malam kedua nya ikut hadir, hanya kamu saja yang tidak aku lihat" tutur Rafha
"akh, gitu ya, mungkin kedua nya lupa, semalam juga aku tinggal kan mereka tidur duluan, jadi aku nggak tahu" jawab nya tersenyum dan membuat Rafha mengangguk
beberapa saat kemudian
"Za, ada sesuatu yang mau aku bicara kan sama kamu, kamu ada waktu nggak?" tanya Rafha dengan tiba tiba
"emmm, bicara apa Raf, maaf, di sini saja nggak papa" jawab nya
"emmm, kalau boleh jujur, sebenar nya, aku,,," ucapan Rafha terpotong
"hayoo,, lo pada lagi ngapain berdua'an di sini, kalau berdua'an itu kata nya yang ke tiga nya syaithon, hayoo, ngaku, lagi pada ngapain?" ujar Azis yang kini sudah berdiri saja di belakang Rafha, berniat memojokkan kedua nya dengan menyebut nama syetan se kental mungkin
"dih, nggak, apaan si, orang gue sama Izza lagi cuci muka, kebetulan banget bisa barengan, iya kan Za?" jawab Rafha yang meminta persetujuan dari nya, namun terselip rasa senang dalam mengatakan nya
"iya, aku sama Rafha nggak ngapa ngapain kok" jawab nya dengan tenang
"lagian kita nggak lagi berdua'an kali, ada bayangan kita yang jagain, lagian kata lo tadi yang ke tiga nya syaithon berarti lo dong, kan lo sendiri yang ke tiga samperin kita di sini, iya nggak Za?" gurau Rafha dengan tersenyum misterius ke arah nya
"xixi, iya benar tuh, kamu syetan nya berarti dong Zis?" jawab nya menyetujui ucapan Rafha dan tak urung, dia ikut terkekeh pelan
"akh, nggak, kenapa lo pada jadi pojokin gue deh, orang cuman mau ke kamar kecil juga, dah lah, malas, gue masuk dulu aja deh" ujar Azis sambil masuk ke kamar kecil yang terbuat dari bambu di samping nya
"aku kira, kamu di mana Za, Gaby bilang, dia lihat kamu keluar, tapi aku cari nggak ada, tahu nya di sini?" ucap Syakira
"akh, iya Ra, aku di sini, tadi nya aku mau bangunin kamu sama Hanna tapi kalian terlihat nyenyak dan kelelahan, jadi aku duluan ke sini" jawab nya sambil menoleh ke arah Syakira
"hehe, iya Za, tadi malam, aku memang gadang sih, sama Hanna, abis aku cari cari kamu ke mana mana nggak ada, aku susul kamu di pohon itu kamu nggak ada juga, kak Raffi juga, aku lihat tenda ternyata kamu sudah tidur duluan, ada pengumuman dari pihak sekolah, tapi kamu nya tidur, waktu aku mau bangunin kamu, aku nggak enak, maaf ya Za?" ucapan Syakira yang berhasil membuat Rafha melongo dan diri nya hanya tersenyum
"ooy, lo kenapa dah, melongo kayak begitu, kayak lihat hantu aja pagi buta begini, pagi pagi, nggak baik lho" ucap Syakira pada Rafha
ucapan Syakira itu berhasil membuat Rafha kini tersadar dengan dunia nya sendiri
"dah lah, malas juga gue di sini lama lama, kebelet banget lagi, nih di dalam siapa deh, lama banget?" ujar Syakira melihat pintu kamar kecil yang tertutup rapat
tok tok tok "misi, siapa di dalam, cepetan keluar, ini bidadari titisan surga mau masuk, udah kebelet?" teriak Syakira pada orang di dalam kamar kecil sederhana itu
"ah elah, bentar dulu napa, gue udah tanggung ini, baru pertengahan, sabar dikit, bentaran lagi gue keluar kok" sahut orang yang ada di dalam
"duuh, nih orang pagi pagi udah bikin jengkel aja, di dalam siapa sih Raf, bikin gue nggak mood aja, dah tahu gue kebelet, malah makin banyak drama banget dah?" tanya Syakira seraya menoleh melihat Rafha di samping nya
"calon pacar lo, lagian dia juga yang duluan dapat kamar kecil nya kenapa lo pakai sewot gitu si?" jawab Rafha
kali ini, Syakira tidak sedang main main dengan ucapan nya, dia benar benar kebelet, hingga membuat kedua kaki nya berdiri dengan menyilang yang membuat diri nya dan Rafha yang melihat nya terkekeh kecil
"lo pada bukan nya bantuin gue malah senyum senyum nggak jelas gitu, gimana si, bantuin dong aduh,,, gue kebelet banget tahu" dor dor dor suara pintu yang di gedor Syakira tidak sabaran
"iya bentar, gue juga udah kok ini, lah, kok nggak ada tisu toilet si, Rafha, lo ada bawa tisu toilet nggak, di sini nggak ada?" tanya seseorang dari dalam
"ya nggak lah, memang nya hotel bintang lima apa, tisu toilet tisu toilet, ini hutan kalau lo lupa, yang ada cuman daun aja, lo pakai ada dah tuh daun" jawab Rafha yang terkekeh geli
"lo bener bener ya Raf, awas aja kalau lo butuh bantuan gue, nggak bakalan gue bantuin" ujar Azis dari dalam, saat mendengar kekehan dari Rafha
"his, kalian ada ada saja, aku duluan ke sana ya Raf, kayak nya udah mau kumpul juga tuh, siap siap pulang, bis nya juga sudah siap?" pamit nya yang mendapat anggukan kepala dari Rafha
...°°°...
jalan nya acara, puncak acara pun dimulai, berswafoto dengan teman sekelas di tempat yang alami dengan udara yang sejuk, serta masih dipenuhi dengan kabut yang tebal
kini semua nya pun sudah sampai kembali di sekolah pada pukul 10:00
netra nya kini teralih kan, kala melihat kak Nisa yang sedang berdiri di samping pintu mobil berwarna merah juga dengan seseorang yang tengah tersenyum hangat pada nya
namun, lagi lagi diri nya sedikit tidak mengenali nya, pria tinggi dengan kaus putih yang dilapisi jaket denim berwarna abu abu dan dipadukan dengan celana jeans hitam, dengan rambut yang terlihat cool, membuat siapa saja yang meleleh melihat nya
"dia siapa Za?" tanya Raffi yang tak sejak kapan tengah berdiri di samping nya dengan tatapan tidak suka
"emmm, entah lah kak, saya juga tidak tahu" jawab nya yang memang tidak mengetahui nya
"Za, kamu beruntung banget dijemput sama pangeran gitu, enak banget sih, pasti calon suami kamu ya?" ujar Hanna yang sudah ikut berdiri di samping nya
"hhhhh, kamu apaan sih Na, ya nggak lah, mana ada, aku juga belum tahu, kalau gitu, aku duluan ya, kakak aku sudah lama nunggu kayak nya, makasih lho buat semua nya, aku duluan, assalamualaikum?" pamit nya pada kedua sahabat nya yang bergeming kala melihat sosok pria tinggi dari kejauhan sana
"assalamualaikum kakak?" ucap nya menghampiri kak Anisa di samping pintu mobil sambil menyalami tangan kanan sang kakak
"waalaikum salam warahmatullah sayang, gimana cara nya, seru nggak, ngapain aja di sana, ada cerita seru apa, ada cerita menarik apa?" tanya sang kakak sambil menerima salaman tangan dari sang adik
"heem, seru kak, tapi,,, ya biasa lah, bakar bakar jagung, keliling api unggun gitu, seru deh, enggak sia sia aku ikut" jawab nya dengan tersenyum
"ya sudah, ayo masuk, kamu pasti capek" ajak sang kakak seraya membuka pintu mobil di samping nya, menyuruh nya untuk duduk di depan
"eum, tapi kak, ini mobil siapa, Ayah Bunda ke mana, kok nggak ikut jemput aku?" tanya nya yang merasa heran
"sudah, biar nanti kakak jelas kan di dalam, kamu masuk dulu saja" ujar sang kakak
_**Assalamualaikum Zahra_
Senin, 10 Juli 2023**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments