..._Assalamualaikum Zahra_ ...
..._Hanya Sebuah Rasa_ ...
..."saat semuanya terlihat bahagia, lantas mengapa ada rasa yang seolah mengganjal, dalam kalbu ini, mendapati kenyataan, kelak diri ini tidak akan bisa melihat kebahagiaan seperti ini" ...
..._Khaliza Sulistya Az Zahra_ ...
di tengah embun yang menyelimuti pagi hari yang masih terbilang dini ini, tangan halus nya tengah memasukkan segala sesuatu yang mungkin akan dibutuhkan nya untuk acara yang diadakan di sekolah nya
yaah, dia lah Khaliza, si gadis lugu pemilik kepribadian yang istimewa itu tengah memasukkan barang barang nya ke dalam koper merah maroon kesayangan nya, karena hanya diri nya saja yang belum menyiapkan semua yang mungkin akan diperlukan, kedua teman nya, akh, sudah pasti kedua nya sudah menyiapkan semua nya, saat dirinya tengah berkumpul bersama dengan keluarga nya
saat ini, cuaca memang sedang berada di musim dingin dan musim penghujan, namun apa boleh buat, guru nya mewajibkan nya untuk ikut serta dalam kegiatan ini, untuk melatih kemandirian dalam diri dengan nilai plus juga dapat memiliki buku kenangan bersama teman yang lain
meski kini diri nya tahu, kebanyakan kenangan yang tersimpan di masa Tsanawiyah ini hanyalah kenangan buruk saja,,,
akh, sudah lah, seperti nya diri nya tidak ingin mengingat kenangan buruk itu, saat ini diri nya hanya ingin bersenang senang dan mematuhi apa yang sudah menjadi tugasnya selama masa persami (Perkemahan Sabtu Minggu) itu
fokus nya kini teralih kan, kala sang Ayah menghampiri dan menepuk lembut pundak nya di dalam kamar nya
"sudah sayang, apa ada yang ketinggalan hmmm?" tanya sang Ayah kalau sudah sampai di samping nya
"alhamdulillaah sudah Yah, insya Allah, semua nya sudah siap, tidak ada yang ketinggalan" jawabnya kalah memilah barang yang akan dibawa nya
"tenda sudah, tikar sudah, apalagi ya?" monolog Hanna yang mengecek ulang barang barang bawaan kelompok nya
"apa lagi Na, apa ada yang ketinggalan, obat cadangan udah kan?" tanya Syakira yang membantu Hanna
"emmm, obat cadangan udah tuh, semalam aku simpan di saku koper ku, kalian tinggal ambil aja, ada tiga bungkus kok" jawab Hanna dengan menunjuk saku koper nya
"oh,, bagus lah" jawab Syakira
"ya udah, kalau semua nya udah lengkap, yuk, kita berangkat sekarang, takutnya telat lagi?" usul Ayah
...°°°...
"apa semuanya sudah siap?" tanya Bu Febri saat semua siswa dan siswi yang akan mengikuti kegiatan sudah berkumpul di lapangan utama
mendengar pertanyaan dari salah satu guru mereka, kini mereka pun serempak menjawab, dengan diri nya yang tengah tersenyum
hari ini Khaliza, gadis ini mengenakan pakaian muslim pemberian dari sang kakak sulung, dengan gamis berwarna hijau army yang dipadukan dengan hijab berwarna putih tulang, juga manset yang senada dengan hijab nya, menambahkan kesan anggun dan berbeda dari penampilan biasa pada gadis blasteran Indonesia-Turki ini,,,
...°°° ...
dia terlihat tersenyum pada Syakira yang telah berbicara pada nya, mungkin ini pemandangan yang sangat jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali terlihat, oleh anak yang lain selain kedua sahabat nya sendiri
"Za, lihat deh, kamu jadi pusat perhatian dadakan di sini, pasti mereka terkesima dengan keanggunan dan kecantikan yang kamu miliki" bisik Syakira tepat di telinga kanan nya, sedetik sebelum akhir nya menatap nya yang tengah tersenyum manis
"iya tuh Za, kamu itu diam diam menghanyutkan ya, cantik juga, kelihatan natural banget, padahal kamu nggak pakai make up lagi, tapi kelihatan luar biasa banget" tambah Hanna yang juga berbisik
"iya lah aku cantik, aku kan perempuan, mana ada perempuan tampan sih, kalian ada ada aja deh" jawab nya mengguraui kedua sahabat nya itu, sambil tersenyum anggun
"ish, aku tuh serius Khaliza Sulistya Az Zahra, kamu benar benar cantik hari ini, iya nggak Na?" ujar Syakira tak santai dan menatap Hanna
"huuh, tahu tuh, orang lagi serius juga malah bercanda, kamu benar benar cantik dan anggun tahu hari ini!!!" tambah Hanna membenarkan ucapan salah satu sahabat nya itu
"xixi, iya iya, tapi,,, sudah lah, nggak usah di lebihlebih kan, biasa aja kali, kalian juga nggak kalah cantik dari aku kok" tutorial merasa sedikit malu
...°°° ...
"baiklah, jika semuanya sudah siap, kita akan memulai perjalanan sekarang, semuanya sudah dapat tempat duduk, karena kemarin ibu dan pihak sekolah sudah mengumumkan nya" jelas Bu Febri sebelum akhir nya benar benar memulai perjalanan
_sesampainya di dalam bus_
"Za, kamu di sini, di kursi nomor 26 sama aku" ucap Rafha yang sudah menemukan kursi bernomor 26 itu
"ta,, tapi,,, tapi Raf, kita,,," jawab nya menggantung di tengah kalimat nya
"nggak papa kok Za, aku ngerti, kursi nya ada 3, kamu duduk dekat jendela aja, aku di sini, kita di jarak sama satu kursi kok" jelas Rafha yang sudah mengerti dari arah pembicaraan nya
"iya Za, nggak papa kok, lagi pula, kita juga di sini kok, ya kan Na, di depan Khaliza?" ucap Syakira yang mendengar pembicaraan sahabat nya
"hmmm, iya nggak papa deh, maaf ya Raf?" ucap nya seraya menunduk
"iya gak masalah kok Za, kamu tenang aja, ya udah, kamu duduk duluan, aku simpan barang dulu" jawab Rafha seraya menyimpan tasnya di bagasi atas kursi yang diduduki
mendengar ucapan Rafha, kini diri nya pun duduk di dekat jendela, dengan pandangan ke arah jalanan luar yang luas dan bebas
...°°° ...
"Izza" panggil Rafha saat merasakan suasana hening dan sedikit canggung seketika
"iya Raf, kenapa?" jawab nya seraya menoleh, namun tidak memandang wajah Rafha
"aku boleh tanya sesuatu nggak, sama kamu?" tanya Rafha di kursi pojok samping kiri
"boleh Raf, perihal apa?" jawab nya yang diakhiri dengan pertanyaan juga
"kamu itu, sebenar nya orang mana sih?" tanya Rafha to the point
"orang mana gimana maksud kamu, aku orang sini kok, asli Jakarta, kenapa?" tutur nya yang merasa sedikit heran dengan pertanyaan Rafha di samping nya
"emmm, nggak, aku ngerasa aja kalau kamu itu anak luar Jakarta, atau,,, luar Indonesia gitu?" tanya Rafha semakin mendalami topik pembicaraan
"emmm, sebenar nya aku juga kurang tahu pasti sih mengenai hal ini, asal mula nya gimana, tapi kata Bunda aku sih, dulu almarhum eyang laki laki aku, mungkin kakek aku kali ya, itu asal Turki, dan, eyang aku asal Indonesia, jadi mungkin ada faktor keturunan gitu" jawab nya berusaha menjelaskan
"akh,, gitu ya, eh, sayang kamu udah nggak ada, maaf, aku nggak ada maksud buat kamu sedih Za?" ucap Rafha yang baru mengerti dan mendadak merasa bersalah
"hmmm, nggak masalah Rafha, dari dulu aku memang nggak pernah ketemu sama eyang aku yang dari Turki, karena kata Bunda, yang aku sakit, gagal jantung nya sudah di stadium akhir waktu Bunda hamil aku tempat di usia kandungan Bunda 5 bulan, kata nya sih, eyang aku itu senang dengan kehamilan kedua Bunda, atau waktu Bunda hamil aku, eyang selalu saja menjaga Bunda dengan baik, meski Bunda sudah ada Ayah yang jaga, tapi kasih sayang eyang nggak pernah kurang, padahal waktu itu, Bunda adalah anak ketiga, tapi eyang tetap menyayangi Bunda, kata nya karena bunda hamil anak perempuan untuk yang kedua kali nya" jelas nya
"kamu nggak punya saudara perempuan atau sepupu perempuan gitu Za?" tanya Rafha sambil mengurutkan kening
"nggak Raf, aku nggak punya saudara perempuan selain kakak aku, adik aku aja laki laki, oleh karena itu, hubungan aku sama kakak aku sangat dekat" jawab nya
"sepupu ku semua nya laki laki, nggak ada perempuan, karena itu aku selalu merasa tidak nyaman, kalah berkumpul dengan keluarga besar ku" lanjut nya
"hingga kini, eyang sangat ingin mewariskan sifat dan perwatakan nya sama aku dan kakak aku, kini, sifat, wajah atau tubuh yang ada dalam diri aku sebagian besar mirip dengan eyang, selain itu, jika Bunda sedang merindukan eyang, Bunda selalu di sisi aku, konon kata nya, di antara semua nya, aku sama kakak aku yang paling mendominasi kan mirip dengan eyang" jelas nya pada akhir nya
"lalu, bagaimana dengan eyang kamu yang satu nya lagi?" tanya Rafha semakin dalam
"eyang, aku selalu saja ingin bertemu dengan eyang, yang aku di Samarinda Raf, cukup sulit bagi aku untuk bisa bertemu dengan beliau, tapi aku lega, setidaknya ada keluarga kecil sepupu aku yang turut menemani eyang di sana" jawab nya
"maaf ya Za, jika hari ini aku buat kamu sedih, bukan maksud aku kayak gitu?" ucap Rafha yang semakin merasa bersalah
"hmmm, nggak masalah Rafha, setidaknya dengan cerita sama kamu aku jadi sedikit lega" jawab nya dengan tersenyum
"hmmm, iya, kalau ada apa apa, jangan sungkan untuk bercerita, pasti aku dengarkan" jawab Rafha juga tersenyum ke arah nya
_Di kursi nomor 25_
"Ra" panggil Azis pada Syakira
"hmmm" jawab Syakira yang masih fokus dengan ponsel nya sambil tersenyum sendiri
"Ra ish, gue di sini, lo masih fokus aja sama handphone lo, noleh dikit ke!!" ketus Azis sambil mengalihkan pandangan
Azis merasa sangat jengkel, kalau melihat semua pasangan siswa dan siswi yang lain telah asik mengobrol ria, dengan sepasang rekan kerja mereka, membahas apa yang akan mereka lakukan di tempat tujuan, menceritakan sebagian kisah hidup mereka, bercanda ria bersama, dan lain lain, tapi beda halnya dengan dirinya dan juga Syakira, kini jadi satu itu tengah asik sendiri dengan ponsel kesayangan nya, sambil senyum senyum sendiri lagi, benar benar situasi yang menyebalkan!!!
"hmmm, Azis Dharmawantonim, ada apa, apa ada yang bisa saya bantu?" ucap Syakira terpaksa, dengan menoleh pada Azis
"nama gue Azis Dharmawan kalau lo lupa, bokap sama nyokap gue kasih nama bagus bagus malah lo ganti ganti, heran gue!" seru Azis cuek, dan masih enggan menatap Syakira di samping nya
"iya iya,, emangnya ada apa sih, kok kayak nya lo bete gitu?" tanya Syakira yang pada akhir nya memilih mengalah, sesekali lah, mengalah sama cowok
"tahu akh, bete gue, lo sendiri ngapain coba, senyum senyum sendiri sama handphone, kurang kerjaan banget!" maki Azis masih tetap pada pendirian nya
"eh, lo kalau ngomong jangan sembarangan ya, gini gini gue cari wawasan luas, bukan nya kurang kerjaan, emang situ, diem diem bae dari tadi!" jawab Syakira tak kalah cuek
"nambah wawasan apaan, baca komik apa sih itu, nggak tahu gue" jeda sebentar "nih ya Ra, orang kalau nambah wawasan itu nyari, baca buku pelajaran kek, majalah bisnis kek, lah ini, malah baca apaan tuh nama nya, nggak jelas banget!" ujar Azis mencibir
"heh, asal lo tahu ya, ini tuh namanya novel, gue bacain lagi dua aplikasi, ada *******, sama MangaToon, seru dua dua nya, lo mana tahu yang kayak beginian, yang lo tahu cuman game online terbaru di warnet" jelas Syakira tak kalah mencibir
"ya main di game online terbaru lah, daripada baca kayak begituan, gue cowok kalau lo lupa" jawab Azis
_Di kursi nomor 24_
"Na, emmm, aku boleh tanya sesuatu nggak, sama kamu?" tanya Hubab pada Hanna yang terlihat masih memandangi pemandangan di luar jendela
mendengar pertanyaan rekan kerja di samping nya, kini Hanna pun menoleh
"boleh Lan, mau tanya perihal apa?" jawab Hanna sambil membenar kan posisi duduk menjadi tegak
"Khaliza, sebenar nya penyebutan nama nya gimana sih, berapa kali aku salah menyebut kan nama nya?" tanya Hubab lagi sebagai basa basi
"akh, gitu ya, emang sih, ada sulit juga nama dia mah, tapi terkesan istimewa, nama nya Khaliza, tapi kamu tahu kan, huruf Z nya itu hanya dalam penulisan nya aja, kalau disebutkan masih tetap sama, Alisa, atau khalisa, gitu Lan" jawab Hanna dengan lembut
"akh,, gitu yah, aku paham, tapi kalau kamu?" tanya Hubab lagi
"aku?" jawab Hanna bertanya balik
"iya, kamu kan Hanna Allisya Zakeisya, gimana perihal itu?" tanya Hubab lagi
"kalau aku itu biasa aja, nggak ada perubahan kok" jawab Hanna dengan tersenyum manis ke arah Hubab di samping nya
"Na?" panggil Hubab beberapa menit setelah nya
"hmmm, iya Lan, kenapa?" jawab Hanna dan menoleh kembali ke arah Hubab
"itu,, apa aku boleh tanya halalin sama kamu?" tanya Hubab to the point
"hal lain, perihal apa?" tanya Hanna dengan kening mengerut
"tapi kamu harus jawab jujur ya?" pinta Hubab dengan wajah serius
"insya Allah, kalau aku memang bisa jujur sama kamu, aku akan jujur, tapi,, memangnya kamu mau tanya apa sih, kau bikin aku penasaran?" tanya Hanna lagi
"apa kamu pernah menyukai seseorang sebelum nya?" tanya Hubab pada akhir nya, yang berhasil membuat Hanna mengalih kan pandangan nya ke arah lain
"kenapa kamu bertanya perihal itu Lan?" tanya Hanna
"nggak ada alasan, aku hanya ingin mengetahui nya saja" jawab Hubab
"ehm, kalau boleh jujur, aku,,, aku pernah menyukai seseorang, dengan begitu dalam nya" mata Hanna menerawang jauh ke masa lalu kelam nya "jika kamu bertanya, maka jawaban nya adalah iya, aku pernah, menggenggam erat seseorang, agar tidak pergi, aku pernah merendahkan diriku sendiri, agar tidak kehilangan, bahkan aku pun pernah menyebut nama indah nya dalam doa, dengan air mata, sampai pada akhir nya aku, disadarkan tentang sekuat apapun genggaman ku, yang lepas, akan tetap lepas, dan yang pergi, akan tetap pergi, walau dengan perlahan Lan" jawab Hanna dan diakhiri dengan menatap Hubab yang tertegun di samping nya
untuk sejenak, kedua pasang mata itu bertemu, membuat jantung kedua nya berdetak dengan cepat, hingga pada akhir nya
"astaghfirullah,," ucap Hubab dan sontak saja mengalihkan pandangan nya
"maaf Lan, aku nggak bermaksud buat,,," ucapan Hanna terpotong, kala Hubab menyambungkan pembicaraan nya
"nggak masalah Na, aku cukup paham, nggak seharusnya aku menanyakan hal yang berbau privasi seperti ini sama kamu" jawab Hubab yang terlihat salah tingkah
"hmmm, nggak masalah Lan, setidaknya aku bisa mengungkapkan masalah yang selalu membebaniku selama ini" jawab Hanna yang memperlihatkan sisi lemah nya secara tidak sadar
'aku nggak tahu laki laki mana yang kamu Na, tapi yang pasti, aku merasa enggan kala dirimu membahas nya di depan ku, entah rasa apakah ini, apapun rasa yang sedang kualami sekarang terhadap mu, semoga itu, adalah rasa yang baik' batin Hubab kala melamun
"Lan,,, Aslan, kamu kenapa melamun, apa ada yang salah dengan pembicaraan ku?" tanya Hanna yang melambaikan tangan kanan nya tepat di depan wajah Hubab, membuat laki laki itu tersadar dengan seketika
"i,, iya Na, kenapa?" tanya Hubab pada Hanna di samping nya dengan tergesa
"kamu kenapa, kok melamun, apa ada hal yang kamu pikir kan?" tanya Hanna lagi
"akh,, nggak ada Na, aku sedang tidak memikirkan apapun sekarang" jawab Hubab yang padahal berusaha untuk mengelak
_Asslamaualaikum Zahra_
Ahad, 9 Juli 2023
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments