..._Assalamualaikum Zahra_ ...
..._Sebuah Untaian Kata_ ...
..."jadi lah versi terbaik dengan cara mu sendiri, jalani dengan ikhlas, berdamai lah dengan keadaan, akan ada bahagia menanti di depan" ...
..._Khaliza Sulistya Az Zahra_ ...
masih dalam waktu, tempat, dan keadaan yang sama
"ya sudah, kalau memang seperti itu, kalau memang itu mau kamu, Tante nggak bisa paksa, tapi kalau ada apa apa langsung saja bilang sama Tante ya Khaliza?" tutur Tante Hanna dengan ramah
"iya Tante, insya Allah" jawab nya dengan senyuman tipis khas nya
"assalamualaikum?" ucap beberapa orang dari luar rumah dengan terdengar mengetuk pintu dengan perlahan
"waalaikum salam warahmatullah" jawab semua nya dengan serempak
"sebentar ya, Mama buka kan pintu terlebih dahulu, kalian lanjut ngobrol saja?" ucap Tante Hanna dengan pandangan tertuju pada Lia seraya melangkah mendekati pintu utama
"eh mas, sudah pulang, kok bisa barengan gini pulang nya, janjian apa gimana?" tanya Tante Hanna beruntun sambil mencium punggung tangan kanan Om Aldi
"enggak, tadi nggak sengaja saja ketemu di jalan, jadi pulang bareng saja, lagi pula malam ini kan malam Sabtu, jadi agak sedikit macet gitu jalan nya Ma" jawab Om Aldi seraya berjalan dengan langkah Pelan
"eh, ada teman nya Lia juga ternyata, Om ganggu nggak?" sapa Om Aldi ramah sambil duduk di sofa single
"hmmm,,, iya Om, kita mau ngerepotin keluarga om lagi nggak papa kan Om, sama sekali nggak ganggu kok om, Om apa kabar?" tutur Khanaya dan menyalami tangan kanan Om Aldi
"xixi, kamu Khanaya ya, teman barbar nya Lia, satu satu dong, tanya nya, Om jadi bingung ini, mau jawab yang mana dulu pertanyaan kamu" ujar Om Aldi dengan bergurau hangat
"hehehe, maaf om, habis lama nggak ketemu, aku kangen sama Om, Om apa kabar?" tanya Khanaya lagi dengan sopan santun
"alhamdulillaah, kabar Om begitu baik Naya, hanya untuk urusan kangen rupa nya, tapi gimana kamu sendiri, baik juga kan?" jawab Om Adi
"alhamdulillaah, aku baik juga Om" jawab Khanaya dengan tersenyum tipis
"assalamualaikum Om, apa kabar?" sapa nya sambil menyalami tangan kanan Om Aldi dengan ramah
"waalaikum salam warahmatullah, alhamdulillaah, kabar Om baik, sangat baik, sehat sehat saja nih, naah, kalau yang ini kembaran nya Veve Zulfikar ya, kalem ya, gimana kabar kamu juga nak?" jawab Om Aldi dan mengundang senyuman semua nya
"alhamdulillaah Om, saya turut senang mendengar nya, saya juga baik Om" jawab nya masih menundukkan pandangan nya
"kak?" Sapa nya pada kedua pasangan kakak kedua nya Lia ini, kak Kesya dan kak Verry, yang dibalas dengan anggukan ramah dari kedua nya juga
"bagus lah, Om juga senang mendengar nya jika kamu memang baik baik saja, ah iya naak, Om dengar, besok kalian ada acara wisuda ya, kamu rencana nya mau ke mana setelah lulus nanti?" tanya om Aldi lagi
"hmmm, saya belum tahu Om, seperti nya saya akan pulang dulu ke Jakarta untuk meminta persetujuan dari seluruh keluarga saya" jawab nya
"akh, begitu kah, tapi nak, jika suatu saat nanti kamu sudah di sana, jangan lupa untuk selalu menghubungi Lia, bahkan main main ke sini lagi, Om dan Tante akan senang" tutur Om Aldi dengan ramah
"iya insya Allah Om, terima kasih?" ucap nya yang diangguki oleh om Aldi
"Om, Om, jika Khaliza saja Om disebut sebagai kembaran nya Veve Zulfikar, kalau aku kembaran nya siapa Om?" ujar Khanaya yang sudah sangat akrab dengan om Aldi
"emmm, kamu mirip siapa ya, cut Syifa mungkin Nay?" jawab Om Aldi lagi
"duuh, Om ini memang paling ter the best lah, tahu saja aku ini idola nya kak cut Syifa" ujar Khanaya yang merasa senang sembari mengacungkan dua jempol tangan nya
"sudah sudah, nanti lagi bercanda nya di lanjut lagi, Ayah, mau langsung makan malam apa bersih bersih dulu Yah, soal nya ada teman nya Lia tadi Adhil yang jemput buat persiapan besok?" tanya Tante Hanna
"emmm, seperti nya bersih bersih dulu saja deh Ma, soal nya mau segera kan badan juga, otot Ayah agak tegang, biar lebih fresh saja saat makan malam nya" jawab Om Aldi
semua nya pun memilih kembali ke kamar masing masing sambil menunggu adzan isya dan bersiap siap untuk makan malam bersama
_di dalam kamar Lia_
"Khaliza,,, Khanaya,,," panggil Lia yang sedang duduk menunduk di kursi meja rias nya
"iya Li kenapa, apa ada masalah?" tanya nya sambil menoleh ke arah sahabat nya itu
"hmmm,,, iya, kenapa Lia?" sambung Khanaya dengan mengangguk anggukan kepala nya
"emm,, s,, sebenar nya,,, ada yang ingin aku bicarakan sama kalian berdua" jawab Lia yang mulai membuang pandangan nya berusaha menyembunyikan kegugupan yang melanda nya
"apa tuh?" tanya nya yang berhasil di buat penasaran dan mulai menghampiri sahabat nya ini
"sebenar nya, ada yang belum kalian ketahui dari aku selama ini, maaf?" ucap Lia merasa bersalah dengan kepala yang mulai kembali ditundukkan
"a,, apa,,, apa yang mungkin belum kita ketahui Li?" tanya Khanaya, juga mulai menghampiri Lia dan duduk di samping nya
"sebelum nya,,, maaf, ini semua memang salah aku, s,, sebenar nya,,, sebenar nya kak Radit itu sudah menjadi tunangan ku" ucap Lia yang tengah di landa rasa gugup dengan jari telunjuk yang saling di taut kan
kedua sahabat Lia yang mendengar hal itu pun kini benar benar di buat terkejut dan bungkam dengan seketika, hingga suasana mendadak hening untuk sesaat,,,
hingga pada akhir nya,,,
"hmmm,,, dari kapan kak Radit lamar kamu?" tanya nya dengan senyuman manis nya di balik niqab nya
"kalian ingat, saat kita kumpul di cafe dan mengungkapkan semua rasa kita masing masing, lebih tepat nya lagi, dua Ahad sebelum nya, kak Radit telah meminta restu dari Ayah ku terlebih dahulu, saat itu, aku dan Mama sedang di Ciater" jawab Lia berusaha menjelaskan
"ohk, lumayan lama juga ya, terus kenapa kamu sembunyikan semua itu dari kita Li, padahal kan, secara,,, kita ini sahabat kamu juga, yang berhak tahu meski pun sedikit, tentang kehidupan kamu?" ujar Khanaya yang tanpa disadari dia sendiri tengah mengedipkan sebelah mata nya pada nya di samping nya
"a,,, aku tahu aku salah Kha, Nay, aku minta maaf, aku nggak bermaksud untuk menyembunyikan semua nya dari kalian, tapi,,, apa kah pantas, maksud ku, usia ku masih begitu muda" jawab Lia yang masih terus tertunduk
"hmmm, Lia, jika Allah sudah berkehendak, kita juga tidak bisa berbuat apa apa lagi, lagi pula, seperti yang kamu bilang, kalian pernah terjalin sahabatan dulu waktu di tsanawiyah kan, apa nggak ada di antara kalian yang tidak akan merasakan rasa yang berbeda?" tutur nya dengan lembut
"yaah, apa yang Khaliza kata kan benar Li, itu sama artinya dengan kalian yang terjalin cukup lama, mungkin Radit sendiri nggak mau menunda nya lagi, lagi pula, apa kah kamu mempercayai jika persahabatan antara laki laki dan perempuan itu bisa menjalin persahabatan murni, tanpa rasa gitu, ada benar nya juga sih, niat baik kan nggak boleh di tunda" tambah Khanaya yang berhasil membuat Lia benar benar terkejut hingga menegak kan pandangan nya
"tapi tetap saja,,, aku minta maaf,,, aku benar benar minta maaf sama kalian, aku nggak ada maksud untuk menyembunyikan kebenaran ini?" ucap Lia dengan ragu
"kita nggak marah jika kamu memang menyembunyikan hal ini dari kita Li, kita cukup paham, kamu juga punya privasi, dan alasan tersendiri hingga membuat keputusan ini, toh juga ujung ujung nya juga kamu sudah bisa jujur sama kita, semoga lancar sampai hari H" tutur nya sambil mengelus lembut tangan kanan sahabat nya ini
"iya, kita hanya bisa berdoa semoga Allah selalu menjaga hubungan kalian agar tetap baik baik saja,,," tambah Khanaya "yaah,,, personil kita berkurang satu nih, gimana ya, Kha, mau kamu dulu atau aku duluan yang nikah nih setelah Lia sah?" ujar Kanaya berusaha mencair kan suasana
"hmmm,,, kamu dulu saja enggak apa apa Nay, aku belakangan saja, masih mau menikmati hidup di dunia karir" jawab nya seraya tersenyum tipis
Lia yang tadi nya sedikit murung namun dengan mendengar celotehan sahabat nya itu kini mulai antusias dan,,,
"Khaliza,,, nggak apa apa mau jadi wanita karir juga nggak masalah, tapi saran aku, jangan terlalu nyaman di dunia karir, jika ujung nya nggak di izin kan suami ya' kita nggak bisa bantah juga dong?" ujar Lia lanjut menggoda nya
"ish,,, kalian itu gimana si', orang Lia yang mau dihalal kan kok jadi aku yang kalian jadiin korban bully an godaan sih, malas akh" ujar nya merajuk
"xixi, habis nya kalau godain kamu terus itu seru tahu Kha, pengen bikin kamu malu, tapi masih bingung, gimana cara nya, karena kamu nggak malu maluin orang nya?" Ujar Khanaya yang ditanggapi anggukan kepala dari Lia
Tok,,, tok,,, tok,,,
"Lia,,, Khaliza,,, Khanaya,,, kalian sedang apa, Mama sama Ayah panggil, kita makan malam bersama dulu?" tanya kak Kesya dari balik pintu kamar Lia
"akh,, iya kak, sebentar, kita juga sudah selesai kok, kakak duluan saja kemeja makan, nanti kita nyusul" jawab Lia sedikit berteriak
"baiklah, jangan lama lama, Ayah sama Mama sudah menunggu, jangan lupa, Khaliza sama Khanaya juga ikut makan malam, jika tidak, nanti Ayah marah" pesan kak Kesya sebelum akhir nya pergi dari depan pintu kamar Lia
"tuh, kita disuruh makan malam bersama sama Ayah dan Mama, kalian ikut ya, bisa marah nanti kalau kalian nggak ikut, bisa bisa,, aku nggak dibiarin tidur semalaman karena dimarahin" ucap Lia sambil memandangi kedua sahabat nya
"tapi,,, apa menurut mu ini nggak berlebihan Li, kita sudah banyak repot kan keluarga kamu karena menginap di sini saja sudah bersyukur banget?" tutur nya dengan penuh keraguan
"sudah nggak apa apa, keluarga aku nggak pernah merasa kalian merepotkan kok, ayo, semua nya sudah menunggu?" ajak Lia yang perlahan diikuti oleh kedua sahabat nya ini
_di ruang makan_
"akh, Khaliza, Khanaya, ayo sini, duduk dekat kakak?" ajak kak Rara sambil tersenyum hangat
"iya kak, makasih?" ucap nya seraya berjalan dan duduk dengan perlahan di samping kak Rara
"makasih kak?" ucap Khanaya dengan senyuman manis nya yang memang sudah diangguki oleh kak Rara pada kedua nya
"Om Aldi, sebelum nya,,, maaf, jika kehadiran kami mengganggu keluarga di rumah, banyak direpotkan juga di sini?" ucap nya yang memulai pembicaraan
"nggak masalah Khaliza, justru Om sangat senang jika kalian bisa menginap di sini, bahkan lebih lama juga Om akan begitu senang, karena ada teman buat Lia juga" jawab Om Aldi dengan ramah
"iya Kha, Nay, kalian nggak perlu merasa sungkan jika mau main ke sini, Tante dan Om akan senang kalau kalian bisa sering main ke sini, kita sama sekali nggak pernah merasa kalian repotkan kok, iya kan Yah?" tutur Tante Hanna yang menerima persetujuan dari Om Aldi dan hanya diangguki
"heem, akh iya, kata nya besok kalian akan wisuda ya, duuh, nggak terasa ya Ma, anak kita sudah sedewasa ini, lulus sebagai sarjana lagi, semoga ilmu kalian berkah ya?" tutur Om Aldi sambil menyuap kan sesendok makan nasi
"Allahumma Amin, makasih Om, doa nya, oh iya, Om besok pasti ikut hadir kan, jadi saksi atas gelar sarjana kita bertiga?" ujar Khanaya penuh semangat
"emmm,,, Om belum tahu pasti ya Nay, soal nya kamu tahu sendiri kan, tadi juga Om pulang agak sedikit terlambat, banyak pekerjaan juga di kantor yang nggak bisa Om tinggal kan, mana kak Adhil juga nggak mau ditinggal kerja sendiri lagi" jawab Om Aldi sambil mengedip kan sebelah mata nya pada kak Adhil
"uhuk,, uhuk,," mendengar hal itu, kini berhasil membuat Lia yang ada di seberang nya tersedak
"pelan pelan makan nya Lia, nggak akan ada yang ambil makanan itu dari kamu kok" tutur Tante Hanna sambil menyerah kan segelas air putih pada Lia
"maaf Ma,, Yah, Ayah serius, nggak bisa datang di acara wisuda aku besok?" tanya Lia yang menatap sendu wajah Om Aldi di samping nya
"hmm,, Ayah belum tahu sayang, gimana besok saja ya, kalau Ayah sibuk, Ayah benar benar nggak bisa datang" jawab Om Aldi sambil tersenyum
"tahu akh, Ayah gitu, jahat, masa anak sendiri mau wisuda nggak di hadiri si?" ujar Lia dengan mata yang mulai berkaca kaca
"xixi, kamu ini lucu ya, sudah mau jadi istri juga, masih saja manjaan sama Ayah, minta Radit nya dong, buat hadir, kenapa harus sama Ayah terus sih, heran ayah" ucap Om Aldi dengan bercanda
"tahu akh, kenapa di setiap pergerakan atau pembicaraan Lia selalu saja disambung sambungkan sama mas Radit sih, lagi pula, itu juga baru calon, belum sah" ujar Lia yang mendapat gelak tawa dari semua nya
"xixi, anak Ayah ini lucu deh, gimana kata besok saja ya sayang?" tutur Om Aldi dengan membujuk Lia
namun hanya di acuh kan oleh Lia sendiri, hingga berada di ujung makan malam pun tiba,,,
_**Assalamualaikum Zahra_
Kamis, 20 Juli 2023**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments